Surat Gugatan Cerai Permainan berlangsung di sofa, keduanya saling menikmati tiap sentuhan. Tak ada siapapun di ruangan itu, hanya dua sejoli yang sedang memadu kasih meski dengan sadar bukan merupakan pasangan yang sah. Berkecimpung di dunia hiburan memang banyak godaan, kewajaran jika berkenaan dengan pergaulan bebas.Siska Aurelia, sang model terkenal yang mengawali kariernya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama hingga saat ini masih eksis meski sang suami merupakan pengusaha terkenal di bidang ekspedisi dan kecantikan. Awal pertemuan mereka saja terjadi saat Siska yang direkomendasikan dari pihak manajemen untuk menjadi brand ambassador produk kecantikan merk Chick Beauty yang kini sudah memiliki aneka produk mulai dari perawatan wajah hingga seluruh tubuh. Ada pula klinik kecantikan yang dirancang khusus bagi yang ingin mendapatkan perawatan yang instan sehingga hasilnya segera terlihat nyata.Di usianya kini yang menginjak 36 tahun, Siska terlihat awet muda dibandingk
Mediasi“Baiklah, kalau begitu saya pamit, Tuan! nanti saya akan menghubungi pengacara untuk mengurus ini semua” Doni mengemasi berkas yang ia perlihatkan pada bosnya, lalu berpamitan pada Kevin, karena urusannya telah selesai. “Terima kasih, Don! kau masih setia bersamaku!” ucap Kevin masih tetap duduk pada posisinya“Tuan adalah pimpinan terbaik menurut pandangan saya sebagai bawahan, pekerjaan inilah yang telah menyelamatkan orang yang paling berharga dalam hidup saya. Tak akan bisa terlupakan begitu saja. Saya permisi Tuan!” pamitnya bangkit dari duduknya mengangguk pada bosnya, membalikkan badan melangkahkan kakinya menuju pintu masuk depan rumah yang msih terbuka dengan lebar.Kevin melempar senyum pada orang yang telah melangkahkan kaki, pergi menjauh darinya. Ia bangga pada sikap asisten yang sampai saat ini masih bisa menghargainya, masih ada orang yang mengingat budi baiknya. Tatapannya kosong, semangatnya muncul kembali saat mendengar ucapan Doni yang menghibur hatinya.
Siapakah Investor Itu?Liliana melambaikan tangan pada lelaki yang tampak sedang mencari seseorang. Setelah pandangannya tertuju pada arah suara, ia melempar senyum pada wanita yang memanggilnya. Pria itu secara terang-terangan sudah berani tampil di depan umum bersama kakak ipar yang sebentar lagi akan menjadi mantan kakak ipar, dan berganti menjadi calon istrinya. Ya, siapa lagi kalau bukan Farel, seorang adik yang sedari kecil hidup bersama Kevin, namun kini ia menusuknya dari belakang. Keduanya terlihat sangat mesra, tak pedulikan dunia mau berkata apa. Begitulah cinta yang sedang melanda dua insan yang dimabuk asmara.“Sayang, kok baru datang sih? dari tadi aku nungguin kamu tahu” Liliana melangkahkan kakinya lebih cepat lagi, hingga keduanya bertemu di ruang tunggu orang yang hendak menjalani sidang.“Kan aku ke kantor dulu, baru kesini. Gimana, apa Kevin mempertahankan hartanya?” tanya Farel pada Liliana saat keduanya tengah duduk diruang tunggu.“Nggak tahu, dia nggak datang
Penandatanganan KontrakDalam ruangan meeting sebuah hotel yang dihadiri oleh empat orang, duduk mengitari meja yang berbentuk persegi panjang. Pembahasan hubungan kerjasama berlangsung serius. Beberapa lembar berkas disusun rapi oleh asisten Aji dan siap untuk diberikan pada orang yang akan bekerjasama dengannya.Aji tidaklah terkenal sebagai pengusaha, namun levelnya diatas pimpinan sebuah perusahaan. Dia merupakan orang yang dipercaya oleh pemilik modal asing yang tak mau diketahui namanya di khalayak umum telah mempercayakan sepenuhnya padanya. Lelaki paruh baya ini ditugaskan untuk memberikan bantuan modal pada perusahaan baru yang sedang berkembang atau baru mulai berjalan dengan imbalan yang sepadan.“Silahkan dibaca dulu kontrak perjanjiannya, jika ada pertanyaan silahkan ditanyakan saja pada asisten saya” ujar Aji pada laki-laki yang tampak seumuran dengan anaknyaDeva memberikan berkas yang tergabung dalam satu map pada lelaki yang duduk berhadapan dengan atasannya. Dengan w
Kabar Setelah PulangSengaja Aji tak memberi tahu tentang kepulangannya karena sudah menyiapkan kejutan yang dirasa akan membuat senang putrinya. Sebuah mobil mewah sudah dipersiapkan khusus untuk perjalanan cukup jauh, sekitar 6 jam an untuk sampai disana. Aji dan asistennya menaiki kendaraan yang sangat nyaman itu. Perutnya yang terasa kenyang, dan pekerjaan yang telah diselesaikan membuat rasa kantuk yang tak tertahankan. Baru beberapa menit mobil melaju, memasuki jalan tol yang benar bebas hambatan, Aji menyandarkan kepalanya pada headrest, punggungnya pun mengikuti, menempatkan diri senyaman mungkin agar bisa memejamkan mata dengan tenang. Tak lama kemudian Deva mendengarkan suara dengkuran dari sebelah tempat duduknya. Ia sendiri masih berkutat dengan layar pintar untuk mencatat pertemuan yang baru saja menghasilkan sebuah kerjasama baru.Tempat yang didatangi benar-benar daerah pelosok, tengah malam barulah mereka sampai di sebuah rumah mewah yang terletak agak menjauh dari ke
DikabulkanAji memandangi wajah putrinya yang begitu mengkhawatirkan Pak Tono selaku penjaga sekaligus orang yang diberi wewenang penuh atas villa itu. Ia menyadari bahwa kelembutan hatinya yang membuat banyak lelaki terpikat padanya, sayang kepolosannya justru malah menyengsarakan dirinya sendiri.“Siena, sudah malam! tidurlah! Papa akan suruh orang untuk datang ke villa” dengan tersenyum Aji menyuruh anaknya untuk kembali beristirahat. Udara malam tak baik bagi orang yang sedang berbadan dua.“Kita aja yang kesana, Pa! sekalian menemui Kevin, tadi katanya Papa ada kejutan buatnya” Siena bagaikan anak kecil yang merengek minta dibelikan permen pada ayahnya. Semua kemauannya harus dituruti, melupakan kepergiannya dari villa semata-mata untuk menghindari orang yang akan mencelakainya.“Aini..” Aji memanggil asisten rumah tangganya yang masih terjaga“Ya, Tuan.. mau dibuatkan makanan juga?” tanya Aini dengan wajah keheranan dengan pertanyaan yang terlontar dari mulutnya lalu menutup ked
Tak Seindah BayanganMeski tak memiliki anggota keluarga yang utuh, Aji dan anaknya memperlakukan pekerjanya dengan baik. Tak jarang Siena menganggap para asisten yang melayaninya sebagai teman sekaligus saudara baginya. Termasuk Deva yang tadinya sahabat Siena saat menempuh di sekolah menengah umum, kini diangkat sebagai asisten pribadi, karena kecerdasan dan ketepatan bertindak ketika dalam keadaan terjepit.Manusia macam itulah yang sangat disukai Aji, pintar, sopan, memiliki sifat ksatria, dan dapat dipercaya penuh untuk menjadi tangan kanannya. Aji dapat mengetahui hubungan gelap putrinya yang sengaja ditutupinya dengan rapat oleh kesayangannya itu dari kerja keras Deva yang membayar orang untuk memata-matai hubungan sahabatnya. Pak Eko berpamitan untuk melanjutkan tugasnya menjaga keamanan, Aini pun undur diri akan beristirahat setelah tak ada perintah lagi untuknya. Tersisa tiga orang yang masih bercengkrama di ruang tengah. Aji memperhatikan tubuh anaknya yang tampak lebih be
Harapan Tak Sesuai Kenyataan Perjalanan yang awalnya dipenuhi dengan suka cita kini berubah menegangkan, ketika Deva memberitahukan ada sesuatu yang tak beres. Salah satu tugasnya selain mempersiapkan agenda pertemuan dengan klien, ia juga harus selalu siap, waspada jika ada kejahatan yang mengancam.“Dev, memangnya ada apa sih, kok sampai pindah haluan gini?” Siena mulai bersuara, mengungkapkan kekesalannya yang membuncah“Maaf, jika mengganggu kenyamananmu! tapi ini dilakukan demi keselamatanmu” jawab Deva sembari memandang wajah Siena yang tampak galak memandangnya“Kalian begitu sangat mengkhawatirkanku, tapi bagaimana dengan Pak Tono disana?” ucap Siena menatap ke arah Deva dan ayahnya yang terpaku“Suruh orang berjaga disana Dev, beri perlindungan pada Pak Tono. Bila perlu kerahkan dalam jumlah yang banyak serta ringkus mereka” titah Aji berupaya melawan. Capek rasanya harus main kucing-kucingan terus-menerus, tanpa penyelesaian.“Baiklah jika itu mau Om seperti itu, akan kuker
Kembali Ke KotaDavid mengajak anak buahnya yang masih dalam keadaan berjaga untuk masuk ke dalam mobil setelah urusannya di tempat itu telah selesai. Merasa sedikit tenang karena bisa bertemu dengan wanitanya meski kini beban berat menumpu di bahunya. Berat jika hanya dipikirkan saja, namun sepenuh hati akan diupayakan demi bersanding dan menepati janji yang telah diucapkannya.Di dalam mobil yang dikemudikan oleh Firman, David tampak sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya. Dua mobil melaju kencang setelah keluar dari pintu masuk area villa yang terletak di atas perbukitan.“Lanjut kemana lagi ini Bos?” tanya Firman tanpa canggung“Kita langsung kembali ke Jakarta! nanti jika kamu mengantuk, bergantianlah dengan yang lain, masih banyak urusan yang harus aku selesaikan! sejak Gilang mengalami kecelakaan, semua pekerjaan terpaksa harus ku urus sendiri” jawab David yang masih sibuk berkutat dengan benda pipih sejuta info miliknya tanpa melihat orang yang sedang diajaknya bicara.“Hal
Syarat Dari SienaTampaknya Siena kini makin pintar, tak mau kecolongan untuk yang kedua kalinya. Memberikan sebuah syarat pada lawan bicaranya saat ini untuk menguji seberapa besar keseriusan ucapannya. Munafik sekali rasanya, menjalin hubungan hingga membuahkan makhluk baru dan harus mengaku tak ada lagi cinta. Bagi sebagian wanita tak semudah itu melupakannya. Dalam lubuk hati Siena yang paling dalam masih tersimpan sebuah nama yang selalu dibawa kemanapun ia pergi, meski lidah mampu berkata tidak.“Apapun syarat darimu aku terima! aku tahu, kamu ingin menguji seberapa dalam cintaku kini kan?” David, laki-laki yang sering plin plan dalam mengambil keputusan menerima apapun syarat meski Sena belum mengucapkan syarat apa, dan bisa atau tidak dia lakukan.“Kamu yakin?” Siena pun masih menguji dengan mempertanyakan kembali.“Ya! katakanlah, apa yang harus aku lakukan, akan kulakukan saat ini juga” ucap David yang tak membutuhkan penasihat pribadi untuk merebut hati Siena kembali.Kedu
Rayuan Maut"Iya, sepertinya begitu, betul apa katamu Dev, biarkan mereka menyelesaikan urusannya sendiri. Ayo kita tinggalkan saja" ujar Aji mengajak Deva untuk masuk ke ruang keluargaDisamping rumah, dua orang yang sempat terpisah dan kini dipertemukan kembali oleh Tuhan masih sibuk beradu pendapat. Saling menyalahkan, itu sudah pasti. Bagaimana tidak, yang satu mengatakan apa yang dialaminya, satunya lagi menolak tindakannya tak seperti yang diungkapkan. Tak ada ucapan yang sama. Namun setelah selang waktu beberapa menit, sembari berpikir, memiliki persamaan. Yaitu sama2 mendapatkan berita dari Siska yang tak lain adalah istri David sekaligus sahabat seprofesi Siena.Namun tak bisa hanya berprasangka saja, semua ucapan harus disertai dengan pembuktian agar terbukti kebenarannya bukan hanya tuduhan semata.Sungguh pelik memang permasalahan dalam putaran cinta segitiga. Dimana satu pria diperebutkan oleh dua wanita yang sama-sama mengisi hatinya. Meski porsinya berbeda. "Tunggu, ta
Perdebatan SengitDavid masih tampak bingung, rasa tak percaya pada ucapan ayahnya Siena yang mengatakan anaknya hendak bunuh diri karenanya. Tangannya mengepal, pikirannya terbang mengingat perkataan Siska yang justru berbanding terbalik dengan kenyataan yang didengarnya saat ini.“Maaf, Om! aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi dengan Siena waktu itu. Aku terpaksa harus ke luar kota untuk menyelesaikan masalah pabrik yang terbakar dua hari sebelum acara pertunangan kami berlangsung” terang David menjelaskan alasan mengapa ia pergi tanpa memberi tahu calon tunangannya.“Itu yang kamu namakan cinta? pergi tanpa memberi kabar pada orang yang lebih memilihmu daripada keluarganya sendiri tapi kau campakkan begitu saja pengorbanannya” “Aku tidak pernah ada niat untuk meninggalkanya, justru Siena yang tak bisa lagi dihubungi. Siska bilang Siena akan menggugurkan kandungannya, ia sudah tak mencintaiku lagi, tapi aku tak percaya penuh padanya. Maka dari itu aku kesini ingin bertemu de
Menepati Janji“Stop! hentikan!” teriak Deva yang sangat keras hingga membuat orang-orang yang sedang saling adu jotos mengalihkan perhatiannya pada orang yang kini saling berhadapan.Bukan tanpa sebab Deva melakukan itu, ia tak ingin ada keributan di tempat yang seharusnya tercipta rasa tenang, aman, dan damai. Terlebih lagi kedatangan orang yang mungkin sangat dinantikan oleh seseorang sejak lama.“Ternyata nyalimu besar juga ya?” sebuah sapaan yang kini menggetarkan hatinya“Sudah lama aku mencari Siena, namun nihil. Kalian berhasil menutup akses agar aku tak bisa menemuinya, iya kan?” “Simpan saja omong kosongmu itu, siapkan dirimu untuk bertemu dengan ayah dari wanita yang telah kau sakiti. Ayo tunggu apa lagi” Deva, orang yang dekat dengan Siena dan berulang kali menyuruh untuk segera memutuskan hubungan dengan pria beristri ini, menampakkan wajah juteknya seraya memberi kode agar mengikuti langkah kakinya berjalan menuju villa.“Duduk dulu disini, akan ku panggilkan Om Aji” ti
Yang DitungguSiena dan Aji yang beranjak hendak kembali ke villa, langkah kakinya terhenti saat mendengar orang memanggilnya. Lalu tubuhnya berbalik 180 derajat menghadap pemuda yang masih berdiri di samping kendaraannya.“Apa tadi kamu memanggil kami?” tanya Aji, takut jika hanya salah dengar“Iya, Tuan” jawab Hasan disertai dengan anggukan. Keduanya mendekat ke arah Hasan kembali.“Tuan dan Nona silahkan duduk dulu di dalam, saya akan mencoba menghubungi saudara saya untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memberikan nomor Tuan Kevin” ucap Hasan yang merasa iba pada dua orang yang berasal dari kalangan atas, mencari Tuan Kevin. Ia tahu bahwa majikan yang baru dikenalnya itu pun sangat berharap bisa bertemu dengan orang ini. Entah ada permasalahan penting apa yang menjadikan orang-orang ini saling mencari satu sama lain.Hasan tak ingin mencari tahu lebih lanjut. Ia lebih memilih untuk meninggalkan mereka di dalam. Tangannya yang masih setengah basah merogoh saku
KecewaSiena tertunduk, matanya terlihat sendu. Ada suatu benda yang mengganjal di pelupuk mata indahnya. Tak lama kemudian, menetes jatuh ke tangannya. Aji memeluk tubuhnya dengan erat, berusaha menenangkan hati yang sedang dilanda kesedihan.“Papa tak bermaksud membuka luka dihatimu sayang, tapi jika cinta itu masih ada, biarkan mengalir begitu saja. Jika kamu paksa untuk melupakannya, akan membuatmu semakin sakit nantinya” “Tumben Papa nanyain itu? dulu kan Papa nggak mau sama sekali membahas hubunganku dengan David?” tanya Siena balik pada ayahnya “Eh, iya Pa, Soleh bilang tadi waktu ke pasar lihat villa yang ditempati Kevin ada orangnya di sana. Nanti kita kesana yuk, siapa tahu Kevin balik kesini lagi!” ajak Siena untuk mengalihkan pembicaraan. Melihat ayahnya yang dengan wajah tertunduk saat mendapati pertanyaannya yang sangat menentang hubungannya dulu.“Berita bagus tuh, ayo kita kesana sekarang! Papa ngerasa punya hutang sama dia!” spontan Aji mengajaknya langsung ke vill
Masih Cinta Tapi MenolakUdara pagi masuk melalui pintu jendela ruang makan, hawa segar merasuk ke dalam tubuh beserta dengan kabar berita yang kini didengarnya. Siena yang sudah menciduk nasi goreng dan menuang pada piringnya terhenti seketika.“Apa kamu bilang tadi?” tanyanya meminta Soleh untuk mengulang ucapannya kembali“Non Siena kemari ingin mencari orang yang menyewa villa yang ada di sebelah sana kan? tadi saya melihat orang yang dulu mengantar Bapak saya ke rumah, ada di situ” terangnya dengan jelas“Papa udah bangun belum?” Siena menanyakan ayahnya, tak sabar ingin segera mendatangi orang yang sangat dicarinya itu bersama sang ayah“Tuan sepertinya masih tidur Non, semalam pulang sangat larut. Coba cicipi nasi gorengnya dulu Non, barangkali ada yang kurang sambil menunggu yang lainnya bangun” Soleh mengalihkan pembicaraan pada makanan, mencoba mencairkan suasana yang terasa agak menegang saat melihat reaksi wanita berkulit putih yang ada di hadapannya ini nampak terkaget.S
Gundah GulanaTomi membuang nafas kasar, emosinya tak bisa tersalurkan. Terpaksa ia menuruti saran dari salah satu anak buahnya yang dianggapnya ada benarnya juga. Kendaraan terus melaju sesuai yang diarahkan oleh sistem pemosisi global yang terpasang di salah satu aplikasi pada ponselnya.Malam yang sudah larut, jalanan terasa lengang. Beberapa menit berlalu akhirnya sampai juga di salah satu rumah sakit daerah. Tempat parkir dengan pintu masuk rumah sakit berjarak sangat dekat jadi tak membutuhkan waktu yang lama untuk menuju kesana. Hendri memarkirkan kendaraannya bersebelahan dengan mobil mobil yang sama-sama memiliki ciri khusus berplat B. Saat keluar dari mobil dan berjalan memasuki pintu gerbang, Bagas tampak sedang berdiri di bagian depan tempat antrian pasien yang tak ada orang satupun.“Hei..” teriak Bagus melambaikan tangan serta memanggil kawanannya yang baru datang hendak menghampirinya“Tian, dimana?” Tomi yang baru saja tiba menanyakan keberadaan Tian“Ada, disana” tun