Share

Tak Lagi Pura-pura

Penulis: Ummu Amay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-28 16:37:32

Pekerjaan yang banyak tidak membuat Danu melupakan pesan-pesan yang Selena kirimkan semalam. Setelah hampir setengah tahun ia mengubur kisah masa lalunya, sosok itu kembali hadir di saat Danu sudah mulai membuka lembaran baru di dalam kehidupannya.

Sepanjang malam Selena mencoba menghubungi, tapi tidak ada satu pun yang ia pedulikan sampai akhirnya Danu mematikan ponsel hingga ia bangun pagi.

'Dua puluh panggilan! Apa dia sengaja mau menerorku?' batin Danu yang kembali teringat dengan panggilan tak terjawab dari mantan istrinya itu.

'Aku salah, tapi kamu juga salah, Danu!'

'Seharusnya kamu tidak menceraikan aku.'

'Anak ini mungkin saja anakmu!'

'Apakah sekarang kamu sudah mulai berkelana dengan perempuan baru? Tidak akan aku biarkan!'

Danu benar-benar kehilangan konsentrasinya karena ulah Selena tersebut. Tak mau sakit kepalanya berkelanjutan, Danu akhirnya memilih untuk memblokir nomor Selena tersebut. Ia ubah pengaturan supaya tidak ada panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

K
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bahagia Setelah Dimadu   Hadirnya Gemuruh

    Nisa mematut wajahnya di depan cermin. Sudah lebih dari lima kali ia bolak balik di depan kaca besar yang memantulkan dirinya di sana. Beberapa kali juga ia berganti pakaian hanya demi terlihat sempurna saat makan malam nanti. Lebih tepatnya di depan keluarganya Danu. Danu benar kalau ibunya sudah dihubungi oleh orang tua Nisa mengenai undangan makan malam yang sepertinya memiliki arti. Sebab itulah Nisa melakukan persiapan yang sangat luar biasa agar penampilannya nanti tidak mengecewakan. Ah, mungkin bukan tidak mengecewakan bagi orang tua Danu atau Danu, tapi baginya sendiri yang tidak mau terlihat jelek di depan calon suaminya itu. Berbicara tentang calon suami, itu semua tak lepas karena perkataan Danu tadi siang saat keduanya berbicara di kantor. Danu yang tiba-tiba beranjak bangun setelah menanyakan satu hal sensitif, membuat Nisa sadar jika ada sesuatu pada diri Danu dahulu yang masih melekat padanya sekarang. Danu berdiri, lalu duduk di pegangan kursi setelah mendorong lem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Bahagia Setelah Dimadu   Rencana Lanjutan

    Acara makan malam berlangsung penuh kehangatan. Kedua keluarga seperti sudah sangat akrab hingga membuat acara malam itu berlalu dengan penuh tawa dan kegembiraan. Baik Danu dan Nisa sama-sama bisa melupakan debaran di hati mereka karena kedua orang tua mereka yang berbicara tanpa henti, membicarakan apa saja yang bisa membuat semuanya tertawa. Kedua sejoli itu tentu saja bersyukur karena kegugupan yang tiba-tiba melanda, seketika sirna. Satu hal yang membuat keduanya sadar, bahwa tidak ada pembahasan apapun yang berhubungan dengan acara pertunangan mereka. Danu mengirim pesan ke ponsel Nisa secara sembunyi-sembunyi —khawatir aksinya akan membuat heboh jika ketahuan. 'Sepertinya makan malam hari ini memang murni hanya makan saja.'Bunyi pesan Danu pada Nisa yang langsung gadis itu sadari. Sebelum membalas, Nisa memandang Danu dan tersenyum. 'Iya. Sepertinya begitu.' Nisa mengirim balasannya singkat. Danu kembali memeriksa ponselnya, lalu mengetik balasan pesan dari Nisa. 'Maa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bahagia Setelah Dimadu   Aku Akan Menikah Lagi

    "Lusa aku akan menikahi Selena!" Bak suara petir di siang bolong, kalimat yang Danu ucapkan membuat sang istri —Mita, terkejut setengah mati. "A-apa, Mas? Apa yang kamu katakan barusan?""Kamu mendengarnya, Mita. Tak perlu aku mengulanginya lagi bukan?" sinis Danu menatap wanita yang sudah ia nikahi selama hampir tiga tahun lamanya itu. "Tapi kenapa, Mas? Kenapa kamu tega melakukan ini padaku?""Mita, sejak setahun yang lalu kamu sudah tahu alasannya bukan. Kamu itu tidak bisa memberiku keturunan. Selain itu, Selena adalah kekasihku yang akhirnya aku putuskan karena aku harus menikah dengan kamu, yaitu wanita yang orang tuaku jodohkan karena hutang balas budi."Tak sanggup lagi Mita menahan air mata yang sejak tadi menggenang di pelupuk matanya. Danu, yang baru saja pulang dari kantor tiba-tiba mengatakan hal yang —sebenarnya— sering kali ia katakan belakangan ini. Menikahi Selena sudah lama Danu dengungkan di setiap kebersamaannya dengan sang istri bila sedang berada di rumah. Mi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Bahagia Setelah Dimadu   Curhat Sahabat

    Pukul delapan Danu turun dari kamarnya yang ada di lantai dua. Mita sendiri sudah selesai dengan pekerjaan rumahnya sejak ia mulai menyiapkan makanan untuk sarapan pagi. "Pagi ini aku akan pergi," ucap Danu setelah duduk di bangku ruang makan.Penampilannya memang tampak rapi dan selalu tampan. Tak bisa dipungkiri, wajah Danu sudah membuat Mita jatuh hati karenanya. "Kemana, Mas?"Lelaki itu sedikit menoleh, memandang istrinya. "Bertemu Selena untuk mengecek persiapan esok." Tanpa perasaan bersalah, Danu secara jujur bicara mengenai rencana pernikahannya dengan Selena yang akan digelar besok minggu. 'Ya Tuhan, kuatkanlah hamba!' batin Mita merespon jawaban suaminya itu. Laki-laki itu kini terlihat menyantap makanan yang istrinya sudah siapkan dalam suasana lapar dan kelahapan yang nyata terlihat. Tak ada suara yang keluar dari mulut keduanya. Suasana hening di ruangan itu hanya didominasi tangan-tangan yang beradu dengan peralatan makan di atas meja, baik milik Danu ataupun Mita

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Bahagia Setelah Dimadu   Penderitaan Dimulai

    Danu belum pulang ketika Mita kembali dari butiknya di waktu sore menjelang maghrib tiba. Padahal, wanita itu sengaja berlama-lama tinggal di butik demi menghindari pertemuan dengan suaminya yang pasti datang dengan wajah ceria sebab akan menggelar pernikahannya besok dengan Selena, mantan kekasihnya itu. Akhirnya Mita pun memilih untuk membersihkan diri. Setelah selesai, tidak sempat istirahat, ia langsung menyiapkan makan malam seperti biasanya.Wanita itu tahu meskipun Danu mampu membeli makanan di restoran, suaminya itu tetap akan pulang ke rumah untuk memakan masakan yang ia siapkan. Alhasil, meski rasa nyeri di hatinya masih begitu terasa demi mendengar keputusan sang suami yang akan menikah lagi, Mita tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dengan baik.Masakan sudah terhidang di atas meja ketika Danu pulang tepat di jam delapan malam. Mita baru saja selesai salat Isya ketika suaminya datang dengan ekspresi wajah yang sudah Mita tebak sebelumnya. Bahagia dan begitu c

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Bahagia Setelah Dimadu   Menuju Pernikahan

    Pagi-pagi sekali Danu sudah bangun. Tumben sekali biasanya Mita selesai dengan aktifitas-nya menyiapkan sarapan pagi, baru lelaki itu bangun. Itu pun setelah istrinya membangunkannya berkali-kali. "Apa sudah selesai?" tanya Danu sembari membawa koper plus penampilannya yang sudah sangat rapi.Kemeja koko berwarna putih yang dipadukan dengan celana coklat tua berbahan kain. Tampan seperti biasanya. Namun sayang, ketampanan lelaki itu kini hanya bisa Mita nikmati dengan cukup melihatnya saja, tanpa bisa ia sentuh apalagi memiliki hatinya. Pertanyaan 'sudah' yang Danu maksud, tentu saja mengenai sarapan pagi yang istrinya buat. Sebab yang Danu sadari, biasanya ia baru turun begitu Mita selesai. Tapi kali ini, ia sudah turun lebih awal, pastinya ia mesti bertanya apakah sudah bisa ia sarapan. "Sudah, Mas!" Mita menjawab cuek. Wanita itu seolah tak peduli dengan suasana hati suaminya yang terlihat sekali sumringah dan bahagia. Danu berjalan menuju kursi makan. Sebuah piring kosong suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Bahagia Setelah Dimadu   Kecelakaan

    Ruangan agak sempit yang tertutup rapat, menjadi pemandangan Mita pertama kali ketika membuka mata. Sebuah bilik berukuran satu setengah kali dua setengah meter dengan gorden berwarna biru muda tampak menutupi bilik. Bau karbol bercampur aroma desinfektan, mendominasi penciumannya saat ini. Ketika ia mencoba untuk bergerak mengangkat kepala, rasa sakit mendera dan menimbulkan efek sengatan listrik di keningnya. "Aw!" pekik Mita, yang urung bergerak bangun. Sedetik kemudian sosok laki-laki tampan dengan pakaian jas melekat di badannya yang sempurna, muncul dari balik bilik ruangan. "Anda sudah siuman?" tanya lelaki itu dengan wajah nyata khawatir. "Anda siapa? Dan kenapa saya ada di sini?" tanya Mita sembari menatap wajah tampan itu sedikit canggung. Berada di dalam sebuah bilik kecil —yang Mita yakini adalah sebuah rumah sakit, bersama seorang lelaki yang tidak ia kenal, pastinya membuat wanita itu bersikap serbasalah. Laki-laki itu pun melangkah maju dan mendekati Mita. Ekspres

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Bahagia Setelah Dimadu   Namanya Nina

    "Terima kasih!" Amar baru selesai mendaftarkan nama Mita ke bagian informasi dan pendaftaran untuk selanjutnya mengikuti pemeriksaan yang dokter sudah sarankan. Lelaki itu, sebelum kembali menuju bilik ruangan Mita, menyempatkan diri untuk menemui putrinya yang tengah bersama sang adik di kantin rumah sakit. Gadis kecil berusia lima tahun yang beberapa waktu lalu telah membuatnya panik dan khawatir, tampak duduk terdiam sembari menikmati makanan di depannya yang sepertinya tidak membuatnya tertarik. "Kenapa tidak dihabiskan?"Amar sudah berdiri di belakang sang putri ketika kemudian sikap terkejut bocah itu perlihatkan. "Ayah!" Bocah dengan rambut dikuncir kuda itu seketika beranjak, lalu memeluk Amar. "Ayah udah selesai? Apa Nina sudah boleh ketemu sama tante tadi?"Di tengah nada suara bocah perempuan itu yang terdengar sedikit bergetar, Amar sigap berjongkok demi menyejajarkan tinggi badannya dengan sang putri. "Nina sudah siap ketemu tante tadi? Enggak takut?"Bocah bernama

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Bahagia Setelah Dimadu   Rencana Lanjutan

    Acara makan malam berlangsung penuh kehangatan. Kedua keluarga seperti sudah sangat akrab hingga membuat acara malam itu berlalu dengan penuh tawa dan kegembiraan. Baik Danu dan Nisa sama-sama bisa melupakan debaran di hati mereka karena kedua orang tua mereka yang berbicara tanpa henti, membicarakan apa saja yang bisa membuat semuanya tertawa. Kedua sejoli itu tentu saja bersyukur karena kegugupan yang tiba-tiba melanda, seketika sirna. Satu hal yang membuat keduanya sadar, bahwa tidak ada pembahasan apapun yang berhubungan dengan acara pertunangan mereka. Danu mengirim pesan ke ponsel Nisa secara sembunyi-sembunyi —khawatir aksinya akan membuat heboh jika ketahuan. 'Sepertinya makan malam hari ini memang murni hanya makan saja.'Bunyi pesan Danu pada Nisa yang langsung gadis itu sadari. Sebelum membalas, Nisa memandang Danu dan tersenyum. 'Iya. Sepertinya begitu.' Nisa mengirim balasannya singkat. Danu kembali memeriksa ponselnya, lalu mengetik balasan pesan dari Nisa. 'Maa

  • Bahagia Setelah Dimadu   Hadirnya Gemuruh

    Nisa mematut wajahnya di depan cermin. Sudah lebih dari lima kali ia bolak balik di depan kaca besar yang memantulkan dirinya di sana. Beberapa kali juga ia berganti pakaian hanya demi terlihat sempurna saat makan malam nanti. Lebih tepatnya di depan keluarganya Danu. Danu benar kalau ibunya sudah dihubungi oleh orang tua Nisa mengenai undangan makan malam yang sepertinya memiliki arti. Sebab itulah Nisa melakukan persiapan yang sangat luar biasa agar penampilannya nanti tidak mengecewakan. Ah, mungkin bukan tidak mengecewakan bagi orang tua Danu atau Danu, tapi baginya sendiri yang tidak mau terlihat jelek di depan calon suaminya itu. Berbicara tentang calon suami, itu semua tak lepas karena perkataan Danu tadi siang saat keduanya berbicara di kantor. Danu yang tiba-tiba beranjak bangun setelah menanyakan satu hal sensitif, membuat Nisa sadar jika ada sesuatu pada diri Danu dahulu yang masih melekat padanya sekarang. Danu berdiri, lalu duduk di pegangan kursi setelah mendorong lem

  • Bahagia Setelah Dimadu   Tak Lagi Pura-pura

    Pekerjaan yang banyak tidak membuat Danu melupakan pesan-pesan yang Selena kirimkan semalam. Setelah hampir setengah tahun ia mengubur kisah masa lalunya, sosok itu kembali hadir di saat Danu sudah mulai membuka lembaran baru di dalam kehidupannya. Sepanjang malam Selena mencoba menghubungi, tapi tidak ada satu pun yang ia pedulikan sampai akhirnya Danu mematikan ponsel hingga ia bangun pagi. 'Dua puluh panggilan! Apa dia sengaja mau menerorku?' batin Danu yang kembali teringat dengan panggilan tak terjawab dari mantan istrinya itu. 'Aku salah, tapi kamu juga salah, Danu!''Seharusnya kamu tidak menceraikan aku.''Anak ini mungkin saja anakmu!''Apakah sekarang kamu sudah mulai berkelana dengan perempuan baru? Tidak akan aku biarkan!'Danu benar-benar kehilangan konsentrasinya karena ulah Selena tersebut. Tak mau sakit kepalanya berkelanjutan, Danu akhirnya memilih untuk memblokir nomor Selena tersebut. Ia ubah pengaturan supaya tidak ada panggilan dari nomor yang tidak dikenal. K

  • Bahagia Setelah Dimadu   Sosok Itu Kembali

    Danu sampai di rumahnya sebelum makan malam. Ibunya sudah stand by di dapur menemani pelayan yang sedang menyiapkan makanan. "Malam, Bu!" sapa Danu menyempatkan masuk ke dapur. "Eh, Nu. Malam. Baru pulang?" jawab sang ibu seraya mengulurkan tangan saat Danu menariknya. "Iya, Bu. Banyak banget kerjaan." Danu berkata seraya menghempaskan tubuhnya ke kursi di ruang makan. Danu melepas ikatan dasinya, lalu menggulung lengan kemejanya. "Ini apa, Bu?" tanya Danu saat matanya melihat bungkusan di atas meja. Sang ibu menoleh, lalu tersenyum. "Itu oleh-oleh dari Mita.""Oleh-oleh? Mereka memang udah pulang?" tanya Danu seraya membuka bungkusan tersebut, lalu mengambil sebungkus kecil kacang pistachio kesukaannya. "Udah kemarin. Tadi Ibu dan ayah mampir ke sana.""Ibu ke sana?" Danu menoleh sambil mengunyah kacang yang ia pegang. "Iya," kata ibunya Danu yang sudah menata makanan di meja makan. "Ayah yang ajakin. Bapaknya Mita kasih kabar pas ayah kirim pesan. Terus ayah langsung deh aj

  • Bahagia Setelah Dimadu   Curhat

    Nisa tengah menunggu seseorang di sebuah kafe. Pulang dari bekerja, ia sengaja menghubungi seseorang untuk berkonsultasi tentang masalahnya sekarang. Seorang perempuan datang, lalu menyalami Nisa —bahkan mencium pipi kanan dan kiri. "Maaf, ya, Mba Mita. Baru pulang umroh langsung aku ajak ketemuan.""Enggak apa-apa, Nisa. Santai saja."Seseorang yang Nisa ajak ketemuan ternyata Mita, mantan istri Danu. "Tapi, Mba 'kan butuh istirahat," sahutnya tak enak hati. "Iya, sih. Ya sudah, kalau gitu aku pulang lagi, ya?" Mita tampak meledek Nisa. "Ya-ya udah. Kalau Mba Mita mau pulang, enggak apa-apa kok!"Mita menghela napas panjang. "Kamu ini gimana sih! Tadi ngajak ketemuan, tapi sekarang malah ngusir," ucapnya seraya duduk tanpa diminta. "Eh, itu. Habis enggak enak, Mba." Nisa ikut duduk berhadapan dengan Mita. "Udah, enggak usah dipikirin. Aku belain datang, karena berpikir kalau ada hal penting yang mau kamu tanyain." Mita tersenyum menatap Nisa. "Tapi, harus penting, ya? Jangan

  • Bahagia Setelah Dimadu   Resah dan Gelisah

    Pekerjaan membuat Danu melupakan momen pertemuan Nisa dan Amar kemarin. Terlebih Nisa yang menjabat sebagai sekretaris-nya juga terlihat acuh dan bersikap biasa. Nisa mampu menguasai pekerjaannya dengan sangat baik dan cepat. Belum ada dua pekan pekerjaan yang ia kerjakan selalu berakhir sempurna. Hal itulah yang membuat Danu puas. Kekhawatiran akan sekretaris baru, seketika terlupakan dengan kinerja Nisa yang mumpuni. Siang saat seharusnya istirahat, Danu memilih untuk memesan makanan. Masih ada laporan yang belum ia selesaikan, membuatnya terpaksa makan di dalam ruangan. "Pesankan saja saya makanan dan minuman!"Nisa yang berdiri di depan Danu sekarang mengangguk paham. Kegiatan rutin yang ia lakukan di setiap jam istirahat, adalah menanyakan kebutuhan makan siang untuk Danu, manajernya. "Baik, Pak. Bapak mau pesan makanan dan minuman apa?"Danu berpikir sejenak. Beberapa detik ia berpikir, lalu menjawab."Sop buntut aja, sama nasi putihnya jangan lupa. Minumannya es jeruk saja.

  • Bahagia Setelah Dimadu   Sebuah Pertemuan

    Danu akhirnya kembali bertemu dengan orang tua yang pernah ia buat kecewa. Perasaan yang sejak tadi tak tenang karena khawatir akan membuat suasana tak nyaman, berubah seratus delapan puluh derajat kala orang tua itu tersenyum dan memeluknya. "Apa kabar, Nu?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah ibunya Mita. Seketika Danu menangis dan memeluk wanita paruh baya itu lagi dengan perasaan yang tak bisa digambarkan. Terlebih saat lelaki tua di sebelahnya menepuk punggungnya lembut. "Aku belum sempat meminta maaf kepada Ibu dan Bapak secara langsung. Hukumlah aku, Bu, Pak, karena tidak punya nyali untuk menghampiri kalian dan meminta maaf atas kesalahanku kepada Mita.""Sudahlah. Yang lalu biarlah berlalu. Tuhan sudah memberikan teguran atas kesalahanmu itu. Sekarang Mita sudah hidup baik dengan Amar. Ibu dan Bapak do'akan semoga kamu juga segera bisa melewati dan melupakan semua masalah yang ada." Ibu Mita menatap Danu dan tersenyum, membuat mantan menantunya itu kembali memeluk pe

  • Bahagia Setelah Dimadu   Menegur

    "Seharusnya kamu jangan bicara begitu sama ibumu." Danu mencoba menegur Nisa saat mereka sedang menikmati sarapan pagi di salah satu restoran yang tak jauh dari rumah gadis itu. Danu sengaja mengajak gadis itu mampir sebentar, sebab perutnya yang tiba-tiba keroncongan. Ia tak mau pada saat rapat nanti tidak fokus karena lapar. Beruntung Nisa mau. Karena kalau tidak, mungkin Danu akan membiarkan gadis itu turun dan melanjutkan perjalanan ke kantor dengan naik taksi. Mendapat teguran dari Danu, Nisa merasa jika lelaki di depannya tengah menunjukkan rasa perhatiannya sebagai seorang kekasih. "Memang apa yang salah sama ucapanku, Mas?" Sepertinya Nisa tidak lupa dengan panggilan 'mas' yang ayahnya sarankan. Gadis itu selalu memanggil Danu demikian ketika sedang berduaan. Mulai memahami sifat Nisa yang iseng, membuat Danu terbiasa. Sehingga ia tak lagi kaget saat panggilan yang terkesan akrab itu diucapkan. "Bagaimana pun kita tidak setuju atau tidak suka dengan apa yang orang tua ki

  • Bahagia Setelah Dimadu   Kerja Sama Dua Ibu

    Sepanjang malam Danu tidak bisa tidur setelah kembali dari mengantar Nisa pulang. Obrolan dengan gadis itu masih terngiang di benaknya. "Aku memang sudah lost contact dengan Mas Amar sejak dia menikah."'Dia bilang cuma mengidolakannya, tapi kenapa ia memutuskan untuk tidak pernah menghubunginya lagi?' batin Danu bertanya. 'Mungkinkah kalau sebenarnya Nisa mencintai Mas Amar?' tanya Danu dalam hati. Hatinya tiba-tiba gelisah memikirkan ucapan gadis itu. Memikirkan apa yang Nisa katakan, Danu jadi teringat dengan pertanyaannya mengenai apakah Nisa mengenal Amar atau tidak. Saat itu Nisa tidak langsung mengakui. Meski Danu memberinya clue, tetap saja Nisa tidak ingat. Baru setelah disodorkan sebuah poto —itupun setelah beberapa detik mengamati, Nisa bisa mengenali. "Apakah selama ini ia memang telah melupakan sosok Mas Amar?" tanya Danu sembari menatap layar ponselnya. Di fitur galeri ada potonya dengan Nisa saat berpose dengan pengantin. "Aku bahkan lupa menanyakan tentang lelaki

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status