Share

54. Penolakan

Penulis: Ryoum ei
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-19 17:12:43

Hal pertama yang membuat senyuman diwajah Gabriel langsung berubah adalah ketika orang yang tidak pernha ia harapkan tiba-tiba datang ke rumah bahkan dengan sebuah bingkisan ditangan. Ya … itu Alexander yang datang disaat Kimbeerly dan Gabriel tengah berbahagia dengan kejutan yang diberikan oleh Kimbeerly untuk ulang tahun Gabriel. Namun bukan wajah bahagia yang terlihat setelah pintu terbuka, melainkan wajah terkejut dan malasa yang diperlihatkan oleh Kimbeerly dan Gabriel secara bersamaan.

“Alexander?”

Alexander melihat raut wajah mereka, tetapi ia tetap menampilkan senyumannya.

“Maaf telat untuk melakukan semua ini tetapi bisakah aku ikut merayakan acara ulang tahun Gabriel?” tanya Alexander sembari terus memperlihatkan senyumnya.

Kimbeerly terdiam dan terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut Alexander. Alexander juga tampak berubah dan terus menampakkan senyumannya. Seolah memang tulus ingin melakukan apa yang dibicarakan oleh pria tersebut.

Kimbeerly ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Balas Dendam Dalam Cinta    55. Keluarga Kecil

    Gabriel masih belum terbiasa dengan kehadiran Alexander dan membuatnya terus saja merasa canggung selama dua hari ini meski Alexander selalu baik dan perhatian padanya. Hidup hanya dengan ibunya selama ini membuat Gabriel terbiasa sendiri dan bermain dengan pembantu dibanding dengan seorang ayah seperti yang dilakukan oleh Alexander saat ini. Pria itu sejak pagi terus mencoba mendekati Gabriel meski tahu bahwa Gabriel sedikit risih dengan kehadirannya, tetapi Alexander tidak berhenti dan tetap mencoba sebisanya.Gabriel memang telah memaafkan kesalahan Alexander, tetapi bukan berarti ia bisa menganggap Alexander langsung sebagai ayah saat ia tidak pernah merasakannya selama ini. Alexander juga sama, meski ia begitu menyayangi Gabriel sebagai putranya tetapi rasa canggung itu tetap ada. Ini kesalahan Alexander yang membuat semua situasi menjadi seperti ini hingga putranya sendiri merasa asing dengannya. Namun ketahuilah bahwa Alexander bersungguh-sungguh dengan niatnya memperbaiki semu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Balas Dendam Dalam Cinta    56. Makan Bersama

    “Wow … aku tidak percaya dengan semua ini.”Alexander tersenyum dan menaruh kain lap keujung meja setelah membersihkan meja pantry setelah selesai memasak. Ia menghampiri Gabriel yang terus memperhatikan setiap makanan yang sudah tertata rapi di meja makan.“Sekarang panggilah ibumu agar kita bisa makan.”Gabriel menoleh dan melihat Alexander yang mengusap peluh di keningnya. Gabriel mengambil tissue yang ada di meja lalu berdiri dari posisinya yang sedikit condong ke meja agar bisa menyamakan tingginya dengan sang ayah.“Kemarilah,” pinta Gabriel meminta Alexander lebih dekat dengannya.Alexander tersenyum dan menuruti permintaan Gabriel untuk mendekat dan setelahnya anak itu mengusap peluh di kening Alexander dengan tissue tersebut. Hal itu membuat Alexander terus menampakkan senyumnya karena perlahan Gabriel memperlihatkan perasaan nyamannya terhadap Alexander.“Ayah pikir sedang bersama ibu hingga terus menampakkan senyuman seperti itu?”Ucapan Gabriel membuat Alexander mengganti

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20
  • Balas Dendam Dalam Cinta    57. Peringatan Edward

    Semua orang menoleh ke arah suara begitu mendengar seseorang memanggil Alexander. Itu Edward yang datang dan tengah menggendong Gabriel. Kimbeerly beranjak dari duduknya untuk mendekati pamannya dengan Alexander yang juga ikut beranjak.“Paman datang tetapi kenapa tidak memberi kabar sebelumnya?” tanya Kimbeerly.Edward terus menatap Alexander yang membuat Kimbeerly menyadari sesuatu.“Maaf aku belum sempat mengatakannya padamu tentang Alexander.” Kimbeerly memperhatikan Gabriel yang terlihat bingung. “Gabriel kau sudah selesai makan, bukan?”Gabriel mengangguk. “Aku akan kembali bermain di kamar,” ujarnya yang lantas meminta turun dari gendongan Edward untuk segera pergi.Kimbeerly tersenyum melihat Gabriel yang mengerti dengan keadaan lalu kembali fokus dengan pamannya. “Alexander kembali padaku dua hari yang lalu.”Edward yang mendengar berita dadakan ini tidak memberikan reaksi apapun. Ia hanya terus menatap keberadaan Alexander lalu berganti kepada Kimbeerly dengan raut wajah tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20
  • Balas Dendam Dalam Cinta    58. Hari Buruk

    Velena mencoba terus bersabar dan tidak mengeluh dengan perubahan kehidupannya. Ditinggalkan oleh Alexander membuatnya harus serba bisa untuk mandiri dan mengurus Valerie yang sedang masa pertumbuhan lebih aktif. Seperti hari ini, baru saja selesai memasak agar Valerie tidak kelaparan saat ia tinggal bekerja nanti, anak itu sudah memanggilnya untuk memasangkan sebuah pita di rambutnya sebelum berangkat sekolah.“Tunggu sebentar, Valerie. Ibu sedang membereskan dapur.”Valerie yang tidak mendengar terus memanggil agar ibunya cepat datang. “IBU … AKU TIDAK BISA MEMAKAINYA. CEPATLAH KEMARI.”Velena menghembuskan napas pelan dan segera pergi ke kemar Valerie untuk membantu anak itu memasang pita. Velena juga sesekali melihat jam yang terus bergerak dengan dirinya yang juga belum mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja.“Kemari,” pinta Velena setelah masuk ke kamar dan Valerie segera menurut dengan membawa dua pita.Velena segera memasang pita tersebut untuk melanjutkan kegiatannya yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Balas Dendam Dalam Cinta    59. Pria Misterius

    Velena hampir melotot tidak percaya dengan ucapan to the point yang pria itu katakan. Ini benar-benar tidak masuk akal. Dirinya dibawa masuk ke dalam gang hanya untuk dilecehkan seperti ini? Velena tidak habis pikir dengan penjahat seperti mereka. Begitu miskinkah mereka hingga tidak mampu menyewa pelacur jalanan. Ini gila dan Velena tentu tidak akan mau melakukannya meski ia ketakutan sekalipun.“Apa katamu? Membuka semua pakaianku?”Suara tawa tiga pria di depan sana terdengar keras. Terlihat jelas bahwa mereka senang dengan merendahkan wanita seperti ini. Namun Velena akan mencoba mengulur waktu untuk mencari kesempatan keluar.“Cepat kemari, wanita murahan!”Velena membulatkan matanya mendengar satu pria benar-benar menghina harga dirinya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari jalan keluar. Sialnya, gang ini benar-benar tertutup apalagi mereka seolah sudah merencanakan hal ini hingga tidak ada seorangpun yang lewat. Velena terus berpikir mencari jalan keluar tanpa ia sadar

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Balas Dendam Dalam Cinta    60. Terimakasih

    “Kau tak apa?”Pertanyaan dengan nada khawatir itu membuat pria yang baru saja keluar dari gang menoleh. Ternyata wanita yang ia tolong masih menunggunya dan sekarang berjalan mendekatinya. Ia tersenyum tipis lalu menggeleng.“Tidak ada yang buruk. hanya sedikit goresan,” jawabnya dengan memperlihatkan pergelangan tangannya yang dibalut oleh sapu tangan.Velena melihat ke belakang untuk memastikan bahwa pria-pria sebelumnya belum datang. Ia segera menarik lengan lain pria itu untuk ia ajak pergi. Sedangkan pria itu hanya diam saja dan melihat tangan Velena yang menggenggam lengannya. Ia merasa sedikit tidak enak tetapi ia tidka peduli.“Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang dan mengobatimu tetapi sebelumnya terimakasih telah menolongku dari situasi buruk tadi. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya pergi jika kau tidak datang tepat waktu.”Pria itu memperhatikan Velena dengan senyum yang tersungging. Pantas saja para pria di sana menghadang jalannya, wanita di depannya ben

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Balas Dendam Dalam Cinta    61. Sedikit Membantu

    Alexander melihat Kimbeerly yang masih belum tidur saat jam bahkan sudah menunjukkan pukul satu pagi dan terus menatap layar komputernya. Alexander beranjak dari baringannya dan mendekat. Melihat beberapa berkas berserakan di meja lalu Kimbeerly yang begitu fokus dengan layarnya.“Terjadi masalah?”Kimbeerly menoleh dan melihat Alexander yang kini berdiri tepat di belakangnya. Ia mengangguk dan kembali menatap layar komputernya. Alexander mengambil kursi lain dan ikut duduk di samping Kimbeerly, melihat detail data yang ada di dalam computer lalu mengangguk mengerti dan mengambil kertas kosong lain. Menuliskan sesuatu dengan cepat dan sesekali melihat berkas yang berantakan untuk melihat juga data yang ada.Kimbeerly menoleh pada Alexander yang kini ikut sibuk dengan kegiatannya. “Kau sedang apa?”“Sedikit membantumu agar lebih cepat selesai,” jawab Alexander tanpa melihat Kimbeerly sebab fokus dengan tulisannya.Kimbeerly mendekatkan wajahnya untuk melihat apa yang ditulis oleh Alexa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Balas Dendam Dalam Cinta    62. Bertemu Dengan Pria Itu Lagi

    Valerie terus saja merengek karena mainan yang ia inginkan tidak dibelikan oleh ibunya. Tangisannya keluar dengan suara keras yang membuat semua orang kini menatap ke arah mereka dengan tatapan penasaran sekaligus kasihan.“Valerie mengertilah. Ibu tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli mainan itu. Kita akan membelinya lain kalu oke? Berhenti menangis dan jangan membuat ibu malu di depan semua orang.” Velean berusaha membuat Valerie paham dengan keadaan mereka saat ini tetapi anak itu justru semakin kencang mengeluarkan tangisannya.Velena berjongkok, menatap Valerie yang terus menangis dengan mata terpejam. Ia menghembuskan napas pelan dan mengusap lengan Valerie. “Valerie … ibu mohon jangan seperti ini. Dimana anak ibu yang tidak pernah cengeng hanya karena masalah sepele, huh? Lihat … semua orang menatapmu dan ibu merasa malu. Ibu berjanji akan membelikannya untukmu tetapi tidak sekarang.”Valerie menggeleng kuat dan bersikeras tetap menginginkan mainan yang sudah lama ia ida

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23

Bab terbaru

  • Balas Dendam Dalam Cinta    114. Akhir Kisah Kita

    Dua tahun telah berlalu begitu cepat. Usia yang sebelumnya muda semakin bertambah tua dan bayi yang bari saja lahir kini sudah pandai bicara dengan kakinya yang mulai berjalan tertatih sebab belum benar-benar bisa mengendalikannya. Kejadian demi kejadian terus berganti dan tawa serta tangis juga mengimbangi. Semua telah dilalui dengan suka dan duka yang bergantian. Menerjang orang-orang dan menyadarkan bahwa waktu memang secepat itu berlalu serta meninggalkan kenangan tiada akhir.Hari ini, di tempat yang amat sejuk serta terpaan angin menyapa dengan lembut pada dua keluarga yang sedang melakukan camping. Suasan ramai dengan tawa yang terdengar menandakan bagaimana mereka merasakan kebahagiaan saat ini dan melupakan semua kejadian yang terjadi sebelumnya. semua orang tersenyum, saling bercanda dan keempat anak yang bermain dibagian berbeda dengan keempat orang dewasa. Ya … mereka adalah keluarga Alexander dan Velena. Dua keluarga dengan kehidupan berbeda yang menyatu menjalin hubungan

  • Balas Dendam Dalam Cinta    113. Bukan Akhir

    Keadaan Valerie semakin membaik dan anak itu yang mulai mengingat dengan perlahan setelah lima bulan lamanya mengalami amnesia sejak kecelakaan. Begitu juga dengan Johaan, pria itu sudah kembali dengan rutinitas pekerjaannya dan kabar yang menggembirakan datang dari Velena yang hamil dua bulan saat ini. Tentu saja ini dijalani tidak mudah. Banyak kesedihan dan juga kebahagiaan yang tercampur menjadi satu dan itu semua juga mendapatkan banyak banyuan dari Alexander serta Kimbeerly yang merawat mereka dengan baik.“Gabriel letakkan mainanmu. Panggilkan ibumu untuk Arthur.”Gabriel segera beranjak atas perintah ayahnya yang duduk di sofa dengan dirinya yang bermain di lantai. Ia pergi ke kamar untuk melihat Arthur dan memanggil ibunya untuk segera datang. Bayi Arthur kini semakin tumbuh sehat dengan tubuh berisi nan juga terlihat semakin tampan. Tidak berbeda dengan Gabriel dulu, Arthur begitu mempesona bagi mata siapa saja yang melihatnya.“Awh … kau sangat menjijikkan, Arthur. Harusnya

  • Balas Dendam Dalam Cinta    112. Keadaan Edward

    Berada dipenjara sejak dirinya dinyatakan bersalah atas semua tuduhan dengan bukti yang ada, kini kehidupan Edward begitu menyedihkan berada disel tahanan. Pria itu hampir tidak pernah tidak depresi satu hari saja sebab pikirannya yang terlalu ricuh memikirkan cara agar dirinya tidak disalahkan. Gangguan otaknya sungguh menyita perhatiannya dengan tubuhnya yang perlahan semakin mengurus karena ia yang juga tidak mau makan dengan baik. Tidak ada yang menjenguk atau bahkan menanyakan kabarnya selama berada disel tahanan dan hal itu semakin memperjelas Edward bahwa Kimbeerly satu-satunya keluarga yang ia miliki benar-benar memutuskan hubungan keluarga dengannya.Seperti saat ini, Edward sesekali akan berteriak histeris dengan depresi yang ia alami. Ia bahkan dipindahkan ke sel tahanan khusus sebab dengan depresi yang ia alami membuat tahanan yang lain merasa terganggu dan hal itu malah membuat Edward babak belur karena dipukuli oleh tahanan yang lain. Hal itu juga telah diminta jauh sebe

  • Balas Dendam Dalam Cinta    111. Rutinitas Semula

    Bolak-balik datang dan pergi antara rumah Velena, rumah sendiri dan kantor yang dilakukan Alexander selama beberapa hari ini membuat pria itu terlihat amat lelah. Kimbeerly bahkan harus menyiapkan vitamin tambahan untuk Alexander sebab tidak mau pria itu tiba-tiba jatuh sakit akibat kelelahan. Arthur juga perlahan pulih setelah tiga hari lamanya masih demam meski suhunya tidak setinggi hari pertama.“Kau tidak pergi bekerja?” tanya Kimbeerly yang baru kembali dari lantai bawah dan berpikir Alexander sudah siap lalu akan segera pergi, tetapi yang ia lihat saat ini justru hal sebaliknya. dimana Alexander justru sedang rebahan dengan Arthur yang berada di samping tubuh pria itu.“Aku mengambil cutie dua hari.”Kimbeerly mendekat dan menaruh susu dan vitamin berbentuk pill itu di atas nakas. “Kau merasa tak enak badan? Kita bisa ke dokter.”Kimbeerly mencoba memegang kening Alexander, tetapi pria itu segera menggeleng dan menampakkan senyuman. “Aku tidak mau melihatmu sakit, Al. Jadi kata

  • Balas Dendam Dalam Cinta    110. Merawat Arthur

    Sejak kepulangan Alexander dan Kimbeerly dari rumah Velena, kini berganti dengan mereka yang harus merawat Arthur yang mengalami demam tinggi. Apalagi Alexander juga harus bolak-balik dari rumah ke kantor lalu kembali ke rumah Velena untuk memastikan semuanya. Hal itu membuat tubuh Alexander benar-benar lelah dan ia juga tidak dapat berkeluh kesah sebab semua tanggungjawab ada padanya. Bagaimanapun ia harus menghandle semuanya sebaik mungkin dan tidak memiliki kesalahan.“Apakah masih panas?” tanya Alexander pada Kimbeerly lewat telepon video yang mereka lakukan saat ini.“Masih. Suhunya semakin panas.”“Aku akan segera kembali,” ujar Alexander kemudian memutuskan telepon video mereka. Ia juga bisa mendengar sendiri bahwa Arthur masih terus menangis di sana.Alexander menghembuskan napas pelan. Ia kini berada disebuah apotek untuk membelikan vitamin bayi dan beberapa asupan susu untuk Arthur. Meski telah diperiksa oleh dokter, tetapi suhu tubuh Arthur belum juga menurun dan anak itu y

  • Balas Dendam Dalam Cinta    109. Kembali Ke Rumah

    Hari ini Velena, Johann serta Valerie sudah diperbolehkan pulang setelah beberapa hari menerima menanganan baik di rumah sakit. Alexander juga turut andil dalam hal ini untuk menjemput mereka dan kembali ke rumah, ditemani dengan Kimbeerly yang memang sudah pulang lebih dahulu setelah persalinan. Hanya Alexander dan Kimbeerly, sebab Gabriel dan Arthur tetap di rumah dan Alexander sudah menyewa orang untuk menjaga mereka sampai Alexander dan Kimbeerly kembali.“Terimakasih sudah mau kami repotkan, Alexander. Aku minta maaf karena malah membuatmu bolak-balik rumah sakit menjaga kami sekaligus Kimbeerly. Kau pasti lelah.”Alexander tersenyum tipis mendengar Johann yang berujar. Mereka sudah berada di mobil menuju ke rumah dengan Valerie yang terus berada dipangkuan Velena sebab hanya Velena dan Alexander yang diingat oleh anak itu.“Jangan seperti orang lain, Johann. Kami keluarga dan bantuan seperti ini seharusnya memang ada. Lain kali, jangan sungkan jika memang butuh bantuan. Aku akan

  • Balas Dendam Dalam Cinta    108. Kesedihan Tiada Akhir

    Alexander menghentikan dorongan kursi rodanya begitu sampai di depan sebuah ruangan operasi Johann yang tertutup rapat. Velena diam ditempat dengan sorot mata menatap pintu ruangan tersebut. Harapannya untuk terus merasakan kebahagiaan pupus begitu melihat kenyataan bahwa dua orang yang ia cintai bahkan belum bisa ia temui. Dua orang yang menjadi sumber kekuatannya justru sedang menagalami masa kritis dan harus mendapatkan penanganan lebih banyak untuk bertahan hidup. Ini menyakitkan tetapi mau tak mau Velena harus menerimanya.Velena menoleh, menatap Alexander yang berada di sampingnya, seakan menunggu permintaan apalagi yang akan Velena katakan.“Katakan saja,” ujar Alexander yang mengetahui bahwa Velena tidak berani mengatakan apa yang ia inginkan.Wanita itu terdiam dan kembali menatap perut ratanya. “Aku tidak siap mengatakan semua ini kepada mereka.”Alexander mengusap puncak kepala Velena dan mengangguk mengerti. “Aku yang akan mengatakan pada mereka.”Velena menatap Alexander

  • Balas Dendam Dalam Cinta    107. Keguguran

    Velena mendapatkan ruang inap lebih dahulu sebelum Valerie dan Johann yang masih ditangani oleh dokter. Alexander segera menemani sepupunya itu setelah ia berhasil menenangkan diri dan memberitahukan kabar kepada semua orang. Kelurga Johann akan segera datang dan Kimbeerly yang terus meminta maaf karena tidak bisa datang sekaligus karena itu permintaan Kimbeerly agar Velena dan keluarga datang menjenguknya.“Al … kenapa perutku seperti ini?” tanya Velena yang baru sadar dan melihat perutnya yang kembali rata.Alexander mendekat dan menatap sedih melihat keadaan Velena saat ini. Sepupunya itu terlihat jelas sedang kebingungan tetapi Alexander bahkan tidak tega mengatakan kebenarannya kepada wanita itu. Itu terlalu menyakitkan untuk diberikan sebagai jawaban untuk Velena yang begitu menginginkan seorang anak setelah Valerie.Velena menatap Alexander yang tidak kunjung menjawab pertanyaannya dan malah diam saja dengan mengalihkan pandangan. “Al … katakan sesuatu padaku. Kenapa perutku se

  • Balas Dendam Dalam Cinta    106. Keadaan Buruk

    kecelakaan yang terjadi kepada Johann, Velena serta Valerie membuat Alexander tidak bisa berhenti berpikir. Ketiga orang itu sedang dirawat di rumah sakit terdekat dengan tempat kecelakaan dan sekarang Alexander tengah menunggu dokter keluar dari ruangan setelah beberapa saat masuk untuk memeriksa keadaan mereka. Alexander terus mencoba berpikir baik tetapi setelah melihat keadaan ketiga orang itu membuatnya tidak bisa berpikir dengan tenang.Velena mengalami pendarahan dengan beberapa bagian tubuhnya terluka karena kaca mobil yang pecah, Johann memuntahkan banyak darah sebab bagian dadanya yang berpental bagian setir dengan amat keras dan membuatnya terus terbatuk dan tidak bisa bersuara dengan jelas, terakhir adalah Valerie yang mendapatkan beberapa luka dan tidak sadarkan diri setelah kepalanya terantuk bagian kursi depan. Melihat semua keadaan buruk ketiga orang itu tentu saja membuat harapan Alexander semakin rendah.Alexander tidak bisa tenang. Ia berdiri dan melangkah ke sana k

DMCA.com Protection Status