Jhonny tengah duduk di sofa panjang kebingungan dengan flaskdisk di tangannya. Sejujurnya ia tak yakin dengan usulan Alan, tapi jika mengingat yang di pertaruhkan adalah keberlangsungan pernikahannya maka pria itu tak akan berpikir dua kali.
Sang AIPTU anjak berdiri mengambil laptopnya di atas meja lalu kembali dengan membawa benda tersebut di atas pangkuannya. Dengan dada berdebar Jhonny memasang flaskdisk di tangannya dan mulai mengoperasikan laptop tersebut.Film baru mulai berputar namun sang polisi yang hanya menonton sudah tegang sendiri di tempatnya. Jujur saja dia sedikit tak menyukai ide gila ini, tapi apa boleh buat.Tak lama suara knop pintu yang dibuka terdengar, pertanda jika ada orang yang hendak masuk, dan siapa lagi yang mempunyai akses seleluasa itu untuk memasuki kediamannya jika bukan sang nyonya besar.Dengan terburu-buru di tutupnya kembali layar laptop tanpa menghentikan terlebih duluDulu Jhonny orang yang realistis, ia tak percaya pada hal-hal tabu, semisal mitos atau cinta. Baginya membangun sebuah keluarga pun tidak perlu ada yang dinamakan cinta, hanya dibutuhkan pria dan wanita lalu melakukan hubungan biologis dan mendapat anak. Tada, jadilah keluarga kecil. Tapi anggapan itu patah seketika saat dia bertemu Jessica sebelas tahun lalu. Gadis cantik yang seolah berbeda dari dunianya, gadis yang seolah tak bisa ia gapai dan selalu jauh dari jangkauannya. Jhonny yakin Alan selalu mengatainya aneh karena sikapnya yang tak acuh pada sekitar, namun bila dibandingkan dengan Jessica, sepertinya Jhonny merasa dirinya sedikit lebih normal dan tidak memiliki keanehan. Jessica berhasil menjungkir balikan hidupnya seolah melakukannya seperti membalikan telapak tangan. Ya, semudah itu. Tapi setelahnya gadis itu pergi dan lagi-lagi berhasil menjungkirbalikan hidupnya, menghancurkan hatinya hingga
Mungkin melamun memang akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaannya, terlalu banyak memikirkan masalah rumah tangga membuat Jhonny menjadi orang linglung. Bahkan saat melihat orang di depannya saat ini, bukannya antusias seperti Alan, reaksi pertama yang ditunjukkan sang polisi hanya mengernyitkan dahi bingung. Memikirkan jika dia terlalu banyak berhalusinasi hingga tanpa sadar alam bawah sadarnya seolah membayangkan ada sang istri di sana membuat Jhonny tersenyum miris pada dirinya sendiri, sebesar itukah keinginannya mengharapkan kehadiran istrinya. Namun bertepatan dengan bayangan imajinasi sosok Jessica yang semakin mendekat dan tiba-tiba mendekap dan mengecup pipinya, Jhonny terkesiap sesaat menyadari jika apa yang dialaminya terasa nyata. “Kamu di sini?” tanya lelaki tersebut masih dengan kebingungannya. “Iya, aku di sini. Kenapa?” tanya Jessica balik yang ikut kebingungan dan mengurai pelukan mereka. “Aku nggak boleh masuk ya? Aku datang nggak pakai undangan, cu
Tidak benar, dua kata itu yang mewakili suasana dalam sebuah mobil yang melaju tenang di jalanan. Bukan karena kecepatannya yang berada di bawah rata-rata, atau karena salah satu ban mengalami kebocoran, melainkan kepada suasana di dalam mobil yang terkesan dingin tanpa adanya suara. Sesekali sang wanita yang duduk di kursi penumpang akan menoleh, memastikan suaminya yang duduk dibalik kemudi baik-baik saja. Sekilas mungkin akan terlihat tidak ada yang aneh dari gesturnya yang hanya fokus pada jalanan, hanya saja dibalik raut wajahnya yang damai -atau mungkin hanya berusaha untuk mencoba tenang- dia tahu jika lelaki di sampingnya tidak tengah baik-baik saja. Nyatanya apa yang nampak dari luar belum tentu sama dari dalam. Lima belas menit berlalu, waktu perjalanan pulang yang mereka habiskan, selama itu pula tidak ada pembicaraan yang berlangsung. Seolah sadar buka suara walau hanya satu kata bisa berpotensi menyakiti satu sama lain, bungkam seolah menjadi solusi terbaik yang ada. Nam
Pernikahan itu tidak terus berputar tentang kebahagiaan, akan ada saatnya untuk pasangan saling bertengkar. Pertengkaran dalam rumah tangga sendiri akan berakhir pada dua kemungkinan, di mana kemungkinan pertama pasangan akan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dan akan semakin menguatkan fondasi keutuhan pernikahan atau malah berakhir pada kemungkinan kedua yaitu dengan perpisahan. Memikirkan dua kemungkinan tersebut tentang akhir rumah tangganya membuat sang polisi harus berkali-kali meloloskan napas kecewa. Apa masih ada kata maaf yang tersisa untuknya dari Jessica, setelah dengan teganya dia menuduh istrinya itu berselingkuh. Apa masih ada kesempatan kedua untuknya memperbaiki semua dan memulai kembali dengan cara yang benar. Satu kilometer sudah dilewati -namun sepanjang kakinya berjalan mengikuti Jessica dari belakang dengan jarak lima puluh meter di belakang- selama itu pula kepalanya tidak bisa berhenti memikirkan perkataan istrinya. Lelah di kaki
Keseharian sebagai seorang lelaki lajang membuat Jhonny sebagai seorang lelaki sering kali malas dalam memulai harinya. Setidaknya dia butuh beberapa menit untuk terus membaringkan diri di atas tempat tidur dengan pikiran yang berkelana. Namun kini semua berbeda, hal pertama yang selalu mengawali harinya saat membuka mata ialah wajah Jessica. Kini kebiasaannya pun turut berubah, mengamati wajah istrinya saat tengah terpejam menjadi salah satu kebiasaan yang menjadi favoritnya. Terlebih saat ini Jhonny sadar di balik selimut putih yang membungkus tubuh mereka sang istri dalam keadaan polos tanpa sehelai pakaian. Damn, memikirkan hal tersebut membuat sesuatu yang ada di bawah kembali dibuat resah. Demi apapun, apa yang mereka lakukan kemarin malam begitu luar biasa. Sepertinya benar pernyataan yang mengatakan jika terdapat dua cara ampuh dalam menyelesaikan permasalahan dalam rumah tangga, pertama membicarakan secara terus terang dan terbuka satu sama lain hingga menemukan solusi atau j
Tim Aligator, diambil dari nama seekor reptil yang hampir mirip dengan buaya. Tio yang mengusulkannya sebagai nama dari tim mereka. Tim Aligator bukan sekedar nama sembarangan, tanpa diketahui, Tio yang mengusulkan telah memikirkan filosofi di dalamnya. Aligator yang masih berkerabat dengan buaya sengaja pemuda itu pilih karena mencirikan seorang laki-laki lajang yang bebas, bebas dalam artian lelaki yang suka membual dan menebar pesona. Di anggotai Tio, sang Aligator darat. Sepak terjangnya bersama wanita yang dibuktikan dengan rekor pencapaian mantan terbanyak membuat pemuda itu mendapat julukan tanpa harus bersusah payah. Menyusul Fajar sang Aligator ganas. Tubuhnya yang selalu terlihat sehat dan besar sudah menunjukkan seberapa besar tingkat laparnya saat makan. Lalu ada Ajun, sang Aligator cerdas yang dapat diandalkan, memiliki IQ yang tinggi dan terkadang menjadi yang paling waras di antara semuanya membuat pemuda itu pantas mendapat julukan tersebut. Lalu di tam
"Iya, gue udah di depan klubnya." seorang gadis menatap bangunan di depannya malas. "Maaf ya, rencana kita harus gagal. Wildan nggak bisa dilepas sebentar, gue takut dia buat masalah ditengah-tengah proses shooting."Menutup sambungan komunikasi, gadis dengan surai sepundak itu mulai berjalan mendekati pintu masuk yang dijaga ketat oleh seorang sekuriti."Maaf, identitasnya.""Saya bukan artis, saya manajer salah satu artis yang ada di dalam. Rekan artisnya di dalam minta saya buat jemput karena dia sudah enggak sadarkan diri." jelasnya lancar dalam mengarang alasan."Bisa ditunjukkan dulu identitasnya?"Tak ingin mempersulit urusan, gadis itu mengeluarkan apa yang diminta. Tak kurang kartu nama dari agensi tempatnya bekerja juga dikeluarkan untuk meyakinkan petugas keamanan di depannya."Bisa dipercepat, Pak? Saya sudah ditunggu."Tak ada lagi alasan untuk menahan, gadis bernama Anatasya itu langsung menyerobot meski sang sekur
Apa yang lebih miris dari seorang polisi yang harus diinterogasi polisi lain karena sebuah insiden. Tio, Fajar, juga Sandy tengah mengalaminya. Berakhir dikantor polisi lain dengan laporan perusakan properti juga aksi penyerangan membuat mereka bertiga harus berakhir duduk dengan ditanyai oleh seorang polisi yang nampak sinis dengan alisnya yang tebal. "Bisa kalian bersikap kooperatif? Ikuti prosedur dengan baik dan jawab saja pertanyaan saya!" "Sudah saya bilang kami polisi?" "Dan bisa kalian buktikan omongan kalian tersebut?" tanya balik lelaki itu yang membuat ketiganya dibuat bungkam. "Membuat keributan di tempat orang dan melakukan penganiayaan, kalian berharap saya percaya kalau kalian polisi dengan kelakuan seperti itu?" Sandy yang menjadi juru bicara nampak geram namun lebih memilih bisu seperti dua orang rekannya yang lain. Percuma saja dia menjelaskan sepanjang apapun jika polisi itu tidak akan mau percaya dan membiarkan mereka menje
Arti Hidup bagi anak yang tidak beruntung seperti Winda tiada beda artinya dengan penderitaan, itu karena dunia yang selalu bekerja cukup kejam tanpa memilih korban dengan latar belakang yang malang. Berjuang sebagai kakak sekaligus orang tua untuk sang adik membuat wanita itu harus terus men-sugesti diri untuk harus tetap bertahan. Namun pada satu titik gadis itu pernah benar-benar dibuat kehilangan akal sehat saat satu-satunya orang yang menjadi alasannya tetap bertahan harus merenggang nyawa di ranjang pesakitan. Segala hal sudah coba Winda lakukan untuk mengembalikan kesehatan sang adik, bahkan dia tak ragu untuk menghalalkan segala cara bahkan sekalipun itu mencuri hak milik orang.Antonio -sang kekasih- yang memiliki watak keras menjadi orang tidak beruntung karena harus kehilangan uang dalam jumlah besar dalam semalam. Winda sadar tindakannya bisa mengundang hal yang tidak dinginkan, namun gadis itu tidak menyangka bila dia bisa tertangkap basah secepat itu ditambah de
Cahaya lembayung senja menembus dinding kaca sebuah kamar hotel di lantai yang cukup tinggi, sementara itu seorang wanita baru saja keluar dari pintu dengan bathrobe yang masih dikenakan dan rambut yang terbalut handuk. Langkahnya melambat mencoba menikmati pemandangan senja di tengah padatnya gedung-gedung bangunan kota metropolitan, sinar yang menghiasi langit menciptakan gradasi indah saat berpadu dengan warna biru cerah dan awan yang indah. Namun tidak untuk waktu yang lama sosok tersebut menikmati keindahan karya ciptaan tuhan tersebut, perhatiannya harus teralihkan saat suara pintu yang diketuk dari luar begitu menyita perhatian.Seorang wanita muda dengan seragam staff hotel menjadi sosok dibalik ketukan pintu. “Maaf mengganggu waktunya, Bu. Saya diminta menyerahkan barang yang dititipkan untuk diserahkan kepada Bu Jessica.” Ungkap gadis itu lalu menyerahkan beberapa paper bag berisi barang-barang.Jessica hanya menganggukkan kepala sekilas dan mener
Semua rencana sudah tersusun rapi, dan Jhonny yakin anggota timnya dapat bekerja dengan optimal memerankan setiap penyamaran. Sekalipun tidak mengantongi identitas dari target yang mereka kejar, dia tidak bisa berdiam diri saat seorang bandar besar yang sering menyuplai narkotika berkemungkinan tengah melakukan pertemuan. Sudah sedari lama mereka mengincar sang bandar namun pergerakan yang dilakukan bahkan tidak bisa diendus oleh pihak kepolisian. Si Hantu merupakan satu-satunya pengedar yang diharapkan memiliki cukup informasi mengenai dari mana asal-usul barang haram tersebut datang, meski yang bisa mereka dapatkan hanya informasi rancu terkait keberadaan sang penyuplai.Tidak seperti ambisinya yang membara untuk menangkap sang pengedar, saat ini polisi tersebut justru harus menundukkan kepala menerima setiap umpatan dan sumpah serapah dari seorang pria berjas hitam karena mendapati bumper mobilnya hancur berantakan. Kerah seragam yang dikenakan bahkan sudah di cengkeram se
Sebagaimana perintah sang ketua tim yang memintanya untuk menyelidiki keberadaan pria mencurigakan yang dikawal beberapa orang, Ajun melaksanakan perintah tersebut dengan sigap. Sekalipun sang polisi yang tengah melakukan penyamaran sebagai staf keamanan tidak melihat orang yang dimaksud kepala timnya, namun Ajun tidak kehabisan akal untuk mencari jejak sosok tersebut melalui rekaman CCTV. Ruang kendali keamanan tampak senggang dengan hanya diisi seorang pria sebelum Ajun ikut bergabung di dalamnya dan menyapa.“Malam, Bang.” Sapa sang polisi ramah.“Hah? Oh malam. Elo…?”“Saya Ajun, pegawai baru di sini.” Ucap pemuda itu memperkenalkan diri.“Gue Septa, semoga betah kerja disini ya.” balas sang pria menyambut jabat tangan. “Omong-omong ada urusan apa ke sini?”“Saya dapat keluhan perihal orang mencurigakan, jadi diminta buat lihat CCTV.”“Oh, ya? Perasaan d
Hidup dengan golden spon sejak lahir membuat Tio terbiasa dengan kebiasaan kehidupan mewah, ada saat dalam fase hidupnya dimana Tio menjadi sosok yang menyebalkan dengan mengagungkan uang dan ketenaran di atas segala-gala hal. Hingga di satu titik pemuda itu menemukan titik pencerahan yang membuatnya berubah menjadi pemuda bertanggung jawab dan tentunya tampan. Entah berkah atau kesialan, Tio yang sibuk mengantarkan minuman ke berbagai orang dengan mata yang sibuk melakukan pengawasan tanpa sengaja menemukan satu sosok yang menjadi penyebab seorang Tio remaja berubah hingga jadi seperti sekarang. Anatasya, entah apa yang gadis itu lakukan di tempat seperti ini dengan seragam yang sama dengan yang tengah Tio kenakan. Sekalipun ada pepatah jodoh tidak akan ke mana dan pakaian mereka yang terkesan couple sekalipun tanpa terencana, hanya saja Tio tetap tidak menyukai melihat gadis itu harus sibuk bersusah payah mengantarkan minuman dan camilan sebagai pramusaji. Tio bersyukur bisa dipert
Suara ketukan di pintu sukses membuat seorang di dalam ruangan langsung menunjukkan sosoknya dengan membuka pintu tersebut lebar-lebar. Senyum formalitas sudah terpatri dari seorang pria yang memakai seragam hotel untuk menyapa tamu yang tengah menginap di kamar tersebut. “Selamat malam, saya dari pihak pelayanan kamar menerima keluhan mengenai air panas shower kamar mandi yang tidak berfungsi?” tanya pria itu sopan. “Iya, Mas. Tolong segera diperbaiki, ya.” Sandy yang tengah melakukan penyamaran hanya mengangguk pelan, pemuda itu segera bergegas melakukan tugasnya setelah dipersilakan. Kamar hotel yang hanya ditinggali seorang wanita tanpa adanya tanda-tanda sosok lain, kerapian yang terjaga membuat Sandy lebih gampang melakukan pemindaian hingga mencapai satu kesimpulan bila kamar tersebut tidak terdapat aktivitas pengedaran narkoba. Tidak menunggu lebih lama, Sandy segera memeriksa sumber masalah yan membuat penghuni kamar tersebut menyampaikan keluhan. Tidak butuh usaha ekstra
Hari itu aktivitas di sebuah hotel dipusat kota tampak lebih sibuk dengan para staff-nya yang sibuk menyelesaikan pekerjaan untuk mempersiapkan sebuah acara perusahaan yang akan di helat di aula hotel tersebut. Di antara kesibukan para pegawai, seorang wanita yang barus saja turun dari taksi menyeret kopernya menuju meja resepsionis. Sapaan hangat dan keramahan didapatkan saat wanita tersebut berniat memesan kamar, namun tidak seperti pertanyaan standar seorang resepsionis yang melayani customer, gadis yang berjaga di belakang meja tersebut sedikit penasaran melihat salah satu atasan mereka berniat menginap dengan membawa koper besar. Jessica, sekalipun wanita itu mencoba mengelabuhi pegawai yang bekerja di tempat yang sama hanya dengan mengenakan kacamata besar yang membingkai matanya, lirikan penasaran yang di dapatkan sejak melangkahkan kaki ke lobby hotel sudah cukup untuk menjelaskan bahwa penyamarannya masih kurang. Namun menyamar dan menutupi identitas bukanlah tujuan utama, wa
Pukul tujuh malam, hampir empat jam dia habiskan dengan terjebak bersama para suami di komplek Indah Permai. Empat jam yang seharusnya bisa dipakai dengan lebih baik dari pada sekedar mengobrol dengan topik mengeluhkan tingkah dari para istri yang kerap di luar nalar. Beruntungnya kebanyakan para istri yang juga ikut untuk menjenguk sudah lebih dulu pamit pulang, begitupun dengan Jessica yang tega meninggalkannya sendirian dan terjebak dengan para suami yang bergosip. “Baru pulang?” Memasuki ruang tengah, sebuah suara terdengar menyapa dengan kalimat pertanyaan retoris. Entahlah, sekalipun Jhonny tidak menyukai berbasa-basi dan menjawab pertanyaan yang sudah jelas jawabannya, hanya saja dia tetap menyukai saat Jessica yang bertanya. “Hmm…” balasnya bergumam dan memilih untuk duduk di sofa panjang. “Home sweet home. Memang nggak ada yang lebih nyaman dari rumah sendiri.” Melepas penat dengan bersantai sejenak membuat sang polisi tanpa sadar hampir terlelap dalam bunga tidur, sampai
Manusia tidak bisa lepas dari kodratnya sebagai makhluk sosial, begitupun dengan Jhonny dan Jessica yang harus hidup membaur dan bersosialisasi dengan para tetangga yang juga tinggal di komplek yang sama. Komplek Indah Permai merupakan sebuah komplek perumahan di pinggir kota dengan para penghuninya yang memiliki berbagai macam karakter berbeda. Seperti yang sudah dijanjikan pada Jessica dengan menyanggupi permintaan sang istri untuk menjemput pulang, dengan wajah riang Jhonny bahkan tidak ragu untuk segera pulang tanpa menghiraukan sorot heran yang ditunjukkan beberapa orang. Beberapa sapaan dari rekan yang kebetulan berpapasan bahkan hanya dibalas sambil lalu oleh polisi itu. Sore itu terasa lebih istimewa dari pada hari lainnya, kerisauan tidak berdasar yang selama ini terus memenuhi pikirannya mengenai kemandirian Jessica yang berlebihan sedikit menemukan titik pencerahan. Mungkin sedari awal tidak pernah ada riak yang mengguncang rumah tangganya yang damai seperti danau, karena t