Mansion Utama YavuzKamar utama Jessica."Aku sangat bahagia kita bisa berkumpul lagi seperti ini," senyuman terus mengembang dibalik wajah cantik Jessica, dia menatap kearah mommy Ayana dan Tiffany sejak tadi, dua orang yang dia rindukan terus bicara dan bercerita, berbaring disampingnya dimana mommy Ayana sejak tadi sibuk mengelus lembut perut nya sedangkan Tiffany sesekali memainkan ujung rambut Jessica yang panjang nya.Ahhhh jangan ditanya bagaimana perasaannya saat ini jelas begitu bahagia dan dia tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, kerinduan yang menggebu selama beberapa waktu ini pada akhirnya terobati dengan cepat, cukup tidak menyangka jika Allah mempertemukan mereka dengan cara yang sangat cepat, tidak pernah terbayangkan di dalam diri Jessica kalau mereka akan bertemu dan membagi kerinduan yang mendalam."Lalu apa kata dokter? laki-laki atau perempuan?" Tiffany bertanya dengan antusias, mengikis jarak yang sempat terjadi karena kesalahpahaman soal Sean di masa ke
Disisi yang berbeda,Markas besar The Red Mafia.Yavuz menaikkan ujung alisnya, menatap tajam kearah Perempuan yang ada didepannya sejak tadi, dia bersandar di kursi sofa mendominasi berwarna hitam, persis seperti malaikat kematian yang siap mencabut nyawa siapapun saat ini.Dihadapan nya Hafsa perempuan yang mengatur semua proses pembelian gadis perawan dan proses iluminasi buatan di waktu lebih dari ½ tahun yang lalu tampak cukup kesulitan untuk bicara dan menjelaskan semuanya kepada Yavuz.Laki-laki tersebut tidak bodoh, dia mulai mengetahui tentang sebuah kenyataan soal malam itu, gadis yang dibawa Hafsa tidak pernah benar-benar di bawa nya, dia yang menukar nya secara sengaja dengan putri bungsu hillatop."So, kau kehilangan kata-kata?," Yavuz bertanya dengan jutaan kemarahannya terhadap perempuan yang ada di hadapannya tersebut."kau tahu betapa aku memanjakan dirimu dengan berbagai macam fasilitas terbaik dari the red mafia? membebaskan mu dalam pengelolahan beberapa cabang klu
Disisi lain,Mansion Utama keluarga Futtaim,Ruang keluarga.Begitu keluar dari mobilnya di halaman depan mansion keluarga futtaim lebih tepatnya kediaman utama daddy dan mommy nya, Yavuz secepat kilat bergerak masuk ke dalam rumah megah dihadapan nya tersebut. Dua pelayan menundukkan kepala mereka kearah Yavuz, sejenak saling pandang ketika mereka melihat ekspresi wajah Yavuz yang seperti nya tidak baik-baik saja.Yavuz bergerak cepat menuju kearah dalam rumah, mengabaikan semua orang yang ada. Dan begitu tiba di ruangan keluarga, kali ini Yavuz langsung bicara dalam keadaan gerah dan dan marah."Tidak ada yang ingin menjelaskan pada ku apa yang sebenarnya terjadi?," Yavuz bertanya, menatap kearah mommy dan daddy nya yang tengah duduk santai di ruang keluarga.Menikmati secangkir kopi sambil bercengkrama bersama, mereka seperti anak muda yang baru jatuh cinta, begitu romantis saling memuji antara satu dengan yang lainnya, menghabiskan waktu libur dan weekend bersama, bersantai sambil
Mansion utama Yavuz,kamar utama Jessica,lewat tengah malam.Setelah semua orang bergerak istirahat di kamar masing-masing, Jessica pikir mungkin dia seharusnya juga pergi beristirahat tapi rupanya tiba-tiba saja pintu kamar nya di ketuk oleh seseorang. Yavuz muncul dari arah balik pintu, bergerak mendekati Jessica secara perlahan."Kamu pergi kemana?," Jessica bertanya pelan, menatap kearah laki-laki tersebut yang bergerak mendekati dirinya.Jessica duduk di sudut kasur, menjuntai kakinya ke bawah, dia sedikit bergerak dan ingin berdiri dari posisi nya, menyambut Yavuz datang sambil mengembangkan senyuman nya.Sungguh sial, Yayuz merasa begitu senang dan berdebar-debar, rasanya seperti memiliki seseorang yang penting yang menyambut nya dalam kebahagiaan saat dia pulang. Ini terasa aneh dan asing tapi dia menyukai nya, apalagi jika gadis itu Jessica, ibu dari calon buah hati nya."Tetap duduk dan tidak usah berdiri, itu akan menyulitkan kamu," ucap Yavuz cepat, dia melarang Jessica u
Jessica menggenggam telapak tangan nya dengan perasaan cemas, ucapan Yavuz soal penikahan yang dipercepat membuat nya agak gelisah. "Apakah harus benar-benar menikah?," dia bertanya sambil menggigit bibir bawahnya, menatap netra Yayuz yang memandang dalam wajah nya sejak tadi."Tentu saja, bukankah kita saling membutuhkan?,""Tapi-,""Kamu tidak mungkin mau mengecewakan mommy dan saudara mu bukan?," Yavuz sengaja berkata begitu, mencoba mempengaruhi Jessica agar mau mempercepat pernikahan mereka."Mereka pasti bahagia melihat kamu menikah, baby Yav memiliki daddy dan ada yang bertanggung jawab soal kamu bukan?," sungguh pandai dia bicara, mencoba mempengaruhi gadis polos dan lugu dihadapan nya tersebut."Bayangkan bagaimana perasaan mereka nanti issi jika kamu melahirkan tanpa seorang pasangan pendamping di sisi kamu, Issi?," ucap Yavuz lagi kemudian.Dan mendengar ucapan Yavuz membuat dia cemas, jelas saja Jessica langsung memikirkan kemungkinan terburuk saat dia nanti melahirkan ta
Mansion utama kelurga Futtaim,Kamar rias pengantin."Kamu cantik, Jess," sebuah bisikan menembus Kebagian telinga Jessica, membuat gadis tersebut seketika menatap sosok yang bicara dengan dirinya melalui pantulan kaca cermin dihadapan nya tersebut.Tiffany terlihat berdandan begitu cantik, dibalut gaun indah mendominasi berwarna putih. Perempuan tersebut meletakkan dagunya ke bahu kanan Jessica, bicara dan terus memuji Jessica cantik sejak tadi."Itu kalimat penghibur agar aku tidak grogi?," si polos bertanya seadanya, bicara kearah Tiffany dengan jutaan kecemasan.mendengar apa yang diucapkan Jessica membuat Tiffany terkekeh geli."Tentu saja tidak, Jess. Kamu benar-benar terlihat begitu cantik dengan gaun pengantin mu," dan Tiffany kembali bicara, dia memeluk saudaranya tersebut dari arah belakang."Maafkan aku karena menyulitkan kamu dan salah paham tentang kamu kemarin dengan Sean, Jess." Tiffany bicara soal kesalahpahaman kemarin, merasa cukup malu dengan keadaan karena dia berp
Laki-laki yang bergerak didepan Jessica terlihat mengembangkan senyumannya, menatap kearah Jessica dengan tatapan jutaan kerinduan. Begitu tiba dihadapan Jessica laki-laki tersebut merentangkan kedua belah tangannya kemudian berkata."Tidak ingin memeluk ku, sayang?," tanya laki-laki tersebut kembali, menunggu jawaban Jessica dimana bisa dilihat gadis tersebut masih cukup terkejut dengan keadaan."Daddy," Jessica jelas tercekat, berusaha untuk menahan nafasnya, bibirnya jelas bergetar di mana kedua bahunya ikut bergetar dan bola matanya tampak berkaca-kaca.Didetik berikutnya tiba-tiba Jessica langsung berhamburan memeluk laki-laki tersebut yang tidak lain adalah daddy Gao. Jessica memeluk erat laki-laki tersebut sambil menumpahkan semua kesedihan dan kerinduannya yang bercampur aduk menjadi satu saat ini.. Tidak menyangka jika pada akhirnya dia bertemu lagi dengan orang-orang yang begitu dia cintai.Mommy, daddy dan Tiffany."Oh baby no, make up mu bisa hancur berantakan jika kamu me
Mansion utama kelurga Futtaim,Kamar pengantin.Yavuz terlihat menatap punggung Jessica untuk beberapa waktu, gadis tersebut baru saja masuk kedalam kamar tersebut, bergerak secara perlahan menuju kearah kasur yang sudah didekorasi sedemikian rupa. Terlalu indah dan sangat cocok untuk pasangan pengantin baru untuk bulan madu mereka. "Kenapa penata riasnya sudah harus pulang? bukankah seharusnya mereka menunggu pengantin menyelesaikan acaranya?," Begitu sudah berada di tepi kasur, Jessica bicara kemudian perlahan duduk dipinggir kasur.Dia pikir cukup aneh, penata rias sudah berpamitan pulang sedangkan mereka belum melepaskan riasan make up, hiasan kepala, pakaian pengantin dan lain sebagainya. Apakah keluarga Yavuz tidak komplain dengan tim penata rias pengantin pikir nya.Mendengar pertanyaan Jessica, Yavuz terlihat berdehem."He em mereka punya pekerjaan yang begitu penting, ah tidak lebih tepatnya mendadak." laki-laki tersebut terlihat bingung untuk menjawab. Sungguh terkutuk Yav
Egalita menatap laki-laki yang kini berdiri di hadapan nya tersebut untuk beberapa waktu, menyusun berbagai macam perasaan didalam hatinya sembari membiarkan kaki nya untuk terus bertahan di posisi nya. Jantung nya saat ini jelas tidak baik-baik saja karena selangkah lagi dia akan melepas masa lajangnya dan memilih meniti kehidupan baru bersama seorang laki-laki bernama Nyx zaighum dan putra kandung nya Yufraj Jervis Zaighum.Laki-laki yang ada di ujung sana yang menunggunya menerima uluran tangannya adalah daddy Al fayed, ayah kandungnya, laki-laki itu pernah tidak mengakui dirinya menjadi putrinya di masa lalu tapi Egalita berusaha untuk mengabadikan nya. Egalita bukan seorang pendendam sejati, dia berusaha untuk memaafkan orang-orang di masa lalu nya meskipun realitanya dia disakiti dengan cara yang begitu luar biasa. Dia bukan malaikat atau salah satu penghuni surga yang telah di jamin kesejahteraan nya melainkan hanya seorang anak manusia biasa dan seorang perempuan biasa yang hi
Egalita menatap kearah cermin untuk beberapa waktu, menatap diri dalam pantulan yang ada di hadapannya dengan perasaan yang bercampur aduk menjadi satu. Gugup, gelisah, takut, bahagia dan entahlah dia tidak bisa mendeskripsikan perasaan nya saat ini sama sekali. Berkali-kali Egalita menarik dan membuang nafas nya berharap dia bisa mengontrol seluruh perasaan nya saat ini."Gugup?," Satu suara terdengar dari arah belakang nya, membuat Egalita kembali memfokuskan pandangannya pada sang pemilik suara dengan cara menatap sosok tersebut dari arah cermin yang ada dihadapannya tersebut."Hmmm cukup gugup." Dia menjawab pelan, bisa merasakan keringat dingin menghiasi telapak tangan nya.Yang diajak bicara mengembangkan senyumannya, mendekati Egalita kemudian dia mencoba membantu seorang penata gaun pengantin Egalita untuk mengencangkan bagian pinggang gaun pengantin perempuan tersebut."Semua perempuan pasti merasa seperti itu pada hari pernikahan mereka." Wanita itu bicara dengan bola mata b
Egalita terlalu terkejut, membulatkan bola matanya sembari membiarkan kedua belah tangannya menutupi mulutnya. Masih berusaha menetralisir detak jantung nya saat dia melihat kejutan yang diberikan oleh laki-laki yang berdiri di sampingnya tersebut. "Happy birthday baby." Bisik Nyx zaighum tiba-tiba di balik telinga kanan nya tersebut, laki-laki itu membiarkan pipi kiri nya menempel di pipi kanan Egalita.Hal itu membuat Egalita tidak bisa menggeser posisi wajah nya untuk kembali menatap laki-laki yang ada di sampingnya tersebut karena seolah-olah Nyx zaighum sengaja menahan gerakan di wajahnya agar tidak kemana-mana.Dan dalam hitungan detik tiba-tiba saja hal lainnya mengejutkan Egalita, di mana sebuah layar televisi berukuran besar terlihat menampilkan berbagai macam gambar di hadapannya. Ada yang bisa menebak apa yang di tampilkan di sana?.Di mulai dari gambar test pack bergaris tanda merah yang memutar di layar yang ada dihadapannya di mana di atas sana tulisan demi tulisan ber
Di satu tempat,Malam.Egalita terlihat mengerutkan keningnya saat Nyx zaighum membawa nya ke satu tempat asing yang tidak pernah dia datangi sebelumnya, laki-laki tersebut membelokkan mobilnya secara perlahan ke sisi kanan mereka, membiarkan Egalita menatap sebuah tempat asing yang mereka datangi saat ini.Yah bola mata Egalita terus bergerak mengikuti arah mobil yang dia tumpangi menepi, terlihat menebak-nebak tempat siapa yang mereka datangi. Apakah ini salah satu rumah keluarga besar dari Nyx zaighum atau entahlah dia sama sekali tidak bisa menebaknya saat ini."kita ada dimana?," Perempuan itu bertanya sembari melirik ke arah Nyx zaighum yang kini mulai benar-benar menepikan mobil nya.Mobil berhenti di sebuah halaman luas tempat tinggal asing tersebut, di sisi kiri mereka terdapat sebuah taman bunga yang mulai bermekaran, terlalu indah dan sedap untuk di pandang mata. Dia masih membiarkan bola matanya menatap Nyx zaighum, menunggu jawaban dari laki-laki tersebut.Seulas senyuman
Mansion utama keluarga Ahem Hillatop.Egalita terlihat berdiri dengan posisi merentangkan kedua tangannya, membiarkan dua orang yang ada didalam kamar yang sama dengan nya sejak tadi mengukur seluruh bagian tubuh nya satu persatu. Mulai dari lengan, tangan, bahu, pinggang dan semua yang memang harus di ukur satu persatu.Meskipun cukup lelah karena pulang bekerja tapi dia menikmati keadaan saat ini sambil membiarkan bola mata nya terus menatap kearah sosok seseorang yang berbaring di atas kasur sejak tadi. J kecil terlihat fokus berbaring di atas kasur, menikmati diri melukis sosok Egalita yang berdiri bersama 2 perempuan di sisi kiri dan kanan nya. Bocah laki-laki tersebut terlalu bersemangat, dia tahu betul apa yang dilakukan gadis itu saat ini. Egalita akan menjadi mommy nya tidak lama lagi."Mommy katakan pada ku, walna pipi mommy apa?," J kecil menatap lurus ke arah Egalita, bertanya dengan cepat sambil menunggu jawaban Egalita.Perempuan itu mengembangkan senyumannya, dia menjaw
Beberapa waktu kemudian,Di ruangan khusus.Nyx Zaighum terlihat duduk dengan tenang di atas sebuah kursi kayu, menikmati secangkir kopi hangat yang ada di atas meja yang terbuat dari stainless di hadapannya, dia menyesap kopi yang ada di hadapannya tersebut dengan gerakan yang begitu tenang dan tanpa mengeluarkan sedikitpun suaranya sejak tadi. Di bagian pintu masuk dua laki-laki bertubuh kekar tampak berdiri tegap sejak tadi juga tidak mengeluarkan suara mereka sedikit pun dimana seolah dua laki-laki itu menunggu seseorang yang akan datang tidak lama lagi.Dan sesuai dengan apa yang diprediksi tiba-tiba saja dari arah seseorang masuk dengan menutup pintu terlebih dahulu, dan begitu salah satu penjaga yang membuka pintu bisa dilihat siapa yang datang saat ini.Akzal terlihat menyeret kasar seorang perempuan agar masuk ke dalam ruangan itu, tidak ada sedikitpun kelembutan dan toleransi yang diberikan oleh laki-laki tersebut saat ini gimana dia membiarkan perempuan tersebut tersungkur
Dan apakah ada yang bisa menebak siapa sosok terakhir yang datang dengan menampil kan wajah cemburu yang menatap ke arah Nyx zaighum dalam tatapan kesal dan juga penuh kecemburuan tersebut."Kenapa daddy dan mommy semalam tidak pulang?," Dan itu jelas adalah suara dari J kecil.Bocah laki-laki itu bertanya sambil berkacak pinggang di hadapan sang daddy nya ketika dia sudah berada tepat di hadapan Nyx zaighum. Di mana Nyx zaighum sendiri terlihat sudah menyambar handuk mandi sejak tadi dan langsung melilitkan ke pinggangnya agar keadaan dan kondisi tubuhnya saat ini tidak sepenuhnya terlihat oleh para anggota keluarganya yang datang saat ini termasuk putra kesayangannya tersebut."Maafkan daddy sayang, ada hal darurat yang terjadi semalam dan membuat daddy tidak bisa pulang," laki-laki itu memberikan alasan yang paling baik dan signifikan untuk putranya di mana dia langsung bergerak mencoba untuk menyambar tubuh J kecil.Tapi sayangnya bocah laki-laki itu merengut dia membalikkan tubuh
Melihat ekspresi Egalita ketika pertama kali bangun dan menatap dirinya membuat Nyx Zaighum mengulum senyuman nya, dia secara perlahan membiarkan telapak tangan kokoh nya meraih selimut Egalita yang menutupi wajah perempuan tersebut."Kenapa?," Tanya laki-laki itu dengan suara lembut nya.Alih-alih menjawab, Egalita masih memilih meringkuk, memejamkan bola matanya dengan perasaan malu. Jika dia ingat Apa yang dilakukan oleh mereka semalam jelas saja hal itu membuat Egalita tidak berani berhadapan langsung dan menatap Nyx zaighum."Biarkan aku melihat wajahmu saat bangun tidur baby," laki-laki itu bicara sembari mencoba untuk menggeser selimut yang menutupi wajah Egalita.Nyx Zaighum bicara dengan nada yang begitu tenang seolah-olah mereka telah melewati hubungan yang begitu lama dan tidak menampilkan sedikitpun kecanggungan diantara mereka berdua saat ini. Setelah laki-laki itu berkata begitu dia benar-benar berhasil menarik selimut yang menutupi wajah gadis cantik yang ada di hadapan
Sinar matahari pagi perlahan menyeruak masuk melalui pantulan kaca jendela di sisi kiri kamar hotel di mana Egalita DNA Nyx zaighum berada.Bisa di lihat Egalita masih terlelap dan tenggelam kedalam tidur nya, rasa lelah yang menghantam nya membuat gadis itu benar-benar tidak bangun jauh lebih awal dari biasanya. Dia terlalu tidak sadar dengan keadaan, membiarkan diri tenggelam kedalam tidur panjangnya. Percayalah percintaan yang dia lewati rasanya sangat luar biasa menguras tenaga, seolah-olah Dia baru saja melakukan senam marathon mengelilingi lapangan sepak bola sebanyak 20 putaran tanpa henti, bahkan lebih mirip seperti habis melakukan kegiatan fitness angkat besi atau lari di atas alat treadmill hingga berjam-jam lama nya. Kedua pahanya jelas pegal bukan main, kaki nya terasa keram dan tubuhnya jelas sangat lelah luar biasa.Di sepanjang tidurnya nggak di situ sama sekali tidak menggerakkan tubuhnya, dia terlalu asik tenggelam dalam rasa lelahnya.Sedangkan di sampingnya bisa di