Share

BAB 20 [REVISI]

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-28 09:07:42
Mendengar ucapan lemah Amara, Selena dan Ibunya saling pandang. Lalu mertua wanita itu segera mengalihkan topik, berbicara semua hal. Sedangkan Alex diperintah Selena untuk mengajak Kean pergi ke minimarket untuk membeli bahan makanan.

"Eh iya, Mama baru sadar. Kok kamu masih manggil Mama, Tante sih," gerutu Selena.

Wanita itu mempautkan bibirnya membuat sang menantu merasa bersalah.

"Eh, maaf Mah. Mara masih belum terbiasa," ungkap sang menantu.

Dia menggaruk kepala yang tidak gatal, melihat hal itu Oma Ica segera menegur.

"Udahlah, Selena. Jangan gitu segitunya juga, biar dia pelan-pelan mencerna semua kejadian yang masuk dalam kehidupannya. Karena ini semua terlalu mendadak."

Selena akhirnya menganggukan kepala pasrah, lalu kala memandang sang menantu. Dia teringat akan sesuatu.

"Oh iya, Mama tadi pas mau otw ke sini, mesen sesuatu di aplikasi belanja. Nanti kalau ada paket datang atas nama kamu terima aja. Hadiah dari Mama, awas aja kalau gak di pake," seru Selena.

Amara men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 21 [REVISI]

    Amara menatap sebuah lingerie merah yang berada di genggamannya, matanya berkedip-kedip tak percaya. Pipinya memanas, membayangkan bagaimana reaksi suaminya jika dia mengenakan pakaian dalam tersebut. Namun, pikiran itu segera dia tepis, mengingat kenyataan bahwa mereka tidur dengan sekat bantal di antara mereka."Mama ini, ngapain coba beli lingerie banyak banget. Aku aja sama Tuan tidur dihalangi bantal," gumam Amara. Dia segera memasukan lima lingerie berbeda model dan warna ke dalam lemari. "Hah ... aku buat bolu aja deh. Enak buat temen ngopi," gumam Amara. Dia segera melangkah keluar dari kamar dan bergegas menuju dapur untuk melakukan kegiatan mengadon lalu mengukus. Amara melakukan pekerjaan rumah tangga karena Kean memecat pembantu paruh waktu. Ya dulu lelaki itu memakai jasa pembantu, tetapi sejak dia menikah. Lelaki tersebut segera memberhentikan dengan alasan sudah ada Amara disini. Jadi gak perlu mengeluarkan uang untuk membayar pelayan. Jahat bukan? Tapi Amara tetap b

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29
  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 22 [REVISI]

    "Hehee ... maaf, kalian udah selesai masak belum," lontar Oma Ica. Mendengar pertanyaan itu Mawar mengiyakan sedangkan Amara hanya mengangguk kepala. "Udah, Oma."Oma Ica melirik hidangan yang berada di meja makan lalu kembali menatap mereka. "Baguslah kalau gitu, semua udah pada lapar. Oh iya, kalian mandi gih! Bau bawang tau," ujar perempuan paruh baya itu. Mereka segera mengiyakan perintah wanita itu baya itu lalu Oma Ica segera melangkah pergi. Sedangkan Mawar mencium pakaiannya yang memang tercium bau bawang. "Ihh ... bener kata Oma, kita bau banget," celetuk Mawar. Wanita itu mencium pakaiannya, sedangkan Selena hanya mengelengkan kepala melihat tingkah perempuan tersebut."Sekarang kita cus mandi, nanti kamu War Mbak kasih baju, soalnya Mbak juga pas ke sini baru selesai shopping," lontar Selena. Mawar langsung bersorak senang, sedangkan Selena tanpa aba-aba segera menarik lengan perempuan tersebut. "Kamu belum selesai, Mara? Kalau gitu kami pergi duluan ya," ujar Selena

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29
  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 23 [REVISI]

    Mawar, dengan nada tegas memerintahkan supirnya untuk mengantarkan mereka ke perusahaan Kean. Wajah wanita itu memerah menahan amarah, sedangkan Amara kini tengah gelisah. Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh, satu jam empat puluh lima menit mereka tempuh. Kini lelaki yang melajukan kendaraan memarkirkan kendaraan roda empat tersebut. Mata istri Kean ini melebar, ia sangat syok melihat perusahaan yang dipimpin oleh sang suami. Gedung yang dilihat sangat menjulang tinggi dan sangat luas. Bangunan dihadapan Amara begitu megah dan mewah. Mencerminkan keberhasilan, kekuatan kantor Kean. Beruntung dia memakai pakaian yang dibelikan sang mertua, jadi tidak akan mempermalukan cucu Oma Ica. Tetapi keberanian menciut kala melihat beberapa orang keluar dari sana dengan pakaian sangat cantik, pas dengan status mereka. "Tan, Tante aja deh yang ke sana." Mendengar perkataan Amara, Mawar langsung menoleh. Ia mengerutkan kening menatap perempuan di sampingnya ini. "Kenapa Mara? Ini'kan kantor

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29
  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 24 [REVISI]

    Amara dan Tantenya hanya menoleh sebentar melirik ke belakang. Fadli dan mantan istri saling beradu pandang, wanita yang kini menjadi pasangan Kean itu segera membuang muka. Lalu melangkah mendekati Mawar yang tengah memilih pakaian, perempuan ini berbisik pada pasangan sang keponakan. "Mara! Belilah pakaian yang kamu suka, gak perlu lihat-lihat harga. Ambil aja yang banyak, buktiin ke mereka kalau kita kaya," tutur Mawar. Amara langsung menggelengkan kepala, mendapati gelengan istri keponakannya, ia memandang gemas perempuan tersebut."Enggak ah ... Tan. nanti kaau Tuan marah gimana," tolak Amar pelan. Mawar sangat gems mendapati jawaban Amara, ia ingiin sekali merauk wajah istri keponakannya.''"Kamu tenang aja, kalau cuma beli baju doang uang keponakanku gak bakal habis ini, bahkan dia bisa membeli mall ini dan isinya, jadi turutin ucapan Tante," tutur Mawar gemas.Ucapan tegas Tantenya yang terdengar tak mau dibantah, ia memilih mengangguk lemah membuat Mawar tersenyum senang.M

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 25 [REVISI]

    Kepala Amara langsung menunduk kala mendengar ucapan sinis sang suami. Riak perempuan tersebut menampilkan kesedihan mendapati perkataan begitu dari bibir suaminya."Aku istrimu, Tuan," kata Amara lemah.Lelaki itu tersenyum sinis mendengar perkataan wanita yang berada di hadapannya. Tatapan menusuk langsung ia lemparkan pada sang istri, tangan Kean terulur memegang dagu perempuan yang ia nikahi hasil pilihan Oma Ica."Cuma istri diatas kertas! udahlah, kamu gak perlu urusin urusanku, pergi sana jangan ganggu," ketus lelaki tersebut.Setelah berkata demikian, Kean melangkahkan kaki menuju bilik mandi dan meraih handuk. Meninggalkan Amara yang mematung, wanita itu menghela napas lalu lekas menyiapkan pakaian untuk sang suami. Selesai melakukan hal tersebut, dia pergi ke dapur buat menyeduhkan kopi. Karena setiap pulang kerja pasti lelaki tersebut meminta secangkir minuman yang berbahan serbuk ini. Perempuan yang ikut dengan Kean berteriak meminta sesuatu kala melihat Amara. "Heh, kamu!

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 26 [REVISI]

    "Cepat bersiap! Aku udah gak tahan kalau nunggu kamu masak, ayo kita pergi makan diluar," seru Kean. Kean langsung pergi setelah berucap demikian, sedangkan Amara mengerjapkan mata mencerna perkataan sang suami. "Cepatlah! Kenapa kamu diam aja. Dasar lemot, aku tunggu sepuluh menit nanti kalau telat aku tinggal. Dan jangan berharap hari ini kamu bisa makan!" ancam Kean.Mata Amara membeliak mendengar ucapan Kean, wanita itu langsung berlari ke kamar untuk mengganti pakaian. Setelah selesai ia lekas meraih tas selempang dan berlari menuju mobil yang sudah terdengar suara mesin. Melihat sang istri yang berlari mendekat, Kean melirik dengan pandangan sinis dan kala di hadapannya mendengkus kesal. Lelaki itu memperlihatkan jam yang ditampilkan layar handphone pada Amara. "Lihat! Kamu telat satu menit," kata lelaki itu.Amara sudah tak tahan dan tanpa sadar mendengkus geram lalu menghentakan kaki. "Ayolah, Tuan! Cuma satu menit doang lho," kata Amara dengan nada kesal. Mendapati sang i

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 27 [REVISI]

    Bagai mendengar musik yang sangat keras dan di dekatkan ketelinga membuat kuping berdengung. Ucapan sang suami sangat tajam, walau dengan suara biasa saja seperti pisau yang menusuk berkali-kali, sakit tetapi tak berdarah. Dengan wajah lemah wanita tersebut mengangguk dan melangkah menuju bilik mandi. Entah kenapa kesenangan nampak di wajah lelaki itu melihat ekpresi sang istri. Ia mengembalikan riak muka seperti semula lalu lekas membuka pintu kala mendengar ketukan. Mata lelaki seperti cuaca di kutub utara sangat dingin membuat yang menatap mengigil. "Sir, ini pakaian yang anda pinta," kata wanita di hadapan lelaki itu. Dia menundukan kepala kala menyodorkan paper bag pada Kean. Bahkan kalau tidak ditahan tubuhnya seperti mengigil kedinginan dan lutut terasa lemas kala mendapati tatapan pria tersebut. "Pergilah!" Suami Amara ini segera mengusir wanita tersebut kala mengambil paper bag yang disodorkan sang pegawai. Perempuan ini lekas menyingkir dari hadapan Kean dan lelaki itu l

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 28 [REVISI]

    Mendapati sang istri yang hendak mengeluarkan suara, Kean langsung menyela membuat Amara bungkam kembali. "Udahlah, sana kamu mandi!"Setelah berkata demikian, lelaki itu langsung melangkah keluar dari kamar. Sebelum Kean pergi terlalu jauh, Amara segera mengeluarkan suara."Maafin aku, Tuan."Kean hanya melirik sekilas lalu kembali berjalan keluar tanpa membalas ucapan sang istri. Amara memandang sedih kepergian lelaki yang beberapa hari lalu menikahinya. Tidak terasa waktu kini menunjuk jam tujuh malam, Kean masih terus diam seribu bahasa. Membuat Amara semakin merasa bersalah, keduanya kini berada di dalam kamar. Kala mendengar pintu di ketuk, lelaki ini segera membuka dan memandang datar orang yang menunduk hormat dan membawa hidangan. "Makan malam sudah siap, Sir." Lelaki itu hanya mengangguk kala sang pelayan mengeluarkan suara. Lalu ia segera menyingkir agar orang yang membawa hidangan ini menaruh makanan di atas meja. Memilih lekas pergi selesai melakukan pekerjaan karena t

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31

Bab terbaru

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 53 TAMAT [REVISI]

    Arum mendorong Fadli ke kamar lelaki itu, sedangkan sang anak langsung tertawa. "Ibu, nanti jangan lupa kasih Fadli, adik ya," kelakar lelaki tersebut. Wanita itu langsung mendaratkan cubitan pada anaknya. "Kamu ...!" Setelah berkata demikian wanita itu memilih pergi meninggalkan putranya. Dari pada meladeni perkataan pria tersebut, malah semakin membuat pipi memerah karena malu. "Aku pengen kamu selalu bahagia." Fadli berkata demikian saat memandang punggung Ibunya yang mulai menghilang. ***Waktu terus berjalan, tidak terasa tiga bulan telah dilalui. Arfa telah pensiun dan digantikan oleh sang putra. Lelaki yang berstatus duda ini sangat cekatan dalam mengurus perusahaan milik Ayahnya. Fadli mengembuskan npas panjang saat merasakan penuh kepuasan laly mendudukan bokong ke kursi kebesaran. "Akhirnya semua udah beres, udah terkendal." Lelaki itu bermonolog, rasa syukur yang sangat dalam. Fadli memejamkan mata kala kepala bersandar. "Kangen iu sama Manda, udah seminggu sibuk d

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 52 [REVISI]

    Dia segera mendekati Arum lalu memegang kedua pipi wanita itu. Air mata berjatuhkan, lalu Ibu Fadli menundukan kepala. "Apa kamu beneran Mas Arfa? Aku gak lagi mimpi kan," lontar Arum pelan. Arfa segera membuat Arum menatapnya, dia menggelengkan kepala. "Iya, Rum. Ini Mas, ternyata ini beneran kamu, aku selalu cari kamu lho selama ini." Pria tersebut segera menarik Arum dalam dekapannya, suara sesegukan terdengar. Nesa paham situasi sekarang, ia segera mengajak Ayah mertua dan Ibu Fadli untuk mengikuti dia.Kedua makhluk yang baru saling bertemu itu saling bertautan tangan, Nesa mengajak mereka ke ruangan. Segera menyiapkan minuman untuk mereka."Di mana anakku, Mas?" tanya wanita itu. Arum bertanya setelah Nesa pergi dari ruangan ini. Arfa langsung diam, lalu menundukan kepala. "Dia udah berada di sisi Allah, Rum. Dia juga udh punya seorang putri yang cantik, Nesa, istri almarhum anaj kita," jelas Arfa. Arum menangis mendapati tidak akan pernah lagi bertemu anak pertamanya. Ar

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 51 [REVISI]

    Kean memandang wanita yang melahirkannya sebentar lalu memalingkan wajah. Sedangkan Oma Ica segera mendekati sang putri dan mendekap agar Selena tenang. "Maaf jadi buat kalian panik, kalian mau nginep di sini? Kami juga mau nginep soalnya. Enak kan kalau rame-rame gini, sambil jagain Amara, lontar Oma Ica. Mendengar tawaran Oma Ica, mereka saling menatap sedangkan Kean hanya fokus menatap istrinya. Tangan lelaki itu terus menggenggam jemari Amara, Amanda langsung menganggukan kepala membuat Ibu Selena hanya tersenyum melihat gadis kecil ini. "Kamu udah besar ya, Manda. Sini sama Oma gendong," seru wanita itu. Dia segera menganggukan kepala lalu meminta sang Bunda agar menurunkannya. Kini Amanda beralih ke gendongan wanita tersebut. "Manda mau nginep gak? Bantu nemenin Tante Ara." Amanda langsung menganggukan kepala dan mengiyakan ucapan Oma Ica. Gadis kecil itu segera menatap Nesa yang dibalas anggukan sang Ibu, lalu tatapan Amanda beralih ke Arum dan Fadli. "Ayah ... Manda pen

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 50 [REVISI]

    Mantan suami Amara ini telah ditangani oleh dokter pribadi keluarga Kean. Pria tersebut masih terbaring lemah di atas ranjang, netranya masih tertutup rapat. Padahal dua jam telah berlalu, Amanda memandang cemas lelaki yang dipanggil Ayah. Air mata bercucuran, karena tidak bisa melakukan apapun untuk Fadli, dia memegang lengan pria tersebut. "Ayah ... ayo dong bangun! Jangan buat Manda takut, Manda minta maaf gara-gara ninggalin Ayah." Isakan terdengar sangat memilukan, ia bahkan mendaratkan bibir berkali-kali ke punggung tangan lelaki itu. Nesa, melihat keadaan sang anak, ia segera merengkuh tubuh kecil putrinya. Menepuk-nepuk berusaha menenangkan, saat Amanda sudah tidak menangis, dia langsung membenamkan wajah di dada perempuan yang melahirkannya. Sementara itu, Fadli mulai menunjukkan tanda kesadaran. Dia menggerakan jari, tetapi mata masih tertutup rapat. "Aku kenapa," ucapnya lemah. Mendengar suara sang anak, Arum langsung mengusap kening Fadli dan mendorong rambut agar tida

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 49 [REVISI]

    Suami Amara ini segera menerima semua hadiah dari Nesa, lalu meminta sang pembantu untuk lekas menyimpan di setumpuk kado. Tatapan tak senang masih terpancar di manik mata pria tersebut. Dan ia mengerutkan kening kLa melihat Fadli yang di pegangi Arum, bahkan tangan satu memegang tongkat. "Kenapa lo bawa mereka sih," ketus lelaki itu. Nesa mengangkat sebelas alis dengan ucapan ketus sang teman. Ia memandang suami Amara dengan tatapan keheranan. "Emangnya ada masalah? Mereka cuma mau liat jenguk Ara sama anaknya lho ...." Jawaban Nesa mendapatkan dengkusan dari lelaki itu. "Bener ternyata, ternyata lo kenal sama mereka," ucap suami Amara. "Nih gue kasih tau, gue gak suka liat mereka tau gak!" Kean sama sekali tidak menyembunyikan rasa bencinya, membuat Arum meremas tangan anaknya. Sedangkan Fadli menelan ludah, ia memang tidak bisa melihat riak marah suami Amara ini. Tetapi mendengar suara dan hawa di ruangan tersebut membuat Fadli seperti kesulitan bernapas. "Maafin saya, Bos.

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 48 [REVISI]

    Beberapa bulan berlalu, Fadli telah terbiasa dengan keadaannya. Ia bahkan hafal setiap sudut kediaman Arum dan Nesa. Ia menjual rumah tempat dulu ia tinggali bersama Amara. Agar tidak terus larut dapat penyesalan, karena menelantarkan wanita sebaik Amara. "Yah ...." Amanda segera berlari saat melihat Fadli berada di dekat pintu masuk, gadis kecil itu langsung menggenggam jemari pria tersebut. "Apa, Sayang ...," sahut lelaki itu. Tangan pria itu beralih memegang puncuk kepala gadis kecil tersebut, Amanda tersenyum lebar walau lelaki di hadapannya ini tidak melihat senyuman yang begitu manis. "Ayah ... Manda seneng banget akhirnya ketemu Ayah," ungkap Amanda. Gadis kecil itu membawa Fadli agar dia duduk di kursi yang ada si depan pintu, lalu dia duduk dipangkuan lelaki tersebut. "Om juga seneng, Manda," sahut Fadli. Dia mendekap dengan penuh kasih sayang anak Nesa, ia sudah sangat menyayangi gadis kecil itu. "Ayah ... kenapa gak ikut ke rumah Grandma dan Granpa? Padahal di sana

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 47 [REVISI]

    Siska langsung terdiam saat mendengar perkataan Nesa. Ia memilih pergi tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, menebalkan wajah saat meninggalkan tempat ini. "Untung aku tadi belum bawa ke kasir, kalau udah bisa malu banget," batin wanita tersebut. Dia hanya membawa uang senilai lima ratus ribu, ia kjra baju hanya seharga dua ratusan aja ternyata sebesar gaji sebulan. "Maaf, Nes. Buat keributan di butikmu," kata Arum. Nesa langsung memandang Arum saat wanita itu berkata demikian, memang ia yang menyuruh agar Ibu Fadli ini memanggil nama saja tanpa ada embel-embel. "Udahlah, Bu. Mendingan kita jenguk anakmu aja, soalnya Manda pengen ketemu." Arum langsung menganggukan kepala dan menceritakan jika putranya sudah dikasih tau siuman oleh pihak rumah sakit. Amanda segera meminta Bundanya lekas pergi sekarang. Kini mereka sampai di tempat dimana orang berobat, setelah membuka pintu anak Nesa ini mendaratkan pelukan di lengan Fadli membuat pria tersebut terkejut."Ayah ...." Suara Amanda

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 46 [REVISI]

    "Tuh udah dibolehin sama Grandma, sekarang ayo kita pergi ketemu Tante Ara dulu ya. Grandma juga di ajak kok, soalnya kita mau pergi ke butik dulu," jelas Nesa. Amanda mengangguk lalu tangannya terulur meminta digendong, Nesa segera menyambut hal tersebut. "Mereka sangat baik, padahal kami baru bertemu beberapa kali. Beda banget sama aku. Aku memandang orang dari statusnya, bahkan menghina Amara ...." ***Ibu Fadli menatap langit malam, karena sang putra masih berada di rumah sakit. Ia kini hanya sendiri di kediaman, biasanya dulu ia berbincang dengan lelaki yang dulu ia kandung selama sembilan bulan itu. Matanya terpejam mengingat kenangan peristiwa tadi, ternyata wanita yang menolong mereka, berjanjian bertemu dengan Amara.Dunia sangat sempit bukan? dia dipertemukan lagi dengan mantan istri anaknya, perempuan yang dulu ia hina kini malah hidup sangat enak. Kalau saja tau mungkin ia memilih tak ikut, karena diri sangat malu akibat Amara sangat beda memperlakukannya. Dikira akan me

  • Bahagia Usai Ditalak   BAB 45 [REVISI]

    Arum segera berlari mencari tempat untuk berteduh, mengingat di kantongnya ada uang. Wanita itu segera merogoh saku lalu memandangi benda yang lumayan basah. Isi dompet yang hanya ada tiga ratus lima puluh rupiah, hasil kerja keras di tempat yang tadi memecat. Ia memang selalu meminta digaji perhari, memandang guyuran hujan yang sekarang lumayan tidak derai segera menerobos karena ingin segera ke rumah sakit. "Aku harus buru-buru nyari kerjaan lagi, tapi di mana ya ...." Arum bergumam lalu segera memasuki uangnya lagi ke dompet dan segera ia taruh di kantong dan segera menerobos hujan. Seseorang mengeryitkan kening kala lalu segera memanggil wanita itu sangat mengenali wajah Ibu Fadli. "Bu ... sini! Cepat masuk mobil, diluar hujan lho," seru perempuan itu. Merasa familiar dengan suara wanita yang memanggilnya, Arum segera mendekat lalu mengeryitkan alis dan segera masuk setelah mengenali wajah Nesa. Lagian tubuhnya menggigil karena kedinginan. "Ini Grandma, pake handuk Manda aja,

DMCA.com Protection Status