Namun, Edward hanya bisa menelan semua penghinaan itu.Dia sudah akan mengambil alih Keluarga Halim. Jadi, di saat krusial seperti ini, dia tidak boleh melakukan kesalahan apa pun.Walau Julian, si bajingan ini, pantas mati.Namun, Sekte Pirata bukanlah keberadaan yang bisa disinggung oleh Keluarga Halim dengan mudah. Apalagi, mereka saat ini sedang mengalami masalah.Liam maju ke depan dan bertindak seolah pembawa damai. "Tuan Julian, Tuan Edward, kita semua termasuk orang-orang yang punya status. Acara lelang akan segera dimulai. Lebih baik lupakan saja. Ayo kita masuk ke dalam dulu."Julian mengangkat dagunya dan berkata dengan nada meremehkan, "Benar juga. Ayo kita ikut acara lelang dulu.""Tapi langit bisa membuktikan cintaku pada Nona Emilia. Kalau nggak mendapatkan Nona Emilia, aku nggak akan menyerah begitu saja. Tuan Edward, kamu tunggu saja. Ada baiknya kamu memberikan Nona Emilia padaku!"Lagi-lagi penghinaan yang begitu arogan.Orang-orang lainnya yang ada di tempat kejadia
Regina dan Tiara juga sudah sampai saat ini."Tuan Julian, ini wilayahnya Grup Valentino. Pertimbangkan dulu sebelum bertindak!" ucap Regina memperingatkan.Julian langsung berteriak, "Memangnya kenapa kalau wilayahnya Grup Valentino? Pamanku adalah pemimpin Sekte Pirata. Siapa yang berani nggak menghormatiku?"Nathan menggelengkan kepalanya. Apa semua anak konglomerat ini begitu arogan? Mereka selalu mengungkit latar belakang keluarga mereka di setiap kesempatan?'Pemimpin Sekte Pirata adalah pamanku ....' Nathan sudah mendengar kalimat ini berkali-kali dan mulai muak.Kegilaan Julian membuat banyak orang mundur dengan cepat.Namun, kemunculan Nathan telah mematahkan semangat Julian dan membuat mereka merasa lega.Hanya saja, tidak dimungkiri, keberadaan Sekte Pirata masih sangat kuat.Pemuda ini terlalu impulsif dan sekarang malah membuat Julian marah. Dia pasti akan berakhir celaka.Edward menarik tangan Emilia dan berkata, "Emilia, ayo kita pergi dulu. Julian sudah gila. Nathan pas
Begitu datang, Roland langsung berbicara dengan ramah.Julian mencibir sambil memegang pedang di belakang punggungnya. Dia berkata dengan arogan, "Tunjukkan belas kasihan? Maaf, Tuan Roland. Sekalipun kamu datang ke sini untuk memohon belas kasihan, bajingan kecil ini tetap kubunuh hari ini."Para hadirin terkejut. Mereka tidak menyangka Julian bahkan tidak akan memberikan sedikit pun rasa hormat kepada tuan rumah lelang malam ini.Namun, Sekte Pirata memang sangat kuat dan mampu untuk membuat Julian memperlihatkan kesombongannya di sini.Banyak orang yang berkeringat dingin. Bahkan, kedatangan Roland pun tidak berhasil menghancurkan niat Julian. Kalau begitu, Nathan, si gigolo ini, pasti akan celaka.Namun saat ini, Roland menatap Julian seolah-olah dia bodoh. Dia berkata dengan nada dingin, "Bodoh! Kamu kira aku sedang memohon padamu?"Apa?Banyak orang yang tercengang dengan perkataan Roland.Sebagai orang yang terlibat, Julian juga tertegun sejenak. Dia kemudian berkata, "Roland, j
Emilia menatap Edward, lalu tersenyum sinis. "Bukankah kamu barusan bilang Nathan akan dibunuh oleh Julian? Kenapa sekarang kelihatannya nggak seperti itu?"Edward membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.Bahkan, dia sendiri pun tidak menyangka CEO Grup Valentino, Roland, akan begitu sopan pada Nathan.Liam berkata dengan nada meremehkan, "Gigolo itu pasti mengandalkan koneksi Bima untuk mendapatkan sambutan hangat dari Tuan Roland."Edward memanfaatkan kesempatan itu dan berkata, "Benar, Tuan Roland dan Tuan Bima adalah sahabat karib. Nathan hanya mengandalkan koneksi Tuan Bima untuk menyelamatkan nyawanya."Julian mendengus dingin. "Bima adalah orang paling kaya di Beluno. Dia memang tokoh besar.""Tapi aku nggak mungkin melepaskan Nathan begitu saja. Sialan! Masalah ini masih belum berakhir!"Liam dan Edward saling berpandangan. Keduanya bisa melihat tatapan menyeramkan dan dingin yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Kebetulan, Julian, pria yang
Regina bertanya sambil memiringkan kepalanya. Leher rampingnya tampak sangat putih dan halus di bawah cahaya redup.Nathan tersenyum dan berkata, "Ya, ada barang yang aku inginkan.""Nathan, apa itu ramuan legendaris?" tanya Tiara.Nathan juga tidak ingin menyembunyikannya. "Benar, Teratai Sanoya."Tiara mengangguk. "Teratai Sanoya merupakan ramuan legendaris bermutu tinggi dan disukai oleh para ahli medis serta sejumlah kolektor cerdas.""Tapi Beluno nggak seperti kota-kota besar serupa Peldu dan Mavodi, yang mungkin ada banyak orang yang tertarik pada Teratai Sanoya. Seharusnya kamu nggak sulit untuk mendapatkannya."Begitu selesai berbicara, wanita cantik berpakaian tradisional di atas panggung langsung menarik kain merah dan memperlihatkan Teratai Sanoya."Tamu yang terhormat, barang lelang malam ini agak istimewa.""Bukan permata yang nggak ternilai, juga bukan sebuah mahakarya. Ini adalah obat ajaib yang telah diidentifikasi secara profesional dan berusia setidaknya 500 tahun.""
"Lantaran tamu-tamu terhormat nggak begitu tertarik dengan Teratai Sanoya ini, mari kita lanjutkan prosesnya dan mulai menawar pada harga 10 miliar," seru gadis cantik berpakaian tradisional itu dengan nada kecewa.Tatapan matanya yang sedih menyapu seluruh ruang VIP di atas. Seketika membuat para pengusaha kaya yang mulanya tidak tertarik pun mulai menawar."10,4 miliar. Anggap saja itu sebagai bantuan untuk kalian!""11 miliar. Demi harga diri semua orang, aku masih harus mendukungnya."...Penawaran dengan cepat memanas dan telah sampai pada angka 12 miliar.Regina berkata dengan nada tidak senang, "Gadis itu sukses membodohi sekelompok pria yang nggak berotak dan mesum, tapi harganya terus naik. Bukankah ini nggak menguntungkan bagi Dokter Nathan?"Selesai berbicara, dia langsung memberikan sebuah harga. "14 miliar. Aku akan memberikan nominal yang bisa membuat semua orang meredakan emosi."Mata gadis cantik berpakaian tradisional itu berbinar. Dia berkata dengan gembira, "Nona Reg
Sebagai pihak penyelenggara, dia tahu betul bahwa Teratai Sanoya tidak akan bisa mendapatkan penawaran setinggi itu."160 miliar, apa ... apa masih ada penawar VIP lainnya? Kalau nggak ada, Teratai Sanoya ini akan menjadi milik Tuan Nathan!"Gadis cantik berpakaian tradisional sangat gembira dan memastikan sekali lagi.Padahal dia juga tahu angka tersebut sudah tidak ada tandingannya lagi dan mustahil ada orang yang mampu menyaingi harganya.Namun tepat di saat ini, ada lagi yang menawarkan harga."Aku tawar 164 miliar!"Wah!Suasana di tempat kejadian tidak bisa dibendung lagi dan berubah menjadi riuh.Semua hadirin juga tahu ada orang yang sengaja mencari masalah dengan ruang VIP nomor satu.Satya yang berada dalam ruang VIP nya Liam langsung tertawa sinis dan berkata, "Rasakan. Kalau aku nggak bisa mendapatkan teratai itu, jangan harap bocah itu bisa memperolehnya!"Liam mencibir dan berkata, "Aku sudah tahu Julian nggak mungkin berdiam diri saja.""Kebetulan. Dengan adanya pembuat
Julian tertawa dan berkata, "Tuan Edward, aku kagum dengan penawaran hargamu. Dalam hal nggak tahu malu, memang nggak ada yang bisa menandingimu."Liam juga angkat bicara dan tertawa, "Tuan Edward, kamu memang mengerti lelang. Aku mengagumimu!"Begitu mendengar kata-kata yang dilontarkan Julian dan Liam, putra sulung Keluarga Halim yang berada di ruang VIP itu langsung memperlihatkan ekspresi kejam di wajahnya.Yang dia inginkan adalah membunuh Nathan, si gigolo ini.Karena alasan inilah, sekalipun harus sementara memihak kubu yang sama dengan Julian, Edward juga tidak peduli.Emilia menatapnya dengan matanya yang indah dan berkata dengan nada dingin, "Apa seru berbuat seperti itu?"Edward berkata dengan kejam, "Kenapa nggak seru? Nathan sudah mengacau berkali-kali. Sekarang sudah saatnya gilirannya. Apa aku nggak boleh beri pelajaran padanya?"Emilia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak bahas tentang penawaranmu. Karena ini lelang, siapa saja bisa mengajukan penawaran. Ini
Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.
Nathan tersenyum dan berkata, "Tuan Simon sangat mendominasi. Sikap nggak goyah seperti itu sungguh mengagumkan.""Nak, jangan banyak omong lagi. Cepat katakanlah," seru Simon dengan tidak sabar."Jangan kira aku nggak tahu. Nayana dan Arjun sekarang memilih untuk mengikuti kata-katamu.""Dalam hal menggunakan taktik, kamulah yang paling hebat.""Aku nggak pantas menerima pujian seperti itu," seru Nathan dengan cepat."Sebenarnya, aku hanya ingin memberitahumu sedikit informasi saja, Tuan Simon. Saat berada di ruang tunggu Vila Analin, aku menemukan barang bagus di dalam gelas anggur Tuan Julian dan Nona Vilda.""Barang bagus ini sangat langka. Namanya Bubuk Albunus. Dengar-dengar, kalau obat ini dikonsumsi oleh pria atau wanita sebelum berhubungan badan, bisa meningkatkan gairah dan juga bisa bersenang-senang dalam waktu yang lama ....""Cukup hentikan! Jangan dilanjutkan lagi."Sebelum Nathan selesai berbicara, Simon sudah tidak sanggup mendengarnya lagi.Rasa marah yang baru saja be
Julian berkata pada Simon dengan penuh tulus, "Kak Simon, tolong beri aku kesempatan sekali lagi.""Kali ini memang aku yang salah, tapi jangan khawatir. Aku pasti akan berjuang keras untuk Sirion demi menebus kesalahanku."Wajah Simon menegang. Dia jelas masih marah.Beberapa master Sirion maju ke depan, lalu mengepalkan tangan mereka, sambil berkata, "Tuan Simon, Tuan Julian sudah mengakui kesalahannya. Anda lihat, bukankah kita harus memaafkannya?""Benar, Tuan Simon. Tuan Julian hanya khilaf sesaat. Tapi bukankah dia bilang dia akan menebus dosanya? Aku rasa kita harus memberinya kesempatan.""Tuan Simon juga termasuk orang yang punya pemikiran terbuka. Bukankah hanya seorang wanita murahan saja? Campakkan saja."Simon menarik napas dalam-dalam. Dia sudah hampir berhasil dibujuk oleh saudara-saudaranya.Dia memang masih perlu mengandalkan Julian sekarang.Walau pria mesum ini sudah kelewat batas dan membuatnya ingin menamparnya sampai mati.Namun, dibandingkan dengan bantuan yang a
Simon merebut barang dari tangan anak buahnya dan melemparkannya ke wajah Julian."Julian, kamu bilang kamu dan Vilda, si jalang, itu datang ke sini hanya untuk beristirahat. Nggak terjadi apa pun ya, 'kan?"Simon menatap Julian dan berkata dengan nada ganas, "Kalau begitu, buka matamu dan lihat, apa yang ada di tanganku ini?"Julian mengambil barang yang dilemparkan Simon barusan dan melihatnya. Wajahnya seketika memerah. Dia merasa malu dan tidak tahu harus mencari alasan apa lagi.Karena itu adalah dua pasang pakaian dalam, yang dia dan Vilda tidak sempat kenakan barusan. Lantaran sibuk melarikan diri, mereka pun meninggalkannya di kamar.Simon menggertakkan giginya dan melemparkan salah satu sepatu kulit merah milik Julian yang hilang dan gulungan tisu bekas ke kepala Julian.Bukan hanya itu saja, Simon juga melemparkan kondom bekas ke kepala Julian sambil memasang ekspresi jijik dan benci.Julian tidak tahan menghadapi benda kotor seperti itu dan segera menghindarinya.Para master
Plak!Simon langsung menamparnya dengan keras."Dasar jalang! Kamu masih berani berkelit sekarang? Akan kuhabisi kamu!"Simon menamparnya dengan penuh benci.Vilda menjerit. Tubuhnya seketika terlempar sejauh empat hingga lima meter. Dia langsung menyemburkan darah. Kondisinya tampak sekarat.Kelopak mata Liam berkedut. Dia merasa ada hawa dingin yang menyelimuti hatinya.Sepertinya Simon bertekad membunuh Vilda!"Tuan Liam, bukankah kamu terus menekankan bahwa pasangan hina ini nggak ada di hotelmu?"Tepat di saat nyali Liam makin menciut, Simon langsung menatapnya dengan ekspresi datar.Liam terkejut. "Tuan Simon, sebenarnya aku ...."Simon tidak berniat mendengar penjelasannya sama sekali. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Bawa bajingan ini keluar dari sini. Jangan habisi dia. Kalau nggak, Keluarga Suteja akan datang mencari masalah.""Tapi aku mau dia merasakan apa yang namanya sengsara dan juga hidup menderita!"Dua lelaki kekar dari Sirion bergegas maju ke depan, kemudian m
Pintu masuk hotel.Jantung Liam sudah berdebar kencang."Tuan Simon, kami sudah cari di semua ruangan, tapi nggak ada seorang pun yang terlihat."Orang-orang Sirion datang untuk melapor pada Simon.Simon menaruh tangannya di belakang punggungnya. Wajahnya berubah gelap. Dia juga tidak mengatakan apa pun.Sebaliknya, Liam yang mendengarnya langsung menghela napas lega.Untung saja, Julian berhasil melarikan diri tepat waktu.Dengan begitu, Liam juga bisa lepas dari tanggung jawab dan melarikan diri.Liam merasa lega dan berkata sambil tersenyum, "Tuan Simon, sudah saya bilang, Anda mungkin keliru. Hotel kami tutup hari ini."Dia harus mengusir Simon secepat mungkin. Jika tidak, dia khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Simon menatapnya dengan dingin. Lantaran sudah rileks, Liam pun balas memandang Simon tanpa merasa takut sedikit pun.Lagi pula, mereka sudah berhasil menyelinap keluar lewat pintu belakang. Meski Simon punya kecurigaan, dia juga tidak punya bukti.Tanpa bu
Simon, penguasa Sirion, bahkan turun tangan sendiri dan membawa orang untuk mencari mereka.Bahkan dengan keberanian Julian yang luar biasa, dia juga tidak bisa menahan perasaan bersalah dan merasa ketakutan saat ini.Saat Vilda mendengar Simon datang, wajahnya langsung memucat karena ketakutan."Tuan Simon ... datang ke sini? Ka ... kamu yakin?"Dalam sekejap, dia sudah hampir menangis.Julian menyerahkan pakaian ke tangan Vilda sambil berteriak, "Cepat pakai. Kalau kamu terlambat selangkah dan kita ketahuan, kita berdua akan mendapat masalah besar."Seluruh tubuh Vilda gemetar. Air mata mengalir di wajahnya. Dia pun meringis. "Ini semua salahmu, dasar berengsek. Kamu ngotot memintaku melayanimu.""Padahal aku sudah menolak, tapi kamu malah menaruh obat di dalam minumanku. Julian, kamulah yang memaksaku melakukan semua ini. Aku hanyalah korban."Melihat Vilda tidak mau mengenakan pakaiannya dan masih sibuk menyalahkannya, emosi Julian sudah mau meledak."Wanita jalang. Kamu itu dipaks
Akan tetapi, Liam tidak tinggal diam.Dia masih punya kesempatan!Setelah berjuang keras, dia pun bangkit dari lantai.Saat menyentuh sudut mulutnya, tangannya langsung dipenuhi darah.'Julian, dasar berengsek! Kamu sudah hampir mencelakaiku!'Liam tidak menahan diri dan langsung mengumpat dalam hatinya.Sebelum sempat menyeka darahnya, dia menarik petugas keamanan di sebelahnya dan berkata, "Cepat naik tangga, lalu beri tahu Julian dan Vilda untuk lari lewat pintu belakang.""Cepat!"Petugas keamanan yang mendengar teriakan Liam langsung ketakutan. Kakinya bahkan tersandung dan kemudian sosoknya menghilang menaiki tangga.Liam meraba-raba ponselnya dan menelepon Julian.Sayangnya, hanya terdengar suara operator yang menyebut nomor telepon Julian tidak bisa dihubungi.Untung saja, butuh waktu bagi anak buah Simon untuk menemukan kamar di mana Julian berada.Liam tahu dia masih punya kesempatan dan secercah harapan!"Cepat. Kita harus lebih dulu sampai dari Tuan Simon. Cepat!"Liam diam
"Meski ini jebakan yang dibuat oleh Arjun dan Nayana, apa yang harus aku takutkan?""Apa mereka berdua berani menyerangku di wilayahnya Keluarga Suteja?"Orang kepercayaan dan master pun berpikiran sama.Sekalipun ini jebakan, Tuan Simon sebagai penguasa Sirion datang bersama para master, siapakah yang berani menyentuhnya?Namun, yang mereka berdua takuti sekarang adalah kenyataan Tuan Julian yang bermain dengan wanitanya Tuan Simon.Anggota dunia bawah tanah semuanya harus mengikuti aturan dunia bawah.Berani merebut wanita pemimpin mereka, maka dia harus mati!Sepuluh menit kemudian.Lebih dari belasan kendaraan off-road besar berhenti di depan hotel milik Keluarga Suteja.Simon memimpin, kemudian diikuti oleh puluhan master Sirion, dan bergegas masuk ke gerbang hotel.Liam masih duduk di depan pintu masuk hotel sambil menyilangkan kaki."Tuan Julian, sebagai saudaramu, aku rela mempertaruhkan nyawaku untukmu.""Berani sekali kamu meniduri wanitanya Tuan Simon. Haha. Setelah kamu pua