Share

Menyembunyikan identitas

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2025-01-20 15:36:13

Oma Agata menatap Rosa dengan penuh pertanyaan, wajahnya memancarkan kehangatan namun juga ketegasan. Mereka duduk berdua di kamar rawat yang kini terasa semakin lengang, seolah suasana ikut mendukung percakapan yang semakin serius.

"Rosa," ujar Oma Agata dengan nada tenang namun tegas. "Apa benar kau benar-benar menutup identitasmu sebagai cucu dari pemilik saham terbesar di rumah sakit ini dan beberapa perusahaan lainnya?" Lagi dia bertanya.

Rosa menundukkan pandangannya sejenak, lalu mengangguk perlahan. "Iya, Oma. Aku memang sengaja melakukannya."

Nenek Agata memiringkan kepalanya, matanya penuh rasa ingin tahu. "Kenapa, Nak? Bukankah akan lebih mudah jika mereka tahu siapa dirimu? Dengan statusmu, mereka tidak akan menghina kamu."

Rosa mengangkat wajahnya, menatap sang nenek dengan tatapan penuh keyakinan. "Justru itu, Oma. Jika mereka tahu siapa aku, mereka mungkin tidak akan menyetujui aku mengasuh El. Mereka akan menganggapku tidak serius atau hanya ingin mencari pengalaman s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Teka Teki

    Saat Rosa baru saja membantu Oma Agata naik ke kursi belakang mobil, suara berat memanggilnya dari kejauhan."Rosalia!"Rosa terkejut, tubuhnya menegang seketika. Ia perlahan berbalik, dan melihat Nicolas berjalan mendekat dengan langkah cepat, wajahnya tetap dingin dan serius.Nicolas berhenti beberapa langkah di depannya, menatap Rosa dengan sorot mata yang sulit ditebak. "Rosalia, ada yang perlu saya sampaikan sebelum kamu mulai tugasmu besok."Rosa menelan ludah, lalu menundukkan kepala sedikit. "Iya, Tuan Nicolas. Apa yang ingin Anda katakan?"Nicolas memasukkan tangannya ke saku jas, posisinya terlihat santai tapi nada suaranya tegas. "Jangan telat datang besok. El tidak bisa menunggu. Dan ingat, tidak ada alasan seperti ketinggalan barang atau lupa apa pun. Kamu harus selalu standby untuk anak saya."Mata Rosa melebar sedikit mendengar nada perintah itu, tapi ia segera menenangkan diri. "Tentu, Tuan Nicolas. Saya tidak akan lupa dan akan memastikan semuanya berjalan lancar."Ni

    Last Updated : 2025-01-20
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Ayah yang protektif

    Malam itu, Nicolas tiba di rumah dengan langkah berat. Rumah besar itu terlihat megah dengan lampu-lampu yang menerangi setiap sudut taman. Begitu ia melangkah masuk, suara tawa kecil terdengar dari ruang keluarga."Ah, sudah pulang juga akhirnya," suara Nyonya Sandrina terdengar lembut, namun mengandung nada sindiran. Ia sedang duduk di sofa dengan El yang bersandar di pangkuannya, tampak mengantuk tetapi belum mau tidur.Nicolas melepas jasnya dan menyerahkannya kepada salah satu pelayan. Ia berjalan mendekat, menatap putranya yang kini menguap kecil."Kenapa dia belum tidur?" tanya Nicolas, nadanya datar namun penuh perhatian."Dia ingin menunggumu pulang," jawab Nyonya Sandrina sambil membelai rambut El. "Kau tahu bagaimana dia, selalu ingin memastikan ayahnya ada di rumah."El mengangkat wajahnya dan tersenyum lemah. "Papa..." suaranya kecil, tetapi cukup untuk membuat Nicolas tersenyum tipis."Ayo, Nak, tidur sekarang. Besok kita masih punya banyak waktu bersama," ujar Nicolas s

    Last Updated : 2025-01-21
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Aturan Ketat sang Tuan

    "Suster Ana, tolong kamu hubungi Ros dan suruh cepat datang. Aku menunggu sampai jam 07.00!" titah Nicolas. Suster Ana saling pandang dengan Bu Sandrina. Setelah melihat majikannya mengangguk, Suster Ana langsung menghubungi Ros. Tidak menunggu lama, Ros berdiri di depan Nicolas, napasnya sedikit terengah karena berlari masuk ke rumah setelah mendapat telepon darurat dari Suster Ana. Matanya menatap Nicolas yang tampak tenang namun dingin, memegang cangkir kopi di tangannya."Telat dua menit," ujar Nicolas tanpa basa-basi, matanya menatap jam dinding di ruang tamu.Ros mengerutkan kening, merasa protesnya memuncak. "Tuan Nicolas, sesuai kesepakatan, saya mulai bekerja pukul 08.00. Tapi pagi ini Suster Ana menghubungi saya lebih awal, jadi saya langsung bergegas ke sini. Bahkan, saya belum selesai berkemas," jelasnya dengan nada tenang namun tegas.Nicolas menatap Ros dengan sorot mata yang sulit dibaca. "El sudah menangis sejak pukul lima pagi. Kau akan segera menjadi pengasuh priba

    Last Updated : 2025-01-22
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Sehari kerja sudah menyebalkan

    Ros menggerutu dalam hati. Hari pertama kerja saja Nicolas sudah sangat rewel. Dia juga tidak menduga jika pria tampan dan mempesona itu bahkan sangat cerewet tentang anaknya. Ros tak membayangkan jika El memiliki ibu baru dan wanita itu salah mengurus El, apa akan di ceraikan atau tidak. "Ros, kenapa kamu diam?" Suara menggelegar Tuan Nico menyadarkan lamunan Ros yang aneh. "Eh, iya. Tuan ada apa lagi?""Saya akan ke kantor. Jadi tolong urus El dengan baik. Kamu masih saya perhitungkan anggap saja ini adalah percobaan."Nicolas bangkit tanpa menoleh bahkan mendegar Ros menjawab. Ros hanya berdiri terpaku, menatap punggung Nicolas yang dengan langkah tegas meninggalkan ruangan. Dalam hati, ia terus menggerutu. Hari pertama kerja saja, sudah seperti ini. Kalau begini caranya, bagaimana nanti? pikirnya sambil menahan napas panjang.Dia melirik ke arah pintu yang baru saja dilewati Nicolas, lalu memutar bola matanya pelan. "Tampan sih tampan, tapi cerewetnya luar biasa. Apa dia sepert

    Last Updated : 2025-01-23
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Bayangan masa lalu

    Nicolas melangkah masuk ke kantornya dengan langkah cepat dan mantap, meski pikirannya sedikit terganggu. Di lobi utama, Alex, asisten pribadinya yang selalu siaga, langsung menghampirinya dengan membawa tablet dan beberapa dokumen."Kenapa datang siang, Tuan? Ini bukan biasanya Anda," tanya Alex sambil mengerutkan dahi.Nicolas melepas jasnya dan menyerahkannya pada Alex tanpa banyak bicara. Ia kemudian berjalan menuju ruangannya, diikuti Alex yang setia mencatat hal-hal penting. "Ada urusan di rumah pagi ini," jawabnya singkat.Alex melirik sekilas, penasaran. "Urusan di rumah? Jarang-jarang Anda ikut campur urusan di rumah. Apa yang terjadi, Tuan?"Nicolas menghela napas, mengambil duduk di kursinya dengan tangan menyentuh pelipisnya. "Ada suster baru untuk El. Aku harus memastikan dia paham dengan aturan yang ada."Alex mengangkat alis, jelas terkejut. "Anda? Biasanya urusan itu dipegang sepenuhnya oleh Nyonya Sandrina. Kenapa kali ini Anda sendiri yang turun tangan?"Nicolas meny

    Last Updated : 2025-01-24
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Aku suka Ros

    Nicolas memarkirkan mobilnya di depan rumah yang megah. Matahari masih menggantung rendah di ufuk barat, memberikan semburat keemasan pada taman rumahnya. Hari ini, ia memutuskan untuk pulang lebih awal, meski pikirannya masih penuh dengan pekerjaan. Ia baru saja membuka pintu ketika suara langkah kaki kecil terdengar menggema di aula besar rumahnya."Papa!" El berlari menghampirinya dengan tawa lebar, mengenakan seragam sekolah yang sudah agak kusut. Rambutnya sedikit berantakan, tapi matanya berbinar penuh kebahagiaan.Nicolas tersenyum tipis, berjongkok untuk menyambut pelukan hangat dari anak semata wayangnya itu. "Hai, Nak. Bagaimana harimu di sekolah?" tanyanya sambil mengusap rambut El dengan lembut.El langsung berbicara dengan antusias. "Sekolah seru, Pa! Tadi aku belajar tentang angka-angka dan aku dapat bintang emas! Guru bilang aku pintar sekali!"Nicolas tertawa kecil, merasa bangga. "Wah, itu hebat, Nak. Papa bangga sekali sama kamu. Tapi ada lagi yang seru di sekolah se

    Last Updated : 2025-01-24
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Kecemasan Nicolas

    "Aku tidak mencari kesalahan Ros. Hanya saja aku heran dengannya," ujar Nicolas. "Tapi tetap saja kamu pulang cepat hari ini untuk Ros kan," ujar Nyonya Sandrina sambil duduk di kursi seberang Nicolas.Nicolas menggeleng. "Ada urusan yang harus diselesaikan."Nyonya Sandrina tersenyum kecil, tahu benar bahwa putranya sedang menyembunyikan sesuatu. "Urusan apa? Dan apa yang kamu bingungkan tentang Rosalia?"Nicolas mendongak, memandang ibunya dengan tajam. "Entah. Hanya saja Aneh dengan ucapan El. Apa anak sekecil itu bisa berpikir an seperti orang dewasa atau Ros yang mengajari El bicara itu?"Nyonya Sandrina mengangkat alis, tersenyum penuh arti. "Mana mungkin Nicolas. Mungkin kamu hanya terlalu takut El berpindah hati pada Ros.""Ya," jawab Nicolas dengan tegas, meski nada suaranya terdengar agak pelan. "Dia bilang dia sangat menyukai Ros dan meminta saya untuk tidak memecatnya. Jadi, saya harus memastikan semuanya berjalan lancar."Nyonya Sandrina mengangguk perlahan, namun seny

    Last Updated : 2025-01-25
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Tentang Rasa Nyaman

    Nicolas yang sedang menyeruput tehnya, langsung tersedak. Ia meletakkan cangkir dengan tergesa, batuk-batuk kecil keluar dari mulutnya. "Apa, Ma?!" tanyanya dengan nada hampir tak percaya.Nyonya Sandrina hanya tersenyum tipis, seolah menikmati reaksi putranya. "Kamu dengar apa yang Mama katakan.""Astaga, Ma! Itu tidak masuk akal," ujar Nicolas, berusaha menguasai diri. "Saya tidak akan pernah menikah lagi. Tidak ada yang bisa menggantikan Erika.""Tidak ada yang meminta kamu menggantikan Erika," kata Nyonya Sandrina dengan nada sabar. "Tapi hidup kamu tidak hanya tentang perusahaan dan El, Nicolas. Kamu juga berhak bahagia."Nicolas menggeleng tegas, rahangnya mengeras. "Saya sudah bahagia, Bu. Bahagia dengan apa yang saya punya sekarang. Fokus saya hanya El dan perusahaan. Itu cukup.""Bahagia?" Nyonya Sandrina menatap putranya tajam, namun penuh kasih. "Nicolas, apa benar kamu bahagia? Atau kamu hanya bersembunyi di balik tanggung jawab untuk menghindari kenyataan?""Bu, saya tida

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Ini Nyata

    Rosalia melangkah perlahan, sorot matanya tenang, tetapi ada ketegasan di sana. "Benar, aku adalah cucu kandung Nyonya Agata. Dan sebagai pewaris sah, aku ingin melihat semua perjanjian bisnis yang telah dibuat atas nama perusahaan keluarga kami."Maya mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. "Tidak mungkin! Kau selama ini hanyalah—""—Seorang babysitter?" potong Rosalia dengan senyum tipis. "Ya, itu yang kalian kira. Tapi aku tidak pernah menyangkal siapa diriku. Kalian saja yang terlalu sibuk menginjakku hingga lupa mencari tahu kebenaran."Maya menelan ludah, matanya beralih ke Tian, lalu ke Nicolas. "Ini lelucon, kan? Nicolas, kau tahu soal ini?"Nicolas masih terdiam, pikirannya bercampur aduk. Ia merasa dikhianati karena Rosalia menyembunyikan identitasnya. Tapi di sisi lain, ia mulai memahami mengapa wanita itu selalu terlihat penuh pertimbangan setiap kali mengambil keputusan.Tian melipat tangan di dada, menatap Aldo dengan tatapan penuh kemenangan. "Jadi, Tuan Aldo, masih ing

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Pewaris Tunggal

    Suasana tegang saat Nicolas datang bersama dengan Alex. Lalu, Aldo bersama dengan Maya, melihat hal itu Nicolas seperti bisa membaca apa yang sebenarnya terjadi."Nicolas, apa kabar? Hmm... Apa kabarmu sedang tidak baik-baik saja setelah mendengar kabar kontrak yang sedang di ambang kerugian."Maya kini merasa menang dan di atas awan. Nicolas hanya menanggapi semua dengan tenang walau hatinya ketar ketir.Nicolas menghembuskan napas perlahan, menahan emosinya agar tidak terpancing oleh provokasi Maya. Ia melirik Aldo yang duduk dengan ekspresi santai, seolah menikmati situasi yang sedang berlangsung."Aku baik-baik saja, Bu Maya. Justru aku penasaran, apa Anda yang sedang dalam kondisi baik setelah bermain api dengan kontrak ini?" jawab Nicolas dengan nada datar namun penuh makna.Maya menyilangkan tangannya di depan dada, menyeringai. "Oh, Nicolas, bisnis itu tentang siapa yang lebih cerdas membaca peluang. Sayangnya, kali ini kau kalah cepat."Alex yang berdiri di samping Nicolas m

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    akhirnya memeluk anakku

    Rosalia tersenyum untuk pertama kalinya pada Nicolas. Pria itu sedang tidak baik-baik saja. Ros bangkit dan hendak masuk.."Ros, tetap di sini. Apa kamu mau pergi meninggalkan aku yang sedang tidak baik-baik saja?" tanya Nicolas."Tuan, aku mau kedalam. Sudah malam, lebih baik Anda juga tidur. Besok bukannya mau bertemu dengan Tuan Tian?"Nicolas menghela napas panjang, menatap Ros dengan mata yang penuh kelelahan. "Aku hanya ingin berbicara sebentar, Ros. Aku lelah dengan semua ini, dengan pekerjaan, dengan perasaan yang terus-menerus tak bisa aku kendalikan."Ros menggigit bibirnya, ragu untuk tetap tinggal atau pergi. Tapi melihat ekspresi Nicolas, sesuatu dalam hatinya melunak. "Baiklah, sebentar saja," ujarnya pelan.Nicolas tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangannya ke langit malam. "Aku tidak pernah menyangka, hidupku akan serumit ini. Semua berjalan begitu cepat, dan sekarang… aku takut kehilangan sesuatu yang belum sepenuhnya aku genggam."Rosalia menunduk, merasakan geta

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Frustasi

    "Kenapa begitu tiba-tiba Tuan Aldo dari perusahaan Nyonya Agata mengambil alih project kita?" tanya Nicolas.Nicolas kaget saat tiba-tiba Alex mengabarkan berita yang tak terduga.Alex menyesuaikan kacamatanya sebelum menjawab. "Aku juga baru menerima laporan ini, Tuan. Tuan Aldo mengklaim kepemilikan atas sebagian saham proyek ini dengan dalih perjanjian lama yang tidak diperbarui."Nicolas menghela napas, ekspresinya mengeras. "Dan kenapa kita tidak tahu soal perjanjian itu sebelumnya?""Karena dokumen lama itu seharusnya tidak berlaku lagi. Tapi, entah bagaimana, Aldo berhasil mendapatkan celah hukum untuk menggunakannya."Nicolas mengepalkan tangannya. "Aldo tidak mungkin bergerak sendiri. Aku ingin kau cari tahu siapa yang ada di belakangnya."Alex mengangguk. "Baik, Tuan. Saya juga sudah menghubungi tim legal untuk meninjau ulang semua dokumen terkait. Tapi, sebaiknya Anda juga berbicara langsung dengan Nyonya Agata."Nicolas menatap lurus ke arah jendela kantornya, pikirannya d

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Persiapan Matang

    "Ros, sampai kapan kamu menutupi identitas kamu? Jika kamu menikah, Nicolas harus tahu siapa kamu," ujar Oma Agata. Ros menegang mendengar perkataan Oma Agata. Rahasianya selama ini menjadi beban yang terus menghantui. Dia tahu cepat atau lambat Nicolas akan tahu, tapi dia tidak siap untuk menghadapi reaksi pria itu."Oma... apa itu penting sekarang?" suara Ros terdengar lemah. Matanya menatap lantai, menghindari tatapan tajam Oma Agata dan Tian."Sangat penting, Ros," Oma Agata menegaskan. "Jika kamu menikah dengannya tanpa mengungkapkan siapa dirimu sebenarnya, kamu tidak hanya menipu Nicolas, tapi juga dirimu sendiri. Pernikahan tidak bisa dibangun di atas kebohongan."Ros menghela napas panjang. Pikirannya bercampur aduk antara ketakutan, keraguan, dan rasa bersalah."Aku takut, Oma... jika dia tahu semuanya, dia mungkin tidak akan menerimaku." suara Ros bergetar.Tian mendekat, menatap Ros dengan lembut. "Kalau dia benar-benar peduli padamu, dia akan mengerti. Kamu berhak dicint

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Keputusan Sulit

    " Jangan paksa jika memang tidak ada raasa," Ujar Tian. Pria itu duduk bersebelahan dengan omanya.Ros tersenyum getir. "Demi El, aku akan melakukan apa pun."Tian menghela napas panjang, pandangannya bergeser ke arah Ros yang tampak resah. "Ros, membangun hidup dengan seseorang hanya demi anak tanpa ada cinta di antara kalian... itu berat."Oma Agata menambahkan dengan lembut, "Cinta bisa tumbuh, Ros. Tapi kamu harus jujur pada dirimu sendiri. Jangan memaksakan sesuatu yang hatimu tolak."Ros menunduk, menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. "Aku hanya tidak ingin El terluka. Dia sudah terlalu banyak kehilangan."Tian menatap Ros dengan serius. "El lebih membutuhkan seorang ibu yang bahagia daripada melihatmu terjebak dalam hubungan yang tidak membuatmu nyaman."Ros menyeka sudut matanya yang mulai basah. "Aku... aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuk El. Jika menikah dengan Nicolas adalah jalannya, mungkin aku harus mencobanya."Oma Agata menggenggam tangan Ros dengan erat.

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Belajar mencintai

    Ros meminta izin ke rumah sang nenek. Dia meminta Tian menjemputnya. Sepupunya itu langsung saja bertanya tentang Nicolas. Ada hubungan apa dan bagaimana bisa, pikir Tian. Tian menyandarkan tubuhnya ke mobil, menatap Rosalia dengan senyum samar. "Jadi, bagaimana hubunganmu dengan Nicolas sekarang?" tanyanya santai, tapi ada sedikit ketertarikan dalam nada suaranya.Ros menghela napas, menyilangkan tangan di depan dada. "Entahlah, Tian. Dia tiba-tiba mengajak menikah, tapi aku tahu itu hanya karena El."Tian mengangguk pelan, lalu menyipitkan mata. "Dan menurutmu, hanya karena El?"Ros terdiam. Pertanyaan Tian seperti menamparnya. Dia ingin percaya kalau Nicolas hanya bertanggung jawab, tidak lebih. Tapi… ada momen-momen di mana tatapan Nicolas terasa berbeda, lebih dalam, lebih hangat."Aku tidak tahu, Tian. Aku takut berharap."Tian tersenyum miring, menepuk pundak Ros pelan. "Yang aku tahu, Nicolas bukan tipe pria yang melakukan sesuatu tanpa alasan yang kuat. Kalau dia ingin menik

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Pendekatan

    Ros mendesah pelan, menatap Nicolas dengan mata yang masih menyimpan luka. "Nicolas, hidupku bukan hanya tentang El. Aku juga punya perasaan, punya masa lalu yang menyakitkan, dan aku tidak yakin bisa menerima semua ini begitu saja."Nicolas melangkah mendekat, wajahnya serius. "Aku tahu, Ros. Aku tahu aku sudah membuat banyak kesalahan. Tapi aku juga tahu satu hal—aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu dan El."Ros tertawa kecil, getir. "Kau hanya takut kehilangan El. Bukan aku."Nicolas terdiam sejenak sebelum mengangkat tangannya, menyentuh lembut wajah Ros. "Aku tidak akan memaksa jika kamu benar-benar tidak mau. Tapi aku ingin kamu tahu... sejak kamu muncul lagi dalam hidupku, aku merasa ada sesuatu yang berbeda. Dan aku ingin memperjuangkan itu."Ros menatap mata Nicolas, mencari kebohongan di sana—tapi yang ia temukan justru ketulusan. Dadanya berdebar, pikirannya berantakan."Beri aku waktu," bisiknya akhirnya.Nicolas mengangguk pelan, sudut bibirnya terangkat sedikit.

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Belajar mencintai

    Mobil melaju dalam keheningan. Nicolas menggenggam kemudi lebih erat, pikirannya berkecamuk. Dia ingin menjawab, tapi bibirnya seolah terkunci.Ros menunggu, namun saat Nicolas tetap diam, ia mengalihkan pandangan ke luar jendela. Angin malam meniup lembut wajahnya, tapi dada Ros terasa sesak. "Jika Anda tidak bisa menjawabnya, mungkin memang sebaiknya saya pergi," gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada diri sendiri.Nicolas mendadak menginjak rem, membuat tubuh Ros sedikit terdorong ke depan. "Kau tidak akan pergi ke mana pun, Ros!" suaranya terdengar tegas, tapi ada kegelisahan di baliknya.Ros menoleh, menatap Nicolas yang kini menatapnya dengan tatapan tajam. "Kenapa? Kenapa Anda menahan saya?"Nicolas mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. "Karena aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja. Karena... aku tidak ingin kehilanganmu lagi. El, bisa ngambek terus.""El mungkin aku bawa, dia anakku."Nicolas tersentak, sorot matanya menggelap. "Apa maksudmu, Ros?"Ros mena

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status