Selesai nonton, Auristella keluar lebih dulu dibanding yang lainnya. Dia ingin sekali pergi ke kamar mandi, karena sepanjang film dimulai Auristella menahan buang air kecil. Dan kali ini dia tidak ingin lagi harus mengantri di depan kamar mandi. Lima belas menit sudah, akhirnya Auristella keluar dari kamar mandi. Dia terkejut ketika melihat Marvin yang berdiri di depan toilet perempuan."Kalau gak salah toilet cowok di samping deh, bukan disini." kata Auristella bingung, sambil menatap simbol warna merah muda dan juga biru."Gue tau.""Terus lo kesini ngapain? Mau ngintipin gue?" Yang ada Marvin malah menjaga Auristella. Tadi, ada dua orang karyawan mall ini mengikuti Auristella. Dia hanya takut jika dia orang itu melakukan hal buruk pada Auristella dengan alasan membersihkan kamar mandi. Sedangkan jaman sekarang, kaca saja bisa dipasang CCTV untuk melihat orang di dalam toilet berbuat apa. Itu sebabnya Marvin berdiri tegak di depan pintu toilet perempuan, hanya untuk memastikan ka
Pagi hari, sekolah dibuat heboh dengan kedatangan Nevan dengan keadaan babak belur. Belum lagi, Edgar yang datang setelah sepuluh menit Nevan berada di parkiran sekolah dengan banyaknya orang tengah mengerumuninya. Bahkan Nevan yang meminta mereka untuk minggir dan meninggalkan Nevan, tak ada satu orang pun yang bergerak pergi. Kecuali ada banyak sekali mata yang penasaran dengan wajah Nevan yang babak belur. "Edgar dateng babak belur. Nevan juga babak belur, apa mereka habis berantem gara-gara Chrissy ya?" Pertanyaan itu membuat Nevan menatap dua perempuan yang suka sekali mencari berita di sekolah. Ya, mereka salah satu akun gosip salah satu disekolah. Radio sekolah selalu berbunyi ketika istirahat. Selain menceritakan berita gosip tentang sekolah ini, mereka juga suka sekali mengirim pesan, menyatakan perasaan lewat lagu yang mereka inginkan. Dan kali ini sudah dipastikan kalau Nevan akan masuk berita sekolah dengan Edgar. Mendorong banyak anak untuk lewat. Akhirnya Nevan pun bi
Melihat laki-laki yang ada di depan matanya, Amel langsung berlari dan menghambur ke pelukannya. "Sayang … aku kembali." ucapnya dengan nada yang begitu manja. Nevan. Langsung menepis tangan itu dan membalik badannya, menatap Amel yang terlihat sangat gembira ketika tahu jika sekolah yang dia datangi ada Nevan dan juga Chrissy. "Gue tau lo balik." Jawaban cetus Nevan malah membuat Amel mengerucutkan bibirnya. "Harusnya kan kamu senang aku kembali. Ingat ya, dulu–" "Itu dulu, waktu lo masih sakit. Sekarang lo udah kembali dalam keadaan sehat, berarti semuanya sudah selesai." Nevan langsung pergi, tanpa mendengar jawaban apa yang akan Amel katakan. Dia kebingungan, ketika mendapati Chrissy tak lagi ada di sekolah. Perempuan itu pergi entah kemana, bahkan ketika melihat semua pintu sekolah ini tak ada satupun pintu yang terbuka. Apa mungkin dia memanjat dinding setinggi ini?Mengelilingi sekolah dengan rasa lelah, akhirnya dia pun memutuskan untuk duduk di pinggiran lapangan volly.
Hmm, akhirnya Chrissy pun berangkat ke acara ulang tahun temannya dulu bersama dengan Nevan. Disini, dia bisa melihat Lena yang juga ikut datang sambil berbicara panjang lebar dengan ibu teman Chrissy. Tujuan dia datang kesini hanya untuk temannya, meskipun dia harus mengabaikan panggilan Lena.Perempuan itu langsung menghampiri temanya dan memeluknya. "Happy birthday." ucapnya.Nia melepas pelukan itu dan menatap Chrissy dengan mata yang berkaca-kaca. "Gue pikir lo gak akan datang." Mana mungkin Chrissy tidak datang. Tahun lalu ketika Chrissy ulang tahun, Nia adalah orang pertama yang memberikan Chrissy kejutan. Jarak dari ulang tahun Chrissy dan juga Nia tidak begitu jauh. Hanya berjarak dua bulan setelah ulang tahun Nia adalah ulang tahun Chrissy. Tanggalnya pun beda satu angka. Memberikan paper bag mini yang dia bawa. Nia lebih penasaran dengan laki-laki yang ada di samping Chrissy. Laki-laki yang bahkan tangannya saja tidak pernah lepas dari pinggang Chrissy sedikitpun. Bahkan
“Dasar sinting!!” umpat Chrissy.Mata Nevan mendelik, dia pun langsung merubah posisi duduknya, yang awalnya di bawah dan menyandarkan kepalanya di bagian perut Chrissy. Sekarang dia lebih memilih duduk di kursi di samping Chrissy tiduran. “Lo yang ngajak nikah ya, sekarang giliran gue iya.in lo nggak berani.”Masalahnya itu hanya bercanda, mana mungkin dia akan menikah sungguhan dengan Nevan. Ingat ya, mereka itu baru saja mau tujuh belas tahun, apalagi Chrissy yang masih dua bulan lagi dia akan ulang tahun. Dan sekarang Nevan malah mengajak Chrissy menikah? Selain makan batu, Chrissy akan membuatkan sup rumput depan rumah setiap harinya. Dia pikir nikah itu gampang? Tidak!! Memang sih nikahnya saja yang mudah, yang sulit itu adalah setelah menikah, memiliki banyak sekali tanggung jawab. Chrissy yang tidak tahu apapun tentang pernikahan, mungkin akan mati muda dengan pernikahannya dengan Nevan. “Kalau iya, ayo nikah besok!!” kata NevanMata Chrissy mendelik sempurna, dia pun memukul
Chrissy menatap Candra dengan tatapan bingung. Saudara? Jika memang saudara, susah dipastikan Nevan akan mengatakan hal itu pada Chrissy. Setidaknya, dia bercerita silsilah keluarga lain yang Chrissy belum tahu. Apalagi dulu, Chrissy juga sudah pernah bertemu dengan tante Lisa dan juga ayah Nevan. Mana mungkin Chrissy tidak tahu tentang saudara Nevan yang lainnya.Mendengar hal itu, Candra pun tertawa. Dia menatap Nevan yang rahangnya sudah mengeras. Menandakan jika dia tengah marah, bahkan ketika Candra mengatakan sesuatu sudah dipastikan Nevan akan menerkam dirinya layaknya singa liat. "Hah … jangan bahas itu lagi!! Lo gak akan percaya dengan semua ini, yang penting kita kayaknya enak kali ya kalau ada acara masak di rumah ini. Mumpung gue lagi laper banget lagi." ucap Candra mengalihkan pembicaraan. "Mau lo itu sebenarnya apa sih!! Gue nggak ngundang lo datang kesini, bahkan kalau ada acara gue juga ogah ada lo disini." jawab Nevan kesal."Tapi gue udah terlanjur datang. Masa lo
Lebih tepatnya jam sebelas malam. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Meskipun Chrissy sempat menawarkan pada mereka semua untuk mengingat di rumahnya. Meskipun rumah ini tidak terlalu luas, sejujurnya masih ada banyak sekali ruang kosong yang bisa digunakan. Hanya saja Nevan mengunci semua itu, dengan alasan kunci hilang. Dan mau tidak mau, mereka pun pulang ke rumah mereka masing-masing. Dimana Auristella yang pulang di antar oleh Marvin, dengan harapan jika Marvin benar-benar tidak membelokkan Auristella ke sebuah hotel atau penginapan. Atau mungkin ke sebuah apartemen milik kakaknya dulu yang sudah lama sekali tidak pernah ditempati, setelah menikah. Begitu juga dengan Bobby yang pulang harus mengantar Belinda, perempuan lemot yang dimana kadang menguras kesabaran Bobby. Sedangkan Candra, dia mengantarkan Amel pulang ke rumahnya yang entah ada dimana. Chrissy juga tidak peduli dan tidak ingin tahu rumah mereka. Chrissy mencuci mukanya lebih dulu sebelu
Leonardo duduk dengan senang di depan cermin. Sesekali menyemprotkan parfum di pakaian mahalnya. Melonggarkan dasinya dengan pelan, pria tua itu memilih untuk meninggalkan cermin mahalnya. "Sepertinya, kamu lagi senang sayang … " kata seorang wanita sambil memeluk punggung pria itu.Leonardo tertawa, dia pun melepas pelukannya dan menghadap wanita itu. Menarik pinggang wanita itu dan mengusapnya dengan lembut. "Aku baru saja memenangkan tender besar. Makanya aku lagi senang." "Wow … " wanita itu menepuk dada Leonardo pelan. "Selamat sayang." Leonardo mengangguk, dia mengundang wanitanya untuk makan malam bersama nanti malam. Tapi, sayangnya dia harus keluar kota lebih dulu untuk mengurus beberapa bisnis yang akan dia kerjakan. Dia juga sudah menyiapkan beberapa hadiah untuk wanitanya, agar terlihat sempurna nanti malam. Bahkan wanita itu juga bisa menghabiskan waktu untuk merawat diri atau melakukan apapun yang dia inginkan.Wanita itu tersenyum, mengecup pipi Leonardo dengan mesra
Belinda memeluk Chrissy yang terlihat sangat lemah duduk di kursi roda. Perempuan itu akhirnya menyusul Belinda dan juga Nevan ke kantor polisi untuk membebaskan Belinda. setidaknya perempuan itu tidak memiliki catatan buruk semasa hidupnya. Dia akan menjadi dokter, mana mungkin seorang dokter memiliki catatan kriminal?“Gue gak tau mau bilang apa, tapi gue bersyukur banget sama lo yang masih mau peduli sama gue.”Chrissy hanya mengangguk saja, dia juga tidak mungkin tega membuat temannya masuk penjara. Meskipun Chrissys empat kesal dengan sikap Belinda, bagaimanapun perempuan itu sudah termasuk teman dan saudara untuk Chrissy. Dia bisa menyelamatkan Belinda dalam kasus ini, bukan berarti Chrissy harus membebaskan Candra dan juga edgar juga dalam kasus ini. Mereka harus menjalani hukuman mereka sesuai prosedur.Ketika mereka ingin pergi, Nevan menghentikan langkahnya. Dia melihat ayah dan juga ibu tirinya yang berjalan ke arahnya. Nevan menunduk, mungkin ayahnya tahu, tapi ingat ibu t
Auristella menatap Chrissy takut, sejujurnya dia tidur enak jika harus terlibat dalam masalah mereka. Perempuan itu juga tidak bisa menyalahkan satu sama lain bagaimanapun mereka ini sahabat. Dan pertemanan mereka sudah terjalin cukup lama, tidak hanya satu atau dua tahun saja. Tapi menurut Auristella semua ini tidak benar, masa masalah begini saja persahabatan mereka langsung retak? Masuk ke dalam ruang inap, Auristella melihat Nevan dan juga Chrissy yang sedang bercanda tawa. Bahkan Nevan langsung bangkit dari duduknya ketika Auristella mendekati ranjang Chrissy."Gue mau ngomong sama lo." "Gue tau lo mau ngomong apa. Tapi gue lagi gak mau bahas apapun tentang dia. Gue butuh waktu sendiri, Stella." “Tapi Sy—”“Kalau lo kesini cuma mau bahas masalah itu, lo boleh pergi.” potong Chrissy cepat.Auristella langsung diam, dia pun pergi ke sofa rumah sakit ini dengan cemberut. Dia hanya meluruskan saja, tapi yang ada Chrissy sama sekali tidak mau mendengar Auristella. Dia bahkan belum m
Nevan membantu Chrissy bangun dari tidurnya. Perempuan itu bilang, jika dia lelah tidur terus menerus. Bahkan Chrissy juga sempat meminta Nevan untuk mengambilkan minum, tenggorokannya sangat kering. Tapi yang ada Nevan malah menumpahkan air minumnya di kasur Chrissy. Chrissy tertawa. “mau bilang pincang tapi tangan.” Nevan cemberut, dia pun langsung mencubit pipi Chrissy yangs emakin tirus. “Gak makan berapa hari?”Kalau masalah itu sudah dipastikan jika Chrissy tidak makan dengan teratur. Bahkan mereka memberi makan Chrissy satu kali dalam satu hari, itu pun porsinya juga sedikit. Tidak sebanyak yang biasanya Chrissy bersama dengan Nevan. Mendengar hal itu ingin rasanya Nevan meneteskan air matanya. Dia mati-matian menjaga Chrissy agar tetap terjaga, yang ada mereka malah menyiksa Chrissy sesuka hatinya.Chrissy juga menceritakan, jika selama disekap dia bertemu banyak orang. Salah satunya Candra, dia melihat Candra yang datang dengan alasan jika dia sudah muak bersikap baik pada
Chrissy kembali kedatangan Leonardo, kali ini pria tua itu tidak datang sendiri. Melainkan dengan Tian, yang beberapa hari lalu bertemu dengan Chrissy. Mereka kembali membahas pernikahan yang akan dilangsungkan secara mendadak. Leonardo sudah menyiapkan semuanya, tinggal menunggu pendeta datang untuk pemberkatan mereka. Jujur saja Chrissy tidak suka hal ini, dia sudah berusaha untuk kabur. Tapi yang ada semuanya gagal, gedung busuk ini dijaga lebih dari sepuluh orang. Chrissy berada di lantai dua, yang mana lebih banyak sekali orang berada disini untuk melihat kondisi Chrissy. Sedangkan di bawah, jika didengar dari suaranya ada banyak sekali orang, mungkin sekitar lebih dari sepuluh. Mereka benar-benar membuat Chrissy sesak nafas. "Pernikahan kalian sebentar lagi." ucap Leonardo. Chrissy hanya diam saja. Dia masih berharap jika ada seseorang yang tahu hal ini dan langsung menyelamatkan dirinya dari laki-laki yang mengaku sebagai ayah. Dan menurut Chrissy ini bukanlah hal yang sewaja
Setelah mengantarkan Belinda pulang, Bobby tak langsung kembali ke rumahnya. Dia memilih duduk tenang di sebuah kedai pinggiran jalan, memesan satu kopi susu dan juga beberapa cemilan, seperti kentang dan juga jamur. Bobby mengeluarkan ponselnya, menatap pesan masuk dari Belinda yang meminta Bobby untuk segera pulang. Rasanya begitu malas jika harus membalas pesan itu. Menatap sekeliling, akhirnya Bobby melihat Marvin yang baru saja datang, dan langsung duduk di hadapan Bobby. "Kenapa lo nyuruh gue kesini?" tanya Marvin heran. Ya, Bobby menelpon Marvin malam ini hanya untuk meminta bertemu di sebuah kedai. Padahal, Bobby tahu jika Marvin kadang malas jika harus keluar rumah, kecuali memang dia memiliki niat untuk keluar dari rumah. Sayangnya, karena paksaan Bobby, membuat Marvin mau tidak mau datang ke kedai ini. "Gak papa. Gue gak ada temen minum kopi." Marvin menatap Bobby dengan heran. Dia pun menatap satu gelas kopi susu di depannya dengan mata memicing. Marvin ingin membuka m
Keesokan harinya, ketika masuk ke kelas, jantung Belinda mendadak berdebar kencang ketika melihat Bobby. Perempuan itu buru-buru duduk di mejanya sambil menyembunyikan wajahnya. Setidaknya tidak ada banyak orang yang tahu, apa yang dirasakan oleh Belinda. Begitu juga dengan Auristella yang merasa aneh dengan tingkah Belinda pun, langsung mencolek lengan Belinda. “Nda lo lagi sakit?” tanya Auristella.Belinda menggeleng, masih dengan posisinya. “Gue baik-baik aja.”Alis Auristella pun terangkat sebelah, dia pun menggeser duduknya dan duduk di samping Belinda. Tidak mungkin juga kalau perempuan ini baik-baik saja. lagian, sudah berapa hari Belinda tidak masuk sekolah. Belum lagi ibu Belinda yang tiba-tiba saja datang dan bilang jika Belinda sedang sakit. Bahkan ketika Auristella uingin menjenguk saja, ibu Belinda melarangnya. “Cerita sama gue apa yang terjadi.” ucap Auristella. Belinda menunjukkan wajahnya, dia pun mengusap air matanya lalu memeluk Auristella. Dalam hati Belinda meng
"Gak usah dikasih makan!!" kata Amel. Perempuan itu terlihat sangat marah, ketika baru saja datang. Terlihat jelas tatapan mata, sorotan mata yang bisa membunuh siapapun jika dia ingin. Nevan kembali menolaknya, dan semua itu karena Chrissy. Bangkit dari duduknya, hendaklah memukul wajah Chrissy sebagai pelampiasan amarahnya. Yang ada Amel malah mendengarkan sebuah instruksi yang cukup kental di telinganya."Berani anda menyakiti dia, anda berurusan dengan saya." katanya. Amel menoleh menatap satu pria tua yang mengenakan jas abu-abu. Terlihat jelas tatapan tidak sukanya dengan sifat Amel yang gegabah, yang ingin menghajar Chrissy dengan kedua tangannya sendiri. Jika Amel berani menyentuh Chrissy, hingga membuat dia cacat atau terluka. Dipastikan jika hidup Amel tidak akan tenang setelah ini. "Saya tau kamu membenci Chrissy. Tapi bukan berarti kamu harus menyakiti dia." katanya kembali Amel memilih kembali duduk di tempatnya semula. Jika saja pria tua itu tahu, apa yang terjadi mu
"Satu minggu gak ada perubahan apapun.* ucap Auristella. Kali ini mereka memutuskan untuk pergi ke cafe ujung sekolah. Meskipun ada banyak sekali warna sekolah yang datang kesini hanya ingin menikmati minuman segar dan juga kue. Nevan dan juga Auristella lebih memilih menikmati segelas es coklat dingin, sambil memikirkan Chrissy yang belum kembali juga.Tidak hanya mereka yang panik, bu Anna yang memberi challenge pada Chrissy pun juga ikut panik, ketika tahu jika perempuan itu diculik dan belum kembali sampai saat ini. Sedangkan masalah yang ada dipikiran bu Anna hanya ada satu. Chrissy diculik dan organisasi tubuhnya akan dijual oleh mereka dengan harga yang berbeda."Gue udah kerahkan anak buah gue. Tapi sampai saat ini gue belum juga nemuin dia." jelas Nevan.Auristella menyerah, dia tidak tahu harus pergi kemana lagi untuk mencari Chrissy. Belum lagi ayahnya yang mengomel ketika Auristella pulang dengan Marvin. Ayah Auristella menganggap jika Marvin adalah laki-laki berandalan y
Chrissy kembali mencoba untuk melepaskan tapi yang mengikat tangannya. Meskipun tangannya terasa perih, tapi nyatanya Chrissy tidak mau menyerah. Bagaimanapun dia harus pergi dari tempat ini, sayangnya, belum juga terlepas Chrissy melihat seorang laki-laki tua yang dari saja datang dan duduk di hadapannya. Laki-laki itu tersenyum, sambil merapikan jas mahalnya. "Hai … " Chrissy diam, memperhatikan laki-laki itu dengan tatapan yang mengerikan. Seolah jika dia bisa lepas dari sini, sudah dipastikan Chrissy akan mencekik leher laki-laki itu. "Aku pikir kamu tidur dengan nyenyak." ucapnya Chrissy tak menjawab, dia hanya diam sambil memperhatikan laki-laki itu terus menerus. Sesekali melanjutkan melepas ikatan tangannya. "Aku kesini membawa baju ganti, aku pikir setelah ini kita bisa bersatu." katanya kembali."Dalam mimpimu?" kekeh Chrissy. Kalau masalah dalam mimpi atau tidak, tentu saja tidak. Chrissy sudah menjadi milik nya, dan yang jelas apapun yang terjadi dengan Chrissy juga