Keesokan harinya,
Sebelum matahari terbit,Rumah sakit xxxxxxx.Jessica tersentak dari tidur nya untuk beberapa waktu, di mana dia merasa perut nya tiba-tiba terasa keram dan tidak nyaman.Dia berusaha untuk menggerakkan jemari-jemari indah nya ketika dia merasa mendengar beberapa suara berisik disekitar nya, gadis tersebut berusaha untuk menyadarkan dirinya hingga 100% hingga pada akhirnya dia benar-benar sadar dari dalam kondisinya saat ini."Ini buruk." Satu suara samar-samar terdengar.Gadis tersebut mencoba untuk menahan nafasnya dan tidak mengeluarkan suaranya sama sekali, mengabaikan keram di perut nya yang terasa luar biasa dan mencoba untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang-orang yang ada di samping sana."Bagaimana ini?," Suara panik kembali terdengar."Dia bukan gadis pilihan Hafsah, oh ya Tuhan, kita salah mendapatkan anak perawan orang" satu suara lagi terdengar di balik ruangan dimana Jessica berada, sekat kaca yang membatasi mereka yang tertutup gorden mendominasi berwarna hijau mampu membuat Jessica sedikit mengintip siapa saja yang ada di sana."Kita menanam benih pada gadis perawan baik-baik, ini benar-benar kacau, jika tuan tahu aku yakin dia akan menghancurkan semua nya" Lagi terdengar suara orang yang berbeda.Jessica sejenak menegang saat mendengar apa yang diucapkan oleh beberapa orang diluar sana."Apa?, menanam benih?, pada gadis perawan?, apa itu...?" Jantung nya menjadi tidak baik-baik saja."Tuan dalam perjalanan kemari, kita harus bagaimana?.""Oh ya Tuhan, kembali ke ruangan gadis itu, pastikan dia baik-baik saja, kita tunggu tuan dan biarkan tuan yang memutuskan apa yang akan tuan lakukan pada nya, membiarkan nya atau melenyapkan nya.""Hahhhh?." Jessica ternganga.Dia menutup mulutnya dengan cepat, tubuhnya gemetaran dan dia cukup ketakutan mendengar pembicaraan di sebelah ruangan tersebut.Jessica buru-buru menggerakkan tubuhnya, menatap jarum infus di lengan kirinya untuk beberapa waktu hingga pada akhirnya gadis tersebut mencabut selang infus itu dengan sedikit memaksa, terdapat darah di sana di mana dia memaksa untuk mencabutnya dari bagian tangan nya.Dengan keadaan bersusah payah dia berusaha untuk beranjak dari sana, tidak dia dapatkan sandal untuk dia gunakan saat ini, alih-alih peduli soal sandal, dia lebih peduli soal bagaimana cara nya melarikan diri dari tempat itu. sebenarnya dia belum tahu di mana dirinya saat ini, apakah dia bisa keluar dari sana atau tidak tapi setidaknya dia punya sedikit bakat untuk melarikan diri dalam kondisi darurat atau di tempat tergelap sekalipun. dulu kak Khan nya beberapa kali mencoba untuk mengajarinya soal itu semua.Dalam banyak perjuangan gadis tersebut berusaha untuk melarikan diri dari sana, dan nyata nya memang tidak mudah, dia harus melakukan beberapa trik bahkan untuk mencoba mencongkel pintu seperti seorang pencuri handal dengan menggunakan ujung jepit rambut kecil milik nya."Oh ya ampun". Jessica merasa menegang, seolah-olah dia baru saja berada pada episode film pencurian kelas kakap dilayar televisi.kletakkkkk.Bayangkan bagaimana riang nya Jessica saat dia berhasil membuka pintu tersebut.Tanpa memikirkan hal apapun secepat kilat gadis tersebut kabur dari sana, memperhatikan orang-orang di sekitarnya siapa tahu ada yang mengetahui keberadaannya dan menangkapnya kembali. Begitu dia yakin tidak ada orang yang melihatnya gadis tersebut secepat kilat langsung kabur dari sana saat ini juga.*****Hotel xxxxxxx.Begitu dia membuka pintu kamar mandi, Noura terkejut setengah mati menatap penampilan Jessica yang cukup kacau balau."Oh my go?." Noura menahan suaranya, menatap sahabat baik nya untuk beberapa waktu.Sejak semalam dia tidak tahu ke mana rupanya gadis tersebut pergi dan kini saat pagi tiba, Jessica kembali begitu saja. Dan bayangkan saat dia datang bagaimana bisa dia melihat Jessica ada di dalam kamar mandi dalam keadaan kacau balau seperti saat ini.Rambut berantakan, pakaian berantakan, penampilan berantakan dan ah entahlah."Kamu seperti habis di aniaya." Ucap Noura tertahan.Jessica tiba-tiba saja menghubungi nya dan meminta nya segera menemuinya di kamar hotel yang seharusnya menjadi tempat menginap mereka, kini gadis dihadapannya tersebut ada di dalam kamar mandi dengan kondisi mengenaskan."Kamu membuat ku takut. Jess, kamu terlihat berantakan?," tanya Noura bingung dan sedikit panik.Jessica terlihat duduk menahan tubuhnya dengan kedua kakinya, dia memijat-mijat kepalanya untuk beberapa waktu sambil menahan perutnya yang keram sejak tadi. Dia pikir apakah ada sesuatu yang disuntikkan ke perutnya?, rasanya sakit dan keram, membuat dia tidak enak, ada efek mual dan pusing yang menghantam secara bersamaan."Perut ku sakit dan keram, apa aku akan datang bulan Noura?." Jessica bicara cepat, masih menjongkokkan dirinya dan mencoba untuk menahan sakit yang ada di dalam perutnya."Aku juga ingin muntah rasanya." Keluh nya lagi."Kamu minum semalam dan menghilang?." Noura jelas langsung meluncurkan pertanyaan penuh curiganya pada gadis tersebut."Ishhh menjijikkan, aku mana pernah menyentuh minuman." Jessica jelas saja langsung menyahut dengan cepat, mana pernah dia menyentuh minuman haram seperti itu. Bisa-bisa mommy Ayana dan daddy Gao membunuh nya."Aku cukup kelabakan memindahkan Tiffany dan Sean, membuat mereka tidak bersama dan-," belum selesai bicara namun buru-buru Jessica berkata."Katakan di mana Sean?, kamu cepat hubungi daddy Gao, aku akan tidur di samping nya dengan cepat, semalam kamu bilang dia bersama seorang perempuan bayaran bukan?, masih tidur hingga saat ini?." Gadis tersebut tidak mempedulikan apapun ucapan dari Noura, dia lebih peduli soal Sean dan mereka harus meneruskan rencana mereka saat ini.Yah dia harus menggagalkan pernikahan saudara perempuan dengan laki-laki sialan yang hanya ingin memanfaatkan Tiffany. Dia tidak sudi saudara kesayangan nya menikah dengan baji_ngan tersebut nanti. Penikahan mereka tinggal menghitung waktu, dia ingin semua berjalan sesuai harapan nya."Ah...itu dia di kamar xxxxxxx." Noura terlihat bingung, menganggukkan kepalanya dengan cepat.Mendengar jawaban dari Noura membuat dia cukup puas, dia mengangguk kan kepalanya dengan cepat. Jessica perlahan mencengkram pinggiran kamar mandi dan berusaha untuk berdiri."Akhhh Kamu terluka Jess?, oh ya Tuhan apa yang terjadi pada tangan mu?." Dan kembali gadis tersebut panik, Noura berusaha untuk melihat tangan Jessica dan meraih tubuh gadis itu dengan cepat."Oh ayolah katakan pada ku yang sebenarnya terjadi Jess?." Dia benar-benar panik.lengan Jessica berdarah dan seperti terdapat luka disana."Ini diluar rencana, aku merasa kepala ku masih pusing, seseorang menangkap ku dan salah mengenali ku. Entahlah aku dirumah sakit dan-," Jessica tidak melanjutkan ceritanya, dia enggan untuk bicara terlalu panjang lebar dengan Noura."Aku akan menggunakan nya sebagai darah perawan, sekarang bawa aku kesana" Jessica bicara, menyeret langkah Noura dengan cepat."Tapi, Jess.""Di mana dia?."*******Masih di hotel xxxxxxxKamar di mana Sean berada.Setelah mengendap-endap masuk ke kamar di mana Sean berada, dua gadis polos dan tidak pandai-pandai amat dalam menyusun strategi tersebut terlihat bingung menatap Sean yang masih terlelap didalam tidurnya.Efek obat tidur yang diberikan Noura sungguh luar biasa, masih menekan kesadaran Sean tidak terjaga hingga dipagi buta ini.. Mereka jelas bahagia, dengan begitu semua bisa berjalan sesuai dengan alur yang mereka inginkan. Tinggal di percik dengan bumbu-bumbu kebohongan maka semua pasti sempurna."Berikan hansaplas nya." Jessica bicara, dia mencoba menekan sisa luka nya untuk beberapa waktu, membiarkan darah keluar dan membasahi kasur. Menunggu Noura memberikannya tisu, kapas dan hansaplas yang dibawa gadis tersebut.Noura terlihat agak ragu-ragu, entah kenapa perbuatan belum terealisasi dan tereksekusi tiba-tiba pemikiran takut juga ciut menghantam dirinya."Kamu benar-benar yakin, Jess?." Gadis tersebut berbisik-bisik dengan ragu, memperhatikan sahabat baiknya yang mengoleskan darah di atas sprei berwarna putih. Dia memejamkan sejenak bola matanya dan menatap cemas ke arah Jessica."Oh god tentu saja Noura, berikan tisu dan hapus sisa darah nya, tempelkan hansaplas nya. Bukankah darah perawan tidak harus banyak?, aku pikir ini cukup, rasanya cukup sakit saat harus menekan luka ku kembali," Jessica tidak perduli, dia terus bicara setengah berbisik-bisik dan harus melancarkan aksinya. Menunggu Noura menghapus sisa darah, mengoles alkohol di lengannya dan membalut nya dengan hansaplas."Baik, ini sempurna," dia melirik kearah Sean yang tidak bergerak sejak tadi."Dia seperti kerbau saja, aku heran kenapa Tiffany suka padanya?." Gadis tersebut terlihat mengoceh sambil melirik kearah Sean. Mengehela kasar nafasnya untuk beberapa waktu."Jess," Noura tidak begitu peduli ocehan sahabat nya, yang dia cemaskan bagaimana nasib Jessica berikutnya?.Alih-alih peduli, Jessica naik ke atas kasur sambil terus bicara berbisik-bisik dan ditahan."Keluar, hubungi daddy ku dan katakan apa yang terjadi. " Ucap Jessica cepat."Bagaimana jika rencana nya kacau balau?, Jess tiba-tiba aku takut. Kamu tahu daddy Gao mungkin akan membunuh kalian, ah tidak mungkin bisa jadi kamu di usir dari rumah, " tiba-tiba saja akal waras Noura berjalan.Yah dia pikir bagaimana jika rencana ini berjalan kacau, tidak seperti apa yang mereka harapkan? ini pasti akan mencelakai Jessica, anak gadis perawan, yang dijaga sebaik mungkin tiba-tiba tidur dengan laki-laki yang merupakan tunangan saudara nya sendiri."Aku akan mati jika melakukan nya Jess" Noura terlihat memucat.Alih-alih ikut takut dan khawatir, Jessica terlihat sibuk mengoles darah di sprei kasur dengan cepat, menekan sisa luka di lengan nya dengan cepat, dia kemudian mengusir Noura agar segera menghubungi daddy nya."Jess....?""Kita sudah sejauh ini Noura." Jessica bicara sambil menggabungkan kedua belah telapak tangannya."Tapi ini soal masa depan,""Noura .. bergerak, waktu semakin menyempit." Dan Jessica buru-buru membaringkan tubuhnya di samping Sean, memejamkan bola matanya dan pura-pura mengabaikan Noura.Gadis tersebut menghela kasar nafasnya, dia pada akhirnya bergerak keluar dari sana."Oh ya Tuhan, sungguh terkutuk diri ku." Batin Noura pelan.Dia mencoba mengarahkan kamera handphone nya dulu sejenak, melakukan beberapa kali jepretan dan di detik berikut nya gadis itu benar-benar melesat pergi dari sana, mencoba menghubungi daddy Gao sambil sesekali dia memijat-mijat kepalanya."Ini benar-benar gila"*****Plakkkkkkk."Oh my god." Jessica hanya bisa menganga dan berucap didalam hati nya saat dia melihat sebuah tamparan mendarat di pipi Sean."Mengerikan sekali." Batin Jessica, dia memejamkan bola matanya untuk beberapa waktu."Berani-berani nya mau meniduri putri bungsu ku dan akan menikahi putri sulung ku." Daddy Jessica terlihat begitu marah, laki-laki tersebut tidak menyangka menggerebek sepasang sejoli didalam kamar hotel dimana seseorang mengirimkan nya pesan dan berkata tunangan putri sulungnya meniduri seorang gadis di kamar hotel xxxxxxx.Dia sebenarnya cukup ragu untuk percaya, tapi memaksakan diri untuk pergi bagaimanapun caranya dan lihat informasi yang dia dapatkan benar-benar akurat."Jess, dad-," Sean terlihat linglung.Begitu pintu di dobrak dan seember air menyirami dirinya,dia langsung bangun dari tidurnya panjang nya dan sadar Jessica ada di sampingnya. Gadis tersebut menangis sesegukan sambil menunjukkan sprei yang terkena noda darah merah yang kembali basah terkena guyuran air yang membasahi nya."Apa yang kamu lakukan?, kau memerkosa calon adik ipar mu sendiri atau kau berselingkuh?." Suara laki-laki paruh baya lebih tersebut terdengar memecah keadaan, beberapa orang berhamburan masuk kedalam kamar hotel tersebut.Pegawai hotel langsung menutup akses jalan, tidak ingin menimbulkan kekacauan lebih disana. mereka tidak boleh menaikkan berita sedikitpun tentang kekacauan yang terjadi karena itu lebih suka untuk menonton segala perihal yang terjadi di kamar tersebut pada pagi hari ini.Sean masih terlihat bingung dengan keadaan di mana dia pikir seharusnya dia tidak bersama Jessica dan dia juga bingung kenapa Jessica bisa ada bersamanya malam ini, apa dia salah minum hingga dia meniduri calon adik iparnya sendiri."Aku pikir ini kesalahpahaman, dad." Laki-laki tersebut mencoba untuk membela diri, masih dengan kepala pening yang menghantam dia mencoba untuk mencerna semuanya dan mengingat kejadian yang terjadi semalam.Dia mabuk, sepertinya terlalu banyak minum atau salah menuangkan minuman, samar-samar dia mengingat jika dia berciuman dengan seorang perempuan dan dia membawa perempuan itu ke kamar tapi dia pikir apakah itu Jessica.Laki-laki tersebut masih berusaha untuk mencerna semuanya, berusaha terus mengingat apa yang terjadi tapi dia tidak bisa mengingat nya."Putuskan hubungan mu dengan Tiffany, dan nikahi Jessica." Itu adalah ucapan yang diberikan oleh daddy Gao pada Sean.Kemudian laki-laki paruh baya lebih tersebut menatap kearah putri nya."Apa yang kamu lakukan kali ini, Jessi?." Tanya tuan Gao dengan jutaan kekecewaan."Dad aku-,"Plakkkkkkk."Hahhh?." Dan Jessica tidak menyangka selama puluhan tahun dia hidup bersama daddy nya, ini pertama kalinya laki-laki tersebut menampar nya.'Kau membuat daddy kecewa."Jessica masih cukup shok dibuat nya, menyentuh pipinya yang memanas karena tamparan dari daddy nya."Daddy -," dia meneteskan air mata nya secara perlahan."Selesaikan semua urusan dengan Tiffany soal kalian, menikahkan dengan mu dan angkat kaki mu dari kediaman Hillatop" Setelah berkata begitu daddy nya langsung membalikkan tubuhnya dan pergi dari sana dengan cepat.Jessica masih mematung dalam kebingungannya, dia seketika Jessica menelan salivanya. Hingga akhirnya dari arah pintu masuk kamar tersebut seseorang muncul dengan cepat, seorang laki-laki yang usia nya tidak jauh dari dirinya.Seketika Jessica bergetar menatap wajah laki-laki tersebut, dia mengeluarkan air mata dan berpikir kenapa semua tiba-tiba terasa menyakitkan?!."Jess." Noura hanya bisa menahan suaranya.Aku sudah bilang, ini pasti tidak akan berjalan sesuai dengan rencana.Satu bulan lebih setelah kejadian.Jessica terlihat menggigit bibir bawahnya untuk beberapa waktu, dia khawatir berat dengan keadaan, pembicaraan di malam itu soal."Surogasi, inseminasi, bayi karburator eh salah bayi tabunglator ah apapun itu," Jessica terlihat bicara didalam hati nya."Oh bagaimana ini?, belum datang bulan hampir 2 bulan" Dan kekhawatiran mana yang tidak membuat resah diri nya.Dia buru-buru ke apotik, membeli berbagai macam alat tes kehamilan untuk memastikan sesuatu, memastikan jika dia tidak mungkin hamil bukan?.Tapi saat dia mencoba melakukan pengecekan, 7 benda pipih dengan beragam bentuk telah dia lakukan dan hasilnya."Akhhhh." Jessica terlihat berteriak tertahan.Gadis tersebut menggenggam alat tes pack di tangan nya, dia menatap kearah kaca toilet dihadapan nya untuk beberapa waktu sambil berusaha untuk menahan degub jantung nya."Aku tidak mungkin benar-benar hamil bukan?"dia masih berusaha mempertanyakan diri, mencoba memangkas kekhawatiran soal kondisi
Disisi lain,Ruang rahasia,Swiss.Brakkkkkkk."Akhhhhhh".Setelah suara hantaman terdengar memecah keheningan di dalam satu ruangan dengan lampu remang-remang tersebut, tidak lama kemudian satu suara pekikan seseorang diiringi ringisan terdengar Ikut memecah keadaan di mana Yavuz tampak begitu marah mencekik leher seorang laki-laki yang ada dihadapan nya.Dua laki-laki bertubuh kekar dengan senjata di pinggang mereka yang berjaga di depan pintu ruangan tersebut tampak diam tidak mengeluarkan suara mereka, membiarkan suara lengkingan tersebut memecah keheningan malam.Didalam ruangan di bagian sisi kanan paling ujung seorang gadis muda berusia sekitar 23 tahunan tampak ketakutan, dia meremas kedua belah tangannya dengan perasaan cemas. Sedang kan seorang perempuan berusia sekitar 30 tahunan hanya bisa menghela nafas nya dengan berat saat melihat laki-laki berjuluk Raja di atas angin tersebut tampak mengamuk setengah mati.Yavuz marah besar karena kecerobohan laki-laki yang tengah meri
1 bulan kemudian.Jessica menatap surat perceraian yang ada di hadapannya tersebut untuk beberapa waktu ada satu kelegaan yang menghantam dirinya dan dia benar-benar bahagia dengan keadaan ini."Jessi?." Noura menatap ke arah sahabat baiknya tersebut untuk beberapa waktu, bertanya sambil menatap kearah surat perceraian yang ada di tangan Jessica.Jutaan kekhawatiran jelas menghantam dirinya tidak percaya pada akhirnya Jessica benar-benar bercerai dengan Sean dan semua rencana berjalan sesuai dengan keinginan. Hal itu benar-benar berada di luar ekspektasinya dan apa yang diucapkan Jessica tidak meleset sama sekali."Aku pikir aku akan pergi jauh dari semua orang," tiba-tiba saja seperti itu karena Noura dan hal tersebut membuat Noura seketika membuat Naura menatap dalam bola mata gadis yang ada di hadapannya itu."Lalu kamu akan ke mana benar-benar, Jessi." dia seketika menggelengkan kepalanya dan menatap tidak percaya atas apa yang akan di lakukan oleh sahabat baiknya itu.Alih-alih m
"Apa dia baik-baik saja? di mana dia dan bagaimana bayi tersebut?." Yavuz langsung bertanya dengan cepat dan dia terlihat sangat tidak sabaran saat ini begitu dia mendengar jika Hafsa menemukan keberadaan gadis tersebut."Kau harus cukup senang karena gadis itu baik-baik saja, dia bahkan sehat-sehat saja bersama bayi yang ada di dalam perutnya. Janin yang ada didalam perut nya berkembang dengan baik, Yav." Hafsa menjawab pertanyaan Yavuz dengan cepat, menatap dalam bola mata laki-laki yang ada di hadapan tersebut.Mendengar ucapan Hafsa jelas saja membuat Yavuz merasa lega dan bahagia, tidak menyangka jika janin yang ditanam baik-baik saja."Jadi dia merawat janinnya dengan baik dan tidak membuangnya?." Tanya nya tidak percaya, tatapan nya kini berubah jauh lebih tenang. Laki-laki itu merasa cukup bangga dengan keadaan dan dia juga senang karena pada akhirnya program yang dibuat cukup berhasil. Ditambah lagi gadis pilihan tersebut rupanya mempertahankan janin yang ada di perutnya den
Beberapa Minggu kemudian,Mini market xxxxxxx,hampir tengah malam,Swiss.Jessica menatap lurus ke arah depan untuk beberapa waktu, selama berada di Swis sangat berterimakasih pada sahabat masa sekolah nya dulu Zaki. Awalnya Zaki cukup terkejut saat mendengar cerita dari Jessica karena dia tidak menyangka gadis yang begitu baik tersebut hamil dari seseorang yang tidak diketahui nya, menikah dengan tunangan saudara tiri nya karena dia tahu laki-laki tersebut tidak baik dan berniat jahat pada Tiffany dan laki-laki yang pernah ingin melamar Tiffany yang tidak lain musuh bebuyutan Sean. Dan entah lah hingga pada akhirnya Jessica memilih untuk kabur dari keluarga Hillatop tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dibalik rasa terkejut Zaki, laki-laki itu mencoba untuk tidak bertanya lebih banyak, memberikan Jessica pekerjaan yang baik juga tempat tinggal yang layak untuk gadis tersebut.Jessica terlihat menghela nafas nya untuk beberapa waktu setelah perjuangan panjang nya seharian b
Jessica menatap karena laki-laki yang ada di hadapannya tersebut, dia pikir wajah laki-laki itu sangat tidak bersahabat."Bukankah dia seram sayang?." Gadis tersebut bicara didalam hatinya, sembari telapak tangannya mengelus lembut perutnya.Wajah laki-laki yang kini berjalan dari ujung sana mendekati dirinya terlihat cukup tidak bersahabat dan juga sangat suram, meskipun tampan tapi tetap saja membuat bergidik ngeri orang yang melihatnya, Jessica pikir tiba-tiba dia alat dengan seseorang yang memiliki tatapan dan juga ekspresi wajah sama persis seperti laki-laki yang kini berdiri di hadapannya tersebut.Laki-laki itu sama sekali belum menjawab apa ya yang dipertanyakan olehnya, dimana laki-laki itu sejenak mana tahu ke arah dirinya dengan tatapan yang begitu rumit."Ada yang bisa saya bantu, tuan?" Pada akhirnya dengan polos nya Jessica bertanya, menatap ke arah netra laki-laki dihadapan nya yang baru dia sadari ternyata begitu indah, meskipun tatapan laki-laki tersebut tidak bersaha
Yavuz mengernyitkan keningnya saat dia melihat gadis dihadapannya tersebut bergerak menjauhi dirinya. Dia berusaha melirik kearah Jessica, berharap gadis tersebut tidak pergi saat ini tapi nyatanya Jessica sama sekali tidak tertarik untuk menoleh kearah Yavuz."Jess ingat pesan ku." Esti, gadis yang baru tiba tersebut bicara dengan cepat."He em." Jessica menganggukkan kepalanya.Sebenarnya dia tidak ingin lewat jalan belakang tapi memutar kearah depan jelas terlalu jauh pikir nya,bukan masalah jika dia lewat belakang tanpa harus bicara dengan temannya tersebut.Dua laki-laki yang masuk terlihat melirik kearah Jessica, mereka berhenti di hadapan sebuah rak, melirik sejenak kearah Jessica, seolah-olah memberikan kode antara satu dengan yang lainnya, dua laki-laki itu bergerak keluar dari sana."Sir, rokok anda?." Laki-laki di meja kasir mengejutkan Yavuz, membuat dia menoleh dengan cepat kearah kasir minimarket yang ada di hadapannya tersebut."Ada tambahan lainnya sir?." Kembali laki-
Sejenak Jessica merasa degub jantung nya merasa tidak baik-baik saja, satu ketakutan menghantam dirinya, Jessica menyentuh lembut perutnya sembari berdoa agar tidak ada hal buruk yang terjadi dan dia berharap akan tiba di tempat tinggalnya secepatnya."Sayang ini semua baik-baik saja." Jessica berguman pada bayi diperutnya.meskipun tidak dipungkiri dia cukup takut saat ini, tapi dia berusaha untuk berkata jika semua baik-baik saja. Gadis tersebut bergerak dengan cepat sembari mencoba menoleh ke arah belakangnya, dia berusaha melihat apakah benar ada orang di sana dan kali ini dia bisa melihat dua orang laki-laki tanpa bergerak dengan cepat mencoba untuk mengejar langkahnya.Sontak hal tersebut membuat bola mata Jessica membulat dengan sempurna karena dia bisa melihat ada satu cahaya yang memantul dari arah belakang sana yang seolah-olah menyatakan salah satu dari mereka memegang benda besi yang tidak diketahui apa. Meskipun tidak dipungkiri berbagai macam pemikiran berkacamuk menjadi
Egalita menatap laki-laki yang kini berdiri di hadapan nya tersebut untuk beberapa waktu, menyusun berbagai macam perasaan didalam hatinya sembari membiarkan kaki nya untuk terus bertahan di posisi nya. Jantung nya saat ini jelas tidak baik-baik saja karena selangkah lagi dia akan melepas masa lajangnya dan memilih meniti kehidupan baru bersama seorang laki-laki bernama Nyx zaighum dan putra kandung nya Yufraj Jervis Zaighum.Laki-laki yang ada di ujung sana yang menunggunya menerima uluran tangannya adalah daddy Al fayed, ayah kandungnya, laki-laki itu pernah tidak mengakui dirinya menjadi putrinya di masa lalu tapi Egalita berusaha untuk mengabadikan nya. Egalita bukan seorang pendendam sejati, dia berusaha untuk memaafkan orang-orang di masa lalu nya meskipun realitanya dia disakiti dengan cara yang begitu luar biasa. Dia bukan malaikat atau salah satu penghuni surga yang telah di jamin kesejahteraan nya melainkan hanya seorang anak manusia biasa dan seorang perempuan biasa yang hi
Egalita menatap kearah cermin untuk beberapa waktu, menatap diri dalam pantulan yang ada di hadapannya dengan perasaan yang bercampur aduk menjadi satu. Gugup, gelisah, takut, bahagia dan entahlah dia tidak bisa mendeskripsikan perasaan nya saat ini sama sekali. Berkali-kali Egalita menarik dan membuang nafas nya berharap dia bisa mengontrol seluruh perasaan nya saat ini."Gugup?," Satu suara terdengar dari arah belakang nya, membuat Egalita kembali memfokuskan pandangannya pada sang pemilik suara dengan cara menatap sosok tersebut dari arah cermin yang ada dihadapannya tersebut."Hmmm cukup gugup." Dia menjawab pelan, bisa merasakan keringat dingin menghiasi telapak tangan nya.Yang diajak bicara mengembangkan senyumannya, mendekati Egalita kemudian dia mencoba membantu seorang penata gaun pengantin Egalita untuk mengencangkan bagian pinggang gaun pengantin perempuan tersebut."Semua perempuan pasti merasa seperti itu pada hari pernikahan mereka." Wanita itu bicara dengan bola mata b
Egalita terlalu terkejut, membulatkan bola matanya sembari membiarkan kedua belah tangannya menutupi mulutnya. Masih berusaha menetralisir detak jantung nya saat dia melihat kejutan yang diberikan oleh laki-laki yang berdiri di sampingnya tersebut. "Happy birthday baby." Bisik Nyx zaighum tiba-tiba di balik telinga kanan nya tersebut, laki-laki itu membiarkan pipi kiri nya menempel di pipi kanan Egalita.Hal itu membuat Egalita tidak bisa menggeser posisi wajah nya untuk kembali menatap laki-laki yang ada di sampingnya tersebut karena seolah-olah Nyx zaighum sengaja menahan gerakan di wajahnya agar tidak kemana-mana.Dan dalam hitungan detik tiba-tiba saja hal lainnya mengejutkan Egalita, di mana sebuah layar televisi berukuran besar terlihat menampilkan berbagai macam gambar di hadapannya. Ada yang bisa menebak apa yang di tampilkan di sana?.Di mulai dari gambar test pack bergaris tanda merah yang memutar di layar yang ada dihadapannya di mana di atas sana tulisan demi tulisan ber
Di satu tempat,Malam.Egalita terlihat mengerutkan keningnya saat Nyx zaighum membawa nya ke satu tempat asing yang tidak pernah dia datangi sebelumnya, laki-laki tersebut membelokkan mobilnya secara perlahan ke sisi kanan mereka, membiarkan Egalita menatap sebuah tempat asing yang mereka datangi saat ini.Yah bola mata Egalita terus bergerak mengikuti arah mobil yang dia tumpangi menepi, terlihat menebak-nebak tempat siapa yang mereka datangi. Apakah ini salah satu rumah keluarga besar dari Nyx zaighum atau entahlah dia sama sekali tidak bisa menebaknya saat ini."kita ada dimana?," Perempuan itu bertanya sembari melirik ke arah Nyx zaighum yang kini mulai benar-benar menepikan mobil nya.Mobil berhenti di sebuah halaman luas tempat tinggal asing tersebut, di sisi kiri mereka terdapat sebuah taman bunga yang mulai bermekaran, terlalu indah dan sedap untuk di pandang mata. Dia masih membiarkan bola matanya menatap Nyx zaighum, menunggu jawaban dari laki-laki tersebut.Seulas senyuman
Mansion utama keluarga Ahem Hillatop.Egalita terlihat berdiri dengan posisi merentangkan kedua tangannya, membiarkan dua orang yang ada didalam kamar yang sama dengan nya sejak tadi mengukur seluruh bagian tubuh nya satu persatu. Mulai dari lengan, tangan, bahu, pinggang dan semua yang memang harus di ukur satu persatu.Meskipun cukup lelah karena pulang bekerja tapi dia menikmati keadaan saat ini sambil membiarkan bola mata nya terus menatap kearah sosok seseorang yang berbaring di atas kasur sejak tadi. J kecil terlihat fokus berbaring di atas kasur, menikmati diri melukis sosok Egalita yang berdiri bersama 2 perempuan di sisi kiri dan kanan nya. Bocah laki-laki tersebut terlalu bersemangat, dia tahu betul apa yang dilakukan gadis itu saat ini. Egalita akan menjadi mommy nya tidak lama lagi."Mommy katakan pada ku, walna pipi mommy apa?," J kecil menatap lurus ke arah Egalita, bertanya dengan cepat sambil menunggu jawaban Egalita.Perempuan itu mengembangkan senyumannya, dia menjaw
Beberapa waktu kemudian,Di ruangan khusus.Nyx Zaighum terlihat duduk dengan tenang di atas sebuah kursi kayu, menikmati secangkir kopi hangat yang ada di atas meja yang terbuat dari stainless di hadapannya, dia menyesap kopi yang ada di hadapannya tersebut dengan gerakan yang begitu tenang dan tanpa mengeluarkan sedikitpun suaranya sejak tadi. Di bagian pintu masuk dua laki-laki bertubuh kekar tampak berdiri tegap sejak tadi juga tidak mengeluarkan suara mereka sedikit pun dimana seolah dua laki-laki itu menunggu seseorang yang akan datang tidak lama lagi.Dan sesuai dengan apa yang diprediksi tiba-tiba saja dari arah seseorang masuk dengan menutup pintu terlebih dahulu, dan begitu salah satu penjaga yang membuka pintu bisa dilihat siapa yang datang saat ini.Akzal terlihat menyeret kasar seorang perempuan agar masuk ke dalam ruangan itu, tidak ada sedikitpun kelembutan dan toleransi yang diberikan oleh laki-laki tersebut saat ini gimana dia membiarkan perempuan tersebut tersungkur
Dan apakah ada yang bisa menebak siapa sosok terakhir yang datang dengan menampil kan wajah cemburu yang menatap ke arah Nyx zaighum dalam tatapan kesal dan juga penuh kecemburuan tersebut."Kenapa daddy dan mommy semalam tidak pulang?," Dan itu jelas adalah suara dari J kecil.Bocah laki-laki itu bertanya sambil berkacak pinggang di hadapan sang daddy nya ketika dia sudah berada tepat di hadapan Nyx zaighum. Di mana Nyx zaighum sendiri terlihat sudah menyambar handuk mandi sejak tadi dan langsung melilitkan ke pinggangnya agar keadaan dan kondisi tubuhnya saat ini tidak sepenuhnya terlihat oleh para anggota keluarganya yang datang saat ini termasuk putra kesayangannya tersebut."Maafkan daddy sayang, ada hal darurat yang terjadi semalam dan membuat daddy tidak bisa pulang," laki-laki itu memberikan alasan yang paling baik dan signifikan untuk putranya di mana dia langsung bergerak mencoba untuk menyambar tubuh J kecil.Tapi sayangnya bocah laki-laki itu merengut dia membalikkan tubuh
Melihat ekspresi Egalita ketika pertama kali bangun dan menatap dirinya membuat Nyx Zaighum mengulum senyuman nya, dia secara perlahan membiarkan telapak tangan kokoh nya meraih selimut Egalita yang menutupi wajah perempuan tersebut."Kenapa?," Tanya laki-laki itu dengan suara lembut nya.Alih-alih menjawab, Egalita masih memilih meringkuk, memejamkan bola matanya dengan perasaan malu. Jika dia ingat Apa yang dilakukan oleh mereka semalam jelas saja hal itu membuat Egalita tidak berani berhadapan langsung dan menatap Nyx zaighum."Biarkan aku melihat wajahmu saat bangun tidur baby," laki-laki itu bicara sembari mencoba untuk menggeser selimut yang menutupi wajah Egalita.Nyx Zaighum bicara dengan nada yang begitu tenang seolah-olah mereka telah melewati hubungan yang begitu lama dan tidak menampilkan sedikitpun kecanggungan diantara mereka berdua saat ini. Setelah laki-laki itu berkata begitu dia benar-benar berhasil menarik selimut yang menutupi wajah gadis cantik yang ada di hadapan
Sinar matahari pagi perlahan menyeruak masuk melalui pantulan kaca jendela di sisi kiri kamar hotel di mana Egalita DNA Nyx zaighum berada.Bisa di lihat Egalita masih terlelap dan tenggelam kedalam tidur nya, rasa lelah yang menghantam nya membuat gadis itu benar-benar tidak bangun jauh lebih awal dari biasanya. Dia terlalu tidak sadar dengan keadaan, membiarkan diri tenggelam kedalam tidur panjangnya. Percayalah percintaan yang dia lewati rasanya sangat luar biasa menguras tenaga, seolah-olah Dia baru saja melakukan senam marathon mengelilingi lapangan sepak bola sebanyak 20 putaran tanpa henti, bahkan lebih mirip seperti habis melakukan kegiatan fitness angkat besi atau lari di atas alat treadmill hingga berjam-jam lama nya. Kedua pahanya jelas pegal bukan main, kaki nya terasa keram dan tubuhnya jelas sangat lelah luar biasa.Di sepanjang tidurnya nggak di situ sama sekali tidak menggerakkan tubuhnya, dia terlalu asik tenggelam dalam rasa lelahnya.Sedangkan di sampingnya bisa di