Share

Bab 62

Penulis: Cahaya Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-19 13:29:51
Uangnya sudah habis? Bukankah mereka mengambil semua maharnya?

Anisa menarik napas panjang, lalu menjawab panggilannya.

Begitu Anisa menjawab panggilannya, Aida langsung bertanya tanpa basa-basi, "Anisa! Kamu mencuri sistem Super Brain yang dikembangkan Ayah?"

Suara Aida terdengar mengerikan.

Emosi Anisa pun menyulut, dia tak sungkan-sungkan membalas Aida. "Kamu masih berani menelepon aku? Pamanmu korupsi, tanya saja berapa banyak uang yang dia curi! Polisi sedang menyelidiki kasus ini!"

"Apa urusannya sama aku? Lagi pula dia yang korupsi, bukan aku! Aku cuma mau kamu mengembalikan sistem Super Brain! Anisa, kamu harus mengembalikannya kepadaku!" Aida berteriak.

Anisa mengerutkan alis, kenapa tiba-tiba Aida meminta sistem Super Brain?

Meskipun berteriak, suara Anisa terdengar seperti orang yang sedang ketakutan.

"Aida, kamu di mana?" tanya Anisa.

Tangisan Aida pun pecah. "Anisa, tolong aku. Aku dan Leo sedang di kasino, dia ditangkap. Kalau kamu nggak kasih sistem Super Brain, mereka a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 63

    Theo tahu semua kebohongan yang Anisa katakan kepada kedua penculik itu.Apakah benar Theo yang melakukannya? Theo juga mengincar sistem Super Brain?Begitu memikirkan kemungkinan ini, keringat dingin menetes membasahi keningnya.Anisa langsung menutup telepon dan beranjak keluar dari kamar.Sabai dan Theo sudah selesai makan, mereka sedang merokok.Begitu melihat Anisa, Sabai langsung mematikan api rokoknya dan menyapa, "Anisa, mau ikut ngobrol?"Anisa mengangguk, lalu berjalan ke arah mereka. Sesampainya di depan Sabai, Anisa berkata, "Aku mau bicara berdua sama Theo."Sabai tertegun. Maksudnya ... Anisa mengusir Sabai?Sabai terpaksa bangkit berdiri dan berkata, "Baiklah, aku cari udara segar di luar. Kalian ngobrol saja."Setelah Sabai pergi, Anisa duduk dan langsung bertanya tanpa basa-basi. "Leo baru meneleponku. Dia berjudi di kasino dan sekarang ditangkap. Mereka mau memotong jarinya, mematahkan tangannya ... entahlah! Aku nggak ingat, intinya mereka mau menyiksa Leo."Theo sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 64

    Sistem Super Brain adalah hasil kerja keras ayahnya. Anisa tidak akan membiarkan siapa pun mencurinya.Theo sama sekali tidak takut dengan ancaman Anisa. Sebaliknya, Theo malah tersenyum sinis."Ada yang lucu?" Anisa bingung melihat reaksi Theo."Kamu lucu." Theo tersenyum sinis, lalu menjawab, "Kamu pikir kamu pintar? Kamu lagi menggali kuburan sendiri."Menggali kuburan sendiri? Apa maksud Theo?"Kembali ke kamarmu! Aku pusing melihatmu." Theo sedang malas bertengkar."Kepalamu sakit? Itu salahmu sendiri!" Setiap ucapan Anisa bagaikan sedang menyiram minyak ke api yang panas. "Bukannya kamu punya dokter pribadi? Mau aku panggilkan?""Pergi!" bentak Theo.Anisa kembali ke kamar, suasana hatinya benar-benar jelek! Dia mengambil laptop dan berbaring di tempat tidur.Anisa sudah tidak mencintai Leo. Kalau Aida tidak telepon, Anisa bahkan sama sekali tidak ingat bahwa ada mereka berdua di dunia ini.Namun setiap memikirkan Leo yang disiksa, sejujurnya Anisa tidak tega. Kenangan demi kenan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 65

    Begitu Theo turun, Anisa pun kembali ke kamarnya sambil menangis.Sabrina kesulitan bernapas, dadanya terasa sesak. Setelah emosinya mereda, Sabrina menatap Theo dan mengajaknya bicara."Theo, anakku ...." Sabrina meraih lengan Theo.Theo memeluk ibunya dan berusaha menenangkannya."Kamu harus cerai. Besok, kamu harus menceraikannya besok!" kata Sabrina sambil menangis. "Anakku, maafkan Ibu. Semua salah Ibu .... Dasar wanita kotor!"Theo mengusap air mata ibunya sambil menjawab, "Ibu tidak perlu mencampuri rumah tanggaku. Apalagi Leo, dia bukan tanggung jawab Ibu.""Jari Leo dipotong, dia pasti kesakitan. Kata Leo kamu yang melakukannya. Ibu tahu, kamu tidak mungkin berbuat seperti itu, 'kan? Kamu bukan orang yang kejam, tidak mungkin ....""Bu, kalau Ibu masih menyebut nama sampah itu di depanku, aku akan meminta sopir untuk mengantarmu pulang." Raut wajah Theo terlihat sangat masam. "Aku tidak akan menceraikan Anisa, kecuali atas keinginanku sendiri. Tak ada seorang pun yang bisa mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 66

    Di sebuah rumah sakit daerah.Anisa berbaring di atas tempat tidur, sementara dokter sedang memeriksa kandungannya."Kandungannya sehat. Nanti kita periksa lagi setelah usianya mencapai 5 bulan," kata dokter."Terima kasih." Anisa menghela napas lega."Tidak perlu sungkan, ibumu adalah sahabatku." Dokter memberikan hasil foto USG kepada Anisa. "Kata ibumu ... suamimu tidak menginginkan anak ini? Makanya kalian sampai jauh-jauh ke sini untuk melakukan pemeriksaan. Anisa, kamu mengandung anak kembar, mengasuh 1 anak saja susah, apa lagi 2?""Aku akan berusaha semaksimal mungkin!" jawab Anisa sambil melihat hasil USG-nya."Yang penting kamu sudah siap sama konsekuensinya," jawab dokter."Kalau begitu aku pamit dulu. Terima kasih," jawab Anisa."Bagaimana kandunganmu? Sehat?" Begitu Anisa keluar, Maya langsung berdiri dan bertanya."Sehat. Bu, Ibu ngantuk? Aku ngantuk banget," kata Anisa sambil menguap.Anisa belum tidur dari semalam. Pukul 6 pagi mereka janjian di stasiun dan naik bus pal

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 67

    "Sekarang aku lagi hamil, nggak boleh sembarangan minum obat. Beberapa hari lagi juga sembuh, tenang saja." Anisa tersenyum."Kamu ini! Sudah, tidur lagi." Maya memukul paha Anisa."Aku sudah nggak ngantuk." Anisa mengeluarkan ponsel untuk memeriksa pesan masuk.Begitu membuka ponsel, Anisa melihat Bibi Wina meneleponnya beberapa kali. Awalnya Anisa ingin menelepon kembali, tetapi kondisi di dalam bus agak berisik.Tiba-tiba perhatian Anisa tertuju kepada berita yang muncul di internet."Leo Pratama Berjudi, Jarinya Dipotong Karena Tidak Sanggup Membayar Utang!"Anisa menghela napas, lalu membuka berita tersebut. Dia melihat Leo yang dibawa ke rumah sakit dengan ditemani Aida.Setelah sekian lama tidak bertemu, dandanan Aida semakin terbuka dan menor.Kalau Leo tidak kalah taruhan, tadi malam mereka pasti sedang bersenang-senang di kamar hotel.Anisa menutup berita, lalu membaca pesan yang dikirimkan Sania.[ Anisa! Astaga, tadi malam aku hampir tidur sama Vanzoe! Sudah setengah jalan,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 68

    Sebuah jawaban yang singkat sontak meruntuhkan pertahanan Anisa.Anisa pergi sejak pukul 6 pagi. Dia sengaja mematikan ponselnya agar tidak dihubungi.Apakah ... Theo berusaha mencari keberadaannya? Makanya dia sampai menunggu di sini?Apakah Theo mengkhawatirkan keadaan Anisa?"Kamu Theo?" Maya berusaha mencarikan suasana yang tegang. "Anisa lagi sedih, jadi aku menemaninya jalan-jalan. Sekarang dia sudah tidak apa-apa. Sebentar, aku tuangkan air.""Bu!" Anisa memelototi ibunya."Tidak perlu," jawab Theo."Bu, nggak usah hiraukan dia. Ini dia sudah mau pergi, kok. Bu, Ibu duduk dulu, pasti capek." Anisa memapah Maya ke sofa.Theo mengerti maksud Anisa. Dia langsung berdiri dan berkata kepada Maya, "Aku pergi dulu. Aku akan kembali mengunjungi Anda di lain waktu."Maya ingin mengantar Theo, tetapi Anisa melarangnya. "Bu, aku pulang dulu. Ibu jangan sampai kelelahan."Setelah berpamitan, Anisa pergi dan menyusul Theo. "Jangan pernah datang ke sini!"Theo menatap Anisa dengan dingin."Ng

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 69

    "Kalau lain kali masih berani berutang, tak perlu menunggu orang lain, aku sendiri yang akan mematahkan tanganmu!" kata Marvin sambil menggertakkan gigi."Anakmu baru sembuh, jangan membuat ketakutan! Leo tidak salah, pasti Aida yang membawa pengaruh buruk." Ibunya Leo bangkit berdiri dan memanggil Aida.Aida hanya bisa menundukkan kepala, dia sangat merasa bersalah."Bu, jangan salahkan Aida. Tadi malam ada yang sengaja menjebakku, makanya aku kalah sampai sebanyak itu. Pasti Theo! Selain dia, tidak ada orang lain yang berani menyentuhku. Dia pasti marah setelah mengetahui masa laluku dengan Anisa." Leo masih lemah, tetapi otaknya sudah berfungsi normal."Aku sudah tebak, pasti ulang pamanmu! Dia kelewatan, sama sekali tidak menghargai ayahmu. Tidak punya hati nurani!"Marvin menyenggol istrinya dan berkata, "Jangan berbicara seperti itu di depan orang lain! Hubungan kami memang tidak baik. Selisih umur kami terlalu jauh. Tapi kamu juga bertanggung jawab untuk mengajari anakmu! Kalau

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 70

    Clara langsung membelalak."Walaupun tidak yakin 100%, besar kemungkinan Theo yang melakukannya. Aku nggak menceritakannya agar tidak merusak hubungan kalian. Sebenarnya aku juga mengakui kepintaran Theo ...."Clara masih berusaha mencerna semua ucapan Nial."Clara, kamu cantik dan pintar. Theo sangat berbahaya, dia bukan manusia, dia iblis! Menikah dengannya sama dengan menyerahkan nyawa." Nial memotong sebongkah daging dan menyantapnya dengan anggun."Dia pasti punya alasan. Dia bukan orang jahat ...," Clara bergumam sendiri. "Kalau dia memang jahat, aku pasti sudah mengetahuinya sejak lama. Aku berada di sisinya selama bertahun-tahun, aku tahu karakternya."Nial tertawa kecil. "Clara, kamu terlalu polos. Mana ada pembunuh yang mengakui dirinya pembunuh?""Kak, kamu sudah keterlaluan! Aku tahu Theo, dia nggak seperti itu." Clara malah tidak memercayai kakaknya."Aku sudah menebak reaksimu, makanya aku nggak pernah cerita." Nial mengangkat kedua bahunya. "Terserah kamu saja. Kalau kam

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19

Bab terbaru

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 878

    Wilona menarik tangan Mike dan mengajaknya ke depan.Petugas yang melayani di depan terlihat ketakutan menghadapi wanita tersebut. Eden takut terjadi keributan, dia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon penanggung jawab taman hiburan."Tante!" Wilona berteriak sambil menatap wanita itu. "Menyerobot antrian itu salah. Kamu sudah salah, tapi masih berani memarahi orang lain. Gurumu nggak mengajari kamu sopan santun, ya?"Mike tertegun melihat sikap Wilona. Tampaknya Wilona sudah semakin dewasa, dia bukan lagi anak berusia 3 tahun yang cengeng.Teriakan Wilona sontak membuat orang-orang di sekitar tercengang selama beberapa deitk.Wanita tersebut memelototi Wilona dan memarahinya, "Bocah tengil! Beraninya berteriak di hadapanku. Memangnya siapa kamu?"Wilona menjawab dengan tenang dan lantang, "Kamu buta, ya? Aku anak kecil! Dasar bodoh!"Para pengunjung tertawa mendengar ucapan Wilona.Wanita ini pun murka, dia mengangkat tangan dan hendak memukul Wilona.Melihat wanita yang hendak memuk

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 877

    "Wilona, ayahmu nggak tahu kamu pergi ke taman huburan ini. Aku tidak akan memberi tahu ayahmu. Kita pergi dulu, kalau nggak seru, kita pindah tempat. Bagaimana?" tanya Eden.Wilona berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum."Jangan beri tahu ibumu, ya! Kalau ibumu tahu, dia pasti tidak akan mengizinkan kamu ke sana." Eden mengingatkan. "Taman ini sangat cantik dan seru. Aku pernah membawa keponakanku ke sana, dia sangat suka."Pikiran Wilona hanya dipenuhi bermain. Dia langsung mengangguk saat mendengar semua ucapan Eden.Tak terasa, akhir pekan pun tiba.Suasana di Dunia Fantasi sangat ramai.Ketika Eden membawa keponakannya datang, cuaca gerimis dan banyak wahana yang ditutup."Untung William nggak ikut." Mike menghela napas, dia tahu William tidak akan menyukai tempat seperti ini.Kalau William datang, dia mungkin tidak akan masuk dan langsung pulang ke rumah. William paling tidak menyukai tempat yang ramai.Eden meminta maaf. "Aduh, antriannya panjang banget. Sebentar, a

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 876

    Ketika Eden menyiapkan makan malam, dia memberikan isyarat mata kepada Mike.Mike langsung mengangguk, lalu berkata kepada William dan Wilona, "Anak-anak, akhir pekan aku akan membawa kalian jalan-jalan.""Oke, oke! Paman, kita mau jalan ke mana?" tanya Wilona dengan antusias."Hari ini baru hari selasa," jawab William."Makanya kita buat rencana dulu. William, kamu ada waktu, 'kan" tanya Mike."Tidak ada." Tahun ajaran baru telah dimulai, William harus mengerjakan banyak tugas."Kamu masih SD, memang sebanyak apa tugasmu? Kalau kamu sudah SMP, jangan-jangan kamu bahkan nggak ada waktu untuk pulang." Mike tampak cemberut. "Waktu SD aku nggak sesibuk kamu, tapi aku pintar dan sukses.""Kelak aku akan lebih sukses daripada kamu," William berakta dengan serius.Dulu Mike mungkin akan membantah William, tetapi sekarang Mike tidak memiliki kepercayaan diri.Eden tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol."Aku akan meminta ibumu untuk memindahkan sekolahmu," kata Mike dengan kesal."

DMCA.com Protection Status