Share

16. Firasat Buruk

Author: Yurriansan
last update Last Updated: 2024-01-04 19:38:57

Mahes ikut Junior, pergi ke rumah lama milik gadis tersebut. Ini membuat bingung karena Junior tidak bilang apa-apa sebelumnya dan juga gadis itu tidak berani bertanya apa-apa.

"Lo tidur di sini dulu malam ini." Junior meminta Mahes untuk masuk, meski dia bukan tuan rumah. "Sementara, jangan pulang dulu ke rumah gue sampai keadaannya aman."

Untuk apa yang menimpanya, Mahes jadi gadis yang semakin pendiam. Sepanjang apa pun yang Junior lakukan padanya, tidak ada sepatah kata yang dia ucapkan. Dia malah sibuk mengamati isi rumah.

Junior memperhatikan Mahes yang mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ransel miliknya. Sebuah pigura kecil foto dirinya dan sang ibu.

Junior mengembangkan senyuman. "Sabar ya, gue pasti bisa bantuin Lo untuk bisa lepas dari masalah ini."

Mahes menggeleng pelan. "Aku bisa di sini sendiri. Kak Junior bisa pulang."

"Gue nggak akan macam-macam, Hes."

"Aku juga yakin, kalau orang yang sadar nggak akan mungkin mau mendekati gadis yang tidak seberapa seperti aku ini."

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   17. Ancaman Yugo

    Junior pulang buru-buru, tidak tahu apa sebabnya saat ini dia kepikiran Mahes. Tadi saat ditinggal dia perutnya sedang sakit, bisa jadi sekarang tambah parah.Tiba di rumah, Junior mengetuk pintu."Hes, lo belum tidur, kan?" Junior mengetuk pintu dulu perlahan. Lelaki itu mengintip di bagian jendela, tidak kelihatan. "Hes?" Junior semakin panik karena belum juga ada jawaban.Junior sedang mempertimbangkan untuk untuk menengok ke jendela kamarnya atau jangan, tiba-tiba sudah terdengar bunyi kunci pintu yang diputar.Mahes muncul dengan wajah pucat."Lo nggak apa-apa, Hes?" Spontan Junior bertanya. Malu sebenarnya karena dia merasa tidak ada urusan dengan Mahes."Nggak kenapa-napa."Meski dijawab dengan sikapnya yang dingin, Junior bisa merasa lega. Dia tahu, saat ini Mahes baik-baik saja. Tapi, sejurus kemudian kedatangan Junior membuat Mahes bingung."Kak Jun kenapa pulang tengah malam begini?"Mau jawab apa lagi. Otomatis, Junior harus mengakui kalau tadi dia kepikiran Mahes bertind

    Last Updated : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   18. Darah di Kakinya

    Junior datang ke tempat Mahes. Dia kelihatan tergesa-gesa, juga raut wajahnya tidak tampak seperti biasa."Kak Jun, kenapa?"Junior juga bingung kenapa. Barusan dia mengobrol dengan Yugo. Soal kakaknya yang nanti akan membawa Mahes pergi dan tidak tahu kenapa perasaannya seperti berat. Junior merasa, Yugo tidak akan bisa menjaga Mahes."Mahes, kalau gue punya pilihan untuk lo, kira-kira apa yang akan kamu pilih?"Maheswari, masih tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan Junior saat ini. "Maksudnya gimana, Kak?"Junior duduk di bangku teras. Pertama yang dia katakan adalah soal kondisi mereka saat ini. "Keluarga gue pasti sudah tahu kalau lo ada di sini dengan gue."Mahes tersenyum getir. "Kak Jun kena masalah?""Nggak, bukan gue yang kena masalah tapi lo.""Aku memang sudah punya banyak masalah. Jadi, nggak perlu takut lagi."Junior menghela napas. "Lo nggak bisa sok kuat begini, urusan dengan Yugo atau mama itu nggak akan semudah yang lo pikir."Mahes mengangguk perlahan. "Aku

    Last Updated : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   19. Perdarahan

    Yugo membawa Mahes ke rumah sakit, sendiri. Dia tidak lagi berpikir panjang ketika melihat wajah Mahes pucat menahan rasa sakit.Turun dari mobil, dia menggendong Mahes. Berlari masuk ke bagian dalam rumah sakit sembari tetap berhati-hati."Suster! Suster!" Dia memanggil agar seseorang segera membantunya.Dua orang suster wanita mendekati mereka. Melihat Mahes yang pucat juga ada pendarahan, mereka bersiap membawakan untuk langsung memeriksa kondisi pasien.Yugo berdiri di tempatnya. Pikirannya berkecamuk. Kenapa? Kenapa dia bisa ada di sini?Memikirkan jawaban sendiri, Yugo merasa sangat bodoh. Bukankah seharusnya dia biarkan saja gadis itu menderita sendiri? Bisa saja Dia kehilangan bayinya. Dengan begitu Yugo bisa lepas dari tanggung jawab dan dia bisa membersihkan tangannya dari apa yang sudah terjadi.Kelihatannya, dia harus segera pergi dari sini. Sebelum Junior tahu lantas membuat masalah di antara mereka semakin meruncing.Yugo akan pergi. Sialnya, langkah laki-laki itu terh

    Last Updated : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   20. Pilihan Ketiga

    Junior menemui Mahes yang masih lelap. Kelihatannya, apa yang Yugo bilang soal keadaan Mahes saat ini, benar juga. Kalau dia memaksakan supaya Mahes tetap ikut dengannya, itu bisa membahayakan. Belum lagi, soal Amarta yang terus meminta Junior untuk pulang.Satu hari setelahnya, dengan kondisi Junior setia menemani Mahes di rumah sakit, perempuan itu mengajak bicara."Kak Jun, nggak ada jam kuliah?"Junior membawakan obat dan juga vitamin untuk Mahes. Setelah membanytu gadis muda yang sedang mengandung tersebut, dia baru menjawab pertanyaan yang tadi."Gue nggak ada jam kuliah kebetulan."Mahes hanya mengangguk perlahan. Jeda beberapa saat, Junior kembali mengajaknya bicara. Ini soal yang dari kemarin ingin dia tanyakan tentang Yugo."Kakak gue, ngapain aja waktu dia ke rumah lo?"Mahes butuh waktu cukup lama untuk bisa menjelaskan. Dia masih merasa terancam meski saat ini YUgo tidak ada di dekatnya."Lo nggak usah takut, apalagi merasa cemas klaau dia bakal nyakitin lagi."Mahes meng

    Last Updated : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   21. Menikahi Dia

    "Jun, jangan main-main kamu."Amarta jengkel dengan kelakuan putra bungsunya ini. Dia disayang, tapi seperti tidak mengerti dengan hal itu. Kerjaannya hanya menyusahkan orang tua. Harus bagaimana lagi mereka bisa mendidik Junior supaya bisa lebih baik."Junior nggak main-main, Ma. Biar Junior buat pilihan ketiga untuk Mahes.""Apa yang mau kamu tawarkan ke anak itu?""Junior bakal izin ke papa. Kalau papa setuju, Mama nggak bisa larang.""Junior, andaikan semua orang di dunia ini setuju, kalau Mama nggak terima itu. Jangan harap kamu akan dapat restu!"Junior juga sudah jenuh menjadi orang yang selama ini hanya menghindar. Diam membiarkan mereka menilai pemuda itu cuma bisa buat ulah."Kalau Mama nggak bisa kasih kepastian dulu, aku nggak akan pernah mau bilang rencana ini.""Junior!""Mama yang paksa aku untuk begini."Amarta tahu perdebatan di antara mereka berdua akan semakin sengit. Jika dia tidak bisa mengendalikan diri, terus memaksa putra bungsunya ini malah akan membuat keadaa

    Last Updated : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   22. Belum Dapat Jawaban

    Junior tiba di rumah sakit. Mahes yang sempat tidur kini terjaga dan langsung tanya dari mana dia."Dari mana, Kak Jun?" tanya Mahes, mencoba mencairkan suasana. "Lo nanya gitu, udah kayak istri gue aja." Junior mencoba menertawakan situasi dengan lelucon ringannya. Ia menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur Mahes. Wajah Mahes langsung memerah mendengar candaan Junior tersebut. "Aku tanya karena Kak Jun baik denganku belakangan ini," ujarnya, mencoba menjelaskan alasan pertanyaannya. "Ah, gue memang baik terus. Lo aja yang belum sadar." Junior berusaha mempertahankan suasana ceria, meski sebenarnya hatinya sedang terluka. Sejenak terjadi keheningan di antara mereka. Junior mencoba mengalihkan topik pembicaraan. "Gimana keadaan lo?" "Sudah mendingan. Ini kakinya udah nggak bengkak lagi," jawab Mahes, mencoba meredam kekhawatirannya. Junior mengangguk perlahan. "Gue udah cek ke dokter. Katanya kalau gejala kayak gini wajar, nggak akan jadi masalah besar." Mahes hanya mend

    Last Updated : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   23. Senang Punya Ayah

    Junior memintanya untuk memikirkan, sepanjang malam Mahes tidak bisa tidur lantaran masalah ini.Dia tidak mau menyusahkan Junior, juga tidak mau kalau harus ikut dengan saran Yugo.Pergi sendiri tanpa tahu tujuan yang jelas dan tidak punya apa-apa, juga bukan pilihan yang baik karena itu akan membahayakan dia dan bayinya.Stres yang seperti ini membuat Mahes turun lagi kondisinya. Bahkan dia sempat mengalami perdarahan.Malam itu kembali Mahes harus lihat seperti apa perjuangan Junior untuk menjaganya. Dari sini dia menyadari bahwa membutuhkan bantuan kakak angkatnya itu.Paginya, dia dengar kabar kalau Yugo akan berencana untuk memindahkan Mahes ke rumah sakit yang lebih besar supaya dia dapatkan perawatan yang lebih baik.Mahes tidak akan mau berurusan lagi dengan Yugo. Dia mau Junior membantunya lagi kali ini. Dan, satu-satunya jalan yang paling memungkinkan saat ini untuk mereka lakukan adalah menikah. Walaupun ini hanya sebuah status, tetap ini akan berguna daripada Mahes harus

    Last Updated : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   24. Mungkin, Pacarnya Junior

    Mahes hari ini sudah bisa pulang dari rumah sakit. Tidak ada yang mengurusnya kecuali dia sendiri. Bahkan, Asih yang sempat dikira akan menjadi orang yang membantunya, setelah diketahui kalau dia juga jadi orang yang mendukung Junior orang untuk menikahi gadis itu, Amarta kemudian memberi ultimatum jika berani Asih membantu mereka lagi, dia tidak akan segan-segan untuk memulangkan perempuan itu ke kampung halamannya.Seperti yang ditakutkan asli sejak awal, dia bukan khawatir karena kehilangan pekerjaan. Tapi merasa cemas kalau, tidak ada siapapun yang membantu Mahes lagi di sini.Asih memang tidak bisa membantu secara langsung, tapi dia menyiapkan keperluan untuk Mahes meskipun hanya bisa diusahakan seadanya.Junior menyebutkan apa saja yang disiapkan oleh Asih untuk mereka. Ada baju ganti yang longgar-longgar, juga catatan untuk Junior mulai dari apa saja dan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.Ketika Junior memberitahukan pada Mahes apa saja yang diberikan Asih padanya, laki-

    Last Updated : 2024-01-04

Latest chapter

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   128. Jumpa di Pelaminan

    Angela yakin bahwa rencananya akan berjalan dengan sempurna. Dia telah merancang skenario yang cermat untuk memecah belah Yugo dan Andara, berharap bisa menghancurkan hubungan mereka. Tapi, realitas yang pahit harus dia hadapi. Angela gagal. Setelah segala usaha dan taktiknya, Angela harus mengakui bahwa dia tidak berhasil membuat Siena membenci Andara. Sebaliknya, Siena yang polos dan berhati baik, tetap menerima Andara dengan tangan terbuka. Siena, dengan kepolosannya, melihat Andara bukan sebagai musuh, tapi sebagai calon ibunya. Dia melihat kebaikan hati Andara dan cinta yang tulus dari Andara kepada ayahnya. Angela, yang selalu berusaha menanamkan keraguan dan kebencian pada hati Siena, harus menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa mengubah pandangan Siena terhadap Andara. **** Hari itu, kantor tampak lebih sibuk dari biasanya. Telepon berdering tanpa henti, mesin fotokopi berbunyi keras, dan suara keyboard yang dipukul oleh jari-jari cepat menciptakan simfoni yang khas di r

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   127. Apa Kamu Setuju?

    Yugo mempersiapkan dirinya untuk menjemput Andara. Mobilnya, yang berkilauan bersih dan rapi, terasa seperti ekstensi dari dirinya sendiri, siap untuk mengambil peran penting dalam hari ini. Dia memeriksa jam tangan dan tersenyum puas. Tepat waktu.Dia memacu mobilnya melalui jalanan yang biasa dia lalui, tetapi kali ini dengan suasana hati yang berbeda. Dia menikmati setiap putaran, setiap lampu lalu lintas, dan setiap detik dalam perjalanan ini. Tiba di rumah Andara, dia melihat sosok yang sudah dinantikan berdiri di depan rumah, menunggu.Yugo memarkir mobilnya dengan hati-hati dan turun. Dia menutup pintu mobil dan berjalan menuju Andara. Dia menatapnya, membiarkan matanya meresap ke dalam kecantikan Andara yang mempesona. Sebuah pujian meluncur dari bibirnya, "Kamu cantik hari ini."Andara tersenyum, pipinya sedikit memerah. Dia berterima kasih dan membalas pujian Yugo, "Makasih, Mas Yugo. Kamu juga tampak tampan." Ada rona bahagia di wajahnya yang membuat Yugo merasa berharga.Y

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   126. Hampir Ketahuan

    Keramaian kantor dipenuhi oleh suara keyboard yang berdenting dan bisikan-bisikan dari rekan-rekan kerja yang saling berkomunikasi. Di tengah kebisingan itu, Andara mendengar suara lembut namanya dipanggil melalui sistem interkom. Yugo meminta Andara untuk datang ke ruangannya, ada hal penting yang ingin dibicarakannya.Andara berjalan menuju ruangan Yugo dengan berbagai pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Mungkinkah ada tugas tambahan yang harus dikerjakan? Atau mungkin ada proyek baru yang perlu dibahas? Namun, ketika dia membuka pintu ruangan Yugo, suasana yang ia temui tidak sesuai dengan apa yang ia perkirakan. Yugo, dengan serius, malah membicarakan soal kehidupan pribadi mereka."Umh, Siena ingin mengajakmu makan malam di rumah," kata Yugo tiba-tiba, tanpa adanya pembukaan pembicaraan.Andara tampak tercengang, merasa kikuk. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran dan sedikit bingung yang terpampang di wajahnya. "Kamu mau ajak aku makan malam?" tanyanya, dengan suara yan

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   125. Siena Setuju

    Andara menatap Yugo dengan rasa penasaran yang mendalam. Matanya menyapu kontur wajah Yugo, mencari-cari sesuatu yang berbeda. Dia merasa ada yang tidak biasa tentang Yugo hari ini."Kamu kenapa?" tanya Yugo, mencoba meraba-raba apa yang mungkin terjadi.Andara menatap balik Yugo, matanya bersinar dengan semacam ketidaknyamanan yang sulit diartikulasikan. "Nggak kenapa-napa," jawabnya, seringai paksa menghiasi wajahnya.Yugo merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan Andara."Apa tempat ini kurang nyaman buatmu?" tanya Yugo, mencoba mencari tahu apa yang membuat Andara merasa tidak nyaman.Andara menatap sekeliling, memperhatikan suasana sekitar mereka. "Nyaman, kok, Pak," jawabnya, mencoba menenangkan Yugo. Sayangnya, dia menggunakan panggilan yang salah untuk kekasihnya itu hingga membuat dia memberengut.Sadar akan kesalahannya, Andara segera meralat panggilannya. "Oh, oke, akj nggak panggil 'Pak'. Aku akan panggil kamu Mas. Oke?" ujar Andara dengan nada yang lebih ringan, menco

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   124. Angela Tidak Akan Membiarkannya

    Yugo hari ini mengantarkan Siena ke rumah Angela. Selain karena memang hari ini jatahnya untuk bersama ibunya, dia juga ada acara dengan Andara. Tidak enak kalau Siena diajak. Ini pasti akan membuat tidak nyaman baik antara Siena ataupun Andara."Aku titip Siena."Angela mendengkus. Yugo ini sungguh bersikap tidak pantas dengan berkata seperti itu pada sosok wanita yang merupakan ibu kandungnya Siena."Aku ini ibunya, kamu nggak perlu cemas." Angela merangkul pundak Siena, menunjukkan keakraban di antara mereka.Yugo merotasi mata. Angela itu bukan ibu yang bisa dipercaya. Buktinya saja, saat acara ulang tahun Siena, dia malah memilih untuk buru-buru pergi."Papa akan jemput nanti malam," ujar Yugo kepada Siena."Iya, Pa," jawab Siena dengan senyum manisnya. Yugo pergi meninggalkan rumah besar tersebut. Mobil hitamnya menghilang di belokan jalan, meninggalkan debu putih yang berterbangan di udara.Sementara itu, Angela mengajak Siena masuk ke dalam rumah dan menuju taman belakang yan

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   123. Jadwal Kencan

    Hari ini adalah hari yang cukup sibuk bagi Yugo. Dia memiliki urusan di luar kantor yang harus diselesaikan. Untungnya, sekretarisnya, Irena, telah menyiapkan segalanya dengan baik. Dari jadwal pertemuan hingga dokumen-dokumen yang diperlukan. Sehingga, semua berjalan lancar dan tidak ada masalah yang muncul.Tapi, meski segala sesuatunya tampak berjalan baik-baik saja, Irena merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ekspresi wajah Yugo tampak berbeda dari biasanya. Biasanya dia tampak tenang dan percaya diri tetapi hari ini ada kerutan di dahi dan matanya terlihat lelah seolah-olah sedang memikirkan sesuatu yang serius.Irena merasa curiga dan mulai bertanya-tanya dalam hati apakah dia telah melakukan kesalahan atau ada sesuatu yang belum ia selesaikan dengan baik sehingga membuat bosnya itu tampak gelisah. "Pak," tanyanya ketika mereka dalam perjalanan kembali ke kantor setelah menyelesaikan urusan di luar tadi. Suaranya dipenuhi kekhawatiran.Yugo menoleh padanya, tanpa menjawab langsung

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   122. Ketika Yugo Mulai Posesif

    Pagi itu, Yugo terlihat terenyum sendiri. Cahaya matahari pagi yang hangat menyinari wajahnya yang tampak bersemu. Dia duduk di meja makan dengan secangkir kopi di tangannya, matanya menatap jauh ke luar jendela.Sementara itu, Siena, putri kecil Yugo, sedang memperhatikan ayahnya dari ujung meja. Matanya yang bulat besar tampak penuh rasa penasaran dan bingung. "Papa kenapa?" tanya Siena dengan nada polos. Yugo menoleh dan melihat Siena dengan senyum lembut di wajahnya. "Papa nggak kenapa-napa," jawabnya sambil mengelus kepala Siena lembut. "Tapi aku lihat Papa senyum terus dari tadi," sahut Siena sambil mengerucutkan bibirnya, seolah tidak percaya dengan jawaban ayahnya. Yugo hanya tertawa mendengar perkataan putrinya tersebut. "Itu cuma perasaanmu," balas Yugo sambil kembali menyeruput kopinya.Namun dalam hati, Yugo merasa bahagia, senyumannya adalah refleksi dari perasaan bahagianya karena Andara telah membalas cintanya. Setelah menyelesaikan kopinya, Yugo bangkit dari kurs

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   121. Boleh Lagi?

    Yugo tidak bisa mengelak dari pertanyaan yang diajukan oleh Andara. Dia merasa terjepit dan sadar bahwa kebenaran harus dihadapi. Dengan senang hati Yugo mengangguk sebagai tanggapan atas pertanyaan Andara."Kamu menyadarinya?" tanya Yugo dengan suara yang lemah.Andara mengiyakan. Dia telah menyadari kebenaran yang tersembunyi sejak awal melihat fitur-fitur wajah anak itu dan langsung tahu kemiripannya dengan Yugo. "Sejak awal saya bertemu dengannya, wajah anak itu terlihat familiar, dan saya langsung sadar bahwa itu adalah fitur-fitur wajah Bapak."Yugo menipiskan bibirnya. Dia tahu bahwa masa lalu kelamnya telah mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitarnya, termasuk putra yang tidak pernah mengetahui hubungan biologis mereka."Itu masa lalu, Pak," kata Andara dengan lembut. Dia ingin Yugo tahu, meskipun masa lalu kelam itu ada di sana, Andara ingin memastikan bahwa mereka bisa melanjutkan hidup dan menciptakan masa depan yang lebih baik.Yugo tersenyum hangat saat mendengar ka

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   120. Sangat Buruk, Bukan?

    Andara merasakan wajahnya memerah, panas oleh rasa malu yang menghampiri. Dia membungkukkan badan, meminta maaf pada Yugo."Maaf, Pak." Andara merasa benar-benar kikuk dan napasnya juga tidak beraturan."Andara!" Yugo sedikit menyentak karena dia tidak mau wanita itu merasa bersalah. Yugo memegang bahunya, mencoba membuat dia tenang. "Tenanglah," ujarnya pelan.Andara merasa seolah-olah oksigen di sekitarnya semakin habis. Rasa cemas dan takutnya membuatnya sulit bernapas secara normal.Yugo menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. Dia berbahagia sekaligus mencoba mengerti dan simpati. Dia tahu betul bahwa Andara sedang mengalami tekanan emosional yang besar dan dia berusaha sebaik mungkin untuk menjadi penenang baginya."Jangan masuk dulu," ucap Yugo sambil bersandar di mobil, matanya menatap langit yang gelap. Ada sesuatu yang membuatnya terpesona dan terpikirkan. Andara merasa ragu, tapi dia memutuskan untuk mengikuti apa yang Yugo lakukan.Dia bergabung dengan Yugo, men

DMCA.com Protection Status