Beranda / Romansa / Beautiful Pain / Bab 11. Stubborn

Share

Bab 11. Stubborn

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-14 13:45:16

Sudah tiga hari Audrey sakit dan tak melakukan aktivitas apa pun selain hanya istirahat di apartemen. Seluruh pekerjaan Audrey, terpaksa ditangani sepenuhnya oleh asistennya. Audrey memang memimpin salah satu perusahaan cabang milik keluarganya.

Audrey memiliki dua adik laki-laki yang masih berusia sangat muda. Adik laki-laki Audrey nomor dua berusia 17 tahun dan adik laki-laki bungsu berusia 15 tahun. Kedua adik laki-lakinya masih terlalu muda. Jika saja kedua adik Audrey sudah tumbuh dewasa pasti Audrey akan sedikit bersantai mengurus perusahaan.

Tiga hari ini, Audrey tak memberitahukan kedua orang tuanya kalau dirinya sakit. Pasalnya Audrey tak ingin membuat kedua orang tuanya mencemaskan dirinya. Karena Audrey tahu kalau saja kedua orang tuanya mengetahui dirinya sakit, maka pasti kedua orang tuanya akan panik. Meski sudah berusia 23 tahun tapi Audrey kerap diperilakukan seperti anak kecil. Mungkin itu juga alasan di mana Audrey terkadang bersikap kekanakan.

Selama Audrey sakit Xa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Beautiful Pain    Bab 12. Anger

    Mobil yang membawa Xander dan Audrey telah memasuki gedung pencakar langit yang ada di Roma milik Forster Group. Xander dan Audrey bersamaan turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.beberapa staff yang ada di area lobby menyapa Xander dan Audrey dengan ramah. Pun Audrey membalas sapaan para staff dengan senyuman samar di wajahnya. Sedangkan Xander sama sekali tak merespon. Pria itu hanya memberikan wajah dingin seolah tak ingin ditegur.“Selamat pagi Tuan Xander, Nona Audrey,” sapa Chad—asisten Xander menyapa Xander dan Audrey yang baru saja keluar dari lift.“Hi, Chad. Apa kabar?” tanya Audrey ramah.“Saya baik, Nona. Bagiamana dengan Anda? Terakhir saya dengar Anda sedang kurang sehat,” ujar Chad ramah dan sopan.“Aku baik, Chad. Terima kasih sudah mencemaskanku.” Audrey memberikan senyuman hangat pada asisten tunangannya itu.“Chad, apa dokumen yang aku minta sudah kau siapkan?” tanya Xander dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Sudah, Tuan. Saya sudah siapkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Beautiful Pain    Bab 13. Who is Dylan?

    “Xander, temanmu sudah pulang?” Audrey menatap Xander yang melangkah mendekat padanya. Satu harian ini Audrey berdiam diri di kamar pribadi Xander yang ada di ruang kerja tunangannya itu.Tak ada yang Audrey lakukan selain bermain sosial media, belanja online, ataupun membaca majalah. Semua Audrey lakukan demi menuruti permintaan Xander yang menginginkan dirinya untuk patuh selama ikut ke kantor tunangannya itu.“Sudah.” Xander menjawab dingin pertanyaan Audrey kala tiba di depan wanita itu.Audrey bangkit berdiri dari tempat duduknya, lalu memeluk erat Xander sambil berkata, “Aku tidak ingat temanmu yang bernama Dylan. Apa benar aku pernah bertemu dengannya?”“Dia yang melihatmu. Kau tidak pernah melihatnya,” jawab Xander lagi datar. Pria itu tak membalas pelukan Audrey. Pun tak menolak pelukan Audrey.“Ah, begitu.” Audrey menganggukan kepalanya dari dalam pelukan Xander. Lantas Audrey mengurai pelukannya sebentar dan bertanya ingin tahu, “Tadi Dylan ke sini karena memiliki bisnis de

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Beautiful Pain    Bab 14. Never Loved You

    Awan terang mulai menghilang tergantikan awan gelap. Jam dinding menunjukan pukul delapan malam. Xander sudah menyudahi semua pekerjaannya. Pria itu ingin segera kembali ke apartemennya namun ingatan Xander mengingat kalau Audrey berada di dalam kamarnya. Sejak tadi Audrey tak pernah mau pulang duluan. Terpaksa Xander harus ke kamar pribadinya—di mana Audrey berada.“Tuan Xander?” sapa Chad sopan di kala berpapasan dengan Xander yang ingin masuk ke dalam kamar.“Apa yang dilakukan Audrey?” tanya Xander dingin, dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Nona Audrey sudah tidur, Tuan,” jawab Chad memberi tahu.Xander mendecakan lidahnya. Dia meminta Audrey untuk pulang duluan tapi wanita itu tak mau. Tapi malah sekarang wanita itu tertidur. Shit! Menyusahkan saja! “Aku akan menemui Audrey,” ucap Xander dingin dan datar.“Baik, Tuan.” Chad mempersilahkan Xander untuk masuk ke dalam kamar.Xander segera masuk ke dalam kamar pribadinya. Chad pun langsung menundukan kepala kala Xander sudah pergi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Beautiful Pain    Bab 15. Sweet Kissing

    Persiapan pernikahan Audrey dan Xander bisa dikatakan hampir seratus persen. Segala kebutuhan yang diperlukan sudah selesai. Mulai dari gedung, souvenir, dekorasi, gaun pengantin dan segalanya yang diperlukan dalam proses pernikahan telah diurus.Tentu Audrey tak mengurus pernikahannya sendiri. Keluarga besar Audrey dan keluarga besar Xander turut terlibat dalam proses persiapan pernikahan. Terlebih Audrey dan Xander sama-sama anak pertama di keluarga. Itu yang membuat persiapan pernikahan haruslah matang dan sempurna.Di awal sebelum persiapan pernikahan memang Athes dan Marco memang sudah meminta pernikahan Audrey dan Xander haruslah meriah. Bahkan tamu udangan yang hadir akan sangat banyak. Pun pernikahan Audrey dan Xander haruslah disorot oleh media.Well, sebenarnya Xander hanya menginginkan pernikahan yang sederhana tapi Athes dan Marco tak sependapat dengan keinginan Xander. Akhirnya Xander pun memilih mengalah dan membiarkan keluarganya serta keluarga Audrey yang mempersiapkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Beautiful Pain    Bab 16. It’s a Wedding Day

    Para pelayan mondar-mandir begitu sibuk mengantarkan segala kebutuhkan sang pengantin yang kini tengah dirias. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan Audrey. Hari di mana Audrey akan menikah dengan pria yang begitu dia cintai.Tak pernah Audrey sangka kalau hari ini akan terjadi dalam hidupnya. Mimpi yang selama ini Audrey impikan selangkah lagi akan terwujud. Dan hal itu yang membuat Audrey menunjukan wajah yang bahagia.“Perfect,” ucap sang make-up artist kala sudah merias wajah Audrey. “Anda sangat cantik, Nona. Mata Anda benar-benar indah. Oh astaga, wajah Anda mirip seperti boneka. Tuhan benar-benar memberikan kesempurnaan pada Anda.”Audrey tersenyum. “Terima kasih banyak. Ini juga karena berkat tanganmu.”“Tidak, Nona. Ini bukan hanya karena riasan wajah tapi karena memang Anda sangat cantik,” puji sang make-up artist. “Baiklah, Nona, mari saya bantu untuk menggantikan gaun pengantin Anda.”Audrey menganggukan kepalanya merespon ucapan sang make-up artist. Lantas

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Beautiful Pain    Bab 17. It's a Wedding Day II

    Jepretan kamera tersorot pada Audrey yang melangkah masuk ke dalam ballroom hotel bersama dengan Athes. Ribuan tamu undangan tak henti melihat penampilan Audrey yang begitu memukau layaknya seorang putri raja.Gaun pengantin yang tak terlalu terbuka tapi begitu menunjukan kelas. Tak bisa menampik sosok Audrey Russel selalu dikenal dengan sosok yang mahal. Para wartawan tampak sibuk mengambil gambar Audrey dan Athes yang tengah memasuki ballroom hotel. Pernikahan Xander dan Audrey memang sangat meriah dan mewah sesuati yang diinginkan oleh kedua keluarga besar mereka.Para keluarga sejak tadi pun menatap kagum dan memuja penampilan Audrey. Tak sedikit yang memuji penampilan Audrey hari ini. Diusia yang sudah 23 tahun tapi Audrey memiliki paras yang awet muda. Orang berpikir kalau Audrey belum sampai diusia 20 tahun. Wajah mirip boneka itu jarang memakai riasan tebal. Bahkan di hari penting pernikahan saja Audrey memakai riasan flawless namun malah membuat wanita itu semakin sangat can

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Beautiful Pain    Bab 18. First Night

    Resepsi pernikahan Audrey dan Xander telah selesai. Audrey tampak sedikit kelelahan. Tentu saja karena begitu banyak para tamu undangan yang hadir. Xander mengundang beberapa teman terdekat di masa kuliah dan termasuk mengundang rekan bisnisnya. Pun Audrey mengundang teman-temannya dan juga rekan bisnisnya. Bisa dikatakan tamu yang paling banyak hadir adalah kerabat dari kedua orang tua Audrey dan Xander.Aroma ruangan musk bercampur dengan aroma rose menyeruak ke indra penciuman Audrey dan Xander—yang memasuki kamar pengantin mereka. Kamar pengantin yang begitu mewah, dan elegan.Nuansa gold kombinasi cokelat tua menyempurnakan kamar pengantin Audrey dan Xander. Taburan bunga mawah memenuhi lantai kamar pengantin. Tatanan lilin aromaterapi bercampur dengan pengharum ruangan meninggalkan aroma yang hangat dan menyejukan. Aroma itu tak menyengat melainkan membuat orang yang menciumnya begitu tenang.“Audrey, mandilah. Aku juga ingin mandi,” ucap Xander pada Audrey seraya melepaskan tux

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Beautiful Pain    Bab 19. Touch Me, please!

    “Audrey, kenapa kau memakai pakaian itu,” geram Xander menahan emosi tepatnya pria itu menahan hasratnya. Tak munafik, Xander adalah pria normal. Seks tidak memerlukan cinta.“Memangnya aku harus memakai apa? Bikini?” Audrey dengan berani duduk di pangkuan Xander. Melingkarkan tangannya ke leher Xander dan memberikan kecupan di bibir sang suami.“Audrey. Tidurlah, ini sudah malam.” Xander hendak menurunkan tubuh Audrey yang duduk di pangkuannya. Namun alih-alih menurut malah Audrey semakin menekan dadanya menempel pada dada Xander.“Aku belum mau tidur sekarang, Xander.” Audrey membawa tangan Xander, dan meletakannya ke dadanya. “Touch me, Xander, please,” bisiknya sensual.‘Shit!’ Xander mengumpat dalam hati kala Audrey menggodanya. Tanpa sadar, Xander pun memberikan remasan di payudara Audrey.“Audrey, jangan melakukan hal yang akan kau sesali nanti.” Xander ingin menjauhkan tangannya dari payudara Audrey, namun Audrey menahan tangan Xander.“Aku tidak akan pernah menyesalinya, Xand

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15

Bab terbaru

  • Beautiful Pain    Bab 129. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian … Tokyo, Japan. “Rikkard … Rachel … jangan bermain di air mancur. Nanti kalian terjatuh.” Audrey hendak menghampiri kedua anaknya yang tengah asik bermain di air mancur. Akan tetapi gerak Audrey terhenti kala Xander menahan lengannya.“Sayang, ada pengawal yang menjaga anak-anak kita. Tidak usah mencemaskan mereka.” Xander menarik tangan Audrey, masuk ke dalam pelukannya, dan mengecupi puncak kepala sang istri. Musim semi di Tokyo sangatlah indah. Bunga-bunga sakura bermekaran tumbuh dengan sangat sempurna.Audrey tersenyum samar. Rikkard dan Rachel memang anak yang sangat aktif. Dua kakak beradik itu kerap membuat Audrey sedikit pusing akibat dua anaknya terlalu aktif. Well, meski demikian tentu hidup Audrey penuh warna. Kehadiran Rikkard dan Rachel melengkapi kebahagiaannya dengan Xander. “Xander, aku senang sekali Serry dan Frank sudah menikah. Aku berharap mereka bisa segera mendapatkan anak dan hidup bahagia seperti kita,” ujar Audrey hangat mengingat

  • Beautiful Pain    Bab 128. Extra Part VIII

    Pagi yang cerah membaur dengan suara kicauan burung. Sinar matahari menyinari bumi begitu indah. Tampak Audrey sibuk di ruang makan membuat pudding cokelat dan strawberry kesukaan anak-anaknya. Hari ini kedua anaknya akan pulang dari rumah orang tuanya. Itu kenapa Audrey khusus membuatkan pudding. Satu hari tak bertemu kedua anaknya itu membuat Audrey benar-benar merindukan kedua anaknya. Walau sebenarnya memang kedua anaknya kerap menjadi rebutan kedua orang tuanya dan kedua orang tua Xander.“Nyonya, apa Anda membutuhkan bantuan?” tanya seorang pelayan pada Audrey.“Tidak usah. Ini sudah selesai.” Audrey menyimpan pudding buah ke kulkas “Kau kerjakan pekerjaanmu yang lain saja.”“Baik, Nyonya. Saya permisi.” Pelayan itu menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Audrey.Saat Audrey sudah memasukan pudding buah ke dalam kulkas, Audrey berbalik, dan hendak melangkah keluar meninggalkan dapur, menghampiri Xander yang berada di ruang kerjanya. Namun tiba-tiba tanpa sengaja

  • Beautiful Pain    Bab 127. Extra Part VII

    Pelupuk mata Audrey bergerak-gerak, menandakan wanita itu akan segera membuka matanya. Malam yang sunyi dan gelap, membuat Audrey tertidur sangat nyaman. Akan tetapi, suara ketukan pintu yang berasal dari luar menjadi pemicu Audrey yang terlelap itu langsung terbangun dari tidur lelapnya.Audrey membuka mata, menyeka sedikit kedua matanya, lalu melihat ke samping—Xander sudah tidak ada di sana. Tampak Audrey mengembuskan napas panjang. Tatapan Audrey melihat ke tubuhnya sendiri—yang sudah memakai gaun tidur. Audrey ingat setelah pergulatan panasnya dengan sang suami, Audrey langsung tertidur pulas. Kalau sekarang dirinya sudah memakai gaun tidur, pasti suaminya itu yamg memakaikannya.“Xander pasti ada di ruang kerjanya.” Audrey menghela napas dalam. Audrey yakin kalau tadi ketika dirinya tidur, suaminya pergi ke ruang kerja. Padahal Audrey sudah dibuat lemas oleh sang suami. Tapi malah suaminya masih saja memiliki energy untuk memeriksa pekerjaan.Suara ketukan pintu masih terdengar.

  • Beautiful Pain    Bab 126. Extra Part VI

    Menjadi ibu rumah tangga sekaligus memimpin perusahaan membuat Audrey sempat kesulitan. Ditambah perusahaannya yang ada di Jepang benar-benar berkembang pesat. Membuat Audrey harus mengawasi dengan teliti.Dulu, Audrey memang fokus membesarkan perusahaannya di Jepang karena Audrey pikir dirinya akan menetap selamanya di Jepang, tapi siapa sangka kalau apa yang Audrey pikirkan salah. Takdir tetap membawanya kembali pada Xander. Menikah lagi dengan pria yang sejak dulu dia cintai.Beberapa tahun terakhir ini, sejak Rachel lahir, Audrey memang sangat fokus pada membesarkan kedua anaknya. Tentu, Audrey tidak melepas tanggung jawabnya akan perusahaannya. Selama ini, Audrey dibantu oleh Tina—asistennya—dalam mengurus perusahaan yang ada di dalam atau luar negeri.Tak hanya Tina saja, Xander pun kerap membantunya. Sedangkan Zack dan Rainer, dua adik Audrey itu memang fokus pada pendidikan di Boston. Adapun cabang perusahan yang Zack dan Rainer urus adalah cabang perusahaan di Amerika.“Sayan

  • Beautiful Pain    Bab 125. Extra Part V

    “Rikkard, Rachel, ayo ini sudah waktunya kalian berangkat sekolah. Hari ini Mommy dan Daddy akan mengantar kalian ke sekolah.” Audrey berseru meminta Rikkard dan Rachel untuk cepat menghampirinya.Khusus hari ini, Audrey dan Xander memang akan mengantar Rikkard dan Rachel sekolah. Audrey dan Xander sengaja menyekolahkan Rikkard di satu sekolah dengan Rachel. Tujuan utama tentu agar Rikkard bisa selalu menjaga Rachel.“Ya, Momny. Aku dan Kak Rikkard sudah siap.” Rachel menghampiri Audrey bersama dengan Rikkard. Gadis kecil itu sudah rapi dan cantik dengan seragamnya. Rambut pirang Rachel diikat ke atas, membuat gadis itu seperti boneka hidup. Pun di samping Rachel ada Rikkard yang sangat tampan memakai seragam sekolahnya. Diusia yang masih 6 tahun, Rikkard memiliki tubuh yang tinggi menurun dari Xander.“Anak Mommy sangat tampan dan cantik.” Audrey mencium pipi Rachel dan Rikkard bergantian. Memeluk dengan erat kedua anaknya itu.“Aku cantik seperti Mommy. Kak Rikkard tampan seperti Da

  • Beautiful Pain    Bab 124. Extra Part IV

    Piazza Navona, Roma, Italia. “Rikkard, jaga adikmu. Jangan jauh-jauh dari adikmu.” Audrey berseru melihat Rikkard yang tengah berlari-lari bermain dengan Rachel. Meski ada empat pengawal yang menjaga Rikkard dan Rachel tetap saja Audrey mencemaskan kedua anaknya itu.“Sayang, mereka aman. Kau tenang saja.” Xander membelai pipi Audrey dan memberikan kecupan di sana.“Audrey, biarkan Rikkard dan Rachel bermain. Rikkard pasti menjaga adiknya dengan sangat baik. Lagi pula mereka tidak pergi jauh dari kita,” sambung Angela hangat.“Benar, Sayang. Kau tidak usah khawatir,” ucap Miranda lembut mengingatkan putrinya.Audrey tersenyum dan menganggukan kepalanya. Kini Audrey bersama dengan suami, anak, serta orang tua dan mertuanya berada di Piazza Navona. Mereka tengah duduk bersantai menikmati cuaca pagi yang cerah. Berada di tempat ini adalah permintaan Audrey.Audrey merasa jenuh selalu duduk di restoran mahal. Kali ini Audrey ingin lebih menikmati hidup dalam kesederhanaan. Piazza Navona

  • Beautiful Pain    Bab 123. Extra Part III

    Audrey duduk bersimpuh di lantai seraya memeluk lututnya. Air mata Audrey berlinang deras setelah perdebatannya tadi dengan Xander. Isak tangis Audrey terdengar pilu. Sudah lama sekali Audrey tak pernah bertengkar dengan Xander. Ini benar-benar sangat menyakitkan.Audrey tidak pernah bermaksud untuk membahas masa lalu. Tapi, semua bermula dari Xander yang menyudutkan dirinya. Padahal berkali-kali Audrey sudah menjelaskan pada Xander bahwa dirinya dan Alan tak memiliki hubungan apa pun. Namun, kecemburan telah membutakan Xander, membuat pria itu sampai meledak.“Kau jahat, Xander,” isak Audrey sesegukan.Pintu kamar terbuka perlahan. Xander berdiri di ambang pintu, menatap Audrey yang menangis. Ya, saat ini Audrey tengah berada di kamar tamu. Setelah terdebatannya tadi dengan Audrey, istrinya itu pergi menjauh darinya. Tentu, Xander langsung menyusul. Terlebih dikala tadi sang istri sempat menyebut-nyebut kata ‘Cerai’, membuat Xander menjadi tak tenang.Xander terdiam sebentar. Hati Xa

  • Beautiful Pain    Bab 122. Extra Part II

    “Rikkard masuk ke kamarmu.” Xander berucap tegas pada putra sulungnya, kala pria itu bersama dengan istri dan anaknya sudah berada di mansion—yang sudah tiga tahun ini mereka tempati.“Oke, Daddy.” Rikkard patuh akan ucapan Xander. Bocah laki-laki itu langsung melangkah menuju kamar, tanpa sedikit pun melawan. Setelah dari rumah sakit, Xander memang langsung mengajak Audrey dan Rikkard untuk pulang. Xander tak mau membiarkan istri dan anaknya berlama-lam di rumah sakit. Tentu, semua urusan telah Xander bereskan.“Sayang, kenapa kau tidak menasihati Rikkard dulu? Dia bersalah, Sayang.” Audrey memprotes Xander yang meminta Rikkard untuk pergi begitu saja. Padahal harusnya Xander memberikan teguran pada Rikkard yang telah mendorong Blaire sampai membuat lutut Blaire terluka cukup parah.“Blaire juga bersalah. Dia mencium Rikkard. Kau jelas tahu Rikkard tidak mudah dekat dengan orang lain,” ucap Xander dingin dan menegaskan. Xander membela Rikkard. Nada bicaranya menunjukan bahwa apa yang

  • Beautiful Pain    Bab 121. Extra Part

    Note; Karena banyak yang minta extra part tampil di sini, jadi abi rilis di sini juga ya. Follow IG: abigail_kusima95 (Info seputar novel ada di IG) Tiga tahun berlalu …Audrey turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah sakit, menelusuri koridor rumah sakit. Tampak raut wajah Audrey begitu panik dan penuh rasa khawatir. Degup jantung Audrey berpacu dengan cepat. Benaknya sejak tadi tak bisa tenang tepat ketika guru sekolah Rikkard menghubungi dirinya, dan mengabarkan putranya terlibat masalah. Entah masalah apa, pihak guru mengatakan padanya tidak bisa memberitahu di telepon.“Nyonya Foster,” seru Myla Zahnee—guru di sekolah Rikkard menyapa Audrey dengan penuh sopan.“Ms. Zahnee.” Audrey lega akhirnya melihat guru sekolah putranya. Namun, tatapan Audrey pun langsung teralih pada Rikkard yang ada di samping Ms. Zahnee. Sepasang iris mata Audrey mulai menatap lekat putranya yang sejak tadi hanya diam dan memasang wajah dingin. Jika sudah seperti ini, maka Rikkard pasti sedang k

DMCA.com Protection Status