Share

Bab 3

last update Last Updated: 2023-03-10 21:06:38

Percobaan Bunuh Diri

Satu Minggu sebelumnya Kevin menghadiri meeting bersama Garuda Assosiation dan beberapa perusahaan ternama lainnya di sebuah hotel bintang empat di kota Samarinda.

Selain untuk menghadiri perkumpulan konglomerasi, ia juga ingin mengadakan inspeksi ke lahan batu bara yang dimilikinya. Tiap Minggu puluhan tongkang berhasil menyeberangi lautan untuk melakukan pengiriman batu bara ke daerah di pulau Jawa, bahkan ke negara lain seperti Cina, Filipina, dan Thailand.

Farel yang terbiasa ditugaskan untuk mengecek ke daerah, ia mendadak sakit akhirnya Kevin sendiri yang harus turun tangan secara langsung sekaligus menghadiri acara bergengsi itu.

Selama tiga hari Kevin menginap di Hotel Merc Samarinda, yang memiliki pemandangan kota dan Sungai Mahakam yang sangat memukau.

Selesai sarapan, saat akan kembali ke kamar Kevin mendapati seorang wanita menangis terisak, serasa hendak terjun dari balkon yang bersebelahan dengan kamarnya yang menghadap ke kolam renang.

"Nona! apa yang sedang anda lakukan disini?"

Teriak Kevin dan memeluk kaki wanita yang telah berdiri 50cm di atas tralis besi.

"Lepaskan aku, biarkan aku loncat dan mati disini"

Ucapan wanita berkulit putih itu terdengar frustasi.

"Semua masalah bisa diselesaikan dengan baik-baik Nona, bukan dengan bunuh diri seperti ini"

Kevin masih berusaha untuk meyakinkannya agar mau turun dan membatalkan aksinya itu.

"Tidak akan! lebih baik aku mati bersama bayiku daripada aku harus menanggung malu, mengandung, melahirkan tanpa ikatan pernikahan"

Dengan sigap Kevin berhasil membopong wanita yang tengah hamil itu saat ia dalam keadaan lengah. Nafas Kevin menderu kencang, namun lega bisa menggagalkan perbuatan yang tak dibenarkan Tuhan.

Mereka berdua terduduk di dekat kamar Kevin, wanita berparas cantik yang sepertinya bukan wanita sembarangan itu masih tersedu.

"Kenapa kamu tak membiarkan aku mati saja, hah?" ucapnya kasar

Kevin beranjak dari duduknya, mengulurkan tangan pada wanita yang terduduk di sampingnya.

"Ayo, ikut bersamaku ke dalam, kamu bisa ceritakan masalahmu padaku. Percayalah, aku akan membantumu mencarikan jalan keluar yang terbaik, bukan dengan bunuh diri seperti ini"

Kevin membujuknya agar mau menumpahkan segala kerisauan hatinya yang membuat ia ingin mengakhiri hidupnya secara tragis.

"Kamu pikir aku perempuan murahan! yang bisa dengan seenaknya kamu ajak masuk ke kamar?"

Wanita itu mendongak kesal, dan terus berprasangka negatif pada laki-laki yang telah menyelamatkan hidupnya.

"Tolonglah kamu jangan berpikiran buruk terhadapku, aku hanya peduli pada nasibmu, kalau aku berniat jahat padamu, sudah ku tendang saja kakimu tadi biar jatuh dan mati seketika "

"Bruk" tubuh lunglai itu telah terjatuh ke lantai. Kevin segera mengeluarkan benda tipis dari sakunya dan menempelkan sebuah kartu pada bawah daun pintu.

"Klik" daun pintu ditekan, dan pintu pun terbuka lebar. Tanpa pikir panjang Kevin langsung membopong wanita yang ditolongnya tadi masuk ke dalam kamarnya.

Tanpa sepengetahuan Kevin, sedari tadi ada seseorang yang mengintai dari balik tembok dekat sebelah lift. Orang yang tak dikenal itu mengambil gambar dan merekam saat Kevin memasukkan seorang wanita dalam ruang privasinya.

Wanita itu direbahkannya di kasur empuk bersprei putih bersih, menutupi tubuhnya dengan selimut tebal sampai di bagian dadanya, menghalangi udara dingin AC menyentuh kulit putihnya. Tidak ada perlengkapan p3k di kamar yang bisa difungsikan, sehingga hanya bisa menunggunya sampai terbangun, hanya itu yang dapat dilakukan Kevin.

Teh panas telah tersaji di meja dekat sofa tempat Kevin duduk seraya mengecek laporan di email yang masuk.

"Begini ribetnya kalau tak bawa aspri saat keluar kota" gumamnya

Sesekali Kevin melirik wanita hamil yang tengah terpejam sedari tadi. Tiba-tiba perasaan khawatir menyeruak di dada Kevin, hendak menelepon pihak hotel tapi tak etis karena sering menginap di hotel ini, bisa hancur reputasi jika khalayak mengetahui seorang pimpinan Adiwilaga Group memasukkan wanita yang bukan merupakan istri sahnya ke dalam kamar hotel. Bahaya bila hal ini sampai tersebar ke media.

Berulang kali Kevin mengguncangkan tubuhnya, dan yang terakhir wanita itu berhasil terbangun dan menatap aneh ke arah Kevin dan sekitar, sembari memegangi anggota tubuhnya bagian dada yang masih terbungkus gaun berbahan sutra berwarna abu, rapi seperti semula.

"Tenang, Nona, kamu tadi pingsan di depan kamar saya. Akhirnya saya berinisiatif untuk membawamu masuk, saya tak tega membiarkan wanita hamil sendirian diluar. Ini teh untukmu, agar hatimu tenang"

Kevin menenangkan dan menyuguhkan secangkir teh hangat ke hadapannya dengan ramah.

"Terimakasih ya, kamu telah menyelamatkan hidupku, meski aku tak mengharapkan ini terjadi, mungkin Tuhan masih mau memberikan kesempatan padaku untuk merawat bayi yang sedang ku kandung ini"

Kalimat yang terlontar dari mulutnya mengisyaratkan kepedihan yang sedang ia rasakan namun nada bicaranya terlihat lebih sopan saat Kevin telah membantunya tanpa embel-embel dibelakang. Perut yang belum terlihat membuncit itu di usapnya perlahan. Seorang ibu, sejahat apa pun dalam hatinya pasti menyayangi anaknya meskipun banyak beban yang harus ditanggungnya.

"Tiap orang memiliki masalah yang berbeda, namun tetap yakinlah bahwa beban yang Tuhan berikan pada tiap manusia tidak mungkin melebihi kapasitas kemampuan orang itu sendiri"

Wanita itu mengangguk, mengambil teh yang telah berada di nakas tempatnya terduduk. Setelah menyesapnya, beranjak mendekat ke arah Kevin yang duduk di sofa. Mengulurkan tangannya "perkenalkan namaku Siena"

Tanpa di paksa dia telah memperkenalkan namanya terlebih dulu.

"Kevin"

Langsung Kevin menyambut uluran tangan Siena, bumil yang baru dikenalnya.

Siena menceritakan apa yang telah menimpa hidupnya hingga ia hamil sebelum ikatan suci itu terucap di depan penghulu. Hal itu membuatnya frustasi dan ingin mengakhiri hidupnya yang sudah dirancang sedemikian rupa bakal menyongsong kebahagiaan tapi hanya mimpi belaka.

***

Kevin merasa tenang setelah mendengar bahwa Farel bersedia membantu kestabilan perusahaan dan menjelaskan pada orang tuanya ketidakbenaran berita di media.

Namun ia tak tinggal diam, Kevin mencari cara agar namanya kembali bersih dengan menghubungi orang kepercayaannya untuk mencari secepatnya dimana wanita itu berada. Hanya pengakuan darinyalah yang bisa membuat namanya bersih seperti semula.

Ia pulang dengan wajah yang nampak ceria. Mobil berhenti tepat di lobi depan rumah, Vania nampak sedang asik bermain di taman dengan babysitternya.

"Vania.. anak Papa.."

Baru turun dari mobil, Kevin langsung menghampiri anaknya.

"Anak Papa yang cantik ini sedang main apa?"

"Cali kupu-kupu Pa" jawab Vania dengan suara cadelnya

"Terus mana kupu-kupunya? dapet nggak?"

"He, he, nggak dapet Pa, kupu-kupunya telbang telus, Vania capek kejalnya"

Kevin semakin gemas mendengarkan ocehan putri kecilnya itu, diciumnya habis-habisan pipinya yang chubby.

"Sus, beri Vania minum gih, pasti haus dia" suruh Kevin pada babysitter Vania, sementara ia menggendong Vania membawanya ke gazebo dan duduk bersama di sana

"Nyonya di rumah nggak Sus?"

Kevin menanyakan keberadaan istrinya untuk membujuknya agar mengurungkan niatnya bercerai.

"Nyonya tadi keluar sendiri bawa mobil, pulang bareng Tuan Farel, baru sebentar di rumah mereka berdua pergi lagi" terang Suster

"Kemana mereka? Kok aneh, pergi sendiri pulangnya sama Farel, terus pergi lagi"

Kevin mencium ada sesuatu yang tidak beres dengan istri dan adiknya itu. Ia mengecek melalui gpz dimana mobilnya berada. Satu titik ditemukan, menunjuk ke sebuah tempat yang sulit untuk dijelaskan sedang apa mereka disana.

Kevin menjauh dari Vania untuk menghubungi seseorang, agar perbincangannya tak di dengar oleh anak balita.

"Halo, Bram! Ada satu lagi, urgent! Aku butuh bantuanmu sekarang juga! Selidiki orang yang memakai mobil Hondx jaxx plat B1144NA, nanti aku kirim berbagi lokasi" sebuah perintah singkat dari Kevin namun membutuhkan kejelian dalam menjalankannya

Related chapters

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 4

    Kepergok Di Hotel"Siap laksanakan" "Tapi aku mau hanya kamu yang menyeledikinya, tanpa ada satupun anggotamu yang ikut! Hanya kamu" Kevin menutup sambungan teleponnya dan kembali bersama Vania Bram dengan sigap membuka pesan yang masuk ke ponselnya berisi berbagi lokasi yang dikirimkan Kevin"Saya ada kepentingan, kalau ada yang tanya bilang saja saya keluar sedang mengurus sesuatu" Bram berpesan pada anggotanya kemudian pergi menenteng kunci mobilnya"Baik, Pak" ucap Sigit, anggota yang sedang bertugas di kepolisian tingkat daerahBram bergegas keluar dari kantor berjalan menuju kendaraannya terparkir. Sebelum ia melajukan mobilnya, terlebih dulu berganti pakaian untuk melancarkan aksi penyamarannya. "Sebenarnya siapa sih orang yang mau diselidiki, sepertinya Kevin ingin aku merahasiakannya, apa ini orang yang sama, wanita yang kemarin viral bersamanya?" Pikiran Bram berselancar jauh, menyingkap berbagai alasan dan motif dari penyelidikan yang diperintahkan padanya.Ia membuka p

    Last Updated : 2023-03-20
  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 5

    Mencoba BangkitKevin yang sedang hancur hatinya melihat dengan mata kepala sendiri perselingkuhan antara istri dan adiknya membuatnya semakin terpuruk. Perusahaan menjadi terbengkalai, Vania pun kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.Hubungan mereka tanpa kejelasan, Liliana masih tetap menjalin hubungan dengan Farel dan kini lebih terang-terangan lagi. Bahkan ibu tiri Kevin pun mendukung perselingkuhan mereka. Sang ayah tak bisa berbuat banyak, karena kendali dipegang penuh oleh sang istri.Sang pemilik sudah tak peduli lagi dengan perusahaan yang hampir hancur itu, namun Doni masih tetap setia untuk mengurus perusahaan. Masih ada beberapa bidang yang masih berjalan dan tetap mempercayakan pada Adiwilaga Group."Vin, kamu kok sekarang jadi begini? nggak ke kantor, Vania juga nggak terurus, orangtuanya mikirin dirinya masing-masing" Bram mendatangi rumah Kevin, didapatinya Kevin sedang duduk di gazebo taman depan menemani anaknya bermain. Laki-laki yang sedari kecil menjadi

    Last Updated : 2023-03-28
  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 6

    Firasat Apa Ini?“Terimakasih Om, telah bersedia membantu saya. Sementara ini saya tinggal di villa sebelah sana, tak jauh dari sini kok” Kevin memberitahu tempat singgahnya pada Om Aji“Baiklah, kalau gitu saya pamit dulu Om, takut Vania mencari saya” Kevin bangkit dari tempat duduknya“Vania istrimu Vin?” tanya Om Aji ingin tahu“Bukan Om, anak saya” jelas Kevin“Istrimu tak ikut bersamamu?” “Itu dia Om, selain perusahaan saya yang mengalami kebangkrutan, istri pun meninggalkanku. Dia pikir aku telah berselingkuh dengan wanita yang ada difoto itu yang tak lain adalah Siena” tutur Kevin kembali duduk dan membeberkan permasalahan yang menimpa dirinya“Om turut prihatin ya dengan apa yang menimpamu saat ini. Gara-gara Siena kamu jadi mengalami kesialan bertubi-tubi” Om Aji merasa simpati dan menyalahkan ulah Siena yang telah merugikan orang yang ternyata adalah anak dari sahabatnya dulu.“Maafin aku Vin, karena kebodohanku menjadikan rumahtanggamu hancur juga perusahaanmu” ucap Siena m

    Last Updated : 2023-05-04
  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 7

    Suasana KekeluargaanKevin masih memikirkan apa yang dikatakan oleh anaknya tentang bunga tidurnya. Mimpi seorang anak biasa terhubung dengan siapa yang sedang dirindukannya. Meski Liliana jarang mengurus sendiri buah hatinya itu, sang anak tetap menganggap ibunya adalah malaikat baginya. Sama seperti yang dilakukan oleh sang ayah yang tetap menghormati ibu Tanti meski hanya ibu sambungnya.“Sus, Suster.. Vania dimandikan dulu ini, sudah sore! Vania sudah bangun, kamu masih tertidur” ucap Kevin seraya menyerahkan tubuh mungil yang berada digendongannya pada babysitter yang masih merebahkan tubuhnya diatas kasur tak sadar jika Vania sudah pergi keluar“Ma-maaf Tuan, hawanya dingin disini, jadi saya keenakan tidur” jawabnya sambil meraih tubuh Vania“Putri cantik mandi dulu yuk.. “ ucap Sus Imah merayu Vania Tanpa penolakan bocah kecil itu pun menurut saja apa ajakan babysitter yang telah merawatnya dari lahir hingga sekarangDi dapur ada seseorang yang sedang memasak. Aromanya tercium

    Last Updated : 2023-05-06
  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 8

    Kedatangan vs KepergianSelepas menerima panggilan telepon, Kevin keluar lagi dari kamar mengambil minuman jahe susu yang tadi diminumnya. Segera menghabiskannya lalu masuk lagi ke kamar, menutup pintunya, bersiap untuk pergi ke alam mimpi. Di tengah keheningan malam, Kevin yang badannya terasa hangat sembari membungkus tubuhnya dengan selimut bulu yang sudah tersedia, mulai terlelap dalam tidurnya.***Udara pagi yang begitu dingin, suara kicauan burung yang hidup bebas di alam menambah betapa terasanya suasana alam yang masih natural. Sangat berbeda dengan suasana perkotaan yang selalu ramai oleh kendaraan hingga suara burung sangat jarang terdengar lagi di pagi hari.Suara gemericik air, dan aroma kopi tercium hingga menembus ke kamarnya. Kevin terbangun meski waktu sholat subuh telah lewat. Dilihatnya benda penunjuk waktu itu jarum panjang menunjuk angka 2 sedangkan jarum pendek mengarah pada angka 5.“Saking lelapnya tidurku hingga bangun kesiangan” Kevin baru menyadari jika diri

    Last Updated : 2023-05-07
  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 9

    Tamu Tak Diundang“Heh, Pak, buka pintunya” gertak Bram pada lelaki tua itu“Ma-maaf saya tidak bisa membukakan pintu gerbang ini, karena saya tidak mengenal kalian” jawabnya dengan wajah yang kini tampak pucat ketakutan dan mulai berpindah menjauh dari pintu yang masih tergembok“Saya ini polisi, kalau sampai anda menghalangi penyidikan kasus yang sedang saya tangani, tak segan-segan saya akan membuat laporan penangkapan untuk anda” ucap Bram sembari mengeluarkan kartu tanda anggota untuk meyakinkan penjaga villaMerasa tak tega dengan rasa keputusasaan yang menimpa sahabatnya, Bram mencari cara agar si penjaga itu mempercayai omongannya, meski dengan pengancaman verbal.“Biar saya yang ngomong pelan Bang sama Bapak ini” Hasan yang sedari tadi hanya memperhatikan dari mobil, ia turun untuk membantu saudaranya itu“Kamu urus deh” ucap Bram yang sudah merasa jengah pada penjaga villa yang masih teguh dengan pendiriannya untuk tidak membukakan pintu untuk siapa punDengan mendekat ke a

    Last Updated : 2023-05-08
  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 10

    The Real 'Musuh Dalam Selimut'“Ma, aku harus segera menikahi Lili” ucap Farel pada ibunya Setelah pulang dari kantor, Farel berkunjung ke rumah orang tuanya. Farel yang sudah dewasa itu sangat dimanja oleh Tanti -sang ibu-, tak jarang jika ingin membicarakan sesuatu bahkan hal yang rahasia pasti mendatangi kediaman orang tuanya dan tak sungkan masuk kedalam ruang pribadinya. Malam itu Farel mengungkapkan apa yang sedang mengganggu pikirannya, mencoba bertukar pikiran dengan ibunya sekaligus mengungkapkan keinginannya.“Nggak secepat itu Farel sayang.. Liliana masih menjadi istri sah Kevin, kamu harus nunggu sampai mereka bercerai dulu baru bisa menikah” jawab ibunya yang sedang memakai anting berliannya hendak menghadiri suatu undangan pernikahan rekan bisnis suaminya yang sudah kenal sejak lama.“Kalau nunggu proses cerai bisa lama, Ma” Farel terus saja merajuk agar ibunya “Kamu apa-apaan sih? menikah itu membutuhkan persiapan khusus, apalagi perusahaan kita sekarang bukanlah peru

    Last Updated : 2023-05-10
  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 11

    Mencari Siena"Bram, kamu ini polisi! Kenapa malah membiarkan ada tindak kejahatan didepan matamu sendiri? Ayo kita samperin mereka" Kevin menyadari kalau yang datang ke villa bukanlah Siena, melainkan tamu tak diundang yang secara tidak sopan menyapa pemilik rumah dengan kekerasan "Jangan bertindak bodoh Vin, kita tidak tahu siapa mereka! Dengan maksud apa mendatangi tempat ini" tahan Bram yang melihat Kevin beranjak hendak keluar dari persembunyiannya dalam melakukan pengintaian.Kevin yang hanya orang sipil mempercayai tindakan Bram, ia kembali berjongkok setara dengan Bram. Mungkin ini adalah salah satu bagian dari siasatnya dalam menindak suatu kasus. Tak lama kemudian, dengan brutal laki-laki bertubuh besar dan tinggi itu berhasil membuka pintu pagar besi yang tergembok. Ketiga orang itu masuk ke dalam, Kevin dan Bram tak mampu melihat lagi apa yang dilakukannya di dalam villa dengan satu penjaga yang sudah udzur."Di sana ada Pak Tono, kalau dia sampai melukai bahkan jika gela

    Last Updated : 2023-05-11

Latest chapter

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 46

    Kembali Ke KotaDavid mengajak anak buahnya yang masih dalam keadaan berjaga untuk masuk ke dalam mobil setelah urusannya di tempat itu telah selesai. Merasa sedikit tenang karena bisa bertemu dengan wanitanya meski kini beban berat menumpu di bahunya. Berat jika hanya dipikirkan saja, namun sepenuh hati akan diupayakan demi bersanding dan menepati janji yang telah diucapkannya.Di dalam mobil yang dikemudikan oleh Firman, David tampak sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya. Dua mobil melaju kencang setelah keluar dari pintu masuk area villa yang terletak di atas perbukitan.“Lanjut kemana lagi ini Bos?” tanya Firman tanpa canggung“Kita langsung kembali ke Jakarta! nanti jika kamu mengantuk, bergantianlah dengan yang lain, masih banyak urusan yang harus aku selesaikan! sejak Gilang mengalami kecelakaan, semua pekerjaan terpaksa harus ku urus sendiri” jawab David yang masih sibuk berkutat dengan benda pipih sejuta info miliknya tanpa melihat orang yang sedang diajaknya bicara.“Hal

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 45

    Syarat Dari SienaTampaknya Siena kini makin pintar, tak mau kecolongan untuk yang kedua kalinya. Memberikan sebuah syarat pada lawan bicaranya saat ini untuk menguji seberapa besar keseriusan ucapannya. Munafik sekali rasanya, menjalin hubungan hingga membuahkan makhluk baru dan harus mengaku tak ada lagi cinta. Bagi sebagian wanita tak semudah itu melupakannya. Dalam lubuk hati Siena yang paling dalam masih tersimpan sebuah nama yang selalu dibawa kemanapun ia pergi, meski lidah mampu berkata tidak.“Apapun syarat darimu aku terima! aku tahu, kamu ingin menguji seberapa dalam cintaku kini kan?” David, laki-laki yang sering plin plan dalam mengambil keputusan menerima apapun syarat meski Sena belum mengucapkan syarat apa, dan bisa atau tidak dia lakukan.“Kamu yakin?” Siena pun masih menguji dengan mempertanyakan kembali.“Ya! katakanlah, apa yang harus aku lakukan, akan kulakukan saat ini juga” ucap David yang tak membutuhkan penasihat pribadi untuk merebut hati Siena kembali.Kedu

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 44

    Rayuan Maut"Iya, sepertinya begitu, betul apa katamu Dev, biarkan mereka menyelesaikan urusannya sendiri. Ayo kita tinggalkan saja" ujar Aji mengajak Deva untuk masuk ke ruang keluargaDisamping rumah, dua orang yang sempat terpisah dan kini dipertemukan kembali oleh Tuhan masih sibuk beradu pendapat. Saling menyalahkan, itu sudah pasti. Bagaimana tidak, yang satu mengatakan apa yang dialaminya, satunya lagi menolak tindakannya tak seperti yang diungkapkan. Tak ada ucapan yang sama. Namun setelah selang waktu beberapa menit, sembari berpikir, memiliki persamaan. Yaitu sama2 mendapatkan berita dari Siska yang tak lain adalah istri David sekaligus sahabat seprofesi Siena.Namun tak bisa hanya berprasangka saja, semua ucapan harus disertai dengan pembuktian agar terbukti kebenarannya bukan hanya tuduhan semata.Sungguh pelik memang permasalahan dalam putaran cinta segitiga. Dimana satu pria diperebutkan oleh dua wanita yang sama-sama mengisi hatinya. Meski porsinya berbeda. "Tunggu, ta

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 43

    Perdebatan SengitDavid masih tampak bingung, rasa tak percaya pada ucapan ayahnya Siena yang mengatakan anaknya hendak bunuh diri karenanya. Tangannya mengepal, pikirannya terbang mengingat perkataan Siska yang justru berbanding terbalik dengan kenyataan yang didengarnya saat ini.“Maaf, Om! aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi dengan Siena waktu itu. Aku terpaksa harus ke luar kota untuk menyelesaikan masalah pabrik yang terbakar dua hari sebelum acara pertunangan kami berlangsung” terang David menjelaskan alasan mengapa ia pergi tanpa memberi tahu calon tunangannya.“Itu yang kamu namakan cinta? pergi tanpa memberi kabar pada orang yang lebih memilihmu daripada keluarganya sendiri tapi kau campakkan begitu saja pengorbanannya” “Aku tidak pernah ada niat untuk meninggalkanya, justru Siena yang tak bisa lagi dihubungi. Siska bilang Siena akan menggugurkan kandungannya, ia sudah tak mencintaiku lagi, tapi aku tak percaya penuh padanya. Maka dari itu aku kesini ingin bertemu de

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 42

    Menepati Janji“Stop! hentikan!” teriak Deva yang sangat keras hingga membuat orang-orang yang sedang saling adu jotos mengalihkan perhatiannya pada orang yang kini saling berhadapan.Bukan tanpa sebab Deva melakukan itu, ia tak ingin ada keributan di tempat yang seharusnya tercipta rasa tenang, aman, dan damai. Terlebih lagi kedatangan orang yang mungkin sangat dinantikan oleh seseorang sejak lama.“Ternyata nyalimu besar juga ya?” sebuah sapaan yang kini menggetarkan hatinya“Sudah lama aku mencari Siena, namun nihil. Kalian berhasil menutup akses agar aku tak bisa menemuinya, iya kan?” “Simpan saja omong kosongmu itu, siapkan dirimu untuk bertemu dengan ayah dari wanita yang telah kau sakiti. Ayo tunggu apa lagi” Deva, orang yang dekat dengan Siena dan berulang kali menyuruh untuk segera memutuskan hubungan dengan pria beristri ini, menampakkan wajah juteknya seraya memberi kode agar mengikuti langkah kakinya berjalan menuju villa.“Duduk dulu disini, akan ku panggilkan Om Aji” ti

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 41

    Yang DitungguSiena dan Aji yang beranjak hendak kembali ke villa, langkah kakinya terhenti saat mendengar orang memanggilnya. Lalu tubuhnya berbalik 180 derajat menghadap pemuda yang masih berdiri di samping kendaraannya.“Apa tadi kamu memanggil kami?” tanya Aji, takut jika hanya salah dengar“Iya, Tuan” jawab Hasan disertai dengan anggukan. Keduanya mendekat ke arah Hasan kembali.“Tuan dan Nona silahkan duduk dulu di dalam, saya akan mencoba menghubungi saudara saya untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memberikan nomor Tuan Kevin” ucap Hasan yang merasa iba pada dua orang yang berasal dari kalangan atas, mencari Tuan Kevin. Ia tahu bahwa majikan yang baru dikenalnya itu pun sangat berharap bisa bertemu dengan orang ini. Entah ada permasalahan penting apa yang menjadikan orang-orang ini saling mencari satu sama lain.Hasan tak ingin mencari tahu lebih lanjut. Ia lebih memilih untuk meninggalkan mereka di dalam. Tangannya yang masih setengah basah merogoh saku

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 40

    KecewaSiena tertunduk, matanya terlihat sendu. Ada suatu benda yang mengganjal di pelupuk mata indahnya. Tak lama kemudian, menetes jatuh ke tangannya. Aji memeluk tubuhnya dengan erat, berusaha menenangkan hati yang sedang dilanda kesedihan.“Papa tak bermaksud membuka luka dihatimu sayang, tapi jika cinta itu masih ada, biarkan mengalir begitu saja. Jika kamu paksa untuk melupakannya, akan membuatmu semakin sakit nantinya” “Tumben Papa nanyain itu? dulu kan Papa nggak mau sama sekali membahas hubunganku dengan David?” tanya Siena balik pada ayahnya “Eh, iya Pa, Soleh bilang tadi waktu ke pasar lihat villa yang ditempati Kevin ada orangnya di sana. Nanti kita kesana yuk, siapa tahu Kevin balik kesini lagi!” ajak Siena untuk mengalihkan pembicaraan. Melihat ayahnya yang dengan wajah tertunduk saat mendapati pertanyaannya yang sangat menentang hubungannya dulu.“Berita bagus tuh, ayo kita kesana sekarang! Papa ngerasa punya hutang sama dia!” spontan Aji mengajaknya langsung ke vill

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 39

    Masih Cinta Tapi MenolakUdara pagi masuk melalui pintu jendela ruang makan, hawa segar merasuk ke dalam tubuh beserta dengan kabar berita yang kini didengarnya. Siena yang sudah menciduk nasi goreng dan menuang pada piringnya terhenti seketika.“Apa kamu bilang tadi?” tanyanya meminta Soleh untuk mengulang ucapannya kembali“Non Siena kemari ingin mencari orang yang menyewa villa yang ada di sebelah sana kan? tadi saya melihat orang yang dulu mengantar Bapak saya ke rumah, ada di situ” terangnya dengan jelas“Papa udah bangun belum?” Siena menanyakan ayahnya, tak sabar ingin segera mendatangi orang yang sangat dicarinya itu bersama sang ayah“Tuan sepertinya masih tidur Non, semalam pulang sangat larut. Coba cicipi nasi gorengnya dulu Non, barangkali ada yang kurang sambil menunggu yang lainnya bangun” Soleh mengalihkan pembicaraan pada makanan, mencoba mencairkan suasana yang terasa agak menegang saat melihat reaksi wanita berkulit putih yang ada di hadapannya ini nampak terkaget.S

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 38

    Gundah GulanaTomi membuang nafas kasar, emosinya tak bisa tersalurkan. Terpaksa ia menuruti saran dari salah satu anak buahnya yang dianggapnya ada benarnya juga. Kendaraan terus melaju sesuai yang diarahkan oleh sistem pemosisi global yang terpasang di salah satu aplikasi pada ponselnya.Malam yang sudah larut, jalanan terasa lengang. Beberapa menit berlalu akhirnya sampai juga di salah satu rumah sakit daerah. Tempat parkir dengan pintu masuk rumah sakit berjarak sangat dekat jadi tak membutuhkan waktu yang lama untuk menuju kesana. Hendri memarkirkan kendaraannya bersebelahan dengan mobil mobil yang sama-sama memiliki ciri khusus berplat B. Saat keluar dari mobil dan berjalan memasuki pintu gerbang, Bagas tampak sedang berdiri di bagian depan tempat antrian pasien yang tak ada orang satupun.“Hei..” teriak Bagus melambaikan tangan serta memanggil kawanannya yang baru datang hendak menghampirinya“Tian, dimana?” Tomi yang baru saja tiba menanyakan keberadaan Tian“Ada, disana” tun

DMCA.com Protection Status