Beranda / Rumah Tangga / Balasan Untuk Suami Penghianat / Buah Jatuh tidak jauh dari pohonnya

Share

Buah Jatuh tidak jauh dari pohonnya

Penulis: Alfiyah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-09 12:34:26

"Tebakan kita pasti benar, Lis. Ria diancam oleh Riko. Tuh buktinya dia pulang sama Riko," ujar Lidia saat kita pulang dari pengadilan.

"Iya, Lid. Kasihan ya Ria. Pantas saja dia terlihat ketakutan saat melihat mas Riko tadi," jawabku.

"Apa seharusnya kita membantu Ria ya, Lis. Kok aku kasihan sama Ria. Takutnya dia akan dianiaya sama Riko karena telah membantumu," kata Lidia.

"Iya memang kasihan Ria. Tapi kita tidak punya hak untuk ikut campur urusan mereka, Lid. Lagian Ria juga sudah berkata tidak akan melaporkan mas Riko kan?" jawabku.

"Benar juga ya, Lis. Kita bahkan tidak tahu kemana Riko akan membawa Ria pergi kali ini," jawab Lidia.

Aku menganggukkan kepalaku. Kita berdua pun kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumah tanpa membahas masalah Ria lagi. Keputusan tetap berada di tangannya. Dia berhak untuk melaporkan atau tidak melaporkan perbuatan Riko padanya.

Lidia mengantarku ke rumah mama. Malam ini aku berencana untuk menginap di sana.

"Saya langsung pamit saja ya, T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Kabar Duka

    Mas Riko menghubungiku saat aku sedang asyik memainkan ponselku. Aku membiarkan saja ponselku itu terus berdering. Malas sekali rasanya untuk menjawab panggilan dari laki-laki itu. Beberapa kali panggilan darinya kuabaikan. Dia lalu mengirim voice note lewat aplikasi berlambang telepon berwarna hijau itu. Ku dengarkan rekaman suara mas Riko. Ternyata dia marah padaku karena bapaknya di pecat oleh papa dari pekerjaannya. "Tega sekali kamu membuat bapak dipecat dari pekerjaannya. Dia tidak tahu apa-apa soal masalah ini. Jika kamu dan papamu itu orang baik, tidak mungkin kalian akan melakukan ini! Kalian sama saja denganku!" terdengar suara mas Riko lewat pesan suara. Emosiku terpancing setelah mendengar bentakan dari mas Riko. Enak saja dia menyamakan aku dan keluargaku sama sepertinya. Kita jelas-jelas sangat berbeda! Ku tekan nomor telepon mas Riko kemudian langsung memanggilnya. Tak butuh waktu lama dia langsung menjawab panggilan dariku. "Halo," tardengar suara mas Riko dari uj

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Mertua Ajeng

    "Riko dan Lisa sedang dalam proses perceraian," tiba-tiba saja mama datang. Dia mendengar apa yang ditanyakan Ajeng padaku."Cerai? Kenapa bisa, bude?" tanya Ajeng."Ceritanya panjang, Jeng. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menceritakannya," jawab mama.Ajeng pun kemudian diam. Dia memahami keadaan saat ini. Suasana masih berduka. Kakek juga belum di makamkan. "Di mana anak-anak?" tanyaku mengalihkan pembicaraan."Mereka sedang bersama ayahnya," jawab Ajeng. Berbeda denganku yang belum juga dikaruniai anak, Ajeng sudah mempunyai dua anak. Raiqa dan syaqila. "Udah besar pasti ya sekarang Raiqa sama Syaqila? Sudah lama aku tidak ke sini," ucapku."Iya, Mbak. Raiqa sudah mau empat tahun. Kalau Syaqila dua tahun setengah," jawab Ajeng lagi. Saat aku dan Ajeng mengobrol tiba-tiba saja Angga, suami Ajeng datang."Sudah datang, Mbak Lisa?" tanya Angga."Nih baru saja nyampe, Ngga" jawabku."Mana mas Riko? Kok aku belum lihat?" tanya Angga. Dalam keluargaku ini mas Riko terkenal san

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Tante Laras

    "Mamanya Angga? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyaku."Belum pernah. Ini kali pertama saya ketemu kamu, Lisa. Ajeng banyak cerita soal kamu. Katanya Kakak sepupunya tinggal di kota. Dan dia sangat baik juga cantik," tambah mama mertua Ajeng."Ajeng bisa saja, Tante. Oh ya apa saya boleh bertanya sesuatu?" tanyaku."Tanya apa, Lisa?" Aku sebenarnya ingin sekali bertanya soal bapak mas Riko. Namun apakah keputusanku ini benar atau tidak? Aku takut jika mertua Ajeng malah merasa malu padaku jika kutanya sekarang."Tanya soal apa, Lisa?" tanya mertua Ajeng lagi karena melihatku termenung."Em, sa_saya kagum dengan Tante. Tante masih terlihat muda dan cantik di usianya yang sekarang. Apa rahasianya kalau boleh tahu, Tante?" tanyaku akhirnya. Aku tidak ingin membuatnya malu saat ini. Dia terlihat seperti orang yang baik."Ah kamu bisa saja, Lisa. Saya ini sudah tua. Lihatlah kedua cucu saya itu. Mereka juga sudah pada besar sekarang," jawab mertua Ajeng seraya menunjuk ke arah Raiq

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Nomer telepon Tante Laras

    Pagi harinya aku memutuskan untuk pulang sendiri ke Jakarta. Mama dan Papa masih harus berada di kampung memgingat papa masih sangat terpukul dengan kepergian kakek."Loh mau pulang sekarang? Ada apa memangnya? Kenapa buru-buru sekali, Lisa?" tanya bude Wulan."iya, Bude. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan. Besok aku datang ke sini lagi kok pas tiga harian kakek," jawabku."Memangnya ada hal apa? Apakah itu sangat penting?" Kini giliran om Ridwan yang bertanya. "Lisa sedang mengurus proses perceraiannya," jawab Papa."Apa?? Lisa mau bercerai? Kenapa memangnya?" tanya bude Wulan kaget. "Riko selingkuh. Dia bahkan telah menikah siri di belakang Lisa," Kini mama ikut mengeluarkan suaranya."Apa??? Yang benar saja Riko selingkuh??? Bukankah dia sangat baik selama ini. Mana mungkin ora sebaik Riko bisa selingkuh??" sahut pakde Arya, suami bude Wulan."Ya begitulah manusia. Terlihat baik tapi ternyata tidak. Kadang terlihat tidak baik ternyata baik. Hati orang tidak ada yang tahu," ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Kinan

    "Saya nanti turun di depan rumah sakit itu saja ya, Tante," ujarku saat kita sudah sampai di kota."Loh, nggak mau Tante anterin sampai rumah saja, Lis? Tante punya tanggung jawab loh sama mama dan papamu karena sudah membawamu," jawab tante Laras."Nggak usah, Tante. Nanti malah tambah ngerepotin," sambungku."Nanti kalau kamu kenapa-napa gimana?" tambah tante Laras."Nggak akan kenapa-napa. Aku bukan anak kecil lagi, Tante," jawabku seraya tertawa.Tante Laras pun kemudian menghentikan mobilnya di depan rumah sakit yang ku maksud. Aku berencana meminta tolong pada Lidia untuk menjemputku sekalian bertemu dengan Kinan. "Beneran nyampe di sini saja nih? Yakin?" tanya tante Laras lagi. "Iya, Tante." "Ya sudah kalau begitu. Nanti kalau ada apa-apa langsung hubungi Tante ya," tambah tante Laras."Oke, Tante. Makasih ya sudah mau memberi tumpangan," kataku selanjutnya.Aku langsung turun dari mobil tante Laras dan berjalan menuju rumah sakit.Kuhubungi Lidia setelah itu dan memintanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Semua ada di pihakku

    "Sori kemarin nggak bisa ketemuan sama kamu dan Kinan, Lis," ujar Lidia yang baru saja datang ke rumahku."Iya, nggak papa, Lid. Ada acara penting apa memangnya kemarin?" tanyaku."Aku bertemu dengan Imran dan berniat membatalkan pernikahan kami," jawa Lidia. "Batal?""Iya. Kan aku udah pernah bilang sama kamu jika aku tidak boleh egois. Aku harus memikirkan Lalita juga dong. Aku tidak mau menikah dengan laki-laki yang hanya mencintaiku saja dan tidak bisa menerima anakku," terang Lidia."Itu baru sahabatku. Aku bangga deh sama kamu, Lid. Bisa mengambil keputusan yang tepat begini," jawabku."Tapi ternyata Imran mau menerima Lalita dan aku bisa membawa untuk tinggal bersama kami nantinya," jelas Lidia."Syukurlah jika memang begitu. Aku ikut senang mendengarnya," kataku.Lidia kemudian memberitahuku jika Imran mau membantu kita untuk membawa Ria kembali. "Maksudmu?""Dia juga tahu jika Riko telah melakukan perbuatan jahat pada Ria. Dia ingin membantu kita agar Riko bisa masuk ke d

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Pembuktian

    Seperti apa yang kukatakan pada mas Riko, aku akan memberikan kejutan yang tak terduga untuknya hari ini. Sebelumnya aku menghubungi tante Laras terlebih dahulu. Aku akan memintanya untuk bertemu denganku.Kucari kontak tante Laras kemudian memanggilnya."Halo, Lisa," sapa tante Laras dari ujung telepon."Hai, Tante. Apa kabar?" tanyaku basa-basi."Baik, Lisa. Kamu sendiri?" tanya tante Lisa kemudian."Aku baik, Tante." "Ada apa nih menghubungi Tante?" tanya tante Lisa."Em, hari ini ada acara nggak, Tan? Aku mau ngajak Tante untuk ketemuan nih," ujarku."Nggak ada kok, Lisa. Oke mau ketemu jam berapa?" "Jam sepuluhan bisa, Tante?""Oke. Mau di mana ini?" tanya tante Laras lagi."Untuk tempatnya nanti aku akan kirim lewat pesan ya, Tante.""Oke, Sayang," jawab tante Laras. Kita berdua memang baru saja saling mengenal, tapi kita bisa langsung akrab dan dekat seperti ini. Serasa sudah saling mengenal sejak lama.Setelah mengakhiri panggilan dengan tante Laras. Aku segera menghubungi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Rencana Pembebasan

    "Bagaimana rasanya dihianati oleh suami sendiri, Bu? Sakit nggak?" tanyaku."Dari mana kamu tahu? Jangan-jangan ini semua rencanamu ya, Lisa?!" tanya Ibu kemudian."Seharusnya ibu berterimakasih padaku karena sudah menunjukkan kelakuan pak Beni di belakang Ibu. Ibu kan jadi tahu kalau ternyata selama ini suami ibu tidak setia. Setidaknya Ibu sudah tidak dibohongi lagi kan?" lanjutku.Ibu hanya diam saja. Sedangkan mas Riko terlihat sangat marah padaku. Namun dia tidak bisa mengatakan apapun karena apa yang kukatakan soal bapaknya itu benar."Apa yang aku katakan benar kan, Mas? Aku nggak menfitnah bapakmu kan?? Jadi soal pemecatan bapakmu itu memang ada alasannya. Bukan karena Papa tidak profesional dalam bekerja. Sampai sini paham?!" bentakku. Ada rasa kecewa yang terlihat dari mata mas Riko. Bapak yang dari kecil sangat dia percayai tiba-tiba saja selingkuh. Pasti saat ini mas Riko merasa sangat kecewa."Begitulah yang aku rasain saat mengetahui jika kamu selingkuh. Oh ya hampir

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14

Bab terbaru

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Kepergian Mila tanpa pamit

    Hari ini sepulang dari salon, aku pergi ke rumah Mila. Aku merasa khawatir dengan salah satu karyawan salonku itu. Tidak bisanya dia begini. Dia selalu menghubungiku jika ada urusan ataupun saat dia sakit. Tapi kenapa kali ini tidak? Hari ini aku akan menyelesaikan dulu soal Mila. Lebih baik aku menghubungi bapaknya mas Riko dan mengatakan apa yang sedang anaknya itu perbuat pada istri sirinya. Ku ambil ponselku kemudian menghubungi nomer pak Beni. Nomer yang sengaja tidak kuhapus sampai saat ini. Tut...tut...tut... Panggilanku segera terhubung ke ponsel mantan bapak mertuaku itu. Tak perlu menunggu waktu lama, bapak segera menjawab panggilan dariku. "Halo, Lisa. Ada apa? Tumben sekali kamu menghubungi bapak. Pasti ada hal yang penting kan?" tanya bapak. "Iya, Pak. Ada sesuatu yang harus bapak tahu," balasku. "Apa, Lisa? Apa ini ada hubungannya dengan Riko?" "Iya, Pak. Mas Riko menyekap tante Laras, istri siri bapak," lanjutku. "Kamu serius, Lisa? Bukankah Laras bilang akan

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Mas Riko berulah lagi

    Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih seperempat. Kubuka pintu gerbang rumah kemudian mengeluarkan motor butut kesayanganku. Hari ini aku akan pergi ke salon. Sudah lama aku tidak ke salon semenjak proses perceraianku dengan mas Riko. Kunyalakan motor butut itu kemudian langsung berangkat menuju salon. Tiga puluh menit perjalanan akhirnya aku sampai juga di salon. Kulihat salon sudah ramai pelanggan. "Selamat pagi, Bu," sapa Eni. "Pagi, En." Aku melihat karyawan salonku satu persatu. Namun aku tidak melihat Mila sama sekali. "Di mana Mila, En?" tanyaku pada Eni. "Mila nggak datang, Bu." "Loh sejak kapan?" "Dua hari yang lalu," jawab Eni. "Loh kok nggak ada yang kasih tahu saya? Apa dia sakit?" tanyaku. "Saya nggak tahu, Bu. Dia nggak menghubungi saya juga soalnya," balas Eni. "Oh begitu, makasih ya, En." "Iya, Bu. Kalau begitu saya lanjut kerja lagi ya," kata Eni. Aku segera masuk ke dalam ruanganku untuk menghubungi Mila. Gara-gara banyak masalah yang terjadi

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Bertemu tante Laras

    "Hai, Tante," sapaku pada tante Laras. "Halo, Sayang," balas tante Laras. "Maaf ya udah bikin tante menunggu," lanjutku. "Nggak papa, Sayang. Tante juga baru saja datang kok. Justru tante yang minta maaf karena sudah menganggu waktumu," ujar tante Laras kemudian."Aku nggak merasa terganggu sama sekali, Tante. Aku justru senang jika tante berkenan menceritakan masalah tante padaku," jawabku. Tante Laras kemudian mulai menceritakan hubungannya dengan pak Beni. "Apa menurutmu hubungan tante dengan mas Beni harus diakhiri saja ya, Lis?" tanya tante Laras padaku."Kenapa diakhiri, Tante? Bukankah kalian sama-sama saling menyayangi?" "Itu benar. Tapi tetap saja pernikahan kita hanyalah pernikahan siri yang tidak diakui oleh negara. Tidak lebih dari itu," ungkap tante laras."Memangnya apa salahnya menikah siri jika kalian sama-sama merasa nyaman?" kataku berusaha membuat tante Laras tetap semangat. Bukan membenarkan pernikahan siri ini, namun aku hanya tidak ingin membuatnya sedih. A

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Rencana Lidia dan Imran

    Ponselku berdering saat aku hendak memejamkan mata. Saat kulihat ternyata sebuah panggilan masuk dari tante Laras. "Ada apa dia menghubungiku malam-malam begini?" gumamku.Merasa penasaran kenapa dia menghubungiku malam-malam begini, aku pun langsung menjawab panggilan dari tante Laras."Halo, Tante," kataku memulai obrolan."Hai, Lis. Lagi ngapain?" tanya tante Laras."Lagi mau tidur nih, Tante. Ada apa Tante menghubungiku malam-malam begini?" tanyaku kemudian."Tante ganggu ya?" tanya tante Laras."Nggak kok, Tante. Tenang saja," sambungku."Sebenarnya Tante mau cerita sama kamu. Apa kamu nggak keberatan dengerin cerita Tante?" tanya tante Laras setelah itu."Cerita soal apa, Tante?" tanyaku."Soal hubungan tante dengan mas Beni," jawab tante Laras setelah itu."Kenapa memangnya dengan hubungan kalian?""Tante mau kita ketemu saja ya besok. Bisa nggak kira-kira, Lis?" tanya tante Laras."Em sebenarnya aku mau ke salon sih, Tante. Tapi nggak papa deh. Ke salonnya bisa lusa saja," j

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Aku VS Ibu mas Riko

    "Kamu seharusnya bersyukur bisa menjadi istri Riko. Dia sudah banyak membantumu dan keluargamu kan selama ini?!" terdengar suara Ibu membentak Ria."Beruntung bagaimana ya? Dia diperkosa oleh mas Riko, itu apa sebuah keberuntungan?!" sahutku yang tiba-tiba masuk ke ruang rawat Ria dan membuat ibu mas Riko kaget."Lisa! Ngapain kamu di sini. Jangan ikut campur kamu?! Urusanmu dengan Riko sudah selesai kan? Jangan malah menambah masalah baru!!" gertak ibu mas Riko."Memang benar urusanku dengan mas Riko sudah selesai. Tapi urusan mas Riko dengan Ria belum selesai. Di sini aku hanya berusaha membela Ria. Perempuan yang sangat menderita setelah menjadi istri siri mas Riko!" gertakku balik.Ayah Ria dan Ria hanya diam saja mendengarku dan ibu mas Riko saling beradu mulut."Menderita kamu bilang?! Ria sangat bahagia hidup dengan Riko selama ini, bukan begitu, Ria?" tanya Ibu mas Riko seraya menatap ke arah Ria.Ria tidak menjawab pertanyaan ibu mas Riko. Dia hanya diam saja tanpa mengatakan

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Mas Riko bebas

    "Halo, Lis," kata Lidia melalui sambungan telepon."Hai, Lid. Ada apa?" tanyaku."Bagaimana Ria? Dia jadi dioperasi kan?""Jadi kok. Ini sudah selesai dan dia sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa," jelasku. "Syukurlah jika begitu. Berarti Kinan bisa meyakinkan dokter Indra dong kalau begitu?" tanya Lidia."Iya. Jika kuperhatikan sepertinya Kinan dan dokter Indra ada sesuatu deh," ucapku membuat Lidia kaget."Masa sih? Nggak mungkin lah. Kamu kaya nggak kenal Kinan aja. Dia kan susah sekali di dekati," kata Lidia kemudian."Kali ini beda, Lid. Sepertinya Kinan yang menaruh hati pada dokter Indra deh," tebakku."Ah masa sih?" kata Lidia masih belum percaya."Iya sepertinya. Nanti jika kita bertemu Kinan kita tanya saja langsung padanya," sambungku. "Sip deh. Oh iya, ada berita penting nih, Lid" lanjut Lidia membuatku penasaran. "Berita apa?" tanyaku penasaran."Riko di bebaskan dari tuntutannya. Polisi bilang tidak ada bukti kuat yang bisa memenjarakan Riko," kata Lidia."What???

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Kinan berhasil meyakinkan

    Dengan desakan yang dilakukan oleh Kinan akhirnya Ria berhasil juga di operasi. Dia sudah siuman dan juga sudah dipindahkan ke kamar rawat biasa satu jam yang lalu."Kenapa kamu nggak pernah cerita padaku jika perutmu sering sakit?" tanyaku pada Ria."Saya tidak ingin membuat bu Lisa ataupun yang lain khawatir," jawab Ria."Tapi pasti sakit banget kan?"Ria hanya menganggukkan kepalanya. "Untunglah kamu tinggal di rumah jadi mama tahu jika kamu demam dan segera membawamu ke rumah sakit. Coba kalau tidak, nyawamu jadi taruhannya, Ria," sambungku."Iya, Bu. Terimakasih sudah menolong saya. Saya sangat bersyukur bisa mengenal keluarga kalian. Orang-orang yang sangat baik dan tidak membeda-bedakan orang lain," kata Ria selanjutnya."Semua manusia itu sama, Ria. Jadi untuk apa di beda-bedakan. Hanya saja kami memang tidak menyukai orang jahat," jawabku seraya tertawa."Pokoknya terimakasih banyak ya bu Lisa atas pertolongannya selama ini. Saya sudah banyak merepotkan keluarga bu Lisa," s

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Tanda tangan

    Ternyata masih ada plasenta yang masih tertinggal dalam rahim Ria. Sepertinya saat itu mas Riko dan Ibunya tidak begitu memperhatikan Ria setelah tahu jika bayi mereka meninggal dunia."Lalu apa yang harus kita lakukan, Dok?" tanyaku kemudian."Dia harus menjalani operasi dengan segera guna mengambil plasenta yang tertinggal," jawab dokter.Apakah selama ini Ria tidak merasakan ada keanehan atau rasa sakit dalam perutnya? Kenapa dia tidak mengatakannya??"Baik, Dok. Lakukan apapun itu asalkan dia bisa kembali sehat," ucapku pada akhirnya."Baiklah jika begitu. Saya harus mendapatkan tanda tangan dari suaminya terlebih dahulu," lanjut dokter."Suami, Dok? Suaminya nggak ada. Bolehkah jika ayahnya saja yang tanda tangan?" tanyaku."Boleh boleh saja. Tapi saya lebih menyarankan jika suaminya saja yang menandatanganinya," tambah dokter."Tapi suami dia sedang berada di kantor polisi saat ini, Dok. Bisakah diwakilkan saja?" tanyaku lagi."Aduh saya tidak berani memgambil tindakan jika buka

  • Balasan Untuk Suami Penghianat   Ria Sakit

    Aku menemui tante Laras seperti janjiku lewat telepon kemarin. Entah apa yang sebenarnya ingin dia katakan padaku."Hai, Lisa," sapa tante Laras yang baru saja datang."Hai, Tante," sapaku."Maaf ya udah bikin kamu nunggu," lanjut tante Laras. "Nggak kok, Tante. Aku juga baru saja datang," jawabku.Tante Laras kemudian memesan minuman dan makanan untuknya dan juga untukku."Mau makan apa, Lisa?" tanya tante Laras."Aku sudah makan, Tante. Aku pesan minum saja," jawabku.Setelah memesan makan dan minum tante Laras kemudian duduk dan berbicara serius denganku."Ini soal istri sahnya mas Beni. Dia nggak mau diceraikan, Lisa," kata tante Lisa."Hah???? Yang bener, Tante?" tanyaku kaget."Iya, Lisa. Padahal mas Beni sudah mengatakan jika dia lebih memilih Tante dari pada istri sahnya itu, namun dia tetap saja kekeh tidak mau diceraikan," lanjut tante Laras."Kok ada ya perempuan seperti itu. Sudah tahu kita disakiti sama pasangan, eh tetep saja mau mempertahankan rumah tangganya," ujarku

DMCA.com Protection Status