Share

45

Author: ANGELA HIKARU
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dokter itu tidak perduli. Ia semakin menurunkan jemarinya ke bawah untuk mengoda tubuh Bella Saphira yang sejak tadi memancing gairah dan nafsu pada dirinya. Jemari dokter itu perlahan-lahan bergerak untuk membuka lipatan demi lipatan celah inti Bella Saphira. Kemudian menyusupkan kedua jemarinya ke dalam celah yang basah dan hangat.

"Hanya dengan pemeriksaan ini, Kamu sudah basah?" tanya dokter itu yang mulai mengerakkan jemarinya di dalam inti Bella Saphira dengan gerakkan lembut untuk memancing gairah di tubuh Bella Saphira semakin meninggi.

"Ahhh... Hentikan.." pinta Bella Saphira memohon. Ia tidak sanggup di siksa seperti ini oleh dokter yang melakukan pemeriksaan kepada tubuhnya yang seperti melakukan perlecehan.

"Jangan banyak mengeluarkan suara!" perintah dokter itu yang semakin mengerakkan jemarinya di dalam celah inti Bella Saphira untuk merasakan betapa nikmat dan hangat dinding celah inti tersebut.

Bella Saphira mengigit bibirnya dengan kuat. Ia membiarkan dokter itu menc
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benci Berbuah Cinta   46

    "Jangan-jangan wanita ini hamil dan sekarang berniat untuk mengugurkan benih tak jelas itu," ucap William Randolph dengan tuduhan yang tidak masuk akal kepada Bella Saphira.Kedua mata William Randolph masih mengawasi gerak-gerik Bella Saphira yang sudah selesai antri obat. Ia segera menyusul Bella Saphira dengan menarik pergelangan tangan Bella Saphira secara kasar.Bella Saphira yang terkejut, Ia segera menghempaskan tangan William Randolph secara kasar di depan umum."Ohhh..." cibir William Randolph dengan tatapan mata dari atas hingga ke arah bawah yang tidak di hiraukan oleh Bella Saphira.Bella Saphira memilih untuk pergi dari hadapan William Randolph. Sebelum ia kembali di lecehkan oleh para pria yang menginginkan kemolekan tubuhnya.William Randolph awalnya hendak mengejar Bella Saphira untuk memberikan pelajaran. Tapi mengingat waktu pemeriksaan untuk terong lembeknya. Dengan hati kesal, William Randolph mengulurkan niatnya. "Lain kali aku akan membuat kau membayar semua pen

  • Benci Berbuah Cinta   47

    "Obat kuat? Wah hebat sekali dan malam ini kau bisa mempraktekkan kepada para jalang. Jangan lupa untuk membeli kondom," saran Ricky dengan nasehat tidak baiknya kepada William Randolph.Merasakan apa yang di katakan Ricky ada benarnya. William Clanton segera memboking ruangan privasi untuk bisa bermain para jalang. Tepatnya untuk mengetes kekuatan terongnya nanti malam."Kita ketemu malam ini," balas William Randolph yang ingin mengakhiri pembicaraan dengan Ricky."Aku akan menjebak Bella Saphira untuk melayani kita berdua," saran Ricky yang sudah tidak sabaran menikmati tubuh Bella Saphira yang merupakan hayalan fantasis para pria."Kau atur aja," balas William Randolph yang menguap besar. Ia memilih duduk di dalam mobil daripada berdiri dengan posisi bodoh."Aku akan menjemputmu nanti," ucap Ricky yang mengakhiri pembicaraan dengan William Randolph.William Randolph melihat layar ponselnya yang sudah hitam. Ia tersenyum bahagia karena malam ini ia bisa melecehkan Bella Saphira unt

  • Benci Berbuah Cinta   48

    Dinginnya air telah menyadarkan kesadaran Bella Saphira akan kebodohan yang ia lakukan barusan dengan membiarkan dokter itu semakin melecehkan dirinya demi merasakan kenikmatan sesaat yang menghanyutkan raga dan batin "Sejak kapan aku jadi wanita binal seperti ini," batin Bella Saphira yang menyesal akan apa yang terjadi barusan di dalam ruangan praktek yang hanya ada dirinya dan dokter. "Gawat, aku tidak boleh seperti ini lagi. Ini sungguh berbahaya," ucap Bella Saphira mengangkat kedua dadanya. Lalu melihat berapa bekas kebiruan sudah memudar banyak. "Besok hari terakhir cuti libur," gumam Bella Saphira yang tidak sabar untuk pergi kerja dan mencari James Arthur untuk melepas rindu. Mengenai apa yang di lakukan oleh Cindy padanya. Bella Saphira bersumpah dalam hati. Ia akan membalas perbuatan Cindy dengan bayaran berlipat-lipat atas apa yang ia terima berapa hari lalu. "Lihat saja pembalasan aku," gumam Bella Saphira yang tidak sabaran untuk memberikan Cintya pelajaran. Selesa

  • Benci Berbuah Cinta   49

    Josep memijit-mijit dahinya. Ia merasa harus tegas kepada kedua putri yang sudah menjadi wanita dewasa untuk tidak bersikap manja dan hanya mementingkan diri sendiri. Sehingga menyusahkan orang tua. Melihat Josep sudah pergi jauh, Ella Saphira langsung menghela nafas lega sembari mengusap dada dengan hati tenang. "Untung saja Josep percaya," gumam Ella Saphira pelan dan ia membiarkan kedua sejoli itu sedang bergulat panas tanpa mengenal waktu. *** Di perusahaan Randolph, Ricky memakirkan mobilnya di depan gerbang pintu perusahaan. Karena ia malas untuk masuk ke dalam pakiran mobil di perusahaan Randolph. Dengan hati mengerutu, William Randolph berjalan bersusah payah ke arah depan perusahaan yang berjarak 10m dari depan pintu gedung hingga ke arah pagar yang berjurang tinggi. "Ricky sialan, kau ingin membunuh aku atau apa?" decak William Randolph yang berjalan seperti kura-kura untuk menghampiri mobil mewah Ricky yang berwarna biru elektrik. Ricky menaikkan sebelah alisnya. Ia m

  • Benci Berbuah Cinta   50

    "Aku sudah berusaha untuk olahraga," dusta William Randolph yang tidak ingin melakukan olahraga. Karena merupakan pekerjaan yang melelahkan untuk dirinya. Tepatnya ia tidak ada niat untuk melakukan hal yang merepotkan yang menguras tenang dan waktu."Terserah dirimu deh," balas Ricky yang sudah malas menasehati William Randolph yang tidak ada niat untuk berubah sama sekali."Aku harap kau tidak mati cepat," lanjut Ricky dengan cibirannya yang keceplosan.William Randolph langsung menoleh ke arah Ricky. Ia menatapi Ricky dengan mata berkilat-kilat akan sindiran dari Ricky yang di anggap menyumpahin dirinya cepat mati."Kau menyumpahin aku?" seru William Randolph dengan suara nyaring seperti suara petir.Ricky yang tidak sempat menutup telinga. Ia melayangkan satu tinju ke arah perut William Randolph."Telinga aku bisa tuli goblok," seru Ricky dengan suara kemarahan.William Randolph tertawa bodoh. Ia tidak merasakan sakit karena lemak di perutnya cukup tebal untuk menahan pukulan Ricky

  • Benci Berbuah Cinta   51

    "Aku akan mencari cara lain, Daripada aku mati muntah di sini. Oopsss tepatnya langsung masuk rumah sakit dan sekarat di sana," balas William Randolph yang memilih untuk berjalan ke arah pintu keluar dengan langkah kaki tergesah-gesah. Ricky yang di tinggalkan dalam kesendirian, ia hanya bisa mengumpat kasar berulang kali akan tindakan William Randolph yang di luar perkiraan. "Kau serius?" seru Ricky yang mengejar langkah kaki William Randolph di lorong. "Tentu saja serius, aku tidak mau mati konyol di sini dengan aroma bau badan bercampur parfume. Setidaknya aku mati terhormat dengan keandaan bersih dan higienis," balas William Randolph yang langsung masuk ke dalam lift. Ricky segera menyusul William Randolph, ia tidak mau main sendirian di tempat penuh keramaian seperti ini. "Kau ceroboh kali ini," ucap William Randolph yang memijit-mijit dahinya berulang kali untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya. Ricky menaikkan kedua alisnya untuk meminta penjelasan dan tidak lupa me

  • Benci Berbuah Cinta   52

    William Randolph dan Ricky duduk saling berhadapan dengan segala ketakutan di dalam hati.Makanan yang mereka oder di hidangkan di atas meja dan rasa lapar untuk menyantap makanan tersebut juga tidak ada lagi."Lebih baik kita santap makannya daripada di tatapi terus," saran William Randolph yang menyantap makanan tersebut dan tidak terasa enak di dalam lidah. Karena hatinya masih gusar akan bayangan ketakutan.Tidak ada yang di takuti oleh William Randolph, kecuali keputusan ayahnya yang bisa membuat ia jatuh ke neraka kemiskinan. William Randolph sangat hafal akan sikap ayahnya yang keras kepala dan tidak sengan menyumbangkan semua kekayaan kepada negara saat sudah pensiun kerja.Sedangkan Ricky tidak mau semua saudaranya mengambil hal yang menjadi miliknya. Keduanya makan dengan hati tidak tenang, seolah tertangkap kamera karena mengutil sesuatu di pusat perbelanjaan."Selesai makan, kita langsung pulang dan..." ucap William Randolph yang membuat Ricky terheran."Dan apa?" tanya

  • Benci Berbuah Cinta   53

    "Apa yang kau kerjakan?" seru Robert Randolph dengan suara nyaringnya.William Randolph mendengus kesal akan suara ayahnya yang seperti speker."Mengerjakan berapa dokumen penting, memangnya salah?" balas William Randolph dengan dahi berkerutnya.Robert Randolph tidak begitu saja percaya, ia segera mengotak-atik dokumen penting di atas meja dan juga melihat isi laptop William Randolph tanpa permisi.Melihat setengah dokumen penting sudah selesai, wajah Robert Randolph menunjukkan sebuah kebanggaan kepada William Randolph. Ia salut dengan anaknya yang lebih memilih mengerjakan dokumen penting sampai lupa mandi."Maaf aku mencurigai kamu," balas Robert Randolph menepuk-nepuk bahu William Randolph dengan wajah bahagia."Dad, kau ini kenapa sih hari ini. Sungguh aneh banget," ucap William Randolph dengan memasang wajah heran yang di buat-buat untuk menutupi apa yang ia lakukan barusan dengan Ricky."T-tidak ada, Kamu kembali bekerja dengan santai. Abaikan saja sikap aku tadi," balas Rober

Latest chapter

  • Benci Berbuah Cinta   182

    Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kembar

  • Benci Berbuah Cinta   181

    Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan

  • Benci Berbuah Cinta   180

    Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi

  • Benci Berbuah Cinta   179

    melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand

  • Benci Berbuah Cinta   178

    "Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup

  • Benci Berbuah Cinta   177

    "Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T

  • Benci Berbuah Cinta   176

    Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u

  • Benci Berbuah Cinta   175

    "Mau apa kau menghubungi aku," William Randolph menaikkan volume suara lebih tinggi dari biasanya saat berbicara dengan Ricky di balik ponsel."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di sana. Otak udangmu itu di pakai sedikit bisa tidak? Karena kebodohan mu itu telah menyebabkan banyak masalah di banyak pihak,"William Randolph menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa semua ini pantas di dapatkan oleh para pecundang seperti Adam Levine dan Erick Stephen.Ricky yang di balik ponsel hanya menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membantu banyak atas kebodohan yang di sebabkan oleh William Randolph.Seorang pria tua berdiri di hadapan Ricky. Ia menunjukkan sikap tidak senang.Sadar posisi dalam bahaya, Ricky memutuskan panggilan dengan William Randolph saat itu juga."Berapa kali aku katakan padamu untuk tidak berteman dengan bajingan itu yang bisa menghancurkan karir dan nama keluarga kita!" ucap pria tua itu yang tak lain adalah Adam Leonard.Ricky menghela nafas panjang, ia beralasan orang yang i

  • Benci Berbuah Cinta   174

    "Sial, terkutuk kau...." William Randolph melampiaskan kekesalan di dalam hati ke arah salah satu kaki meja. "Sial..sial.." tidak puas mengumpat, William Randolph membanting meja tersebut dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati yang masih ada api yang kebencian yang membara kian tinggi. Tidak puas melampiaskan kekesalannya itu, William Randolph memilih untuk keluar dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk mencari Erick Stephen atau Adam Levine untuk membuat perhitungan karena selama ini berani menyembunyikan keberadaan Bella Saphira tanpa seizinnya. "Wanita sialan itu harus diberikan pelajaran berlipat-lipat dari sebelumnya," batin William Randolph yang masih penuh amarah kepada Adam Levine dan Erick Stephen. Sehingga melupakan nasehat Ricky. Pintu rumah di buka secara tiba-tiba oleh William Randolph. Seketika dahi William Randolph berkerut dalam saat melihat siapa yang ada di hadapannya. Wanita itu menampilkan senyuman manis dengan bagian dada yang hampir te

DMCA.com Protection Status