Share

Selamat Jalan, Ayah

Kiara baru saja tiba di tempat di mana ayahnya telah terbujur kaku. Sebentar lagi, tubuh pria itu akan dimasukkan ke dalam tempat peristirahatan terakhirnya, yaitu peti.

Gadis yang sejak kemarin telah menahan tangis dalam diam tak lagi dapat menahannya. Ia keluar dari mobil dengan langkah gontai. Tubuhnya melemas. Air mata yang sebenarnya sejak tadi sudah bercucuran, kini semakin membanjiri wajahnya.

"Ayah. Ayah. Ini aku, Ayah. Bangun, Ayah. Lihat aku. Ini aku ... Kiana. Ayah...."

Teriakan yang hampir menghabiskan suaranya itu masih tak membuatnya puas. Ia menampar wajahnya sendiri untuk menyadarkan dirinya, berharap jika ini semua hanya mimpi.

Perlahan tapi pasti, ia mencoba mendekati tubuh ayahnya itu, melihat goresan di tangannya. Iya, Bimo benar-benar melakukan bunuh diri.

"Aaa ... Ayah, aku nggak bisa. Aku nggak akan bisa tanpa Ayah. Aku nggak punya alasan hidup selain Ayah. Jangan tinggalkan aku, Ayah. Bangunlah, Ayah. Bimo Hernanda, apa kau tidak mendengar tangisan putrimu ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status