“Kaivan, hari ini aku ingin latihan balet. Aku sudah tiga hari tidak latihan balet. Aku Tidak enak pada teman-temanku jika tidak latihan lagi, Kai.”Krystal berucap pelan di tengah-tengah sarapannya bersama dengan Kaivan. Ya, sudah tiga hari ini Kaivan meminta Krystal untuk beristirahat di rumah memulihkan kesehatannya. Tentu Kaivan akan selalu mengatakan tidak ingin Krystal sakit karena tidak mau disusahkan oleh wanita itu. Well… Perkataan pedas Kaivanlah yang membuat Krystal menurut dan tidak membantah. Pun Krystal tidak ingin menyusahkan Kaivan.“Memangnya tubuhmu sudah membaik?” Suara Kaivan bertanya dengan nada dingin dan raut wajah datar.Krystal mengangguk pelan. “Sudah. Aku sudah membaik.”Kaivan mengambil kopi yang diantar oleh sang pelayan dan menyesapnya perlahan. “Bersiaplah. Aku akan mengantarmu ke tempat latihan baletmu.”Krystal tampak terkejut. “Kamu mau mengantarku, Kai? Tidak, lebih baik jangan. Nanti banyak teman-temanku yang melihat. Maya saja sudah pernah memergok
“Nyonya Krystal?” Seorang pelayan menyapa Krystal yang berbalik arah tidak jadi masuk ke dalam ruang makan.“Eh? Iya?” Krystal terkejut kala pelayan melangkah menghampirinya. Krystal menjadi salah tingkah. Dia pun terlihat sedikit panik.“Nyonya mau ke mana? Tuan sudah menunggu di ruang makan. Beliau meminta Anda untuk sarapan,” ujar sang pelayan memberitahu.“I-Iya, nanti aku ke sana. Sebentar aku ingin membalas pesan temanku,” kata Krystal yang mencari alasan. Wajahnya mengulas senyuman kaku.“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Krystal.Krystal mendesah lega kala sang pelayan yang sudah pergi. Ya, sejak tadi malam di mana Kaivan memergoki dirinya yang menonton film membuat Krystal sungguh malu. Rasanya Krystal ingin sekali melarikan diri ke kutub utara dan tidak lagi bertemu siapa pun. Untungnya tadi malam Kaivan tidak menyerangnya. Pria itu malah tidak henti tersenyum-senyum sepanjang malam karena memergok
“Masih ada aku.”Seketika Krystal terperangah terkejut mendengar ucapan Kaivan. Lidahnya bahkan nyaris tidak mampu mengeluarkan kata-kata. Bersamaan dengan debaran jantungnya yang berpacu keras.“M-Maksudmu?” tanya Krystal yang memberanikan diri untuk bertanya.“Maksudku masih ada aku yang akan membantu hidupmu sampai kontrak pernikahan ini selesai. Jadi kamu tidak usah khawatir,” jawab Kaivan dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.Raut wajah Krystal berubah. Ya, tentu saja Krystal tahu bahwa ada Kaivan yang akan membantu kehidupannya ‘Selama Kontrak Pernikahan ini Selesai’ Krystal menyadari akan hal itu. Meski hanya sementara tapi Krystal tetap bersyukur akan hal itu.Kini Krystal hanya diam kala Kaivan menjawab itu. Dia tidak lagi berucap sepatah kata pun. Hanya raut wajah wanita itu terlihat berbeda dari yang sebelumnya.Suara ketuk pintu terdengar menghentikan keheningan yang membentang di ruang rawat itu. Baik Kaivan dan Krystal langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah pin
“Aku berangkat. Kamu istirahatlah. Lebih baik tidak perlu latihan balet. Di rumah saja.”Kaivan berucap seraya memasang aroloji di pergelangan tangannya. Tatapannya mulai teralih pada Krystal yang tengah duduk di sofa kamar seraya menikmati teh madu hangat yang baru saja diantarkan oleh pelayan.“Apa hari ini kamu akan pulang malam, Kai?” tanya Krystal pelan.“I think so. Hari ini aku memiliki banyak meeting,” jawab Kaivan datar.Krystal mengangguk pelan. “Oh, ya. Apa kamu sudah menghubungi Livia? Maksudku bagaimana kabarnya sekarang?” tanyanya lembut yang ingin tahu kabar Livia.“Baik. Dia baik,” jawab Kaivan dengan nada yang masih sama. Datar dan dingin seolah enggan bicara. Namun, Kaivan memang seperti itu. Intonasi bicaranya seperti tengah berbicara dengan musuhnya sendiri.Ya, Kaivan memang selalu mendapatkan kabar dari Livia. Meski terkadang Kaivan tidak menjawab telepon dari Livia namun Livia tetap memberikannya sebuah pesan. Kaivan bukan bermaksud tidak ingin menjawab telepon
“Kai, hari ini kamu pulang malam sekali. Apa di kantor sangat sibuk?” Krystal bertanya pelan kala melihat Kaivan baru saja selesai membersihkan diri dan kini berbaring di sampingnya. Ya, malam ini Kaivan pulang begitu larut. Bahkan Krystal yang tadinya sempat tertidur pulas langsung terbangun kala mendengar suara pintu terbuka. Krystal memang mudah terbangun jika mendengar suara-suara.“Aku meeting dengan temanku yang baru pulang dari Melbourne,” jawab Kaivan datar.Krystal menganggukan kepalanya pelan. Kemudian, dia mendongakan kepalanya menatap manik mata cokelat gelap Kaivan. “Oh, ya, Kai. Boleh aku bertanya padamu?”“Katakan.” Kaivan mengalihkan pandangannya, menatap wajah polos Krystal yang tanpa memakai polesan make up sedikit pun. Hanya ada sedikit mengkilap di bibir merah muda Krystal. Setiap malam Krystal memang selalu memakai lip balm. Dan bibir Krystal salah satu objek yang tak luput dari pandangan Kaivan. Tatapan yang tersirat memuja. Namun, sayangnya orang lain tidak akan
“Pagi, Kaivan,” sapa Krystal dengan senyuman hangat di wajahnya kala melihat Kaivan sudah rapi dengan pakaian kantornya. Sama halnya dengan Krystal yang sudah rapi dengan dress berwarna merah muda motif bunga kecil. Warna merah muda itu sukses membuat Krystal terlihat segar dan cantik. Seperti saat ini Kaivan terdiam sejenak melihat penampilan Krystal. Tatapan yang tersirat memuji di wajahnya yang tetap dingin.“Pagi.” Kaivan berdeham dan menjawab sapaan Krystal dengan nada datar. “Kamu hari ini ingin latihan balet?” tanyanya seraya menatap Krystal. Krystal mengangguk pelan. “Iya, Kai. Aku ingin latihan balet. Tubuhku sudah sehat. Aku baik-baik saja. Tidak apa-apa, kan?”Kaivan mengembuskan napas panjang. “Jangan lupa minum vitamimu agar tubuhmu tidak lemah. Kamu sakit sangat merepotkan. Aku tidak ingin disusahkan lagi!” ucapnya tegas dan menatap Krystal penuh peringatan.Raut wajah Krystal langsung berubah kala mendengar ucapan Kaivan. Tampak Krystal merasa tidak enak dan bersalah.
Perkataan Kaivan sukses membuat wajah Krystal menjadi pucat pasi. Pria itu menggoda Krystal mengatakan akan mengajak Krystal menonton film dewasa. Well… Krystal bagaikan tengah melihat seekor harimau yang kelaparan. Yang sebentar lagi akan menerkam mangsanya. Di tambah kini dada Krystal terlihat jelas. Ukurannya menantang, membuat Kaivan tak berkedip sedikit pun. Degupan jantung Krystal selalu berpacu dengan keras tiap kali berada didekat Kaivan. Seolah jantungnya ingin melompat dari tempatnya. Ini adalah hal yang membuat Krystal benar-benar tidak nyaman.“K-Kaivan… Sepertinya film itu sudah aku hapus. Sekarang aku mau mengganti p-pakaianku dulu. T-Tubuhku lengket terkena tumpahan kopi, Kai.”Krystal bangkit berdiri, menjauh dari Kaivan. Jika harimau adalah hewan yang menerkam mangsanya dengan langsung. Beda halnya dengan buaya yang menerkam secara diam-diam. Entah Kiavan menerkam secara langsung atau menerkam secara diam-diam. Kini Krystal langsung berlari masuk ke dalam walk-in clos
Krystal menyisir rambut panjangnya seraya mematut cermin. Tatapannya melihat dari pantulan cermin keberadaan Kaivan. Namun, dia tetap tidak menemukan keberadaan Kaivan. Saat Krystal sudah terbangun—dia memang tidak melihat Kaivan di sampingnya. Entah ke mana Kaivan pergi. Tapi rasanya Kaivan tidak mungkin sudah berangkat ke kantor. Pasalnya, Krystal terbangun tepat jam enam pagi. Masih pagi buta untuk Kaivan tiba di kantor. Dan jika Kaivan berolahraga pun, harusnya pria itu sudah kembali ke kamar.Ya, kini Krystal tengah bersiap-siap untuk latihan balet. Sudah cukup kemarin dirinya seharian berdua dengan Kaivan di rumah. Well… Lebih tepatnya Kaivan bekerja di rumah. Sedangkan Krystal hanya berdiam diri di kamar sembari membaca baca buku dan menonton televisi. Luka akibat tersiram air panas di area dada Krystal mulai membaik. Paling tidak kulit Krystal tidak melepuh. Hanya memerah saja bukanlah masalah besar.“Kaivan ada di mana, ya?” gumam Krystal pelan seraya meletakan sisir di tanga
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k