“Kenapa? Kau terkejut melihat kedatanganku, Ayah?” tanya Mayya dengan senyuman yang memiliki sejuta arti.
Mayya yang berdiri ditengah kepakan sayap putihnya tersenyum sinis pada sosok Maximus yang masih berada dalam keterkejutannya. Wanita itu mengeluarkan sayap yang serupa dengan milik sang ibu. Mayya mewarisi semua kekuatan yang berasal dari orang tuanya.
“B-Bagaimana b-bisa?” Tanpa sadar Maximus berjalan mundur menghindari wanita itu.
Mayya melangkahkan kakinya dengan gerakan sepelan mungkin. tatapan merahnya yang penuh ancaman seakan-akan ingin menelan bulat-bulat pria yang baru saja dipanggilnya dengan sebutan ayah. Sesekali dalam langkahnya, sayap yang dimilikinya mengepak hingga membuat hembusan angin yang menggerakkan barang-barang disana. lalu tangan kanan Mayya terangkat dengan n
Sebuah tangan lainnya nampak menahan pedang itu ditangannya. Lelaki jangkung yang entah datang dari mana menjadi tameng bagi Jackson dan juga Rowman. Beruntung ia tak menuruti semua instruksi yang diberikan oleh Mayya. Ia yakin kedatangannya pun takkan cukup membantu. Mereka membutuhkan banyak orang untuk bisa selamat dari tempat ini. “Max..” “Sudah berakhir. Jackson takkan berubah menjadi Bad Blood karena aku sudah membelokkan takdirnya.” Ucap Max.Rowman memeluk erat tubuh Jackson. Setelah ini ia akan pulang dan bertemu dengan permata hatinya. Mayya harus mengetahui bahwa dia tak bersungguh-sungguh ingin meninggalkan gadis itu dan juga kedua anak mereka. Rowman akan menjadi ayah yang baik bagi keempat anaknya. “Max, to
Rowman merasa rongga dadanya mengembang. Ia takjub dengan makhluk mungil yang menggeliat tenang dalam dekapannya. Bayinya, itu adalah anaknya bersama Mayya. Bagian dari dirinya dan Mayya yang bersatu. Jika Rowman mampu, maka saat ini ia akan nekad memindahkan surga dan neraka demi kebahagiaan ini.” “Akan kau namakan siapa dia?” tanya Revana. Rowman membelai kepala anaknya dengan penuh kasih sayang. “Aku ingin menamainya Clearesta. Seperti nama kakek dari ibu.” “Anak kedua. Perempuan.” Kini Marlon yang bersuara. Mendengarnya membuat Rowman terkesiap. Ia akan memiliki sepasang bayi laki-laki dan perempuan. Ia akan menjadi seorang ayah yang sempurna. “Jika yang itu, aka
SOLUSI Seorang pria berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Arion berjalan pelan, sangat pelan mendekati Rowman. Ia tak perlu mengetuk pintu untuk dipersilahkan masuk ke dalam sana. Sejak hari itu, Rowman tak pernah mempermasalahkan dirinya untuk masuk tanpa permisi, karena pria itu sendiri seolah kehilangan kehidupannya sejak kematian Mayya.Ia merasa ironis dengan keadaan yang terjadi saat ini. Semua terasa begitu cepat. Kejadian yang tak diinginkan itu benar-benar telah membuat banyak orang sangat terpukul, tak terkecuali Maximus yang memilih untuk mengurung dirinya di istananya pasca ia mengetahui semua kenyataan yang ada.Dan itu rasanya dirasakan pula oleh Rowman. Kehilangan yang mendalam telah membuatnya menutup diri. Lelaki itu memilih bungkam dan menghabiskan waktunya sambi
SOLUSI Seorang pria berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Arion berjalan pelan, sangat pelan mendekati Rowman. Ia tak perlu mengetuk pintu untuk dipersilahkan masuk ke dalam sana. Sejak hari itu, Rowman tak pernah mempermasalahkan dirinya untuk masuk tanpa permisi, karena pria itu sendiri seolah kehilangan kehidupannya sejak kematian Mayya. Ia merasa ironis dengan keadaan yang terjadi saat ini. Semua terasa begitu cepat. Kejadian yang tak diinginkan itu benar-benar telah membuat banyak orang sangat terpukul, tak terkecuali Maximus yang memilih untuk mengurung dirinya di istananya pasca ia mengetahui semua kenyataan yang ada. Dan itu rasanya dirasakan pula oleh Rowman. Kehilangan yang mendalam telah membuatnya menutup diri. Lelaki itu memilih bungkam dan menghabiskan waktunya s
"Jadi, kau mau mengatakan bahwa bisa saja wanitaku terlahir dalam bentuk lain. Apakah itu ... ?" Arion menoleh ke arah Rowman dan menganggukkan kepalanya. "Ya, Bisa jadi Mayya terlahir kembali tidak sebagai manusia. bisa saja dia terlahir kembali menjadi binatang atau tumbuhan. Kau tidak bisa memilih. Dewa sudah memberikan pilihan dan sejak dalam kandungan, Mayya sudah memilih jalan hidupnya sendiri termasuk kematiannya saat ini. semua itu adalah pilihan Mayya sebelum dia terlahir ke dunia ini, Rowman." Rowman menggeleng keras. Ia tak pernah berpikir bahwa Mayya nya akan terlahir dalam wujud bukan manusia. Tidak bisa ia bayangkan bagaimana nantinya jika sosok Mayya yang ada di dimensi lain adalah binatang atau tumbuhan. Tentu akan semakin sulit untuk menemukan keberadaannya. Bukan, ia tidak mempermasalahkan seperti apa wujud wanitanya. Selama itu Mayya, dalam wujud tikus got sekali pun Rowman akan
"Iris, percayalah ibu sangat mencintaimu. Begitu pun dengan ayahmu yang akan selalu menyayangi ayah kalian. Apapun yang akan dipilih olehnya, percayalah itu semua demi kebaikan kalian. Cintailah ayahmu, Vlad Rowman selalu." ujarnya sebelum sinar rembulan menyamarkan bayangannya lalu kemudian hilang.Seketika itu wajah tenang iris pun berubah menjadi sebuah renggutan. Tangisannya langsung menggema di kamar saat bayangan sang ibu lenyap dari matanya. Tangisan seorang anak yang mengantarkan kepergian ibunya yang abadi. Iris yang masih bayi tahu bahwa itulah wanita yang telah melahirkannya. Wanita yang selama ini hanya bisa menatapinya dan saudara dair kejauhan.Tangisan itu pulalah yang membangunkan Ares, sang kembaran yang ikut menangis mengiringi tangisan Iris. Kedua bayi itu pun menangis kencang bahkan sampai terdengar ke ruangan di mana Rowman berada saat ini. Sontak saja pria itu langsu
Tujuh Tahun KemudianLangkah kaki kecil itu terus bergerak mengikuti angin. Hembusan kasar angin di musim gugur membuat dedaunan di pohon merontokkan dirinya dan jatuh beriringan ke atas tanah. Tapi, kencangnya suara angin tak menyurutkan langkah-langkah kaki mungil itu untuk terus bergerak. Entah apa yang mereka kejar, tapi kaki-kaki mungil itu tahu pasti bahwa mereka tidak sedang tersasar. Tujuan mereka pasti ketika jarak telah mengikis antara mereka dan juga sebuah pohon rindang di ujung taman.Pada mulanya hanya sebuah pohon yang tampak kassat mata, namun perlahan sebuah bayangan membentuk seorang wanita bergaun putih yang sudah menunggu kedua pemilik kaki-kaki mungil itu berlari mendekat. Senyum yang tampak di wajah wanita itu tampak melebar kala ia merentangkan kedua tangannya menyambut sosok-sosok mungil yang sudah ia nantikan selama tiga puluh hari terakhir mereka bertemu."Mommy!"
“Apa ?”Dewa itu melemparkan tatapan seriusnya ke arah Celeste dan enggan mengulang kembali keputusan yang sudah ia buat. Hanya kali ini ia akan memberikan penawaran terbaiknya pada wanita itu demi keberlangsungan hidup Para dewa dan dewi diatas sana agar tidak lagi melihat kekacauan dan peperangan di Bumi.“Sebelum kau membuat onar seperti dulu, aku akan memberikan tawaran terbaik yang kupunya. Jangan sampai kutarik kembali keputusanku ini.”Celeste melirik sedikit pada Punggung Mayya yang masih bergetar di sana. Jika ingatannya menghilang maka selamanya ia takkan lagi bisa melihat putri kesayangannya itu. Mayya akan hidup tanpa seorang ibu, setelah ayahnya tega berusaha membunuhnya.“Apakah aku bisa menerimanya setelah aku mengucapkan selamat tinggal ?”Setengah tak mengerti, Dewa mengernyitkan dahinya. Stau permintaan yang tak pernah diminta Celeste sejak dewi ini kembali ke tempat di mana para dewa dan