Beranda / Romansa / Bagaimana Mungkin? / 31. Masalah Ringan di Pagi Hari

Share

31. Masalah Ringan di Pagi Hari

Penulis: Ra Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-28 02:05:51

Adien terbangun oleh silau matahari terbit yang mengintip dari celah gorden jendela kamarnya. Pria itu mendadak tersenyum miring mengingat kejadian dirinya yang telah berhasil mendapat Shayra dan mereka telah menikah.

Masih belum sepenuhnya sadar dan masih setengah terpejam, Adien merapatkan dirinya pada Shayra wanita yang kini jadi miliknya. Dia lantas berpikir bahwa saat ini sepertinya cocok untuk menjahili istrinya itu. Adien pun mengulurkan kedua tangannya makin mengeratkan pelukannya sambil mendaratkan benda lembut dan lembab miliknya  mengecupinya dengan gemas berulang kali.

Namun sesuatu yang aneh mulai Adien rasakan. Shayra yang dipeluknya terasa tidak bergerak dan sangat empuk tidak bertulang. Sontak Adien membuka mata dan bangkit seketika untuk memeriksa.

Kedua bola matanya membola disusul dengan dengusan kasar yang keluar darinya.

"Sial! Bagaimana dia tega bangun lebih awal dan meninggalkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bagaimana Mungkin?   32. Tidak Salah Memilih

    Adien menyeringai senang dan auranya tampak lebih bersinar sejak menikah. Hasil memang tak pernah menghianati hasil dan hati memang tak pernah berbohong. Meskipun tak ada jaminan cinta pasti yang membuat Adien begitu menginginkan Shayra menjadi isterinya, namun keinginan hatinya untuk memiliki wanita itu menjadi miliknya bukanlah hasratnya.Tidak tahu perasaan apakah itu, bisa jadi itu panggilan jiwanya dan begitu terjadi Adien begitu mensyukurinya. Dia bahkan menjadi pria paling beruntung memiliki istri seperhatian Shayra. Tidak salah, Shayra memanglah perhatian kepadanya walaupun seringkali berbicara dengan ketus dan acuh.Wanita memang aneh dan Shayra juga demikian. Susah payah menolak menikah dengan Adien, tapi saat menjadi seorang istri wanita itu justru menjadi istri yang penuh pengertian ketimbang memberontak atau membuat Adien menyesal menikah dengan dirinya.Entahlah, Adien sendiri juga merasa aneh dengan hal itu meski tidak terlalu memik

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • Bagaimana Mungkin?   33. Ayam Kecap Mengerikan

    Meskipun sedang ngambekan ternyata Shayra masih saja mau melayani Adien. Istrinya itu dengan suka rela mempersiapkan kebutuhannya dan saat lembur di rumah, Shayra juga tanpa sungkan menawari kopi juga menemani. Meskipun di sisi lainnya Shayra melakukan semua hal tersebut atas dasar nasehat dari ibunya yang mengatakan, "sudah jadi melayani suaminya apapun situasinya." Serta Shayra juga mengingatkan Adien bahwa apa yang dilakukannya semata-mata adalah karena ibunya, kewajiban dan bukan karena perhatian juga alasan lain mulai menyukai Adien.Adien yang awalnya geram akan hal itu, perlahan-lahan mulai membiasakan dirinya dan bersumpah akan membuat apa yang Shayra lakukan sebagai kewajiban akan diubahnya menjadi sebuah perhatian."Baiklah. Hm, makan malam dengan ayam kecap pedas manis bagian sayapnya." Adien berkomentar menatap masakan Shayra dengan berselera."Kenapa, apakah kau tak suka?" Tanya Shayra mengerut sambil menatap taj

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • Bagaimana Mungkin?   34. Curiga

    "Kalau ngerjain suami sendiri salah nggak sih, Din?""Hah, maksud kamu apa?" Dinda mengerut tak mengerti. "Kembali dari ruangan pak Bos kamu langsung nanyain salah atau tidak jika mengerjai suami?" Lanjut Dinda memastikan.Suara mengangguk. "Iya maksudku aku se-benarnya telah membuat pak Adien mes-eh maksudnya rese, hampir seminggu ini makan dengan menu ayam kecap terus dan itu bagian sayapnya mulu ...," cicit Shayra pelan menjelaskan."Enggaklah." Dinda menjawab dengan yakin."Tapi kata Mama aku tiap kali kami teleponan, selalu aja kasih nasehat begini, 'jadilah istri yang patuh pada suami ya, Nduk. Jangan melawan, jangan sekali-kali membantah ucapannya dan jangan kamu susahkan dia. Ingatlah bahwa setelah menikah surgamu bukan lagi pada Mama, tapi sudah berpindah pada suamimu.' Kalo aku ngerjain artinya bukankah sama saja dengan aku sudah menyusahkan dia? Terus kenapa kamu bilang en

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • Bagaimana Mungkin?   35. Berubah

    "Iya, Rin. Aku tahu! Ok, hal itu memang ada baiknya kita bicarakan secara langsung. Baiklah sampai ketemu nanti."Shayra yang baru terbangun mendengar perkataan Adien yang berada di balkon kamar mereka, membuatnya mengerut heran dan bertanya-tanya dalam hati.'Rin siapa yang berani-beraninya menghubungi suamiku pagi ini? Sial itu sebenarnya siapa sih, dari kemarin centil amat terus telepon-telepon terus!'Shayra menguap lantas beranjak dan mengikat rambutnya dan menghampiri Adien di balkon kamar mereka."Kamu sudah bangun," celetuk Adien kaget saat menemukan Shayra sudah berada dibelakangnya saat berbalik.Shayra mengangguk singkat. "Hm, iya. Oh, iya kamu ingin sarapan apa pagi ini?" tanya Shayra perhatian seperti pagi mereka biasanya.Terlihat Adien menghela nafas lega dan mengelus kepala Shayra singkat ditambah kecupan singkat di pagi hari seperti biasanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • Bagaimana Mungkin?   36. Sisi Shayra yang Lain

    "Kamu kapan akan melamarku, Sayang?" tanya seseorang beegelayut manja pada lengan kekar kekasihnya.Pria yang bersama menoleh datar dan dingin. "Tidak pernah, jadi jangan berharap!" Serunya menciptakan keheningan diantara mereka yang tiba-tiba diam dalam sekejap dan hal itu tidak berlangsung lama karena setelah sebuah tawa memecahkan keheningan yang ada."Hahaha, Sayang. Bercandaan kamu lucu sekali. Kita sudah berpacaran cukup lama lima tahun lebih, jadi aku yakin kamu mana mungkin kamu tidak akan menikahiku."Pria itu menepis tangan wanita yang memeluknya lantas memberi jarak diantara mereka."Dari awal kita menjalin hubungan hanya sebuah formalitas saja, Aurin. Kita melakukan hal ini hanya agar perusahaanku dan milik keluargamu saling mendapatkan keuntungan. Aturannya kamu boleh bersama pria mana saja, begitu juga aku, boleh dengan wanita mana saja. Dan harusnya hubungan ini sudah berakhir sejak tiga tahun l

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • Bagaimana Mungkin?   37. Malu-Malu Tergoda

    Adien membuka menarik ikatan dasinya, disusul dengan membuka dua kancing kemeja teratasnya. Adien yang baru pulang langsung saja menghempaskan dirinya ke sofa dan menghela nafasnya panjang. Melelahkan. Hanya itu yang Adien rasakan sekarang. Tubuhnya sebenarnya sudah sangat gerah, berkeringat juga terasa lengket, tapi rasa letih setelah seharian bekerja membuatnya beristirahat sejenak.Namun apa yang Adien lakukan malah membuat Shayra yang sejak pria itu masuk tak pernah berpaling memperhatikannya. Ah, tidak. Bukan itu maksudnya, tetapi ... hm Adien yang demikian tampak mempesona dan seksi terlebih saat mengusap keringatnya dengan elegan. Juga helaan nafas suaminya itu bagaimana jika menerpa kulit leher atau wajahnya, bukankah hal itu akan sangat---'Eerrr ... apa boleh menyentuhnya?' Shayra hampir saja lebih dalam tenggelam mengagumi sosok manusia yang hampir menyerupai kata sempurna dimatanya, jika saja ia tak seger

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-03
  • Bagaimana Mungkin?   38. Tidak Cinta, Tapi Cemburu

    Shayra terbangun oleh suara berisik yang bersumber dari ponsel milik Adien yang terletak di atas nakas dan berada di sebelah tempat tidur disampingnya. Wanita itu mengerjap lantas duduk dan meraih ponsel yang pemiliknya masih berada di alam mimpi."Aurin," ucap Shayra yang masih mengantuk tiba-tiba membulatkan matanya saat melihat penelepon merupakan seorang wanita.Seketika entah kenapa dada Shayra terasa seperti dihimpit dan ia merasa sesak susah bernafas. Bisa-bisanya ada wanita yang tak tahu malu menghubungi suaminya di pagi-bagi buta. Hei! Bahkan mentari belum memunculkan sinarnya!!Shayra mendengus kasar dan akan mengumpati wanita yang telah mengganggu tidurnya dengan menjawab teleponnya.Akan tetapi belum juga Shayra menggeser jemarinya untuk menjawab panggilan, Adien yang entah kapan bangun tiba-tiba saja meraih ponselnya dari Shayra. Pria itu bahkan dengan cepat beran

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-03
  • Bagaimana Mungkin?   39. Istri Posesif Gila

    "Ini semua bawaan bayimu, karena dirimu yang merupakan buah hasil dari keberengsekanmu. Jadi jangan terbawa perasaan, aku tidak sedang OTW menyukai apalagi mencintaimu dan satu lagi, kamu tidak boleh mengeluh terlebih lagi marah!" Gerutu Shayra berjalan sambil merangkul erat lengan Adien dan menaruh kepalanya bersandar pada dada bidang Adien.Sebenarnya Adien senang saja Shayra demikian, tapi serius, Adien juga geram sekali pada saat yang bersamaan. Gengsinya Shayra itu loh, terlalu tinggi. Selalu saja mengatasnamakan bayinya demi bisa manja-manja manis.Tidak suka Adien, tapi apa yang istrinya lakukan tidak mencerminkan hal demikian. Di saat sekarang saja mereka berjalan mesra menuju ruang kerjanya, Shayra secara terang-terangan menatap penuh peringatan kepada karyawan perempuan yang melihat dan menyapa dirinya dengan tatapan mendamba serta perkataan memuja.Istrinya itu tanpa tahu malu langsung melabrak orang tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-03

Bab terbaru

  • Bagaimana Mungkin?   50. Tamat

    Beberapa bulan berlalu setelah insiden penculikan Shayra dan Adien juga sudah sembuh dari traumanya. Setelah terapi rutin menemui psikiater, pria itu secara bertahap menunjukkan kemajuan dan tahap terakhir dia juga sudah melepaskan rantai borgol secara permanen dari Shayra.Hubungan keduanya membaik dan semakin dekat. Semakin mesra membuat kaum jomblo iri melihatnya."Maafkan aku ya, selama ini sudah berpikiran buruk dan menuduhmu yang bukan-bukan." Kalimat itulah yang pertama kali Shayra ucapkan mana kala merasa Adien sudah sepenuhnya sembuh serta waktunya sudah tepat untuk meluruskan kesalahpahamannya.Adien yang tidak mengerti maksud Shayra, mengerutkan dahi dan berlanjut mengacak rambut istrinya itu gemas."Maaf untuk apa? Kesalahan kamu padaku banyak loh!" seru Adien dengan nada bercanda."Maaf untuk

  • Bagaimana Mungkin?   49

    "Aku tidak tahu harus mulai darimana, tapi saat ini aku sangat merindukanmu. Setelah Adien yang tidak terima dengan perbuatanku kepadamu aku dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan kasus penggelapan dana, padahal Aku tahu, dia hanya iri kepadaku karena berhasil melakukan itu padamu. Hahaha.... Aku jadi ingin melakukannya kembali dan sudah tidak sabar ingin melakukan lebih dari menyentuhmu, jadi sadarlah sayang.... "Brakk!Gemuruh suara berisik dari luar kamar membuat Aldo mendengus kasar sambil beranjak dengan cepat. Sementara itu Suara segera menghela nafasnya panjang.Ada rasa yang timbul seperginya Aldo, akan tetapi rasa jijik, marah dan menyesal lebih mendominasi perasaan Shayra.Apa yang baru saja terungkap keluar dari mulut Aldo, benar-benar mengganggu pikiran Shayra sehingga menjadi kacau."Baj

  • Bagaimana Mungkin?   48. Dalam Bahaya

     "Brengsek! Argghhh, dasar brengsek ...." Shayra mendumel kesal sambil kemudian berkacak pinggang dengan geramnya. "Daddy kamu gitu, ya.... Selalu saja membuat Mommy naik darah! Huhh, siapa juga yang suka sama dia?" Lanjut Shayra mengelus perutnya lalu kemudian berjalan semakin menjauhi ruang kerja orang yang merusak suasana hatinya barusan. Shayra berniat kembali ke lantai bawah tempat kerjanya, tapi pada saat memainkan ponsel di dalam lift mendadak dia ingin makan sesuatu. Postingan makanan yang diunggah oleh seseorang yang media sosialnya di follow olehnya, membuatnya tergugah selera ingin menikmatinya. "Makanan ini sepertinya tidak jauh dari sini. Enak kali ya, kalau makan langsung dari tempatnya. Hm, Aku langsung ke sana sajalah," putus Shayra dengan yakin. Setelah sampai dilantai bawah, Shayra yang malas segera meminta seorang Office Boy agar mengeluarkan mobil milikn

  • Bagaimana Mungkin?   47. Bawaan Bayi Lagi

     Shayra membuka pintu dan memasuki ruang kerjanya Adien dengan seenaknya dan langsung menyeru, "kata Mas Raga, Aku boleh bekerja di ruang mana saja yang Aku inginkan diperusahaan. Benarkah?!" Adian yang sibuk berkutat dengan dokumen mengangguk acuh tanpa menoleh sama sekali. Bukannya pria itu tak perduli dengan Shayra, tapi jujur saja dia memang tak perduli dengan ocehan Shayra yang menurutnya tidaklah penting. "Jadi Aku boleh bekerja di ruangan ini?" Lanjut Shayra memastikan. Lagi-lagi Adien hanya menjawabnya dengan anggukan tanpa melihat ke arah orang yang mengajaknya berbicara. Beruntungnya Shayra tidak mempermasalahkan hal itu dan malah melanjutkan perkataannya, "kalau begitu apalagi yang kamu tunggu?" Adien mengerutkan dahinya dan mengangkat kepala untuk menatap Shayra dengan tidak mengerti.

  • Bagaimana Mungkin?   46. Jebakan dan Penyesalan

    Adien pulang ke rumah kembali karena takut akan ancaman yang Shayra katakan lewat telepon, takut isteri dan anaknya yang belum lahir itu kenapa-napa. Pria itu terburu-buru mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh dan ketika sudah sampai langsung saja menuju kamar mereka untuk mencari Shayra.Akan tetapi ia tidak menemukan Shayra di sana dan hal itu membuat Adien bertambah khawatir sehingga tidak memperhatikan jalan. Ketika berjalan menuju kamar mandi untuk memastikan keberadaan istrinya di sana, karena terburu-buru Adien yang tidak hati-hati tanpa sengaja tergelincir. Tidak sampai terjatuh, tapi hal itu berhasil membuat pelipisnya terbentur dinding sehingga mengakibatkan luka memar di sana.Mendengar keributan dari arah kamar mandi Shayra yang baru saja datang entah dari mana menghampirinya dan langsung merasa bersalah saat melihat pelipis Adien memar meski tidak berdarah.

  • Bagaimana Mungkin?   45. Ancaman

    Waktu berjalan begitu cepat dan kini usia kandungan Shayra sudah genap tujuh bulan. Ia masih mual dan sering jatuh sakit karenanya, tapi tidak separah awal-awal bulan kehamilannya. Shayra masih bekerja walau acap kali Adien melarangnya ditambah Lisa sering mengusirnya dari kantor. Anehnya hal itu malah membuat Shayra makin semangat bekerja."Aku cuma hamil bukan sakit parah!" Tegas Shayra pada orang-orang yang menentangnya pergi bekerja.Adien yang mendengar hal itu mengusap wajahnya kasar sambil berdecih kesal. "Iya, aku tahu itu, Shayra. Kamu tidak sakit keras, tapi kondisimu yang hamil begini masih saja memaksakan bekerja, pulangnya kamu pasti terus saja mengeluhkan sakit ini sakit itulah ...." Adien mencoba menyadarkan Shayra, tapi sayangnya hal itu tampak tak berhasil."Oh jadi kamu keberatan tiap kali aku minta tolong pijitin kakiku?" Jawab Shayra menjawab sambil menilap t

  • Bagaimana Mungkin?   44. Masih Mengelak

    Kondisi Shayra yang sakit mengakibatkan Adien ekstra menjaga dan merawatnya hingga tak bisa pergi ke kantor.Adien yang tidak percaya pada perawatan dan pengawasan orang lain, membuatnya keras kepala agar merawat sendiri istrinya dengan dibantu perawat juga dokter yang dipercayai oleh keluarganya jika diperlukan.Adien bekerja di rumah dan meja kerjanya pun kini berpindah tempat ke dalam kamarnya bersama Shayra. Pria itu benar-benar posesif tak bisa bisa jauh sedikipun dari Shayra, sebab entah kenapa ia merasakan perasaan tak enak.Penyebabnya ialah laporan dari anak buahnya yang menyelidiki serta bertugas memberi pelajaran pada Aldo, kehilangan jejak Aldo dan juga belum bisa menghajarnya.Firasat Adien mengatakan bahwa dia tak boleh membiarkan Shayranya sedikipun lepas dari pengawasannya. Sampai hal itu mengakibatkan keduanya dua puluh empat jam tak ada hentinya terus-menerus bersama."Aku

  • Bagaimana Mungkin?   43. Bawa Perasaan

    Gara-gara insiden menghajar Aurin tanpa belas kasihan, Shayra hampir saja mendekam dibalik jeruji besi. Akan tetapi hal itu tak terjadi, sebab Adien sudah lebih dahulu mengatasinya dengan uang serta kekuasaan yang dimiliki olehnya untu menyelesaikan segalanya.Ditambah kini Aurin tak lagi berani mendekati Adien dan sedikit mengalami trauma. Namun hal itu bukanlah karena diancam Adien, melainkan ingatan kejadian mengerikan penyisaan Shayra terhadapnya membuatnya ngeri dan takut sehingga ia memilih mundur teratur.Tapi perlu diketahui bahwa wanita semacam Aurin yang terkenal agresif dan suka menggoda iman Adien itu belum menyerah. Hei dia hanya mundur teratur bukan mundur berhenti! Yang artinya seorang Aurin punya rencana lebih baik daripada sebelumnya.Mundur perlahan kebelakang, ambil ancang-ancang baru, barulah kemudian menyerang. Hm, untuk beberapa waktu Aurin sudah putuskan agar menjauhi Adien sementara waktu dan bila tiba

  • Bagaimana Mungkin?   42. Cemburu tapi malu

    Shayra sedang memasak makan malam untuk dirinya dan Adien suaminya. Kali ini dia tidak serius melakukan kegiatannya tersebut. Pipinya yang terasa memanas dan memerah bagaikan tomat busuk tak pernah pudar dan selalu menyelimutinya.Dirinya yang begitu posesif pada Adien di kantor bahkan sampai membuat babak belur wanita pelakor yang menggoda Adien, mengakibatkan Shayra yang memikirkan kejadian tersebut sambil memotong sayuran menjadi tidak konsen. Sehingga membuat potongan sayurannya tidak rata dan berantakan. Ada yang dipotong kekecilan dan ada yang dipotong terlalu besar. Menyadari hal itu Shayra mendengus sebal."Sial, kok bisa-bisanya aku bersikap begitu? Ch, seharusnya aku juga menghajar Adien karena berani menerima tamu seperti itu." Shayra tanpa sadar merutuki dirinya sendiri. "Eh, tapi Adien tidak salah. Aku lihat dia juga sedang berusaha menyingkirkan wanita itu! Hm, artinya aku sudah benar menghajar wanita itu." Lanjut Shayra samb

DMCA.com Protection Status