Share

Kekacauan

Penulis: Wina johana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-15 21:25:43

Rae saat ini hanya bisa berdiri di ambang pintu dengan tatapan kosong, sama sekali tidak menunjukkan jika ia mendengar suara Al.

"Rae!! Apa yang terjadi, dimana papi?" Al meremas lengan sang adik dan saat itulah kesadarannya kembali.

'Papi....' batin Rae.

"Kemana dia?" Rae balik bertanya pada Al.

"Dia pergi! Seorang maid datang dan entah bicara apa dengannya. Setelah itu Ia pergi tanpa bicara apapun. Tapi yang pasti, wajahnya begitu kesal."

DEG

Rae merasakan sesuatu yang tidak benar. Ia berbalik dan berniat untuk kembali ke ruangan dimana Ed dan Alex berada.

"Kau mau kemana? Wajah mu sangat pucat, Rae, apa semua baik-baik saja?" Al menahan kepergian sang adik.

"Lepaskan aku, Al!!"

Rae menepis tangan kekar itu dan berlari sampai akhirnya bayangan hilang dibalik tembok besar. 

Tentu saja Al tidak bisa tinggal diam, ia dengan semua keberaniannya langsung mengikuti Rae, andai saja Teo tidak menghentikan langkahnya.

"Tidak! Jangan kony
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Beauty in the dark   Orang ketiga

    “Gerard! Aku ingin bicara dengan mu,” Dante menepuk pundah pria itu perlahan, sebuah tatapan dingin dan anggukan kepala terlihat sedikit aneh saat Gerardo yang melakukannya. “Bagaiman kondisi nya?” “Dia baik-baik saja. Aku sedikit bingung, dia bukan pingsan karena perkelahian atau pun penyakit. Tapi sepertinya Ia telah dibius!” seru Dante. Gerardo diam dan menatap dokter itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Pikirannya berkelana jauh. Dalam ruangan itu hanya ada Ed, Rae dan juga Alex. Jika seseorang memasukan obat bius ke dalam minuman, tidak mungkin hanya Ed yang tidak sadarkan diri, kemungkinan besar Alex pun akan tidak sadarkan diri. Tanpa berkata apa pun lagi, Gerardo bergegas menuju ruangan yang sama, yang digunakan sang ayah untuk bertemu Ed. Alex masih duduk di kursi besar miliknya, tapi ia masih terlihat bingung dengan apa yang terjadi. “Apa yang papa lakukan?” suara barithon Gerardo berhasil membuat Alex kembali pada

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Beauty in the dark    Merindukan wangi tubuhmu

    Gerardo saat ini memilih untuk diam dalam ruangan pribadinya. Di ruangan dimana Ia pernah menikmati keindahan seorang gadis yang ingin mengambil nyawanya. Tak pernah terbersit sedikit pun rasa takut saat melihatnya, yang terjadi justru Gerardo selalu membayangkan saat Ia bisa kembali mengungkung perempuan itu di atas ranjanya. Ada sensasi yang berbeda saat membayangkan sorot matanya yang tajam bagaikan elang, maka semakin ia membayangkannya, hasratnya bagai tersulut api. Dengan cepat Ia mengusir bayangan Rae dari dalam kepalanya. Tidak ada waktu baginya untuk memikirkan kepuasan hasratnya. Saat ini Ia harus berusaha untuk menemukan siapa yang berani mengusiknya. Di ruangan yang berbeda, saat ini Rae sedang mendapatkan tatapan intimidasi dari Aldric dan Ia benar-benar tidak tahan mendapat tatapan seperti itu. "Apa maksud mu dengan tidur? Jangan bercanda, Rae. Ini tidak lucu!" Al menatap sang adik dengan kecewa, sekarang Rae terlihat berbeda dan bukan lagi adik

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Beauty in the dark   Tidak akan pernah mundur

    Rae meremang, namun ia dengan cepat mengembalikkan kesadaran dan melepaskan diri dari desirah hasrat yang bisa saja tidak bias Ia kuasai. Tidak bisa Ia pungkiri, jika sentuhan Gerardo benar-benar melekat dalam benaknya, sekuat apapun Ia berusaha untuk menyingkirkan bayangan tersebut. “Aku bukanlah jalang mu! Dan sampai kapan pun jangan pernah bermimpi jika aku akan menerima mu.” “Aku tidak akan memintamu untuk menerima ku, Nona Catalina. Aku hanya ingin kau meminta tubuhku dengan penuh damba,” bibir dingin itu bergerak menyentuh leher jenjang Rae. Semakin lama sikap Gerardo membuat Rae muak. “Kau akan menyesal karena berani menahan ku seperti ini!” Rae menyeringai tanpa Gerardo sadari. “Penyesalan terbesarku adalah jika seorang gadis cantik seperti mu tidak tunduk padaku,” balas Gerardo dengan bibir yang sibuk mengecup kulit halus milik Rae. Rae sedikit menggeliat saat sentuhan pria itu terasa semakin berani. Tanpa Gerardo sadari, saat ini sal

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Beauty in the dark    Tidak tanpa mu

    “Apa kau ingin membuat kita semua mati di tempat, Al?” aura dingin dari Rae benar-benar tidak bisa terbantahkan, bahkan Teo bisa merasakan kemarahan hanya dari suaranya. Rae sama sekali tidak menatap Aldric yang masih berdiri di ambang pintu. Amarahnya masih belum mereda, apalagi saat Ia mengingat bagaimana Gerardo berusaha untuk bisa kembali menyentuhnya. Ia jijik pada dirinya sendiri, dan Ia benci dengan sikap Al yang bisa membahayaka nyawa Eduard, yang sampai detik ini masih belum sadarkan diri. “Rae! Aku tidak bemaksud untuk melakukan itu. Tapi...” Al kembali diam, berusaha mencari kata yang tepat untuk menjelaskan amarahnya. “Tapi kau lupa dimana kita berada saat ini.” Al “....” Punggung Rae terlihat bergerak perlahan, terdengar jelas jika Ia berusaha untuk meredam amarahnya saat ini. Beberapa terdengar jelas helaan napas dalam, dan kemudian Rae kembali duduk dengan tegak, membusungkan dada. “Setelah papi sadar, pergilah!”

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Beauty in the dark   BUkan mesin pembunuh

    Al keluar untuk mencari Rae, saat ini Ed sudah sadar dan pria itu menanyakan dimana putri kecilnya berada. Tapi siapa sangka, Ia justru diberikan sebuah sikap yang tidak pernah ia harapkan dari adiknya. Al diam membeku saat melihat sikap Rae yang begitu dingin terhadapnya. Meskipun ada rasa tidak suka, tapi Al tetap diam dan meredam amarahnya. Ia sudah cukup membuat Rae kesal karena sikap dan kecerobohan nya. "Bagaimana kondisi papi sekarang?" Rae mendekati Ed dan duduk di sampingnya. "Papi baik-baik saja seperti yang kamu lihat," Ed tersenyum saat menatap putrinya, seakan Ia melihat bayangan Claretta duduk di hadapannya. "Karena papi sudah sadar, aku ingin kalian semua meninggalkan tempat ini!" serunya tiba-tiba. Al yang mendengar itu dengan cepat merangsek masuk dan menarik lengan sang adik, menatapnya tajam penuh amarah. "Jaga bicaramu! Papi baru saja bangun." Rae "..." "Adikmu berkata benar, Al! Kita tidak boleh ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Beauty in the dark   Dia juga adikku

    “Kenapa papi menuruti keinginan Rae?!” Al murka ketika mereka sampai di kediaman Ed. Al berharap banyak pada pria paruh baya itu untuk bisa membawa pulang kembali sang adik. Tapi apa yang terjadi, Ed justru pulang dengan tersenyum bahagia menatap putrinya. Selain itu, Teo yang berharap bisa tetap berada di kediaman Gerardo ikut ditendang hingga gadis itu benar-benar akan berjuang sendirian di sana. “Papi memiliki sebuah alasan, Al, dan adikmu sendiri memang menginginkannya! Biarkan dia puas dalam hidupnya, setidaknya papi tidak akan memiliki beban, karena adikmu sudah mengetahui siapa yang sudah menghabisi Mami.” “Tapi kenapa harus Rae, pi? Kenapa?” Aldric terlihat frustasi. “Karena dia adalah orang yang paling terluka setelah mami tiada,” lirihnya. Ed tidak ingin membahas apapun lagi. Jika saja waktu bisa Ia putar kembali, Ed akan menjaga Rae dengan baik dan tidak membuat putri satu-satunya itu terjerumus dalam lubang hitam yang menganga dala

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Beauty in the dark    Anda Salah!

    Rae akhirnya menyerah. Ia mengisi perutnya dengan semua hidangan yang sudah tersaji di hadapannya. Tanpa peduli dengan tatapan Gerardo, Ia melahap semuanya dengan begitu cepat, namun rapih. Jika bisa, Ia berharap dalam makanan ini terkandung sebuah racun yang mematikan. Rae berharap Ia bisa mati secepatnya, tapi sayangnya hal itu hanya ada dalam angan-angannya saja. “Berapa lama kau tidak menemukan makanan, Nona Catalina?” cibir Gerardo tanpa ekspresi. Rae tidak cepat memberikan respon pada pria itu. Ia lebih dulu menghabiskan makanan dalam mulutnya dan meletakan peralatan makannya dengan begitu sopan. Semua table manner yang ia pelajari sejak kecil masih Ia terapkan hingga saat ini. “Apa anda tidak tahu aturan, Tuan Gerard? Sangat tidak baik jika anda bicara saat makan bersama orang asing.” “Kau bukanlah orang asing, Nona Catalina. Kau adalah calon istriku! Aku ingatkan jika kau melupakan hal itu,” ucapnya dengan menghentikkan gerakan tangann

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Beauty in the dark   Ini bukan dia

    Pernikahan yang indah, itu akan selalu menjadi mimpi setiap wanita. Tapi hal itu sama sekali tidak berlaku untuk Rae, wanita itu bersedia menikahi Gerardo sesuai dengan syarat yang ia ajukan. Rae hanya bisa mendesah, pasrah dengan takdir yang Ia pilih. Karena semua yang terjadi memang karena keinginannya. Hari ini Ia akan menikah tanpa ada orang-orang terdekat yang mendampinginya. Eduardo, Aldric bahkan Teo hanya bisa melihat hal itu melalui sebuah tablet yang menyiarkan video secara langsung. Rae sengaja meminta hal itu hanya untuk menunjukkan pada Ed jika Ia baik-baik saja dengan pernikahannya. Rae saat ini sednag berdiri di altar pernikahan dengan menggunakan gaun yang sangat indah. Para wanita Gerardo menatap iri dan benci saat melihat musuh justru bisa berdiri dan mengucap janji suci di altar pernikahan bersama Gerardo. ‘Aku bersedia menjadi istri dalam suka dan duka. Dan aku akan menjadi penyebab atas kematian mu, jika bukan aku yang menghabisi

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06

Bab terbaru

  • Beauty in the dark   Cinta yang abadi (TAMAT)

    Lagi, lagi dan lagi, Rae dibuat terkejut dengan kenyataan yang ia temukan malam ini. Bukan mengenai kemewahannya, namun karena jarak antara Mansion Gerardo dan kediaman di mana wanita itu berada tidaklah sejauh yang Rae bayangkan.“Jangan berusaha untuk mengecohku! Ini bukanlah tempat yang akan kau datangi bukan?” Rae menekan urat leher pria itu dengan senjata kecil. Sangat kecil, tapi dengan racun yang memastikan.“Ti-tidak! Ini adalah kediaman Nona dan aku memang diminta untuk membawamu ke tempat ini,” jelasnya. Tapi Rae tetap tidak percaya begitu saja.Diam-diam, pria itu meraih ponselnya dan berniat untuk mengabari Nona tetunya, namun Rae bukanlah wanita bodoh yang tidak mengerti mengenai trik murahan seperti ini.“Jadi kau ingin bermain-main denganku? Cepat hubungi dia dan loud speaker!”“Ba-baik …”Sikap pria di hadapannya ini sangat mencurigakan untuk sekelas penjahat. Ya, dia ter

  • Beauty in the dark   Aku menemukannya

    “Gerard! Rae berlari mengejar sebuah mobil,” beritahu Dante.Tanpa berpikir Panjang, Gerardo bergegas keluar menggunakan mobil. Ia melaju dengan kecepatan tinggi dan setelah puluhan meter ia menemukan Rae yang sedang berjalan dengan langkah gontai.“Apa yang kau lakukan di sini, Nona Catalina? Apa kau sudah gila?” Gerardo berteriak, menghakimi Rae tanpa tahu apa yang membuatnya berlari begitu jauh seperti orang bodoh. Gerardo turun dan segera menopang tubuh Rae yang hampir saja jatuh.Rae dibawa ke dalam mobil dengan cepat, napasnya tersengal-sengal, ia lelah. “Kejar dia, Tuan Gerard! Dia orangnya. Wanita itu …”“Rae, tenangkan dirimu!” Gerardo menangkup wajah Rae, membuat istrinya itu sadar di mana mereka berada saat ini. “Tenang! Jangan terpancing,” bisiknya pelan.“Aku melihatnya! Di-dia adalah …”“Sstttt … Aku tahu dia adalah wanita itu.&rd

  • Beauty in the dark   Salah memasuki gerbang

    Dua hari telah berlalu, Rae terus saja mempersiapkan diri dengan segala senjatanya yang mematikan. Ia bahkan kembali melatih tubuhnya saat malam tiba dan terlelap saat menjelang pagi. Gerardo berusaha untuk membuat Rae istirahat, namun istrinya itu tidak pernah ingin diatur.“Jangan seperti ini, Nona Catalina! Kau bisa jatuh sakit,” Gerardo mencekal tangan Rae yang berniat ingin kembali memukul samsak, dan satu tangannya mencegah benda itu agar tidak mengayun pada tubuh Rae.“Cukup! Simpan tenagamu.” Gerardo kembali melunak. “Kita tidak tahu kapan, dari mana dan bagaimana mereka menyerang.”“Itulah alasan kenapa aku tetap seperti ini. Aku harus terjaga!”Gerardo mengerti apa yang Rae maksud, namun jika terus dibiarkan Rae bisa tumbang sebelum berperang.“Pergerakan mereka terhenti! Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi ini begitu mencurigakan,” jelasnya kemudian.Rae terdiam,

  • Beauty in the dark   Tetap di sampingku

    Dua pekan kepergian Alex masih menyimpan banyak luka untuk Gerardo dan Kalia. Ada dendam yang belum terbalaskan dan ini begitu menyiksa.Kemana, di mana dan pada siapa mereka harus meluapkan semunya? Tidak ada jawaban pasti.“Jaga Mansion ini, aku mungkin kembali satu pekan lagi,” ujar Gerardo pagi ini.“Tidak! Aku tidak ingin memikul beban yang berat. Jaga sendiri Ibumu!” Rae berkata ketus. Bukan tidak ingin, namun Rae takut jika harus menjaga Kalia. Apapun bisa terjadi dan Rae tidak bisa menduga itu.“Kau tidak ingin menolongku, Nona Catalina?” suara Gerardo terdengar marah, ini bukan masalah besar untuk Rae.“Ya! Aku takut jika terjadi sesuatu dan aku harus kembali kehilangan. Aku tidak bisa!”Gerardo menarik napas dalam, apa yang Rae katakan begitu mengusiknya. Rae Catalina sudah terlalu sering merasa kehilangan dalam hidupnya dan sekarang ia menolak, hatinya takut untuk mengalami hal yang

  • Beauty in the dark   Selamat tinggal Kalia (Alex)

    Panggilan itu terputus, lebih tepatnya Alex yang mengakhiri perbincangan dengan Kalia. Posisinya sudah terlalu terjepit, artinya Alex tidak memiliki banyak waktu sekarang.“Maafkan aku, Kalia, tapi ini yang terbaik untuk menebus semua dosa-dosaku.”Alex menaikan kecepatan mobilnya dan melesat meninggalkan dua mobil yang terus berusaha untuk mencelakainya. Sampai di sebuah jalanan sepi, Alex menghentikan mobilnya. Pria tua itu berdiri di depan mobil dengan membawa senjata laras Panjang. Ia menantang mereka.‘Inilah waktunya. Selamat tinggal, Kalia.’“Kau masih punya nyali yang besar ternyata,” cibir anak buah Nona.“Aku tidak akan pernah takut! Karena ini sudah waktunya bagiku berhenti dan mati.”“Ahaha … Jika itu yang kau mau, aku akan mengabulkannya dengan senang hati pak tua.”“Tunggu! Tanyakan dulu apa keinginan terakhirnya?” ujar salah satu dari anak bu

  • Beauty in the dark   Demi kebahagiaan Gerardo

    Gerardo menuruni tangga dengan wajah yang sedikit gelisah. Apa yang Rae katakan mengenai situasi yang tiba-tiba saja berubah sepi. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi, termasuk penyerangan lebih besar dan menggila. Namun pikiran itu buyar seketika saat ia mendengar suara yang tidak asing di telinganya.“Apa kabarmu, anakku?” Alex berdiri, ia menatap putranya dengan mata yang berembun.“Aku baik-baik saja,” jawab Gerardo saat mereka berhadapan.“Gerard …” suara Alex tiba-tiba saja tertahan, rasa kecewa pada dirinya sendiri tiba-tiba menyeruak dan membuat pria tua itu sesak. “Maafkan ayah, Gerard.”Untuk pertama kalinya Gerard melihat sikap Alex selemah ini. Pria itu yang sejak lama mengajarkannya untuk selalu bersikap kuat tanpa mengenal kata lelah dan menyerah. Namun hari ini, pria yang sama bahkan mengucapkan kata maaf itu dengan suara begitu pelan.“Kenapa?” tanya Gerardo. &ldquo

  • Beauty in the dark   Tidak bisa berjanji

    “Apa yang kau lakukan pada mereka?” Kalia berdiri dengan wajah penuh amarah. Sejak awal, ia mencurigai jika suaminya terlibat dengan kasus penyerangan yang terjadi pada Gerardo. “Aku sudah memintamu untuk berhenti dan menjauh dari wanita itu, tapi kenapa kau kembali?” Lanjutnya lagi. “Kau tidak akan mengerti!” sahutnya dengan melangkah pergi. Sebagai seorang ibu, Kalia tidak ingin terjadi sesuatu pada putranya, meskipun ia tahu jika Gerardo bisa melindungi dirinya sendiri. Tapi ini sudah keterlaluan, Kalia tidak bisa diam saat melihat suaminya melakukan hal yang bisa menyakiti Gerrado dan menimbulkan perang keluarga. “Tunggu, Alex!” “Apa lagi, Kalia? Apa kau ingin aku berhenti dan membiarkan hidup Gerardo hancur dengan terus bersama wanita itu?” Alex menunjukkan sikapnya saat itu. “Rae bisa saja menghabisi putra kita kapan saja. Apa kau menginginkan itu, Kalia?” “Hah … Apa yang kau ketahui tentang mereka, Alex? Apa kau tahu jika mereka sudah s

  • Beauty in the dark   Sesama Penipu

    Satu pekan telah berlalu dan Rae tetap menyimpan pesan yang tertulis dari surat kaleng itu. Namun tidak dapat dipungkiri jika Rae merasa gelisah. Ini adalah pertama kalinya ia melabuhkan hatinya pada seorang pria dan rintangan sudah lebih dulu datang mengusiknya.Tidak ada penyerangan atau teror apa pun lagi, semua berjalan seperti biasa. Bahkan gerbang utama telah selesai di perbaiki. Gerardo semakin memperketat keamanan dan memastikan jika tidak akan terjadi seperti hari itu. Saat melihat Rae terluka, Gerardo merasa separuh napasnya direnggut secara paksa dan ia tidak ingin melihat hal itu terjadi lagi.“Apa yang kau pikirkan, Nona Catalina?” Rae terkejut saat tangan kekar itu memegang pundaknya.“Kenapa mereka bisa ada di paviliun? Apa mereka pernah menikah denganmu?” Pertanyaan ini adalah hal penting untuknya, meski Rae yakin jika Gerardo sama sekali tidak memikirkan itu.Sudut bibir Gerardo sedikit terangkat, tangan kekarnya m

  • Beauty in the dark   Aku ada di sini bersamamu

    Gerardo berdiri di ambang pintu, tangannya bergerak menekan saklar dan menyalakan lampu utama kamarnya.“Keluarlah dari kegelapan, Nona Catalina.”“Aku tidak tahu cara untuk keluar dari kegelapan! Dan apa aku pantas memasuki dunia baru yang begitu terang?” Rae menatap nyalang Gerardo. Dia, pria yang ingin Rae habisi saat ini menjadi alasan terbesar baginya untuk tetap bisa bertahan.Dengan bantuan tongkat, Gerardo bisa terlihat lebih normal, meskipun seharusnya ia istirahat agar penyembuhan lukanya lebih cepat. Namun itulah Gerardo, ia tidak akan tennag sebelum memastikan jika Rae baik-baik saja.Gerardo melempar tongkatnya, duduk di tepian ranjang, tepat di samping istrinya. Tanpa memita ijin atau berbasa-basi, Gerardo menyentuh pipi Rae dan menghapus air mata yang tersisa di wajahnya.“Buka dirimu. Buka hatimu dan berdamailah dengan keadaan.”“Aku tidak bisa! A-aku, aku ….”Meli

DMCA.com Protection Status