“Saya ingin melaporkan pada Anda, tentang pelaku yang membuat rumah Anda kebakaran, Tuan.”Raut wajah Kaivan berubah mendengar apa yang diucapkan oleh Doni. Sepasang iris mata cokelat gelapnya berubah begitu tajam. Pancaran matanya menunjukan kemarahan. Rahang Kaivan mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat.“Berikan aku rekaman CCTV-nya,” ucap Kaivan dingin dengan sorot mata tegas.Aryan yang sejak tadi ada di samping Kaivan pun, tampak menunjukan ketidaksabaran ingin tahu siapa pelaku sebenarnya yang tega membakar rumah Kaivan hingga membuat Krystal dan Felicia menjadi korban.“Siapa pelakunya, Doni? Apa kita mengenalnya?” Aryan bertanya dengan nada yang tak sabar dan mendesak Doni agar segera memberitahu.Doni pun mengambil iPad-nya. Lalu dia memutar rekaman CCTV yang sebelumnya telah dia salin di iPad. Didetik selanjutnya, Doni memberikan rekaman CCTV itu pada Kaivan seraya berkata, “Ini hasil rekaman CCTV yang tersembunyi di belakang rumah Anda, Tuan. Semua CCTV di rumah Anda tel
“Berhenti berpura-pura di depanku, Sialan! Aku tahu kamu yang membakar rumahku!!”Suara bentakan Kaivan begitu keras membuat Livia bungkam seribu bahasa. Tampak wajah Livia yang pucat pasi. Lidah wanita itu kelu. Tenggorokannya tercekat tiba-tiba kala mendengar ucapan Kaivan.“M-Membakar rumahmu? Aku tidak mengerti dengan ucapannmu, Kaivan! Jangan sembarangan menuduhku!” Dengan wajah yang pucat, Livia mati-matian berpura-pura seolah dirinya tak bersalah. Wanita itu mengangkat wajahnya seakan dia tak terima disalahkan.Tatapan Kaivan menyorot tajam dan bengis pada Livia. Dia melangkah mendekat. Reflek, Livia segera memundurkan langkahnya ketika Kaivan mendekat padanya. “K-Kamu salah alamat! Aku tidak tahu apa maksudmu, Kaivan!” Livia kembali berusaha membela diri. Hingga saat tubuhnya terbentur ke meja, Livia tak bisa lagi mundur. “Pergilah, Kaivan … hari ini aku, akh—”Livia meringis kesakitan kala tiba-tiba Kaivan mencengkram kasar rahangnya. Begitu keras seperti ingin meremukan rah
Kaivan berlari masuk ke dalam rumah sakit. Raut wajahnya tampak begitu panik. Ya, sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, pikiran Kaivan tak henti memikirkan hal buruk terjadi pada istri dan anaknya. Rasa takut menelusup ke dalam dirinya. Berkali-kali Kaivan menepis pikiran buruk yang mucul, tapi tak dipungkiri pikirannya tak mampu berpikir jernih ketika dirinya dilanda ketakutan hebat.Saat Kaivan tiba di depan ruang rawat Krystal, dia hendak masuk ke dalam. Namun, langkah Kaivan terhenti kala Aryan mencegahnya.“Lepaskan aku! Aku ingin menemani Krystal!” seru Kaivan dengan tegas.“Dokter sedang memeriksa Krystal, Kaivan. Tenangkan dirimu.” Aryan berujar seraya menyentuh kedua bahu Kaivan. Menenangkan teman baiknya itu. “Percaya, Krystal dan anakmu akan baik-baik saja.”Tubuh Kaivan seakan melemah. Syarafnya seolah tak berfungsi lagi. Kaivan tak menjawab ucapan Aryan. Dia hanya melihat Krystal dari balik kaca ketika sang dokter tengah melakukan pemeriksaan. Mata Kaivan memanas. Kaiv
Kaivan menatap sang dokter yang tengah memeriksa keadaan Krystal. Tepat di saat Krystal sudah membuka mata, Kaivan segera memanggil dokter. Ya, meski awalnya Krystal mengatakan tidak mau dirinya memanggil dokter tetapi Kaivan tidak akan tenang jika dokter belum melakukan pemeriksaan ketika sang istri sudah membuka mata. Pemeriksaan dokter kali ini membuat Kaivan menjadi lebih membuat Kaivan tidak terlalu cemas seperti sebelumnya. Kini Kaivan telah melihat kembali pancaran dari manik mata indah milik sang istri. Suara lembut Krystal kembali dia dengar. Sungguh, tidak ada yang membuat Kaivan bahagia selain melihat Krystal ada di sisinya.Saat sang dokter, sudah selesai memeriksa keadaan Krystal; Kaivan langsung menghampiri sang dokter.“Bagaimana keadaan istriku?” tanya Kaivan seraya menatap lekat sang dokter. Nada bicaranya dingin dan tersirat menuntut agar sang dokter segera memberitahunya.Sang dokter tersenyum. “Tuan Kaivan … jujur saya tidak menyangka Nyonya Krystal bisa secepat i
“Pulanglah, Sherly … hari ini aku masih sibuk. Besok malam aku akan menemuimu.” Suara Liam terdengar pelan dan tersirat tegas mengusir wanita bernama Sherly yang ada duduk di pangkuannya itu. Namun, sayangnya Shery malah semakin bergelayut manja pada Liam. Seolah wanita itu tidak mau pergi.Ya, tepatnya hari ini di saat Liam baru saja menyelesaikan meeting; tiba-tiba wanita yang bernama Shery ini menghampirinya. Well, tepatnya teman kencan Liam ini selau saja memaksa Liam untuk datang ke apartemen. Sejak kehamilan Livia; Liam memang jarang berkencan dengan wanita lain. Bukan tanpa alasan, tetapi karena Liam sedang malas. Lepas dari itu, Liam juga tidak ingin menjadi incaran paparazzi. Lebih baik dia menghindar dari media yang selalu mengincar gossip tentang dirinya. Dan hal itu pun yang membuat Liam mengurangi bertemu dengan teman kencannya. Akan tetapi, jika teman kencannya yang menghampirinya; tentu saja Liam tidak akan mungkin menolak. Tidak mungki seekor harimau akan menolah jika
“Ka Aryan? Kamu di sini?” Suara Felicia terdengar pelan dan sedikit terkejut Aryan masuk ke dalam ruang rawatnya. Ya, hari ini Felicia sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tadi malam Aryan hanya mampir sebentar ke ruang rawatnya untuk mengatakan bahwa dirinya sudah diperbolehkan pulang. Felicia pikir hari ini Aryan tidak akan lagi ke ruang rawatnya. Akan tetapi apa yang Felicia pikirkan adalah salah. Kenyatannya, Aryan ada di hadapannya.Senyuman samar di wajah Aryan terlukis. Pria itu melangkah mendekat pada Felicia dan duduk di tepi ranjang. “Maaf tadi malam aku tidak bisa menjagamu. Tadi malam ada beberapa urusan yang harus aku kerjakan.”Tadi malam Aryan memang tidak bisa menjaga Felicia sepanjang malam. Bukan tidak mau tapi ada hal yang harus dia kerjakan.Felicia mengangguk. “Tidak apa-apa, Ka. Aku mengerti. Harusnya aku yang berterima kasih karana kamu menjagaku salama aku di rumah sakit,” ucapnya lembut dan hangat.Felicia pun paham kalau Aryan sibuk. Pasalnya, Aryan d
“Liam Baskara. Liam Baskara mencari Anda, Tuan.”Kaivan terdiam sejenak kala mendengar ‘Liam Baskara’ mencarinya. Sepasang iris mata cokelatnya terpancar begitu dingin. Raut wajah tampak tak bersahabat begitu terlihat.“Katakan padanya, aku akan menemuinya nanti. Minta dia untuk menunggu,” ucap Kaivan dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi.” Penjaga itu menundukan kepalanya, pamit undur diri dari hadapan Kaivan, Krystal, Aryan, dan Felicia.Tampak Krystal menautkan alisnya, menatap Kaivan dengan tatapan bingung. Ya, Krystal tidak mengenal nama ‘Liam Baskara’ itu kenapa dia memberikan tatapan bingungnya. Lain halnya dengan Aryan dan Felicia yang menunjukan wajah terkejutnya mendengar nama ‘Liam Baskara’ mencari Kaivan.“Ka, untuk apa Liam Baskara mencarimu?” tanya Felicia seraya menatap Kaivan. Nada bicaranya terdengar begitu penasaran kenapa bisa ‘Liam Baskara’ mencari kakaknya. Terlebih saat ini kakaknya tengah berada di rumah sakit. Andai kat
“Kai?” Suara lembut Krystal memanggil Kaivan yang baru saja melangkah masuk ke dalam ruang rawatnya. Sesaat Krystal tampak menatap lekat-lekat Kaivan. Raut wajah sang suami terlihat berbeda dari sebelumnya. Wajah sang suami saat ini terlihat begitu dingin dan sorot mata yang tampak habis marah. Akan tetapi kenapa Kaivan marah? Bukankah tadi Kaivan bertemu dengan teman bisnisnya? Banyak pertanyaan yang muncul dalam benak Krystal. Namun Krystal tidak mungkin langsung mempertanyakan apa saja yang ada di dalam benaknya saat ini.“Di mana Aryan dan Felicia?” Kaivan mendekat pada Krystal. Lalu duduk di samping sang istri. Ya, di ruang rawat itu hanya ada Krystal yang ditemani oleh dua orang pelayan. Namun, tepat di saat Kaivan masuk ke dalam ruang rawat Krystal; para pelayan itu segera pamit undur diri.“Aryan sudah mengantar Felicia pulang, Kai. Aku yang meminta Aryan untuk mengantar Felicia. Aku tidak tega kalau Felicia masih harus menungguku, Kai. Felicia pasti lelah dan ingin segera ist
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k