Ah, tentu saja bukan!Lalu apa yang dia coba lakukan?Mengapa dia bersandar seperti ini tanpa alasan? Wajah mereka hampir saling bersandar satu sama lain, kira-kira hanya berjarak sekitar lima sentimeter.Sally bisa merasakan deruan nafas yang hangat menembus wajahnya. Rasanya seperti bulu-bulu tipis yang menyapu kulitnya, membuatnya terhanyut dalam sentuhan lembut seperti itu. Saat dia menarik napas, hanya aroma kuat pria itu lah yang dapat tercium – sangat dekat. Dia tidak bisa menahan rasa canggungnya, ada sedikit rasa gemetar pada badannya. Dengan sedikit tergesa-gesa, dia cepat-cepat mengulurkan tangan dan menahan dada lawannya itu agar terkontrol. Dia juga secara tidak sadar menarik badannya kira-kira dua langkah.Namun dia sedikit kalah cepat, lengan yang kuat dan kokoh melingkari pinggangnya dan dengan kuat menarik kembali posisi badannya kembali ke posisi semula."Jangan bergerak," bisiknya di telinganya, mensinyalir Sally tidak bisa menentangnya.Tubuhnya menjadi kaku akiba
Sean Mayhelm, yang duduk di sofa, merasa terganggu melihat Felix yang mondar-mandir. Dia tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Hei, Tuan Muda Kedua, bisakah kau berhenti sebentar?"Felix membalas, "Tidak! Aku ini sangat khawatir, tahu! Kau itu psikolog Xander, bagaimana kau bisa duduk disana saja? Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Xander?"Sean sama tak berdaya seperti dirinya. "Kau melihatnya sendiri, ‘kan. Aku mencoba berbicara dengannya, tapi tidak ada gunanya.""Kau tidak berguna!" Felix marah karena Sean tidak bisa memenuhi harapannya. Dia menoleh ke asisten di sebelahnya dan bertanya, "Kau tidak memberitahu Ibu dan Ayah tentang ini, ‘kan?"Pelayan rumah menjawab dengan hormat, "Belum.""Bagus." Felix menghela nafas lega, merasa sedih.Xander membuat ulah ketika dia sedang dalam penjagaannya. Jika orang tuanya tahu, mereka mungkin akan membunuhnya.Hanya memikirkannya saja sudah membuatnya takut!Saat itu, suara mesin yang menderu yang tidak asing bergema di luar pintu. Pela
Ketika Sally selesai, dia berjongkok di depan Xander dan mengulurkan tangan untuk membelai wajahnya."Sayang, bagaimana perasaanmu? Apa kau masih mengenaliku? Ini aku, Bibi Sally."Xander tidak menjawab, namun ada sedikit kejapan dari matanya, juga bulu matanya yang mensinyalir ada tanggapan.Agar rasa cemasnya hilang, Sally menariknya ke pangkuannya dan berkata, "Ada apa? Bisakah kau memberitahuku?"Xander menatapnya dengan mata terbelalak. Tiba-tiba, pelupuk matanya memerah. Dia panik. "Kenapa kau menangis? Apa kau marah padaku karena meninggalkanmu di restoran begitu saja? Kau mau, ‘kan, maafkan aku?"Xander meringkuk bibirnya dan membenamkan kepalanya ke pelukannya, tiba-tiba menangis.Karena khawatir, Sally dengan kikuk memeluknya dan membujuknya dengan suara lembut. "Sudah, sudah...jangan menangis. Maaf, ya, Maafkan aku"Farrel memperhatikan mereka dalam diam. Dia tidak mencoba menghentikan mereka, tetapi tatapannya ke Xander membuatnya sedikit termenung.Dia tahu betul karakter
Tertegun, Sally tersedak air liurnya sendiri dan paru-parunya kembang kempis karena batuk seketika. Dia bertanya-tanya apakah dia tidak salah dengar. Dia berkata dengan tidak percaya, "A… apa yang kau katakan?"Farrel meluruskan posisi duduknya dengan pasti, diikuti ekspresinya yang tidak berubah. Dia mengulangi kata-katanya. "Aku bilang ; menikahlah denganku."Sally sama sekali tidak tahu mau merespon apa.Secara tiba-tiba, menurutnya ini cukup menakutkan dan apa gerangan yang membuat pria ini spontan meminta menikah dengannya."Tuan Jahn… tolong jangan bercanda. Ini sama sekali tidak lucu, hahaha.."Sally tertawa datar. Dia menatapnya lekat-lekat berharap kalau pria ini hanya sedang menggodanya saja.Namun dugaanya salah!"Aku sangat serius," kata Farrel dengan sungguh-sungguh.Hati Sally seketika menciut. Mengapa dia tiba-tiba begitu serius? Mengapa dia membahas suatu kehidupan baru dengannya? Mereka padahal baru mengenal satu sama lain selama beberapa hari!Dia memaksa dirinya untu
Seolah-olah dia bisa membaca pikirannya, Farrel berkata, "Tenang. Aku tidak akan mengungkitnya lagi. Tapi aku rasa aku tidak akan berubah pikiran dalam waktu dekat. Jika kau menyetujuinya, kau bisa beritahu aku kapan saja, ya – Selimut itu baru saja dicuci kemarin, jadi kau bisa menggunakannya. Tolong selimuti Xander juga."Sally memilih untuk diam saja.Jika Farrel mencoba menahannya di sini dengan lamarannya itu, dia hanya ingin lenyap dari tempat ini bahkan sebelum pria itu bisa menghitung sampai tiga.Namun, dia menggunakan Xander sebagai alasan, sehingga Sally tidak memiliki kesempatan untuk menolak permintaannya untuk tinggal.Dia tidak punya pilihan selain dengan enggan menerima. "Baiklah kalau begitu."Farrel menghela nafas lega. "Istirahatlah dulu. Aku akan berada di sebelah. Jika ada sesuatu, kau bisa mencariku kapan saja.""OK, selamat malam.""Hmm. Selamat malam."Dia berbalik dan pergi.Satu-satunya yang tersisa di kamar tidur adalah Sally. Begitu banyak yang telah terja
Pada jam 10 pagi, di Zhuoyue Creative Agency...Manajer Smith sedang menunggu di pintu masuk dengan para pejabat eksekutif untuk menyambut tim akuisisi dari Sack Group.Kantor itu sangat menanti-nanti momentum besar seperti ini, membuat semua pejabatnya mengenakan jas dan dasi sebagai pakaian terbaik di hari Minggu mereka, mereka berdiri di sana sembari menunggu yang dinanti dengan rasa penasaran.Segera, kira-kira empat hingga lima mobil Audi mentereng meluncur ke arah mereka. Luke segera mendatangi untuk menyambut tim.Mobil yang memimpin rombongan adalah yang pertama berhenti. Luke segera melangkah ke depan untuk membuka pintu dengan sangat hormat.Landom, wakil Sack Group, keluar dari mobil yang pertama.Dia mengenakan kemeja bercorak garis-garis yang membuatnya terlihat tinggi dan santun. Sepatu kulitnya sangat mengkilap, penampilannya yang necis dan auranya yang lembut membuatnya terlihat seperti pria yang mengagumkan.Dia diikuti tunangannya, Nathalie.Wanita itu mengenakan pak
Sementara dia bermain-main dengan pikirannya, Luke sudah masuk ke dalam ruang tamu. "Senang bertemu denganmu, Tuan Muda Kedua. Aku manajer Zhuoyue Creative Agency, Luke Smith."Felix menegakkan punggungnya dengan acuh tak acuh. "Halo, Manajer Smith."Luke bisa merasakan dirinya berkeringat dingin saat dia menatap sosok yang lebih besar darinya tepat di depan mukanya. Dia tertawa hampa dan berkata, "Tuan Muda Kedua, mengapa tidak memberi tahu kami tentang kunjunganmu kesini, Tuan? Aku akan menyambutmu secara pribadi jika aku tahu."Felix tertawa, jelas tidak terganggu. "Aku kebetulan lewat, jadi aku memutuskan untuk mampir dan bertanya tentang perkembangan proyek. Sayangnya, sepertinya aku salah waktu dan datang disaat kau sedang sibuk. Kuharap aku tidak mengganggumu.""Hoho, tentu saja tidak."Sebelum Luke bisa menjawab, Landom menyela.Felix tampak seolah-olah baru saja menyadarinya sekarang dan berkata dengan heran, "Kau…?"Landom tampak tercengang. Ekspresinya berubah agak canggu
Keesokan harinya, Sack Group mempercepat seluruh proses dan mengakuisisi Zhuoyue dengan harga 500 juta.Namun di hari ketiga, Jahn Group menyuarakan keinginannya untuk mengakhiri kontraknya dengan Zhuoyue hanya dengan melanggar perjanjiannya.Ketika dia mengetahui hal ini, Landom merasa seperti baru saja disambar petir. Tidak dapat menahan amarahnya, dia berkata, “Melanggar perjanjian? Bagaimana mungkin?!"Pengawas Badan Kreatif Zhuoyue yang baru diangkat menjawab dengan tergagap, “Ketika Jahn Group menandatangani kontrak dengan agensi, mereka menetapkan bahwa proyek tersebut harus dilakukan oleh seorang karyawan lama. Sayangnya, karyawan ini dipecat dan agensi tidak memberi tahu Jahn Group. Ketika mereka mengetahuinya, mereka langsung menyatakan keinginan mereka untuk mengakhiri kontrak. "Tiba-tiba, Landom mendapat firasat buruk. Siapa nama karyawan lama itu?Pengawas itu menjawab, "Sally... Sally Jacob."Ekspresi Landom berubah setelah mendengar nama ini.Dialah yang memastikan bahw