Share

Bab. 47.

Author: Sang_Dewi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Terpaksa Aland menelepon pak Diki untuk menjemputnya pulang karena dia sendiri tak mampu untuk pulang. Jangankan untuk menyetir mobil, berjalan lenggang saja Aland serasa tidak mampu akibat banyaknya minuman keras yang dia tenggak.

Pak Diki di buat terkejut ketika sampai lokasi dimana Aland duduk meringkuk dengan wajah babak belur.

"Ya Tuhan, Pak Aland mari Pak biar saya bantu."

Berat tubuhnya membuat pak Diki sedikit mengeluarkan tenaga ketika menunda Aland untuk berdiri.

Pemuda itu hanya diam, dengan lemah Aland menyenderkan kepalanya di senderan kursi belakang mobil sampai rumah dimana pak Diki harus memapah tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar.

"Bik, Bik Inah tolong Bi!"

"Astaga Aden!"

Bik Inah yang semula berada di belakang segera berlari menghampiri setelah mendengar teriakan dari pak Diki.

Dia merasa heran karena sudah lama majikannya itu tidak mabuk-mabukan dan sekarang kebiasaan itu kambuh lagi.


Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 48.

    "Udah nggak usah kamu urusi dia! Lagian kita kan nggak kenal siapa dia.""Mamah kamu pasti sudah menunggu di rumah, lebih baik kita berangkat sekarang."Satya yang semula penasaran dengan siapa yang ada di dalam mobil tersebut berniat untuk turun tetapi Kezia melarangnya dengan alasan bu Citra sudah menunggu yang sedari tadi menyuruh pasangan suami istri itu untuk datang ke rumahnya.Lama tak berkunjung dengan menantu satu-satunya ini membuat bu Citra rindu bertepatan dengan itu ada sesuatu yang mau dia bicarakan pada Kezia dan Satya.Terpaksa Satya menghentikan langkahnya dan masuk kembali ke dalam mobil, membiarkan Sean tetap berada di tempat itu."Kira-kira apa yang mau Mamah kamu bicarakan sama kita?" tanya Kezia penasaran.Sedang Satya hanya mengangkat bahunya tak mengerti pasalnya bu Citra tak mengatakan lebih dulu apa yang akan dia sampaikan malam ini."Ya Tuhan, semoga ini bukan pertanda yang buruk."Tak

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 49.

    Tengah malam terdengar suara guprak-gupruk dari kamar Kezia dan Satya, Kiara yang masih sibuk dengan laptop di kamarnya penasaran apa yang dilakukan oleh pasangan suami istri itu.Dari semenjak kepulangan Reza dari rumah sakit Kiara berusaha mencari pekerjaan lewat online dan offline tapi belum juga dia temukan yang pas.Dengan rasa penasaran yang begitu besar dia memutuskan untuk turun dan menghampiri ke kamar mereka tetapi kamar itu terlihat menutup, mana mungkin Kiara mengetuk pintu yang bisa kemungkinan mereka sedang asik di dalam sana."Aku nggak sabar pindah dari rumah ini Mas!"Kalimat pindah samar-samar didengar oleh Kiara yang berdiri di depan pintu. Namun dia tidak begitu yakin dengan kalimat yang baru saja dia dengar."Pindah? Kak Kezia mau pindah dari sini? Kenapa?"Kiara menghela nafas panjang karena merasa sedikit kebetulan, dengan cara seperti itu Kezia bisa jauh dari Reza, anaknya."Lebih baik aku tanyaka

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 50.

    "Kiara!"Kiara yang menggandeng tangan mungil Reza spontan berhenti dan menoleh ke belakang di mana Sean berdiri tegap sembari memandang.Laki-laki itu masih menyimpan tanda tanya besar perihal anak kecil yang memanggilnya dengan sebutan ibu.Batin Sean menerka-nerka status Kiara dan anak itu, apakah dia keponakannya, atau tetangga, ataukah anaknya. Sebelum Sean menemukan sendiri jawabannya dia terus saja mendekati Kiara."Sean, kamu sedang apa di sini?"Wajah Kiara terlihat mulai panik sesaat dia menoleh pada Reza seolah ingin menyembunyikan dia."Siapa dia? Siapa anak kecil ini?" Mata Sean menunjuk pada Reza yang memandang dengan muka datarnya."Dia ..., dia, dia Reza putraku! Kenapa Se? Eh, maksudku sedang apa kamu di sini?"Kiara terlihat salah tingkah karena kini selain pak Bandi ada seseorang yang mengetahui status dirinya."Anak kamu?""Hei jagoan kecil, siapa namamu?"Sean menu

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 51.

    "Aland!""Pak Aland!"Jawab Sean dan Kiara serentak. Tanpa terdengar langkah kakinya tiba-tiba saja pemuda itu sudah berada di antara mereka."Jadi begini cara kamu menghargai wanita yang kamu suka!""Aarrgghh! Jangan banyak bicara kamu!"Hiiiaaattt!Masih menyimpan dendam saat berada di club malam membuat Sean maju lebih dulu untuk menyerang Aland, tapi tidak segampang itu menyakiti CEO Mega Star Company hingga mereka adu pukul dan tendang sama-sama kuat.Saling menyakiti satu sama lain bahkan melupakan dasar persahabatan yang sejak dulu mereka bina.Hanya gara-gara seorang wanita persahabatan mereka menjadi hancur bahkan menyimpan dendam satu sama lain.Mendengar keributan yang lumayan lama membuat seorang warga yang melihat berteriak kencang yang mengundang warga yang lain untuk mendekat."Sedang apa kalian woy!" Beberapa warga seketika berkerumun dan menghampiri untuk melerai pert

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 52.

    "Pak Bandi tunggu!""Iya Pak Aland?"Pak Bandi yang semula melangkahkan kakinya ke depan mendadak terhenti saat Aland memanggilnya.Belakangan ini CEO-nya memang sulit di mengerti, jangankan memikirkan kerja samanya dengan Nasya, berkas-berkas yang seharusnya dia kerjakan pun kini menumpuk tak terurus."Ikut ke ruangan saya! Ada sesuatu yang mau saya bicarakan dengan anda."''Baik Pak.""Ada apa Bapak memanggil saya?" Mereka duduk berhadapan di depan meja kerjanya Aland, dengan penampilan Aland yang terlihat lusuh dan pucat.Bahkan mengurus dirinya saja Aland terlihat malas, bekas luka memar masih terlihat menggenang di pelipis matanya."Panggil Kiara ke sini! Suruh dia untuk bekerja kembali di sini!"Degh!"Nona Kiara?"Pak Bandi merasa heran padahal dari kemarin-kemarin dia ingin sekali membahas soal wanita itu tapi Aland selalu saja beralasan, tapi kenapa sekarang justru d

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 53.

    "Ya Tuhan, Pak Aland!"Tubuh pak Bandi bergetar seketika saat melihat mobil Aland yang mengguling di atas aspal.Pikirannya yang tidak fokus membuat dia terpental sejauh kurang lebih sepuluh meter dari mobilnya.Pak Bandi dan semua staf yang melihat segera berlari menghampiri untuk menolong dan menolong satu mobil lainnya sebagai lawan tabrakan mobilnya Aland."Pak, Pak Aland bangun Pak!" gumam pak Bandi sambil menepuk-nepuk pipi Aland tetapi tidak ada respon darinya."Kita bawa Pak Aland ke rumah sakit sekarang, Pak."Dua staf yang lain mengangkat tubuh Aland yang penuh dengan luka, salah satunya tangan dan kakinya yang cidera dan membawanya ke rumah sakit.Jalanan yang terlihat ramai membuat mereka memakan waktu cukup lama untuk sampai di rumah sakit. Biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit dan sekarang sudah 15 menit mereka belum sampai juga di rumah sakit."Dokter, Dok tolong Dok!"Beberapa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 54.

    "Ada apa ini, kenapa kalian malah ribut?""Istri kamu tuh Satya, masa aku suruh untuk foto copy berkas aja dia nggak mau! Aku tuh hari ini sibuk sekali.""Tapi Mas, Kak Nasya menyuruh aku untuk antar ke kantor juga! Wajar dong kalau aku keberatan!"Kedua perempuan itu kekeh dengan argumennya masing-masing, terutama dengan Kezia yang seolah enggan untuk di suruh-suruh oleh kakak iparnya karena dia merasa itu bukan tugasnya.Kezia berfikir kalau suruhan Nasya masih dalam batas kewajaran atau masih di dalam lingkungan rumah dia tidak akan keberatan, tetapi perempuan karir itu sering memerintah untuk hal di luar rumah, termasuk soal foto copy ini."Ya udah kamu lakukan saja! Nggak berat kan, cuma gitu doang!""Gitu doang? Kamu bilang gitu doang?"Berharap mendapatkan dukungan dari suaminya justru Satya menyuruhnya untuk nurut dengan apa yang Nasya perintahkan dan itu membuat Kezia semakin kesal.Rasa percaya dirinya

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 55.

    Ucapan Satya terhenti seketika saat bu Marwah datang menghampirinya. Kiara berusaha mengatur nafas dan raut wajahnya agar ibunya tak curiga."Aku em, aku habis meeting dengan seseorang dan kebetulan lewat sini, jadi aku mampir sebentar! Ibu apa kabar?"Lali-laki itu maju dan mengajak bu Marwah salaman. Alasan yang tepat membuat bu Marwah percaya begitu saja tanpa curiga sedikit pun pada menantunya itu."Oh iya, Kezia apa kabar? Dia baik-baik saja, bukan?""Istriku baik, Ibu! Dan syukurnya dia betah tinggal di rumah Mamahku. Kita berharap segera mendapat momongan setelah ini.""Ibu doakan aku dan Kezia agar segera mendapatkan momongan."Satya melirik pada Kiara pada saat mengucapkan kata momongan, dia pikir Kiara akan kesal terhadapnya, padahal Kiara tak perduli sama sekali dengan kehidupan rumah tangga mereka."Tentu saja Ibu doakan kalian. Syukurlah kalau Kezia betah tinggal di rumah orang tuamu! Kiara di mana Reza, ken

Latest chapter

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 140.

    Keesokkan harinya Kiara benar-benar tak menyangka kalau Aland benar-benar datang untuk menemui ke dua orang tuanya.Bahkan dengan beraninya Aland memanggil bu Marwah dan pak Susanto untuk duduk dalam satu meja di ruang tamu tanpa menunggu dua yang memanggil.Bu Marwah dan pak Susanto seketika menghampiri mereka di depan."Ada apa ya, Nak Aland memanggil kami? Apa ada yang bisa kami bantu?""Oh, tidak Om, Tante. Saya cuma mau mengatakan sesuatu pada kalian." Kedua orang tua itu duduk siap mendengarkan apa yang akan Aland sampaikan."Em, jadi begini, Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf kalau saya terlalu lancang memanggil kalian kesini. Kedatangan saya kemari untuk meminta restu dari kalian untuk memperistri Kiara menjadi milik'ku." Kedua orang tua itu tampak begitu bahagia mendengarnya."Semenjak aku mengenal Kiara, aku merasakan hal yang berbeda, aku memantapkan diri dan sekarang aku yakin kalau Kiara-lah yang cocok untuk menjadi pendamping hidupku.""Apa Nak Aland yakin? Nak Aland p

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 139.

    "Loh, Kakak mau kemana?" Malam itu Kezia begitu cantik mengenakan dress panjang berwarna coklat muda."Aku di minta Pak Sean untuk menemani di acara undangan klien bisnisnya. Kamu sendiri mau kemana Dek?" Sama halnya dengan Kiara yang tak kalah cantik dari kakaknya."Jangan bilang klien itu, Pak Dimas?""Loh, kok kamu tau, Dek? Jangan-jangan kamu mau ke tempat yang sama?""Astaga, Mas Aland juga mengajak'ku ke sana. Kebetulan sekali kita bisa pergi bersama." Tapi tidak menjamin pada diri Aland, apakah dia mau dekat kembali dengan Sean setelah apa yang dia lakukan padanya?Mereka terkekeh karena sama-sama tidak mengatakan sebelumnya. Kalau begitu Kakak pergi dulu, Dek. Pak Sean mengatakan aku jangan sampai terlambat sampai ke sana." Sementara Kiara masih menunggu kekasihnya datang menjemput. Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah, dengan gagahnya pemuda itu turun."Kiara, apa kamu sudah sia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 138.

    "Mau apa lagi kau ke sini? Udah nggak ada hubungan lagi kamu dengan keluarga ini, Mas!""Kiara, Kiara tunggu!" Kiara berhenti sejenak memberi sedikit Satya waktu untuk bicara."Aku ..., aku ke sini untuk minta maaf. Tolong maafkan semua kesalahanku! Mana Kakakmu? Aku mau minta maaf pada Kezia." Laki-laki itu sudah seperti memohon untuk ketemu dengan kakaknya."Nggak ada! Kak Kezia lagi pergi. Dia sudah tidak mau melihat kamu lagi," jawab Kiara ketus, dia melanjutkan langkahnya kembali, tetapi Satya kembali mengejarnya."Kiara, kamu tidak bisa seperti ini! Izinkan aku bicara dulu dengan Kezia!""Sudahlah Mas. Lebih baik kamu lupakan Kak Kezia. Biarkan dia bahagia dalam kesendiriannya!" Namun sepertinya laki-laki itu kekeh ingin bertemu mantan istrinya.Dia menerobos masuk walau Kiara sudah melarangnya."Kezia, Kezia dimana kamu. Kezia, Sayang dimana kamu?" "Mas, apa yang kamu lakukan? Tolong jangan buat keributa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 137.

    "Syukurlah kamu sudah boleh pulang, Sayang. Ibu senang mendengarnya. Sebentar lagi Om tampan datang menjemput kita.""Benarkah Om tampan akan menjemput kita, Ibu? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."Setelah di rawat dua hari di rumah sakit kini dokter menyatakan kalau Reza sudah di perbolehkan untuk pulang."Iya, Sayang. Om Aland mengatakan hari ini akan mengantar kita pulang.""Hore, pulang dengan Om tampan." Reza begitu antusiasnya.Dadi tempat yang berbeda Aland berjalan begitu cepat berjalan sambil mengangkat teleponnya, dia begitu buru-buru keluar dari kantor untuk menepati janjinya bahwa hari ini dia yang akan mengantar pulang.Aland tidak mau sampai Kiara dan Reza kecewa karena menunggu dia yang tak kunjung datang.*****"Lebih baik Ibu berkemas sambil menunggu Om Aland datang. Sayang, kamu duduk saja di sini, jangan kemana-mana.""Baik, Ibu."Reza menurut untuk duduk di atas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 136.

    "Hari ini aku mulai bekerja, aku harus semangat." Kezia duduk di ruang kerjanya yang beru dengan penuh semangat. Pengalam kerja yang dulu dia peroleh menjadi bekal untuk di perusahaan barunya.Beberapa dokumen penting tertumpuk di atas meja. Walau tumpukan itu serasa bikin pusing kepalanya namun dia harus mengerjakannya dengan semangat.Satu persatu tugas itu dia kerjakan sampai siang hari namun belum sepenuhnya selesai. Masih banyak lagi tugas yang harus dia kerjakan selanjutnya."File ini sudah selesai dari setengahnya. Lebih baik aku bawa ke Pak Sean untuk di tanda tangani."Sesaat sebelum beranjak ke ruang direktur, Kezia membereskan sisa pekerjaannya terlebih dahulu.Tok!Tok!"Permisi, Pak.""Iya masuk," jawab Sean dari dalam ruangannya.Begitu pintu di buka, Kezia mendapati Sean sedang menelepon seseorang, samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan kalau ada perusahaan yang akan di lelang sua

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 135.

    Ketika pagi hari Aland terlihat sampai di kantor dia mendapati pak Bandi yang tengah sibuk mengurus sesuatu.Dia melepas pekerjaannya sebentar untuk menyapa bos-nya datang."Selamat pagi, Pak Aland.""Pagi. Apa yang sedang Pak Bandi lakukan?""Ini, Pak menyiapkan berkas Pak Aland untuk meeting nanti siang." Aland memicingkan matanya."Kemana Kiara? Kenapa Pak Bandi yang menyiapkan semuanya?" Padahal Aland berharap sesampainya dia di kantor, orang yang pertama dia lihat adalah Kiara. Namun pada kenyataannya wanita itu justru kini tidak ada di tempat."Saya tidak tau, Pak. Mungkin Nona Kiara cuti hari ini.""Cuti?" Aland rasa sepertinya tidak mungkin karena kemaren dia tidak mengatakan apa-apa tentang pekerjaan.Untuk menjawab rasa penasarannya maka Aland mengambil ponsel dan menghubungi Kiara yang kini masih di rumahnya.Ponsel Kiara yang tergeletak di atas meja, mendadak berdering. Sudah Kiara

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 134.

    Di samping kolam renang rumahnya Aland berjalan pelan sambil senyum-senyum sendiri.Betapa senangnya dia bisa membuat Kiara dan Reza begitu bahagia. Bayangan ketika dia membopong tubuh sintal itu masih kian terasa berat di pundaknya, lucunya saat Reza berlari mengejar seolah tidak terima ibunya di culik pun membuat Aland ingin sekali tertawa lepas.Tapi dia tahan sebisa mungkin. Apa kata mereka jika melihat dia tertawa sendiri. Mungkin bik Inah dan teman-teman seperti pak sopir mengira kalau Aland sudah tidak waras lagi."Kalian memang lucu. Kalian bisa membuat aku senang, membuat aku bahagia dan membuat hidupku lebih berwarna.""Kiara. Aku tidak salah memilihmu untuk jadi pendamping hidupku. Akan aku pertahankan sebisa mungkin apapun rintangannya, karena aku sudah terlanjur jatuh cinta padamu.""Cie, yang sedang jatuh cinta." Tiba-tiba bik Inah bersuara dari belakang yang membuat Aland kaget. Rupanya dia mendengar semua yang dia katakan

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 133.

    Puas berwisata, sore hari mereka pulang membawa lelah tapi juga bahagia.Reza yang begitu antusias kini tidur di dekapan ibunya saat di dalam perjalanan. Menyusuri jalan yang sama saat mereka berangkat, Kiara menoleh kembali pada apa yang dia lihat tadi."Ah, sudah tidak ada. Semoga aja apa yang aku lihat itu salah," gumamnya dalam hati.Sampai tiba di rumah, Aland turun lebih dulu yang menggantikan posisi Kiara untuk membawa Reza masuk.Tindakannya itu seperti ayah yang membopong anaknya sendiri. Tidak ada ragu dalam diri Aland sedikit pun pada Reza."Ya ampun, Reza tidur?" Aland hanya tersenyum saat bu Marwah menyapanya.Namun Kiara yang menjawab dengan lirih sengaja agar putranya itu tidak bangun.Aland membaringkan tubuh mungil itu di atas tempat tidur susun yang bermotif Doraemon.Tak lupa dia mencium pipi chubby si anak kecil."Sepertinya dia lelah sekali, dan kamu juga pasti lelah, isti

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 131.

    "Nggak, nggak ada apa-apa." Merasa belum yakin dengan apa yang dia lihat maka Kiara lebih baik mengatakan tidak ada apa-apa.Aland hanya menjawab singkat. "Oh."Mobil terus melaju ke tempat tujuan dan berhenti di sebuah wisata alam bernuansa pantai."Kita sudah sampai." Begitu riangnya Reza meloncat turun dari mobil dan berlari ke pinggiran pantai."Reza hati-hati, Sayang." teriak Kiara khawatir.Dan yang membuat Kiara bangga terhadap Aland, dia menghampiri Reza untuk memastikan kalau dia aman."Mas Aland begitu perhatian pada Reza, aku berharap dia sosok yang selama ini aku cari."Dari kejauhan terlihat Meraka berbisik sambil menunjuk ke arahnya. Tak lama setelah itu Reza berlari menghampiri ibunya da menarik tangan Kiara."Ibu, ayok kita ke sana. Kita ke pinggir pantai di sana, Ibu!""Eh, nggak. Ibu tunggu di sini aja, kamu mainlah sama Om tampan." Tapi Reza terus saja menarik tangannya.Mau

DMCA.com Protection Status