Hanya memerlukan waktu dua hari saja Satria sampai di Ibukota Luxurie. Sepanjang perjalanan dia bisa melihat secara langsung bagaimana buruknya keadaan para penduduk Kerajaan Luxurie saat ini, hanya dalam beberapa bulan saja keadaan Ibukota Luxurie sudah berubah drastic sejak terakhir dia datang untuk menaklukan dungeon.Kenyataannya memang sama seperti di dunia nyata, saat orang-orang yang rakus dan mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya saja menjadi pemimpin sebuah kerajaan maka mereka bisa menghancurkan kerajaan hanya dalam sekejap. Keadaan Kerajaan Luxurie saat ini ibarat berbanding terbalik dengan Kerajaan Luxurie. Kemiskinan di mana-mana, harga kebutuhan pokok dan yang lainnya semakin mahal, padahal hasil bumi dan upah pekerjaan yang diandalkan oleh rakyatnya sebagai mata pencaharian tidak meningkat signifikan bahkan cenderung turun dengan berbagai alasan.Tatkala para bangsawan Kerajaan Luxurie sibuk dengan urusannya masing-masing demi mempertahankan kekuasaannya maka
“Apakah kalian sudah saling mengenal?” tanya Yoru dengan raut wajah bingung saat melihat respon Grey dan Satria.“Ya. Dialah satu-satunya alasan mengapa aku menjadi seorang petualang!” tegas Grey setengah kesal.“Aku tidak menyangka jika petualang yang dimaksud tuan Yoru adalah dirimu. Sulit dipercaya jika dalam waktu singkat kau akan menjadi seorang petualang,” kata Satria.“Aku sebenarnya kesal saat melihatmu, waktu itu kau tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk berbicara. Menipuku dan langsung pergi begitu saja tanpa menyebutkan namamu, ingat kejadian itu rasanya kesal hatiku ini. Tapi, rasa kesal itu tampaknya harus terkubur oleh rasa terima kasihku,” balas Grey sembari menatap tajam Satria.“Begitu ya,” ujar Satria.“Penilaianku saat itu ternyata tidak salah,” batin Satria sembari menatap tajam mata Grey. Sementara itu Yoru hanya bisa terdiam mendengarkan percakapan keduanya.“Jadi orang itu yang telah memberikan quest khusus yang saya terima?” tanya Grey kepada Yoru setelah
Satria segera menaiki kudanya, begitu juga dengan Grey yang langsung menunggangi kudanya mengikut Satria yang bergerak memacu kudanya menuju ke arah timur laut. Mereka memacu kudanya hingga melaju dengan cepat, meski begitu terlihat jelas beda kualitas kuda yang mereka tunggangi sebab kuda Satria melaju lebih cepat dari kuda yang ditunggangi Grey.“Kenapa kau ingin mengikutiku?” tanya Satria seraya sedikit memelankan laju kudanya.“Aku justru yang ingin bertanya mengapa kau tetap memaksa pergi ke Kerajaan Doraka meski tahu kalau di sana sangat berbahaya?” balas Grey.“Karena aku bisa mengatasi bahaya di sana. Justru jika kau tahu di sana bahaya seharusnya diam saja, questmu juga sudah selesai,” jawab Satria.“Sejak awal aku berniat untuk kembali ke sana dan melakukan sesuatu kepada rakyat Kerajaan Doraka yang tengah sengsara. Aku hanya kembali untuk mengambil imbalanku dan mencari bantuan untuk pergi ke Kerajaan Doraka,” tukas Grey.“Kalau begitu kenapa kau tidak tinggal saja dan cari
“Aku hanya kesal karena mereka pura-pura tidak tahu keadaan di luar pulau ini, mereka hanya peduli kepada diri mereka sendiri dan sama sekali tidak peduli kepada masyarakat lain yang sengsara,” jawab Grey.“Memangnya mereka tahu keadaan di luar sana?” tanya Satria.“Tentu saja. Semua orang di pulau ini adalah para penjilat yang dimanjakan kerajaan, mereka dibayar oleh uang dari hasil memeras rakyat Kerajaan Doraka. Mereka semuanya di sini hanyalah sampah yang mengagung-agungkan pejabat kerajaan meski kelakuannya sangat buruk sekalipun. Mereka akan terus menjilat demi mendapatkan uang dari kerajaan,” kata Grey.“Selain bertugas untuk menjilat para pejabat kerajaan mereka juga bertugas menggiring orang asing agar meninggalkan pulau ini dan segera menuju pulau lainnya. Tapi jika mereka meninggalkan pulau ini maka sudah dipastikan mereka tidak akan bisa pulang ke negara asalnya lagi. Yah meskipun tetap tinggal di sini juga tidak akan bisa kembali ke negara asal kita,” sambung Grey sambil
Ketentuan questnya diperuntukan untuk satu squad petualang, jika tidak punya squad juga bisa mengambilnya tapi harus seorang petualang dengan job class assassin. Setelah quest selesai di buat, Satria dan Grey kembali ke penginapan yang mereka sewa. Tak membutuhkan waktu lama hingga akhirnya datang lima orang petualang ke tempat yang mereka tentukan.“Silakan duduk,” tutur Satria. Lima petualang Kota Saka itu langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan.“Apa yang harus kami lakukan?” tanya para petualang.“Aku ingin kalian menghabisi seorang anak berusia empat tahun di kota ini. orang tuanya memiliki hutang kepadaku tapi sudah telat satu jam dia belum membayarnya, jadi aku ingin menunjukan balasannya. Hadiahnya akan sangat besar setara dengan quest tingkat sepuluh tidak peduli berapapun tingkatan petualang dan level kalian saat ini. Apakah kalian mau?” tanya Satria. Sejenak Grey tampak terkejut mendengarnya, lima petualang itu juga kaget sambil saling memandang.“Siapa nama dan di m
Squad Raksa hanya bisa saling memandang. Sejenak mereka kembali menatap surat yang diberikan oleh Satria. Mereka juga saling berbicara satu sama lain untuk menentukan keputusan apa yang mereka ambil. Pada akhirnya mereka sepakat untuk menerima tawaran Satria. Tapi mereka masih belum sepakat untuk bekerja sama, mereka bilang akan memikirkannya nanti dan melihat situasinya dulu sambil menjalankan quest dari Satria.Satria hanya mengangguk paham. Dia kemudian memberikan seperempat dari bayaran yang dia janjikan sebagai modal bagi mereka untuk melakukan questnya. Squad Raksa kemudian pamit sambil membawa surat yang diberikan Satria. sementara itu Satria sendiri segera pergi ke atap penginapan untuk menghubungi Trixi dan Alexa.Dia membahas rencananya membantu para penduduk Pulau Nayaga kepada mereka berdua. Satria menjelaskan bahwa dia akan menyebarkan surat kepada semua petani, peternak dna yang lainnya untuk menjual hasil bumi mereka kepada Satria. harga hasil bumi di pulau ini dua bela
Satria melesat dari atap satu ke atap lainnya bagaikan kilat. Tidak akan ada yang menduga kalau di tengah malam seperti ini ada orang yang berlarian di atap-atap rumah. Armor Satria yang berwarna hitam membuat petualang dengan job class ranger sekalipun akan sulit melihat pergerakannya di tengah malam.“Rumah mewah di depan sana rupanya ya. Ironis sekali, padahal semua rakyatnya berada dalam garis kemiskinan yang begitu parah, namun para bangsawan malah hidup makmur di rumah-rumah mewah mereka,” batin Satria saat melihat rumah yang berdiri bak istana di Kota Saka.“Seharusnya pergerakanku sudah terdeteksi oleh item mythical detection kualitas SSR dalam jarak segini. Itu juga kalau para pengawalnya bekerja dengan baik,” kata Satria.Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk sampai di dekat benteng rumah bangsawan. Satria sejenak memperhatikan keadaan di sekitar benteng dari atas pohon. Benteng rumah itu ternyata di jaga ketat oleh beberapa prajurit dengan persenjataan lengkap. Jumlah pr
Esok harinya kabar tentang penyerangan terhadap rumah bangsawan di Kota Saka langsung tersebar. Dikabarkan bahwa banyak prajurit penjaga yang tewas karena penyerangan itu. Satria hanya bisa tersenyum saja sambil menikmati sarapan paginya sebab berita itu jelas tidak benar. Dia tidak menghabisi satu orang pun dari prajurit yang menjaga kediaman bangsawan.Patroli prajurit kerajaan semakin rapat saja. Beberapa petualang juga diselidiki untuk mencari informasi terkait penyerangan yang terjadi. Tapi mendengar kabar seperti itu bagaikan sebuah angin harapan bagi para penduduk Kota Saka yang sengsara, mereka bisa tersenyum meski sedikit. Mereka merasa senang karena pada akhirnya bangsawan yang selama ini menyerngsarakan mereka mulai mendapatkan masalah.“Apakah ini perbuatanmu?” tanya Grey setelah mereka sampai di penginapan.“Apa maksudmu?” balas Satria.“Aku yakin kau juga mendengar kabar tentang penyerangan terhadap rumah bangsawan di kota ini,” jawab Grey.“Ya. Itu memang tindakanku, ta
Beberapa kali bahkan serangan tak terlihat malah berhasil mengenai Beaster Master dan Whitesmith. CeukAing bahkan tidak mampu menangkis semua serangan yang mengarah kepada yang lainnya. Hanya Forestius, CND saja yang tampak belum terkena serangan sedikitpun karena kemampuan bertarung mereka yang mumpuni. Sementara itu tidak hanya serangan fisik saja yang mengincar Claudius dan CeukAing.“Mereka seakan sudah tahu kelemahan kami masing-masing. tapi apa yang sebenarnya terjadi? Bahkan serangan serasa datang dari tempat yang tidak ada orangnya,” gumam Claudius tatkala tidak ada satupun serangan sihir yang mengincarnya sebab hal itu malah akan memperkuat pertahanan dirinya dan undead miliknya.“Mereka bahkan tidak terlihat menggunakan skill. Tapi serangan skill terus datang menghujani kami. Tidak hanya itu saja, mereka benar-benar paham dengan cara kerja skill khusus milikku ini. Aku tahu Loner King pasti sudah memahaminya. Tapi diluar dugaan sejak tadi dia tidak menggunakan skillnya,” gum
Tujuh undead king milik Claudius dan tujuh spirit elemental milik Forestius yang ada di sana langsung lenyap secara mendadak. Alexa yakin kalau Claudius dan Forestius kembali memanggilnya di tempat pertarungan mereka melawan pasukan khusus yang dipimpin Anniel dan archer Heptagram. Kini perhatian semua anggota regu Satria tertuju kepada serangan satu Al Dragos.Di saat yang bersamaan setiap La Fire memanggil tujuh archangel sekaligus. Kini archangel berjumlah 42 buah seketika muncul dari lingkaran sihir yang ada di sekitar La Fire. Deru angin bertiup begitu kencang bersamaan dengan kemunculan mereka. Al Dragos yang tadi membuka mulutnya juga langsung melepaskan sihir api yang begitu panas mengarah kepada regu Satria.Regu Satria yang memiliki job class guardian langsung menggunakan skill pertahanan miliknya untuk menghalau sihir api yang digunakan Al Dragos. Suara dentuman kuat terdengar dengan jelas saat skill mereka beradu. Tanah kembali bergetar dengan kuatnya seirinng dengan gemur
Forestius kali ini berusaha mengayunkan tongkat sihirnya untuk menyerang Satria, tapi dengan lincah Satria bisa menghindar sambil membalas dengan tendangannya. Forestius juga menunduk, tapi sejak awal Satria tidak berniat menyerang sebab dia tidak memiliki statistik untuk serangan saat ini hingga tidak akan memberikan damage apapun kepada lawannya.Satria hanya mengecoh saja agar Forestius menunduk dan langsung menempelkan kertas dari Sherry ke pelipis kiri Forestius. Tapi meski begitu Forestius juga berhasil menghantam kaki kiri Satria menggunakan tongkat sihirnya. Satria terlihat kesakitan seiring dengan suara benturan keras yang terjadi.Satria segera menghentakan kaki kanannya ke tubuh undead yang dinaiki Forestius. Sekejap mata saja tubuh Satria yang masih diselimuti aura kuning melesat cepat menuju CND. Namun CND tampak sudah menduga bahwa dia juga akan didekati oleh Satria. dengan cepat CND menggunakan sihir healingnya kepada Satria.Aura ungu mendadak menyelimuti tubuh Satria,
Asap hitam yang membumbung tinggi juga perlahan terlihat mulai bergerak. dari balik asap hitam itu langsung muncul tujuh naga hitam besar yang sekujur tubuhnya dilapisi oleh lava membentuk pola retakan-retakan. Tak hanya tujuh naga lava saja, diantara tujuh naga hitam itu juga terlihat ada enam sosok elf yang terbang dengan sayap api di punggungnya.“Itulah naga yang aku maksud!” ucap Grey dengan wajah cemas.“Mustahil,” ujar para elf di regu Satria.“Tidak mungkin,” kata para dragonoid di regu Satria.“Ada apa?” tanya Noir saat melihat ekspresi para elf dan dragonoid yang tergabung dalam regu Satria.“Menurut legenda, dulu kala leluhur para elf memiliki sayap api yang panasnya mampu mendidihkan sungai. Kisah itu tertuang sebagai dongeng belaka, tapi kami tidak mengira jika ternyata elf bersayap api memanglah ada,” jawab seorang elf dengan wajah pucat.“True volcanic dragon lord. Aku tidak mengira bahwa sosoknya memang ada di dunia ini,” ujar seorang dragonoid assassin.“Apa yang kali
“Sekarang!” teriak Satria dengan lantang. “Fusion!” ucap para blacksmith, semua item yang Satria lemparkan ke arah sepuluh Sliz tadi langsung menyatu dengan armor di tubuh Sliz berkat skill para blacksmith. “Explode item!” teriak para blacksmith langsung menggunakan skillnya. “Yang lain maju bersama!” tambah Satria. ‘Dhoomrr’ Suara ledakan hebat terdengar saat armor tiruan di tubuh Sliz langsung meledak terkena efek skill yang digunakan para blacksmith. Sementara itu wizard, sorcerer, archer dan ranger segera melepaskan serangan terkuat mereka secara bersamaan mengarah kepada Sliz. Para blacksmith yang dapat menggunakan skill giga impact juga seketika mengacungkan tangan kanannya ke udara. Suara dentuman demi dentuman hebat langsung terdengar saat serangan regu Satria dengan telak mengenai sepuluh Sliz. Bongkahan tanah seketika berhamburan ke udara seiring permukaan tanah yang bergetar dan riuh angin yang menderu. Sosok sepuluh Sliz langsung hancur karena pertahanan seorang alche
“Aku ingin kalian fokus kepada Glace de Rouge seperti yang direncanakan. Sisanya bantu aku menghadapi para slime yang menyerupai diriku itu, sebagai pembeda aku akan memakai kain ini di lengan kiriku,” kata Satria seraya mengikatkan kain di lengan kirinya.“Para blacksmith pinjamkan aku item milik kalian masing-masing. lemparkan saja ke permukaan tanah biar nanti aku akan mengambilnya sendiri. Jika aku meminta kalian menghancurkan itemnya maka langsung bersamaan menggunakan skill explode item. Jika ada dari kalian yang menguasai giga impact maka acungkan tangan kalian,” tambah Satria.“Baik!” jawab regu Satria serentak.Saat itu juga sepuluh peniru Satria melesat menyerang mereka semua dalam kecepatan tinggi. Namun Noir dengan cepat menggunakan skill khususnya menciptakan penghalang yang terbuat dari akar-akar dan rumput untuk mengelilingi mereka. Namun dengan mudah sepuluh Sliz menembus penghalang yang dibuat oleh Noir.Tapi ternyata ranger di regu Satria sudah menggunakan skillnya h
“Ya. Tuan Loner King selalu bilang bahwa musuh tipe yang sangat waspada. Dia mungkin sadar dengan kecerdasan tuan Loner King, karena itulah dia tidak akan berani menurunkan pasukan terkuatnya dari dungeon. Sebab dia pasti khawatir kalau tuan Loner King akan dengan bebas mengamuk di medan perang dan mengincarnya nanti,” tukas Irishviel.“Terlebih tuan Loner King telah membuktikan bahwa dirinya yang berada di urutan sepuluh petualang legendaris nyatanya mampu mengalahkan petualang legendaris yang ada di urutan kedua terkuat. Yah, sebenarnya tuan Loner King juga telah menyiapkan rencana walaupun pada akhirnya musuh menurunkan pasukan terkuatnya untuk menyerang kota lewat dungeon. Karena itu kalian tidak perlu cemas,” sambung Irishviel sambil tersenyum.Terlihat jelas bahwa Irishviel tidak ada keraguan sedikitpun terhadap Satria. melihat reaksi Irishviel seperti itu membuat pemimpin Luxurie kembali terdiam. Sementara itu Foxi tampak tidak bisa tenang dan beberapa kali terus mondar mandir
Sementara itu di sisi medan perang lain kini perang juga sudah pecah. Para petualang dan prajurit aliansi mulai melesat ke barisan monster yang datang. Suara dentuman, ledakan dan riuh angin yang bergemuruh mulai terdengar bersahutan. Percikan-percikan bunga api dan elemen lainnya mulai terlihat menyambar di berbagai titik dari skill yang mereka gunakan.Senjata-senjata pelempar batu, pelempar tombak api dan jenis senjata berat lainnya mulai digunakan untuk menghujani monster yang mendekat. Serangan sihir dan skill jarak jauh juga terus terlihat secara beruntun tanpa henti. Sesekali dentuman keras dan getaran tanah juga terasa tatkala serangan tingkat tinggi digunakan oleh mereka.Monster-monster tingkat rendah dapat dengan mudahnya dihancurkan tanpa perlawanan. Meskipun begitu, jumlah mereka yang sangat banyak tetap membuat pasukan aliansi harus waspada. Beberapa petualang dan prajurit yang ceroboh dan terlalu meremehkan lawan bahkan tewas dikepung puluhan monster tingkat rendah yang
Tak lama kemudian terdengar suara dentuman dahsyat tatkala tujuh sihir tingkat tujuh milik Carmilla beradu dengan skill pertahanan dan sihir balasan yang digunakan oleh para prajurit aliansi. Tanah mulai bergetar kuat dikala sambaran-sambaran petir menyebar ke berbagai arah. Tak lama kemudian terdengar suara lantang Durrandal yang memberikan komando untuk menyerang.“Perang telah dimulai! Angkat senjata kalian! Demi seluruh makhluk hidup yang ada di dunia ini, demi leluhur kita dan demi masa depan anak cucu kita. Maju! Sambutlah kematian kalian dengan penuh kebanggaan! Buktikan bahwa kebenaran tidak akan pernah tunduk kepada kejahatan!” teriak Durrandal hingga suaranya menggema di seantero hutan.“Ya!” sahut seluruh pasukan aliansi tanpa ada rasa ragu sedikitpun.Di depan regu Satria kini sudah terlihat jelas pasukan skeleton, orc, goblin dan monster level rendah lainnya melesat mengarah kepada pasukan aliansi. Jumlah mereka sangatlah banyak hingga terlihat seperti hamparan sejauh mat