Share

Bab. 118.

Author: Sang_Dewi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Apa, Satya mau menceraikan Kezia? Itu artinya dia ..."

Sungguh besar kekhawatiran Aland, bahkan dia sempat berfikir kalau Satya dan Kezia bercerai itu artinya status Satya sendiri, dan bisa jadi ...

"Nggak, nggak, nggak! Aku harus lebih cepat darinya. Satya bisa saja mengajak Kiara balikkan dengan menggunakan Reza sebagai alat. Aku nggak mau sampai itu terjadi."

Aland duduk termenung sendirian di ruang tengah. Pikirannya sangat kacau saat ini, di sisi lain dia tidak mau wanita yang dia suka menjadi milik orang lain, di sisi lain Aland perlu waktu untuk memantapkan perasaannya terhadap Kiara.

"Den, Den Aland sedang apa termenung sendirian di sini?" Bik Inah menghampiri.

"Eh Bik, tunggu!"

"Ada apa, Den?"

"Duduk, Bik. Ada yang mau aku bicarakan sama Bibik!" bik Inah menurut untuk duduk.

"Begini, Bik. Apa salah jika aku suka dengan wanita yang sudah mempunyai anak?"

"Maksud, Aden?" bik Inah belum mengerti.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 119.

    "Om tampan, Om tampan bilang kita mau jalan-jalan."Semuanya terdiam memastikan apa yang Reza katakan dalam tidurnya.Suara parau itu terdengar memanggil-manggil nama Aland dengan sebutan Om tampan.Semuanya terperangah, bagaimana bisa Reza sampai terbawa mimpi dengan janji Aland yang belum di penuhi."Om tampan? Bagaimana Reza bisa mengatakan itu, Kiara?" ujar Kezia, tapi Kiara hanya mengangkat bahunya.Semuanya sesaat saling pandang satu sama lain. Anak yang meringkuk terlihat damai dalam tidurnya tapi kenapa Aland yang dia sebut.Bukan ibunya atau ayahnya, atau mungkin yang lainnya. "Sepertinya Reza rindu dengan Nak Aland. Dia sampai membawanya ke dalam tidurnya." Meraka melihat sendiri betapa sayangnya Reza pada direktur muda itu. Pak Susanto mulai bersuara.Tapi Kiara menepis, dia berfikir hanya kebetulan saja Reza mengigau dan memanggil namanya.Itu pun Karana janji Aland yang belum terpenuhi mak

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 120.

    Mata Kezia membulat sempurna dengan mulut membuka saat melihat isi dalam amplop tersebut yang ternyata selembar kertas putih.Dadanya terasa sesak seketika bahkan tak bisa bicara, suaranya seperti tercekat sulit untuk di keluarkan."Kak, apa isinya?" Namun Kezia hanya diam. Penasaran dengan apa isinya, Kiara lalu merebut kertas itu dan membaca isinya.Degh!Sama halnya dengan Kezia, Kiara pun terkejut karena ternyata kakak iparnya itu benar-benar ..."Astaga! Jadi Mas Satya ..." Kiara terkejut."Mas Satya benar-benar menceraikan aku, Kiara. Dia mengirimkan surat cerai ini untuk aku tanda tangani!"Mata Kezia spontan berkaca-kaca, tak menyangka kalau ternyata suaminya benar-benar melayangkan gugatan cerai.Padahal dia mengira kalau Satya hanya menggertak. Sementara tinggal di rumah orang tuanya, Kezia berharap Satya sadar dan mau memperbaiki hubungannya.Tetapi ternyata harapan itu musnah seiring datangn

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 121.

    "Selamat pagi, Pak Aland." "Kiara, hari ini kamu berangkat? Memangnya kakimu sudah tidak sakit?" Kiara menggeleng cepat.Walau masih terasa sedikit sakit tapi dia paksakan untuk berangkat karena tugasnya dan tidak enak terhadap Sinta yang bolak-balik mengantar file untuknya."Oh iya Pak, siang nanti aku minta izin sebentar untuk ..." Aland memicingkan matanya. Kiara sendiri ragu mengatakannya pada Aland karena sudah bisa di pastikan kalau CEO itu akan melarangnya."Untuk mengantar surat cerai Kak Kezia pada Mas Satya!" Aland memutarkan bola matanya.Kiara ke tempat Satya? Apa ini tidak terdengar bodoh jika Aland membiarkannya begitu saja.Mana mungkin dia membiarkan Kiara pergi ke tempat mantannya walau tujuannya hanya untuk mengantarkan surat cerai kakaknya."Kamu ke rumah Satya? Kenapa harus kamu? Kenapa tidak minta kurir atau pos untuk mengantarnya?""So-soalnya, em ...""Aland ...!" Belum sempat Ki

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 122.

    Mau tidak mau Kiara masuk ke dalam mobilnya Aland."Kamu pikir aku akan membiarkan kesana sendirian?""Aku pikir Pak Aland lama pergi dengan Dista." Kiara mengatakan itu tanpa senyum sedikitpun."Kenapa? Kamu cemburu?""Hah? Cemburu? Untuk apa aku cemburu. Lagi pula Pak Aland bukan siapa-siapaku!" Sesaat mereka terdiam.Membayangkan ketika Dista memeluk Kiara enggan untuk banyak bicara, apalagi wangi gadis itu masih menempel di tubuh Aland sampai saat ini dan itu sukses membuatnya kesal.Aland tau kalau Kiara sedang kesal, maka bicara banyak terdapatnya pun rasanya percuma. Tidak akan ada habisnya.Sampai di kediaman Satya dimana rumah terlihat sepi tanpa penghuni."Pak Aland, mau ikut gurun?" Walau sudah di peringatkan berkali-kali untuk berhenti memanggilnya dengan sebutan bapak tapi sepertinya lidah Kiara sudah terbiasa memanggilnya itu.Aland menggeleng, menolak untuk turun. Dia lebih memilih menung

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 123.

    "Sejak pertama bertemu denganmu memang aku sangat benci. Tapi seiring berjalannya waktu, aku merasakan kalau ada yang berbeda dengan hatiku. Aku sadar siapa aku ini maka dari itu aku tak berani mengatakan kalau aku nyaman denganmu." Kiara memberanikan diri untuk bicara. Mengungkapkan isi hatinya di dalam dekapan sang CEO."Benarkan?" Jawab Aland singkat."Benarkah! Apa tidak ada kata selain benarkah?" Kiara merajuk kesal. "Turunkan aku sekarang!"Dia berusaha meronta agar Aland melepaskannya tetapi pelukannya justru semakin erat sampai Kiara sulit untuk lepas."Dan kamu pikir aku akan melepaskan-mu begitu saja?" Kiara spontan mendongakkan wajahnya."Jadi apa itu artinya kamu menerima cintaku?" Tanpa ragu Kiara mengangguk bahagia.Begitu juga dengan wajah Aland yang terlihat sangat bahagia."Yesss ...huhuh ...akhirnya kamu menjadi milik'ku." Aland memutar-mutar kan Kiara begitu bahagianya."Mas Aland tu

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 124.

    "Selamat sore. Selamat, hari ini anda sudah bebas! Kami berharap anda tidak akan kembali ke sini lagi."Pak polisi membuka kunci jeruji besi di mana seorang pemuda berewokan berdiri setelah polisi mengatakan bebas.Sean tersenyum miring setelah menyelesaikan masa hukumannya setalah satu tahun mendekam di balik jeruji besi."Terima kasih, Pak." Dia keluar dari balik gerbang besi yang sangat kokoh di antar oleh salah satu anggota kepolisian.Sean berdiri sesaat sebelum berjalan untuk pulang, dia tersenyum dengan tatapan yang penuh arti.***"Kiara. Dari mana saja ku? Kenapa jam segini baru pulang?" "Dari ...ya dari kantor." Kiara memberi alasan pada ibunya."Aku dari kantor, ke rumah Mas Satya untuk memberikan surat cerai kakak.""Terus bagaimana reaksi Satya saat ku yang datang?" Bu Marwah penasaran."Entahlah, Bu. Apa yang ada di otak orang itu. Sepertinya pikiran dia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 125.

    "Aku ke sini bukan untuk mengganggumu, mengganggu Aland, ataupun mengganggu hubungan kalian.""Tapi aku ke sini untuk meminta maaf! Aku akui aku memang salah. Aku yang sempat membuat Aland koma, dan aku juga yang merencanakan sabotase mobilnya.""Tapi aku sudah membayar lunas apa yang pernah aku lakukan. Aku cuma butuh satu dari kalian, tolong maafkan aku."Panjang lebar Sean bicara, Kiara hanya diam tanpa membalas ucapannya. Hatinya masih ragu, apakah laki-laki ini tulus dengan ucapannya untuk minta maaf, atau hanya formalitas agar bisa dekat dengannya.Di statusnya yang mantan Nara pidana membuat Kiara sulit untuk percaya. Bisa saja Sean merencanakan hal lain di otaknya."Sepulang dari sini aku akan menemui Aland, aku akan minta maaf pada sahabatku itu. Akan aku katakan kalau aku menyesal pernah menyakiti dia.""Kiara aku minta maaf. Permisi." Di saat Sean membalikkan badannya, Kiara kembali memanggilnya."Sean tunggu!

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 126.

    "Pagi Ayah, Ibu." Pagi harinya benar-benar sebuah kejutan untuk pak Susanto dimana kedua putrinya sudah terlihat rapi. Namun dia tidak pangling pada Kiara yang biasa terlibat rapi semenjak kerja dengan Aland. Sambil menggandeng Reza yang telah siap untuk berangkat sekolah mereka menghampiri kedua orang tuanya di meja makan."Pagi. Loh Kezia, mau kemana kamu? Jam segini sudah rapi?""Hari ini aku mau cari kerja, Yah. Dari pada jenuh di rumah.""Wah, itu bagus, Nak. Buat kegiatan kamu. Kalau Ayah masih sama kegiatan setiap hari ya itu mengantar Reza sekolah, ayok Za, apa kita berangkat sekarang?"Anak kecil itu begitu antusias berangkat ke sekolah, tidak ada malas-malasnya untuk berjumpa dengan teman-temannya di Sana.Mereka berpencar ke tujuannya masing-masing. Sama halnya dengan Kiara yang pernah merasakan susahnya mencari kerja, kini Kezia pun merasakannya.Menyusuri di sepanjang jalan raya sambil membawa surat lamaran kerja, bertarung dengan panas terik matahari.Satu persatu perus

Latest chapter

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 140.

    Keesokkan harinya Kiara benar-benar tak menyangka kalau Aland benar-benar datang untuk menemui ke dua orang tuanya.Bahkan dengan beraninya Aland memanggil bu Marwah dan pak Susanto untuk duduk dalam satu meja di ruang tamu tanpa menunggu dua yang memanggil.Bu Marwah dan pak Susanto seketika menghampiri mereka di depan."Ada apa ya, Nak Aland memanggil kami? Apa ada yang bisa kami bantu?""Oh, tidak Om, Tante. Saya cuma mau mengatakan sesuatu pada kalian." Kedua orang tua itu duduk siap mendengarkan apa yang akan Aland sampaikan."Em, jadi begini, Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf kalau saya terlalu lancang memanggil kalian kesini. Kedatangan saya kemari untuk meminta restu dari kalian untuk memperistri Kiara menjadi milik'ku." Kedua orang tua itu tampak begitu bahagia mendengarnya."Semenjak aku mengenal Kiara, aku merasakan hal yang berbeda, aku memantapkan diri dan sekarang aku yakin kalau Kiara-lah yang cocok untuk menjadi pendamping hidupku.""Apa Nak Aland yakin? Nak Aland p

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 139.

    "Loh, Kakak mau kemana?" Malam itu Kezia begitu cantik mengenakan dress panjang berwarna coklat muda."Aku di minta Pak Sean untuk menemani di acara undangan klien bisnisnya. Kamu sendiri mau kemana Dek?" Sama halnya dengan Kiara yang tak kalah cantik dari kakaknya."Jangan bilang klien itu, Pak Dimas?""Loh, kok kamu tau, Dek? Jangan-jangan kamu mau ke tempat yang sama?""Astaga, Mas Aland juga mengajak'ku ke sana. Kebetulan sekali kita bisa pergi bersama." Tapi tidak menjamin pada diri Aland, apakah dia mau dekat kembali dengan Sean setelah apa yang dia lakukan padanya?Mereka terkekeh karena sama-sama tidak mengatakan sebelumnya. Kalau begitu Kakak pergi dulu, Dek. Pak Sean mengatakan aku jangan sampai terlambat sampai ke sana." Sementara Kiara masih menunggu kekasihnya datang menjemput. Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah, dengan gagahnya pemuda itu turun."Kiara, apa kamu sudah sia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 138.

    "Mau apa lagi kau ke sini? Udah nggak ada hubungan lagi kamu dengan keluarga ini, Mas!""Kiara, Kiara tunggu!" Kiara berhenti sejenak memberi sedikit Satya waktu untuk bicara."Aku ..., aku ke sini untuk minta maaf. Tolong maafkan semua kesalahanku! Mana Kakakmu? Aku mau minta maaf pada Kezia." Laki-laki itu sudah seperti memohon untuk ketemu dengan kakaknya."Nggak ada! Kak Kezia lagi pergi. Dia sudah tidak mau melihat kamu lagi," jawab Kiara ketus, dia melanjutkan langkahnya kembali, tetapi Satya kembali mengejarnya."Kiara, kamu tidak bisa seperti ini! Izinkan aku bicara dulu dengan Kezia!""Sudahlah Mas. Lebih baik kamu lupakan Kak Kezia. Biarkan dia bahagia dalam kesendiriannya!" Namun sepertinya laki-laki itu kekeh ingin bertemu mantan istrinya.Dia menerobos masuk walau Kiara sudah melarangnya."Kezia, Kezia dimana kamu. Kezia, Sayang dimana kamu?" "Mas, apa yang kamu lakukan? Tolong jangan buat keributa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 137.

    "Syukurlah kamu sudah boleh pulang, Sayang. Ibu senang mendengarnya. Sebentar lagi Om tampan datang menjemput kita.""Benarkah Om tampan akan menjemput kita, Ibu? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."Setelah di rawat dua hari di rumah sakit kini dokter menyatakan kalau Reza sudah di perbolehkan untuk pulang."Iya, Sayang. Om Aland mengatakan hari ini akan mengantar kita pulang.""Hore, pulang dengan Om tampan." Reza begitu antusiasnya.Dadi tempat yang berbeda Aland berjalan begitu cepat berjalan sambil mengangkat teleponnya, dia begitu buru-buru keluar dari kantor untuk menepati janjinya bahwa hari ini dia yang akan mengantar pulang.Aland tidak mau sampai Kiara dan Reza kecewa karena menunggu dia yang tak kunjung datang.*****"Lebih baik Ibu berkemas sambil menunggu Om Aland datang. Sayang, kamu duduk saja di sini, jangan kemana-mana.""Baik, Ibu."Reza menurut untuk duduk di atas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 136.

    "Hari ini aku mulai bekerja, aku harus semangat." Kezia duduk di ruang kerjanya yang beru dengan penuh semangat. Pengalam kerja yang dulu dia peroleh menjadi bekal untuk di perusahaan barunya.Beberapa dokumen penting tertumpuk di atas meja. Walau tumpukan itu serasa bikin pusing kepalanya namun dia harus mengerjakannya dengan semangat.Satu persatu tugas itu dia kerjakan sampai siang hari namun belum sepenuhnya selesai. Masih banyak lagi tugas yang harus dia kerjakan selanjutnya."File ini sudah selesai dari setengahnya. Lebih baik aku bawa ke Pak Sean untuk di tanda tangani."Sesaat sebelum beranjak ke ruang direktur, Kezia membereskan sisa pekerjaannya terlebih dahulu.Tok!Tok!"Permisi, Pak.""Iya masuk," jawab Sean dari dalam ruangannya.Begitu pintu di buka, Kezia mendapati Sean sedang menelepon seseorang, samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan kalau ada perusahaan yang akan di lelang sua

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 135.

    Ketika pagi hari Aland terlihat sampai di kantor dia mendapati pak Bandi yang tengah sibuk mengurus sesuatu.Dia melepas pekerjaannya sebentar untuk menyapa bos-nya datang."Selamat pagi, Pak Aland.""Pagi. Apa yang sedang Pak Bandi lakukan?""Ini, Pak menyiapkan berkas Pak Aland untuk meeting nanti siang." Aland memicingkan matanya."Kemana Kiara? Kenapa Pak Bandi yang menyiapkan semuanya?" Padahal Aland berharap sesampainya dia di kantor, orang yang pertama dia lihat adalah Kiara. Namun pada kenyataannya wanita itu justru kini tidak ada di tempat."Saya tidak tau, Pak. Mungkin Nona Kiara cuti hari ini.""Cuti?" Aland rasa sepertinya tidak mungkin karena kemaren dia tidak mengatakan apa-apa tentang pekerjaan.Untuk menjawab rasa penasarannya maka Aland mengambil ponsel dan menghubungi Kiara yang kini masih di rumahnya.Ponsel Kiara yang tergeletak di atas meja, mendadak berdering. Sudah Kiara

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 134.

    Di samping kolam renang rumahnya Aland berjalan pelan sambil senyum-senyum sendiri.Betapa senangnya dia bisa membuat Kiara dan Reza begitu bahagia. Bayangan ketika dia membopong tubuh sintal itu masih kian terasa berat di pundaknya, lucunya saat Reza berlari mengejar seolah tidak terima ibunya di culik pun membuat Aland ingin sekali tertawa lepas.Tapi dia tahan sebisa mungkin. Apa kata mereka jika melihat dia tertawa sendiri. Mungkin bik Inah dan teman-teman seperti pak sopir mengira kalau Aland sudah tidak waras lagi."Kalian memang lucu. Kalian bisa membuat aku senang, membuat aku bahagia dan membuat hidupku lebih berwarna.""Kiara. Aku tidak salah memilihmu untuk jadi pendamping hidupku. Akan aku pertahankan sebisa mungkin apapun rintangannya, karena aku sudah terlanjur jatuh cinta padamu.""Cie, yang sedang jatuh cinta." Tiba-tiba bik Inah bersuara dari belakang yang membuat Aland kaget. Rupanya dia mendengar semua yang dia katakan

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 133.

    Puas berwisata, sore hari mereka pulang membawa lelah tapi juga bahagia.Reza yang begitu antusias kini tidur di dekapan ibunya saat di dalam perjalanan. Menyusuri jalan yang sama saat mereka berangkat, Kiara menoleh kembali pada apa yang dia lihat tadi."Ah, sudah tidak ada. Semoga aja apa yang aku lihat itu salah," gumamnya dalam hati.Sampai tiba di rumah, Aland turun lebih dulu yang menggantikan posisi Kiara untuk membawa Reza masuk.Tindakannya itu seperti ayah yang membopong anaknya sendiri. Tidak ada ragu dalam diri Aland sedikit pun pada Reza."Ya ampun, Reza tidur?" Aland hanya tersenyum saat bu Marwah menyapanya.Namun Kiara yang menjawab dengan lirih sengaja agar putranya itu tidak bangun.Aland membaringkan tubuh mungil itu di atas tempat tidur susun yang bermotif Doraemon.Tak lupa dia mencium pipi chubby si anak kecil."Sepertinya dia lelah sekali, dan kamu juga pasti lelah, isti

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 131.

    "Nggak, nggak ada apa-apa." Merasa belum yakin dengan apa yang dia lihat maka Kiara lebih baik mengatakan tidak ada apa-apa.Aland hanya menjawab singkat. "Oh."Mobil terus melaju ke tempat tujuan dan berhenti di sebuah wisata alam bernuansa pantai."Kita sudah sampai." Begitu riangnya Reza meloncat turun dari mobil dan berlari ke pinggiran pantai."Reza hati-hati, Sayang." teriak Kiara khawatir.Dan yang membuat Kiara bangga terhadap Aland, dia menghampiri Reza untuk memastikan kalau dia aman."Mas Aland begitu perhatian pada Reza, aku berharap dia sosok yang selama ini aku cari."Dari kejauhan terlihat Meraka berbisik sambil menunjuk ke arahnya. Tak lama setelah itu Reza berlari menghampiri ibunya da menarik tangan Kiara."Ibu, ayok kita ke sana. Kita ke pinggir pantai di sana, Ibu!""Eh, nggak. Ibu tunggu di sini aja, kamu mainlah sama Om tampan." Tapi Reza terus saja menarik tangannya.Mau

DMCA.com Protection Status