Peserta pembekalan tugas ugas pengabdian Masyarakat masih berada di aula Gedung pengabdian Masyarakat meskipun acara pembekalan sudah selesai. Mereka memanfaatkan moment tersebut sebagai ajang pertemuan antar anggota kelompok.Giant yang duduk disebelah Vilia berkata : “Aku akan bergabung dengan teman satu kelompok, kalian apakah akan tetap disini?”Zeni yang mendengarnya segera menyahut : “Apakah kamu sudah bertemu dengan mereka? Bukankah di lembar kelompok tidak tertulis kontak person mereka? Bagaimana kamu bisa menghubungi mereka?”“Aduh Zeni! Kenapa kamu bisa lupa? Aku geli mendengar pertanyaan lugu kamu?” Vilia tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya. “Bukankah Giant itu memiliki bakat seorang detektif? Tentu setelah dia dengan mudah mendapatkan contact person nama anggota kelompoknya, jiwa detektifnya mulai meronta-ronta untuk segera bekerja. Bukankah demikian Giant?” tanya Vilia dengan mengangkat kedua alisnya.Giant selanjutnya menepuk kepala Vilia dengan sebuah buku kec
Suasana di serambi musholla cukup ramai. Beberapa peserta pembekalan terlihat sedang rehat dengan duduk di serambi tersebut.“Teman-teman sebentar lagi aku akan berkumpul dengan teman anggota kelompokku. Tadi aku sudah melihat sebentar terkait list kelompoknya Zeni dan Rian, untuk Zeni jika kamu mengetahui Baskoro sebaiknya kamu tanyakan kepadanya, disitu tercantum mahasiswa yang satu fakultas dengan Baskoro, aku kurang tahu untuk anggota lainnya karena itu berbeda fakultas.” Giant terdiam sembari mencermati list yang tercantum nama Rian.“Adapun untuk Rian, jika kamu mengenal teman aktivis yang berasal dari Fakultas Bahasa dan Sastra tanyakan kepadanya contact personnya, salah satu anggota kelompokmu ada yang bernama Jeni, seingatku dia pernah mengikuti ajang lomba menyanyi tingkat nasional. Teman kamu pasti mengetahuinya.” kata Gian sembari menyerahkan kertas tersebut kepada Rian.Rian tersenyum sembari menerima kertas dari Giant. Dia berkata : “Benar apa yang kamu katakan Giant, a
Di Serambi musholla Giant masih berkutik dengan kertas milik Vilia. Dia sengaja mengerjai Vilia dan memperlama mencari identitas nama anggota kelompoknya Vilia.“Kapan kamu selesai Giant?” gerutu Vilia sembari melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. “Ini sudah pukul 13:30 siang, aku juga mulai merasa lapar.”Giant tersenyum mendengar pertanyaan dari Vilia.Dia berkata : “Baiklah Vilia, sebaiknya kita ke kantin sekarang. Nanti cacing diperutmu meronta-ronta meminta makanan. Aku takut kamu pingsan mendadak!” seloroh Giant.“Apaan sih kamu? Mau ngerjain aku-kan? Kamu telusuri nama anggota kelompokku juga lama?” seru Vilia dengan raut wajah kesal.“Sabarlah engkau wahai Vilia yang imut? Aku sangat mengasihani kamu? Sebaiknya kita ke kantin sekarang, selagi sedang berbaik hati, aku akan mentraktirmu makan siang kali ini, Oke! Kamu tidak perlu khawatirkan mengenai penelusuranku, jika perutku sudah terisi otomatis otakku akan langsung bekerja dengan cepat. Ayolah Vilia, kita ke
Sam masih memimpin jalannya diskusi pada kelompok tugas pengabdian masyarakat. Dia menatap keseluruh anggota kelompoknya.Dia berkata : “Sebelum diskusi akan ditutup, apakah teman-teman ada yang memiliki pertanyaan terkait hasil diskusi pada pertemuan kali ini?”Arla yang baru bergabung segera mengangkat tangannya. Setelah dipersilakan oleh Sam untuk menyampaikan pendapatnya Arla segera berbicara.“Pada pertemuan diskusi kali ini, aku belum terlalu memahami secara keseluruhan untuk hasil diskusinya, mengingat tadi aku terlambat datang. Apakah ada point penting yang belum aku ketahui?”Chika segera menjawab : “Arla, tadi sudah aku sampaikan bahwa hasil diskusinya akan aku share di grup chat, termasuk point-point penting yang belum kamu ketahui. Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkannya.”Sam segera menambahkan apa yang barusan dikatakan oleh Chika. “Benar apa yang Chika katakan, kita akan mendapatkan hasil diskusinya di grup chat, serta kalian bisa melakukan tanya jawab pada grup chat
Kendaraan umum yang membawa Zeni berhenti tepat didepan rumah kos. Setelah membayarkan sejumlah uang untuk ongkos, Zeni turun dan berjalan memasuki kos. Dia mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum memasuki rumah kosnya.Zeni masuk ke dalam kamar kos, terlihat Lisa sedang berkutik dengan tugas kuliah di depan laptop. Melihat kedatangan Zeni dia segera menghentikan sementara aktivitasnya.“Sudah selesai acara pembekalannya mba Zeni? Kelihatannya wajah mba Zeni sangat lelah? Makanlah terlebih dahulu mba? Aku sudah belikan makan siang sesuai permintaan dari mba Zeni dan menyimpannya di dapur.”“Aku memang lelah Lisa.” Dia meletakkan ranselnya ke kursi kosong yang tak jauh dari Lisa. “Aku mau tidur sebentar Lisa, benar-benar hari ini sangat menguras tenaga dan pikiranku.” Zeni membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.“Kenapa mba Zeni tidak makan terlebih dahulu jika ingin tidur? Aku melihat ada obat luka yang berada diatas meja. Apakah mba Zeni terluka?”“Aku hanya ingin merebahkan
Zeni menutup pintu kos dan berjalan masuk kedalam kamar kos.“Siapa mba? Aku baru pertama kali melihat mereka datang ke kos ini?” tanya Lisa setelah melihat Zeni masuk kedalam kamar.Zeni duduk disebelah Lisa dengan menaruh amplop diatas meja.“Dia teman satu kelompok dalam tugas pengabdian masyarakat, aku juga baru pertama kali bertemu tadi pagi di aula gedung Auditorium.”Zeni mengambil buku dan ponsel dari dalam ransel kemudian meletakkannya di atas meja.“Pantas saja, wajahnya asing. Apakah ada kepentingan yang sangat penting sehingga dia sampai mendatangi mba Zeni?”“Aku dimintai tolong untuk membantu memberikan surat ijin saat tugas pengabdian masyarakat. Baiklah aku akan segera menyelesaikan membuat anggaran untuk program kerja tugas pengabdian masyarakat.”“Oke. Selamat mengerjakan! Tetap semangat ya?” ucap Lisa. Dia kembali melanjutkan aktivitasnya mengerjakan tugas kuliah.Zeni segera berkutik dengan angka untuk menyelesaikan membuat anggaran program kerja. Disusunnya anggar
Tante Denti segera menimpali : “Kalian tidak perlu sungkan, kami memang sudah menyiapkan sedikit makanan ringan untuk kalian. Cobalah! Sembari kalian melepas lelah. Perjalanan dari kampus sampai ke rumah sakit ini memang cukup menguras tenaga dengan waktu tempuh yang cukup lama.”“Baiklah Tante Denti, kami senang mendapat jamuan makanan dari tante dan ibunya Zeni, sebenarnya kedatangan kami hanya untuk mengunjungi ibunya Zeni tidak lebih dari itu.” kata Giant sembari tersenyum lebar dan melanjutkan pembicaraannya. “Kami justru mendapatkan bonus makanan di rumah sakit, wah jiwa anak kos tentu tidak menolak rejeki tersebut.” kelakar Giant.Vilia yang mendengar perkataan Giant segera menyahut : “Ibunya Zeni dan Tante Denti jangan hiraukan perkataan Giant, dia memang terkadang suka bercanda.”“Tante malah senang jika kalian suka bercanda. Mari tante antar menuju ke sofa yang berada di ujung ruangan ini.”“Tentu saja tante. Ibunya Zeni kami berpindah duduk diseberang, tenang saja kami masi
“Benar apa yang kamu katakan Nina. Semua akan menjadi pelajaran yang beharga untukku. Kamu bersifat bijak dan penyayang Nina.” ucap Ibunya Zeni.Tante Denti yang sembari tadi hanya terdiam segera berbicara : “Nina kamu sudah cukup dewasa bisa memberi petuah kepada ibunya Zeni, tante senang Zeni punya teman sepertimu. Dimanakah tempat tinggalmu Nina? Jika ada waktu senggang tante ingin berkunjung ke rumahmu.”“Dengan senang hati tante, pintu rumahku selalu terbuka untuk menyambut kedatangan keluarganya Zeni. Aku tinggal di komplek perumahan Metro Pelita.” ucap Lisa dengan tulus.Ibunya Zeni tersenyum mendengar perkataan dari Nina. Dia berkata : “Kalian segeralah bergabung dengan Vilia dan Giant. Lisa sudah menempuh perjalanan yang cukup jauh pasti kamu kelelahan. Tante Denti sudah menyiapkan makanan ringan. Nikmatilah suguhan yang kami sediakan secara ala kadarnya.”“Mari Lisa dan Nina, kita segera berpindah duduk di sofa. Biarkan ibunya Zeni beristirahat sebentar. Tante akan menemani