Nura dan Salma tiba di suatu tempat, sebuah bangunan yang tidak terlalu besar tapi memiliki halaman yang cukup luas.“Bagaimana menurutmu, tempat ini cocok ‘kan, jika dijadikan resto, tempatnya sangat srategis, 50 meter dari sini, ada kampus, dan 1 kilo meter dari sini juga ada pusat perkantoran, depan jalan juga ramai,dan juga tempat ini dikelilingi pemukiman,”ucap Salma, sambil berjalan sejajar dengan Nura memasuki halaman, beberpa pekerja masih terlihat di sana.“Bagus sekali Bu Salma, outdoor dan indoor dengan bangunan dua lantai, dan kita jadikan roof top tempat bersantai ,”jawab Nura sambil membayangkan jika kelak resto dan kafe sangat ramai.“Bu Salma, bagaimana jika menu resto dan kafe ini, tidak hanya mengolah menu vegetarian, tapi juga banyak menu lainnya, mengingat ini dekat kampus, pasti mahasiswa juga akan suka makan dan nongkrong di sini,”saran Nura“Kamu benar Nur, aku serahkan pilihan menu padamu, aku sangat senang kamu memiliki gagasan-gagasan baru dan berinovasi
Raja, seketika menatap Axel, entah kenapa merasa tidak senang, jika pria itu memberi perhatian pada Nura.Sementara itu Maya dan Salma berbincang di ruang tengah sembari menikmati cemilan di depanya, mereka membicarakan banyak hal, hingga Maya bercerita tentang ancaman Bu Ambar“Jadi Bu Ambar masih saja, ingin mengusik kehidupanmu lagi, sungguh tak ada jeranya, 20 tahun di penjara, bukannya sadar tapi masih membawa dendam,”ucap Salma“Aku kehilangan jejak Rendra, karena menurut Mas Fardian, Rendra tidak bersama Ambar, kemana Mas Rendra selama sepuluh terakhir ini.”“Lalu bagaimana dengan Arnia, apa kamu mengetahui kabarnya sekarang?”tanya Salma ada rasa pensaran mengantung di wajahnya.“Aku juga kehilangan jejak, terakhir kali aku mendengar ia melahirkan anak perempuan, dan setelah ia menjual semua asetnya di Jakarta, dan menghilang begitu saja,”jawab MayaDibalik dinding, Fara yang kebetulan akan ke toilet, mendengarkan percakapan Salma dan Maya mengenai ibunya Arnia.“Aku harap Ar
Malam semakin larut, semua pengunjung sudah berada ditepi pantai suasana begitu riuh, nyanyian dan tarian mengiring pergantian tahun, lampu –lampu redup dengan warna –warni, menambah suasana malam yang syahdu tapi meriah.Yang dikatakan Nura benar, sebenarnya Axel, punya rasa pada Vanesa, kini Axel mendekati Vanesa yang sedang menari mengikuti iringan musik.“Dimana Fara dan Raja?”tanya Axel pada Vanesa“Kak Raja, ada perlu sebentar, aku akan mencari Fara,”Vanesa bergegas pergi.Sedangkan Nura menjadi jenuh, ia duduk di salah satu bangku, sambil menatap orang-orang yang sedang menikmati pesta tahun baru.Fara berjalan mencari keberadaan Raja, di tangannya memegang minuman air mineral yang telah dicampur dengan obat. Matanya mengedar, tapi kekasihnya tak kunjung ditemui, hingga sebuah tangan menariknya.“Fara,ayo kita menari, kenapa masih di sani,”ajak Vanesa“Aku mencari Raja, ke mana dia?”“Tadi Kak Raja, bilang ada urusan sebentar, ayolah.”Vanesa mendesak FaraFara pun mengikuti kei
Sementara itu di sudut pantai, Fara menangis keras, menyalahkan Raja“Kenapa kamu menghianatiku,”ucapnya sambil memukul dada Raja“Aku dalam keadan tak sadar melakukanya, mengertilah, aku melakukan itu bukan karena cinta,”balas Raja, mencoba menenangkan Fara“Cinta ataupun nafsu itu sama saja,”tukas Fara“Jelas beda, aku merasakan ada yang aneh dengan tubuhku, tiba-tiba hasrat itu tak bisa kau kendalikan, makanya aku memutuskan untuk kembali ke kamar, tapi ternyata aku salah mamasuki kamar, disana aku melihat Nura di dalam kamar dengan handuk yang hanya menutupi tubuhnya,”suara Raja, terhenti dan ia memejamkan mengingat kejadian selanjutnya.“Cukup! Tak usah kamu ceritakan kelanjutannya,”gertak Fara kesal“Aku akan tetap menjadi kekasihmu.”Raja, meraih tubuh Fara dan memelukya“jika begitu, ayo kita lakukan.”“Lakukan apa?”“Bercinta, seperti yang kamu lakukannya pada Nura,”pinta Fara sambil semakin erat merekatkan tubuhnya ke tubuh Raja.“Kamu gila, mana mungkin aku akan merusak dua
Nura menyimpan botol, ke dalam tasnya, wajahnya penuh amarah, dengan langkah lebar ia meninggalkan resort dan naik taksi menuju hotel, tempat dimana Fara menginap.Sementara itu Fara sedang berbincang serius dengan Arnia di ponsel“Maaf Ma, rencanaku menjebak Raja, gagal, dan malahan gadis cupu itu yang bercinta dengan Raja,”ungkap Fara sambil terisak“Kamu bodoh sekali Fara, kenapa bisa gadis lain yang tidur dengan Raja, siapa gadis itu?”“Namanya, Nura, ia gadis yatim piatu, tapi Tante Maya dan Om Fardian sangat sayang padanya, gimana ini Mah, jika Nura minta pertangung jawaban Raja,”keluh Fara“Ahh...gagal sudah, jika kamu tidak jadi menikah dengan Raja!”bentak Arnia kesal.“Mah, tapi Raja, berjanji tidak akan meninggalkanku,”sahut Fara“Kamu bisa mengintimidasi dan merayunya , Maya dan Fardain tidak boleh tahu kejadian semalam, desak Raja, untuk menikahimu, sebelum Nura merebut posisimu!”perintah Arnia“Baik, Mah.”Fara menutup ponsel, lalu mengusap air matanya, tak berselang lam
Salma sudah tak sabar ingin menanyakan tentang kebenaranya pada Maya. Dengan langkah lebar ia menuju pintu depan rumah Maya.Sampai diambang pintu, terdengar Maya sedang berbicara dengan nada marah pada Vanesa.“Kenapa kamu tidak bersama Nura, kenapa bisa Kakakmu berbuat hina pada Nura, apa saja yang kalian lakukan malam itu, kenapa tidak saling menjaga, mamah kecewa denganmu Vanesa!”bentak Maya“Mah...maaf, kita sudah dewasa, Nura sepanjang malam itu juga tak terlihat, aku bukan baby sister, seharusnya Nura dan Kak Raja, yang bisa mengendalikan, mereka yang salah, kenapa aku yang dimarahi,”timpal Vanesa kesal dengan bibir cemberut.Bi Siti yang sudah dianggap keluarga juga ikut sedih, mendengar kejadian itu, wanita tua itu menemui Maya, untuk memberitahukan jika Salma, datang.“Nyonya, ada Bu Salma datang,”ucap Bi Siti“Oh...ya, aku segera turun,”jawab MayaTak berselang lama, Maya pun turun, dan mengajak Salma ke ruang kerja.“Aku sudah tahu semuanya, Axel, mengatakan padaku, jika R
Raja dan Nura berdiri tepat di depan pintu kamar Rika, tangan Raja tidak melepaskan pergelangan tangan Nura, hingga gadis itu menahan sakit karena Raja mencengkramnya terlalu keras.“Oma Rika,”panggil RajaPintu dibuka, dan tampak wanita renta itu menatap ke arah Raja dan Nura.“Aku sudah mendengar apa yang terjadi diantara kalian, Oma sangat kecewa, kenapa hal ini sampai terjadi,”ucap Rika“Maaf Oma..”jawab Nura sambil menunduk“Aku akan bertangung jawab, dengan menikahi Nura, saat ini juga,”jawab Raja dengan lantang dan tegas membuat tatapan Nura beralih ke pria disampingnya“Itu yang memang seharusnya terjadi, jika kamu sudah bersedia, Oma akan berbicara dengan Mamah dan Papahmu, lebih cepat lebih baik, sebelum aib ini tersebar.”Rika menatap Nura, ada gurat kekhawatiran di matanya menatap gadis yang sangat disayanginya melebihi cucunya sendiri.“Kita lakukan sekarang di Mery Gold, tidak ada resepsi, tidak ada bulan madu hanya akad nikah,”pinta Raja“Baiklah, kamu benar Raja, kita l
Malam itu Raja sedang sibuk di depan laptopnya, pekerjaan sudah menantinya sebagai kepala manager di RSC, wajahnya terlihat serius tanganya sibuk di keyboard hingga bunyi ponsel, membuat konsentrasinya membuyar, diraihnya ponsel, dan nama Fara tertera,pria yang saat ini mengenakan kaos longar dan celana longar beraih ke balkon kamar, ia tak ingin Nura mendengar percakapannya dengan Fara“Hallo Fara,”sapa Raja“Raja, aku minta maaf , atas kejadian siang tadi, aku tersulut emosi, bisakah kita bertemu dan berbicara?”“Aku sudah menikah dengan Nura, tapi, kamu jangan khawatir aku pasti akan menceraikannya,"jawab Raja“Aku mencintaimu Raja, aku akan selalu menunggumu,”balas Fara“Okay Fara, bersabarlah, tidak lebih dari satu tahun, aku pasti akan bercerai dengannya.”Jawaban Raja, sedikit membuat tenang Fara, lalu gadis itu mengakhiri pembicaraanya di ponsel.Aroma frozen food, membuat Raja, menjadi sangat lapar, lalu ia menatap Nura yang masih sibuk di dapur, gadis itu sangat cekatan meng
Raja semakin serius mendengarkan penuturan Nura, ditatapnya wanita yang kini duduk di tepi ranjang dengan wajah serius.“Arnia, wanita yang menjadi penyebab perceraian Mamah Maya dan Ayah Rendra?”tanya Raja untuk memastikan pernyatatan Nura“Benar Ka Raja. Aku curiga dari awal, pada Fara, saat tak sengaja mendengar percakapannya di ponsel, dengan ibunya dan pagi tadi aku mendatangi sebuah hotel, yang aku duga milik orang tua Fara, dan kebetulan wanita yang bernama Arnia ada di sana dan menyebut nama Fara, lalu aku mengambil gambarnya dan bertanya pada Bu Salma.”“Coba lihat, aku ingin lihat fotonya,”pinta Raja“Aku akan mengirimkan ke ponsel Kak Raja,”jawab Nura lalu meraih ponsel, dan mengirimkan foto Arnia pada Raja.“Pantas saja Fara tidak pernah menceritakan tentang kedua orang tuanya,”Gumam Raja kesal sambil menatap foto Arnia.“Kak Raja lebih baik istirahat, besok kita bicarakan lagi hal ini,”suruh Nura“Kamu benar, dan terima kasih Nura, jika kamu tidak datang tepat waktu, pas
“Jangan beritahu ini pada Raja, aku rasa belum saatnya,”saran Salma“Tapi Bu Salma aku takut jika Fara mengelabuhi Kak Raja, apalagi saat ini kita berada di Bali, dan Fara masih saja mengikuti Kak Raja,”sahut Nura“Tapi kita ‘kan belum punya bukti, jika Fara dan Arnia berniat buruk , jika kamu mengatakan pada Raja, tanpa bukti kebusukan mereka, maka hanya akan menjadi boomerang bagimu.”Nura sesaat berpikir, hati kecilnya masih khawatir , tapi apa yang dikatakan Salma juga ada benarnya.“Lalu apa yang akan kita lakukan?”“Aku akan pikirkan Nura, sekarang kita makan dulu, siang tadi aku belum sempat makan,”ajak SalmaSementara itu di tempat lain disebuah rumah, Arnia dan Fara sedang berbincang serius.“Fara, ini kesempatanmu untuk mendekati Raja, jebaklah dia, setelah itu kalian bisa menikah, walau menikah siri, yang penting menikah, sampai Nura dan Raja, bercerai barulah menikah secara hukum!”perintah Arnia“Itu masalahnya Mah, Raja sekarang selalu mengajak Nura , dia mengatakan akan
duduk di depanya sambil menyesep kopi.“Irfan, kekasih Arnia?”Salma meastikanya karena ia ragu.“Betul sekali, dan gara-gara dirimu rencanaku dan Arnia berantakan,”jawab Irfan sambil tersenyum sinis“Maksudmu?”“Jangan berlagak bodoh, kamu ‘kan yang mencuri rekaman vidio kebersamaanku dengan Arnia dan memberikannya pada Maya? Apa sekarang kamu masih menjadi kaki tangan Maya?”tanya Irfan“Aku sudah tidak lagi menjadi sekertaris Maya,”sahut Salma“Oh baguslah, aku kira kamu masih bekerja dengan Maya. Tapi kamu semakin cantik Salma, tidak kusangka aku akan bertemu denganmu setelah 20 tahun berlalu, aku masih ingat bagaimana rasanya menikmati tubuhmu,”bisik IrfanPernyataan Irfan seketika membuat darah Salma mendidih.”Apa maksudmu?”tanya Salma ragu“Sayang sekali, malam di vila itu aku tidak merekam, waktu menikmati tubuhmu yang tak sadarkan diri, tapi tanda lahir di pungungmu sungguh membuatku terpesona,”jelas Irfan dengan nada pelan tapi terdengar jelas di telinga SalmaSalma terdiam, h
Nura mengerjabkan matanya, tak percaya dengan jawaban Raja.“Kak Raja..mau datang ke konser orkestra musik bersamaku?”“Iya, juga bersama Fara, lihat aku juga mendapat undangan dari Fara,”jawab RajaKebahagiaan Nura seketika menghilang bagai tertiup angin malam, wajah berserinya tiba-tiba muram. “Cepatlah bersiap-siap, aku akan menungumu di loby,”’suruh RajaNura hanya terdiam sambil menuju kamar mandi, ia sudah tak bersemangat lagi untuk datang ke orkestra musik, tapi ia juga tak mau jika Raja berduaan dengan Fara.“Aku tak akan biarkan Kak Raja berduaan dengan Fara,”gerutu Nura menatap wajahnya di cermin sambil menampakan wajah kesalnya.Nura keluar dari kamar mandi, lalu membuka travel bagnya,ia bingung harus memakai baju apa, pasalnya ia hanya membawa baju casual, rasanya tidak cocok jika dipakai dalam acara orkestra musik klasik yang romantis.Nura melamun manatap pakaian yang tertata rapi di travel bag, ditengah kebingungannya, suara ketukan pintu membuatnya mengalihkan tatap
“Pak Rendra mengenal Fara?”tanya NuraRendra menjadi salah tingkah, “Iya , Fara adalah putri temanku, jadi aku mengenalnya,”dalih Rendra“Oh...kenapa, Fara tidak bilang jika mengenal ayah, apa makssudnya menyembunyikan ini,”Raja tampak heran“Ah sudahlah , jangan kamu pikirkan, sekarang aku ingin menikmati menu hidangan yang terlihat enak ini,”jawab Rendra mengalihkan pembicaraan tentang Fara.Ketiganya mulai menyuap menu makan malam, sambil berbincang ringan, sesekali tawa terdengar, Rendra sudah terasa akrap dengan Raja dan Nura, seperti layaknya keluarga.“Aku tak menyangka, akhirnya bisa merasakan berkumpul dengan keluarga setelah puluhan tahun lamanya aku hidup sendiri, dan saat ini aku merasa bahagia, bisa makan malam bersama kalian,”ucap Rendra sebelum berpamitan pergi“Lain kali makan malam lah bersama kami lagi,”tawar Raja“Baik Raja, terima kasih atas undangan makan malamnya, dan masakanmu sungguh luar biasa Nura,”puji Rendra“Terima kasih PakRendra,”jawab Nura sambil mel
Nura tersenyum bahagia, ia merasa sudah bisa mengambil hati Raja. Kini wanita muda itu duduk sendiri di sofa mulai mengingat perkataan Raja, untuk mencari kedua orang tuanya, entah mengapa keinginan itu tiba-tiba muncul, berkali-kali Nura menghempaskan keinginanya, tapi perkataan Raja, membuatnya ingin mengatahui siapa ibu yang tega meletakannya di pintu panti asuhan dan apa alasannya.Beberapa hari berlalu sejak meninggalnya Rika dan Ambar. Sedangkan Vanesa, sudah dibawa kembali ke pusat rehabilitasi untuk pengobatan. Maya dan Fardian lebih fokus pada kesehatan Vanesa.“Mas...aku rasa sudah saatnya untuk menyerahkan SRC pada Raja, beberapa bulan ini kinerjanya cukup baik,”ucap Maya“Aku setuju, Raja sudah cukup siap menjadi CEO, bagaimana proyek RSC di Bali, apa sebaiknya kita serahkan semuanya pada Raja, aku rasa dia mampu,”ucap Fardian“Aku belum membicarakan ini, minggu depan rencananya proyek pembangunan akan segera dimulai, aku akan bicara dengan Raja.”“Sebaiknya Raja, selesaik
Keduanya terdiam didalam mobil, Rendra sangat kecewa dan sedih.“Kamu adalah penyebab kematian kedua nenekmu, kamu diam-diam menghianatiku,”cerca Rendra.“Pak Rendra juga berbohong padaku. Malam itu waktu aku bertanya apakah Anda terlibat dalam penculikan Vanesa? Anda berbohong, oleh karena itu malam itu aku memeriksa kamera dasbord dan menyalin rekaman kamera dasbord,”jawab Raja“Hemmm...”helaan napas kesal keluar dari bibir Rendra.“Aku tidak menghianatimu, aku hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan damai, tapi ternyata Bu Ambar memilih jalanya sendiri,”lanjut RajaRendra melajukan mobilnya dengan sangat kencang“Aku bisa mengakhiri ini semua dengan sangat damai Raja, jika itu yang kamu mau,”ucap Rendra dengan nada pelan dan tegas.“Apa Pak Rendra akan bertindak konyol, seperti Bu Ambar?”Mobil semakin cepat melaju seakan Rendra sudah tidak peduli akan hidupnya. Tapi tiba-tiba ia menghentikan mobilnya, lalu menangis menengelamkan kepalanya di stir.“Pak Rendra, aku tidak akan me
Kini ia menatap rekaman yang sangat jelas, terekam wajah Ambar dan Rendra yang membicarakan tentang obat terlarang, dan jelas juga merekam di mana mobil itu melaju menuju kota Bogor, dan berada di perkampungan yang terpencil.‘Aku harus menemui Bu Ambar, ‘batin RajaSementara itu Rendra tersenyum sinis, setelah berhasil menghancurkan rekaman kamera dasbornya, ia tak menyadari jika Raja, telah menyalin rekaman itu.Di dalam klup malamya, Rendra meneguk minuman beralkohol, disampingnya Fara juga terlihat meraih gelas berkaki yang sudah terisi wiskhy.“Om Rendra, sepertinya Raja tidak terpegaruh dengan provokasiku,”ujar Fara“Tenanglah, aku sendiri yang akan memikirkan caranya, jika dengan cara halus tidak bisa, aku akan memaksanya meninggalkan Fardian dan Maya serta Nura,”jawab Rendra.Semua gerak –gerik Fara bersama Rendra dipotret oleh Axel, yang malam itu mengunjungi R Night Clup. Axel, sangat penasaran dengan Rendra yang ternyata adalah putra tunggal Bu Ambar. Detektif sewaan Fard
Nura sedikit bahagia, karena Raja memberi perhatian. Pria itu lalu keluar kamar. Nura tesenyum kecil, dan berharap perhatian kecil yang Raja berikan suatu saat berubah menjadi cinta.Beberapa hari berlalu, Nura sudah sembuh, wanita muda itu kembali beraktivitas di dapur, aneka memu masakan rumahan sudah tersedia diatas meja, siap memanjakan lidah Raja, yang beberapa hari ini selalu memesan makanan lewat aplikasi online.“Aku akan menjenguk Vanesa, apa kamu mau ikut?”tanya Raja“Iya Kak, aku sudah kangen Vanesa, ini sudah satu minggu ia rehabilitasi, mudah-mudahan keadaanya membaik,”jawab NuraKeduanya lalu menikmati makan siang, tiba-tiba terdengar suara bel pintu . Nura menghentikan suapannya dan berjalan ke arah pintu .Ceklek!” Bu Salma,”sapa Nura seraya tersenyum bahagia“Apa kamu sudah sembuh?”“Sudah Bu Salma, kebetulan kami sedang makan sinag, mari sekalian makan siang,”tawar NuraSalma mengangguk dan menerima ajakan makan siang. Kini wanita itu duduk di kursi dan mulai menik