"Jangan terlalu sibuk sampai kesehatanmu terganggu. Kau belum makan, ‘kan?" Terdengar suara penuh khawatir Lynd dari ujung sana."Ya… aku mengerti. Terima kasih, Senior. Aku akan pulang setelah aku menyelesaikan ini."Sally menutup teleponnya dan segera menyelesaikan persoalan dalam rencana bisnisnya.Jam mendekati pukul 11 malam pada saat dia sudah berkemas dan siap untuk pulang. Dia merasa sedikit pusing dan tidak enak badan. Mungkin itu karena dia begitu sibuk sepanjang hari sehingga dia belum makan sampai sekarang.Ketika dia turun, dia melihat sebuah mobil hitam menunggu di luar. Cahaya bulan menimpa seorang pria berpakaian jas hitam yang bersandar di kendaraan. Dia memunggungi Sally, seolah-olah mencegah Sally untuk melihat wajahnya.Pria itu memiliki postur tubuh yang mirip dengan Farrel. Untuk sesaat, Sally mengira pria itu adalah Farrel.Baru setelah dia mendekati pria itu, dia menyadari bahwa itu adalah Lynd.Kekecewaan memenuhi hatinya. Dia tidak bisa menahan diri unt
Farrel menatap tajam ke arah Sally, melihat wajahnya yang pucat dan lemah secara keseluruhan. Entah bagaimana, dia tampak seperti semakin kurus dalam beberapa hari belakangan selama mereka tidak bertemu.Sally bingung mendengar bahwa dialah yang memanggilnya. Baru kemudian dia menyadari bahwa dia telah menekan nomor yang salah. Telepon yang seharusnya ditujukan ke Xeevanka akhirnya sampai ke Farrel ...Awalnya, suasananya cukup canggung. Sally ingin mengirim Farrel pulang, tidak ingin mengganggunya. Tetapi ketika rasa sakit di perutnya membuatnya cemberut, Farrel meraih pinggangnya dan mengangkatnya ke pelukannya.Karena lengah, Sally berteriak, "Farrel, turunkan aku sekarang.""Jangan bergerak," kata Farrel. Dia mulai membawanya ke bawah sehingga dia bisa membawanya ke rumah sakit.Sally berhenti berusaha untuk berjuang karena dia terlalu menderita.Dia mendesah. ‘Ini terakhir kali aku mengganggunya!’Perjalanan mobil ke rumah sakit dipenuhi dengan kesunyian yang mencekam. Sa
Sayangnya, balkon itu sudah kosong. Pria yang berdiri di sana sepertinya baru saja pergi, dengan bau rokok yang masih tercium di udara. Sally berdiri dengan linglung. Senyuman masam muncul di wajahnya, seolah-olah dia sedang mengejek dirinya sendiri. Dia merasa sepertinya kini dia sudah sadar kembali.‘Bagaimana Farrel bisa menerima sesuatu hal seperti ini? Bahkan jika dia bisa, Charlotte akan menceritakan masalah itu kepada orang tuanya. Orang tuanya tidak menyukaiku sejak awal. Begitu mereka tahu, mereka tidak akan pernah setuju untuk membiarkan seorang wanita seperti aku tinggal bersama Farrel.’‘Sally, terimalah kenyataannya! Berhentilah menyimpan harapan yang tidak mungkin ada… Tidak mungkin di antara kita berdua,’ pikirnya....Farrel tidak langsung pulang setelah meninggalkan rumah sakit, dia lebih memilih untuk pergi ke kantornya.Dia duduk di sofa di dalam ruangannya yang besar dalam kegelapan. Asap mengepul dari rokok di tangannya, memenuhi ruangan. Dia merasa seperti or
Begitu mereka sampai di ruangan privat, mereka menemukan bahwa Farrel juga ada di sana, bersama Charlotte yang sedang duduk di sampingnya."Kakak Sally, ada Presiden Jahn!" Xeevanka berbisik ke telinga Sally.Sally membuang muka. Dia tidak berharap dunia menjadi begitu kecil untuk mempertemukan keduanya dalam suatu pertemuan klien. Segala sesuatu yang terjadi di pagi hari muncul di benaknya, membuatnya sedikit panik.Dia memaksa dirinya untuk tenang dan memasuki ruangan seperti tidak ada yang salah.Charlotte juga tidak berharap untuk bertemu dengan Sally di pertemuan ini. Cahaya di matanya redup. ‘Karena wanita inilah Farrel meninggalkanku berulang kali.’Dia merasa khawatir, tetapi setelah dipikir-pikir, hubungan Sally dan Farrel saat ini sedang tidak baik. ‘Jadi tidak ada salahnya jika mereka bertemu di sini, bukan?’"Sungguh kebetulan, Nona Jacob! Aku jarang bertemu klien dengan Farrel, jadi cukup mengejutkan bertemu kau di sini!" Charlotte pergi menghampiri Sally, menyap
Farrel masih tersenyum ketika dia berkata dengan nada yang datar, "Kau bercanda, bukan. Kau masih kuat minum ‘kok, jadi lanjut saja! Kau menghinaku jika kau tidak minum sampai kau muntah."Dia mungkin tersenyum, tetapi siapa pun bisa mendengar nada kesuraman dan malapetaka dalam suaranya. Semua orang di ruangan itu merasa kasihan dengan Presiden Andrew tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa karena takut.Presiden Andrew tidak pernah merasa lebih buruk dari ini dalam hidupnya. Kata-kata Farrel terdengar sangat tidak asing sehingga tidak butuh waktu lama untuk mengingat bahwa dia sepertinya mengatakan hal yang sama kepada Sally. ‘Apa Farrel memaksaku minum karena dia?’Dia kemudian langsung merasa menyesal. ‘Mengapa tadi aku harus menggoda Sally?’Sementara itu, Sally masih berada di kamar mandi. Bukan hanya karena Presiden Andrew yang menyebabkan dia menyelinap keluar ruangan. Namun, alasan yang lebih besar adalah Farrel.Hatinya menjadi tidak keruan setiap kali dia melihat pria
Farrel menemukan Felix sedang bermain video game dengan Xander ketika dia pulang. Saat melihat kakaknya, Felix langsung menyapanya."Kakak, kau sudah pulang!"Farrel mengabaikannya. Dia melepas mantelnya dan melemparnya. Video game itu kebetulan berakhir saat itu, memungkinkan Felix untuk melihat ke atas dari layar. Baru kemudian dia menyadari bahwa kakaknya tampak kesal.Xander juga memperhatikan suasana hati ayahnya yang buruk. Keduanya bertukar pandang. Pada akhirnya, Felix yang membuka mulutnya untuk bertanya, "Kakak, ada apa? Apakah diskusinya berjalan tidak lancar?"‘Klien mana yang berani membuat kakakku kesal?’Felix masih bingung saat mendengar pertanyaan kakaknya. "Apakah kau yang menyuruh Selene memberi Sally beban kerja yang begitu berat?"Farrel sudah curiga dari awal. ‘Mengapa Sally tiba-tiba menjadi begitu sibuk sampai dia jatuh sakit?’ Dia akhirnya mendapatkan jawabannya sekarang. Benar saja, adiknya mengangguk."Ya! Dengan begitu, kakak ipar tidak akan pun
Di dalam hotel, banyak tamu yang sibuk mengucapkan selamat kepada Kakek Quenell.Farrel dan keluarganya berdiri di samping lelaki tua itu. May Quenell mengamati tempat tersebut dan memuji dekorasinya. "Ayah, kau telah menemukan EO yang tepat. Pestanya berjalan dengan sangat baik!""Betul! Benar-benar bagus, menurutku," Felix menimpali.Tetap saja, dia tidak bisa menahan untuk berkata dalam hatinya, ‘Tapi akan lebih baik jika kakak iparku yang melakukannya.’Kakek Quenell tertawa terbahak-bahak mendengar pujian mereka."Kau akan tahu nanti siapa perencana acaraku."Tidak lama kemudian Keluarga Stewart tiba. Charlotte berpakaian dengan sangat elegan sehingga dia menyerupai seorang putri. Dia terlihat anggun dan bermartabat.Setelah mengucapkan salam kepada orang tuanya, dia berkata, "Selamat Ulang Tahun, Kakek Quenell. Semoga kebahagiaanmu seluas lautan. Semoga panjang umur dan hidup sejahtera.""Terima kasih, Charlotte. Kau terlihat lebih cantik dalam beberapa tahun sejak tera
Saat memasuki pesta, May Quenell menarik ayahnya ke samping dan bertanya, "Ayah, bagaimana kau bisa mengenal Nona Jacob?"Selain itu, keduanya tampak sangat dekat. Sebagai putrinya, May Quenell belum pernah melihat ayahnya bersikap ramah kepada orang asing seperti itu.Orang tua itu tertawa. "Hanya kebetulan. Gadis itu menyukai teh. Aku sangat menyukainya. Dia sudah cukup lama belajar tentang teh di tempatku."May Quenell mengerutkan kening. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa lelaki tua itu mau mengajari orang lain tentang teh. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat Sally. ‘Apa yang bisa dilakukan wanita ini, hingga dia bisa memenangkan sepenuhnya hati putra dan cucuku, dan sekarang bahkan ayahku?’Tapi, dia tidak mengatakan apa-apa dan melirik Charlotte sebagai gantinya.Charlotte tampak anggun seperti biasanya, meskipun dia hampir menjadi gila dengan amarah yang berkecamuk di dalam hatinya. Dia berpikir bahwa Sally tidak akan muncul di pesta, jadi dia bisa menga