Jika ayahku adalah Duke Rakkalan, aku pastikan bahwa kami mungkin akan sering terlibat dalam adu menatap.
Dalam rapat kali ini, seperti biasa, mata tajam Duke Rakkalan memandangku dengan lekat.
Apa yang bisa kulakukan untuk membalas itu adalah dengan tersenyum kecil. Tapi Duke Rakkalan tidak mengendurkan tatapan tajamnya.
Akhirnya, aku yang menyerah dalam adu tatap tanpa makna ini. Dan memperhatikan Julius yang mengoceh tentang keuangan Kekaisaran.
Aduh, kenapa dia memprotes seakan kami yang menggunakannya? Bukannya setiap pundi-pundi uang yang keluar prioritasnya pasti di keluarga Kekaisaran?
Aku memandangnya malas.
Pada akhirnya aku tahu keman
Aku tidak menyukai keberisikan di pagi hari. Aku menginginkan pagi hari di jalani dengan tenang, lalu aku bisa menghadapi waktu ke depannya dengan cukup baik.Tenang, itulah yang kuinginkan dan itu sangat sulit sekaliNamun, tampaknya dia tidak mengerti.Dia mendatangiku seolah aku adalah buronan yang harus segera ditangkap, dia melupakan segala etiket yang diajarkan keluarganya sejak kecil. Kepalanya hanyalah sebuah hiasan tidak berguna.Aku memandang jengah manusia bodoh di depanku.Sungguh, haruskah aku memukul kepala jamurnya sekali?Tanpa aku yang mencabut pedangku, Altair telah bersiap untuk menghadapi mereka. Tubuhnya yang lebih kecil dariku itu maju
Prang! Prang! Prang!Prang!Itu adalah serangan yang intens.Dia berulang kali mengayunkan pedangnya ke arahku, tubuhnya yang kecil bergerak lincah untuk mencari celah agar bisa menyentuhku.Suara pedang yang membelah angin terdengar, sangat halus. Aku tahu pedangnya itu sangat tajam.Matanya menajam, semua inderanya berkerja dengan baik. Dia waspada akan gerakanku.Aku melihat rambutnya yang berwarna pink bergerak cepat saat dia melakukan serangannya.Lalu dia menyerang lagi, tapi aku menghindari dengan mudah. Saat dia menunduk dan tangannya menyentuh tanah untuk memberinya jeda agar dorongan tubuhnya mem
Untungnya karena dua orang yang tidak mau kalah itu ikut campur, kami keluar dari ruang rapat menyebalkan dengan cepat.Keduanya masih saling tatap tidak ingin kalah. Tapi wajah Verion tidak bisa tegang menghadapi Altair.Saat aku keluar, sejujurnya ada banyak kalimat yang mengatakan bahwa aku berdelusi dalam menyumbang dana yang cukup besar.Sebagian lagi ada yang mengatakan padaku bahwa keluargaku akan bangkrut sebentar lagi karna aku menghambur-hamburkan uang tanpa memikirkan dampaknya.Aku menanggapinya dengan senyuman.Tapi Duke Rakkalan tidak bisa mengabaikanku begitu saja. Kali ini juga dia menghentikanku di tengah jalan.“Mari kita
Secara alami mereka melihat ke arahku dengan tubuh yang merinding. Aku tersenyum.Bagaimanapun, kesatria ku yang berharga harus mempunyai kemampuan yang tinggi. Aku percaya bahwa para kesatriaku tidak akan pernah membiarkanku terluka. Sehingga mereka akan berlatih sungguh-sungguh.Namun, biar aku sendiri yang menilai bagaimana berkembangnya kemampuan mereka. Fakta bahwa aku adalah seorang swordmaster, membuat mereka tidak akan menganggapku bermain-main sebagai pimpinan mereka.Saat mereka menyelesaikan makan siang mereka, aku meminta mereka untuk berkumpul di luar.Angin kencang langsung menyambutku. Membuat rambut panjang Eli dan Tanka terlihat acak-acakan.Pikiran mereka menjadi cemas, aku memp
Dia memandang Altair, tapi tidak terlalu memperdulikannya. Terlebih tubuh Altair yang masih kecil, dia mengira bahwa Altair masihlah seorang bocah.Ini mengingatkanku pada saat pertama kali aku bertemu dengan Altair. Dia tidak menganggap Verion ada didekatku, sama seperti sekarang. Tatapan mata yang melihat sekilas pada Altair lalu hanya tersenyum lebar pada kami berdua.Aku melihat Altair cemberut, dia kecewa diabaikan. Kuharap dia mengerti perasaan Verion waktu itu.“Anda datang ke sini untuk membaca buku sihir dan mempelajarinya?”Kami berjalan menelusuri anak tangga yang tidak habis-habisnya.“Ya, Andalah penyihir terhebat di Kekaisaran ini.” Pujian Verion membuatnya senang. Kulih
Aku memanggil Tanka dengan suara yang cukup keras, membuatnya kehilangan keseimbangan saat berjalan di atas lemari dengan santai.Untung saja, sayapnya bisa bergerak dengan cepat. Sehingga aku tidak perlu melihatnya jatuh ke lantai.Dia melipat tangan didepan dadanya, bibirnya sedikit mengerucut karena kesal aku telah membuatnya terkejut.Aku melihat tanaman sihir yang hilang di menara sihir tadi ada di atas meja ku. Aku menepuk keningku sambil menatapnya muram.“Tanka, jangan mencuri lagi.” Suaraku tenang, tapi penuh peringatan di dalamnya.“Aku tidak mencurinya,” sanggah Tanka.“Tanka ... itu ada di kebun orang la
Aku menatapnya bingung, dan kepala yang sedikit miring,Tapi Luke malah tersenyum dengan cara yang unik dan membuatku diam.“Aku merasakannya, tapi aku tidak bisa melihatnya,” jelas Luke.“Tentu, karena kekuatanmu tidak bisa menembus pertahananku." Tanka berkata dengan angkuh. Kemudian, pupil matanya melebar karena terkejut Luke memandang tepat ke arahnya.Aku duduk kembali. Situasi yang menegangkan ini tidak bisa dibiarkan.“Apa yang kau rasakan?” tanyaku agar aku bisa memahami apa yang dapat dirasakan oleh penyihir agung Luke.Ini pembicaraan yang lebih serius dibandingkan tadi, sorot matanya waspada dan tidak begitu be
“Tidak!” Dia berteriak sangat kuat.Kami hanya menggunakan waktu sangat cepat dan efisien. Kurasa dua puluh menit untuk berburu bahkan termasuk waktu yang lama. Itu sebuah kelonggaran yang ku berikan pada mereka.Namun sayangnya, dia hanya mendapatkan satu ekor rusa musim salju.Aku mendapatkan empat rusa musim salju, dan Altair mendapatkan dua rusa ekor salju. Aku tersenyum mengejek padanya.Jika dia tidak bergerak cepat hingga bagian terpinggir hutan Kekaisaran, dia tidak akan bisa menemukan rusa musim salju. Itulah yang tidak dipahami oleh Verion. Dia hanya berburu di sekitar istana sedangkan kami berdua masuk lebih dalam.Melihat hasil buruan kami, dia jelas kalah.
Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru
Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel
Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba
Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan
Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku
Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk
Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c
Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi
Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya