Memutuskan pergi
.
.
Sepasang mata merah milik seorang pria masih terus memandangi kedua orang yang tengah duduk di bangku taman belakang rumahnya. Dari balik jendela besar miliknya, Rowman terus mengawasi gerak-gerik Mayya dan Max yang sedang berbicara empat mata disana. Dan sialnya, ia tak bisa mendengarnya. Taman kecil itu diberi sebuah perisai pemanen agar kedap suara. Tak ada satu pun yang bisa mendengarnya, termasuk ia sendiri yang memberikan perisai itu.
“Hampiri saja mereka jika kau benar-benar ingin tahu, Dad.”
Tia muncul dengan Jackson dalam gendongannya. Bayi itu kini tengah menikmati santapannya, yakni susu. Bukan sekedar susu biasa. Tia sudah menambahkan sedikit darah milik ayahnya didalam sana.
Rowman berbalik. Ia menghela napasnya berat. Ia memang sangat ingin mengetahui apa yang dibicarakan Mayya dan juga Max. Sejak tadi kedua orang itu hanya mengobrol sambil berbisik. Salahnya, seharusnya ia tak memberikan p
Sepasang mata hazel memandang teduh pada langit malam yang gelap namun bertaburan bintang didepannya. Mayya memandangi langit malam ini dari balik jendela ruang tamu. Entah mengapa ia sulit tidur malam ini. Ia terlalu gelisah dengan apa yang baru saja menimpanya sejak kemarin. Rasanya untuk sekedar makan pun ia harus memaksakan diri lantaran kegelisahan ini membuat perutnya mual.Kenyataan bahwa dirinya bukan manusia biasa benar-benar menamparnya. Ia yang selama ini menghindari apapun dari makhluk pemangsa darah, sebenarnya ialah makhluk itu. Dirinya, merupakan bagian dari mereka yang terlihat menyeramkan dimatanya.Entah apakah ini sebuat kutukan untuknya atau takdir yang buruk baru saja menimpanya. Ini semua terasa seperti sebuah mimpi baginya. Kakaknya yang seoranghalfternyata menjalin hubungan dengan seorang vampir dan melahirkan Jackson. Dan kini, i
Mencari kebenaran..“Aku.. Aku akan pulang ke rumah. Aku akan pergi dari sini, Rowman.”Rowman mengernyitkan dahinya seolah ia masih tak mengerti dengan ucapan Mayya barusan. Ia masih setengah tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi. “Apa?”Mayya menghembuskan napasnya pelan. Sejujurnya hal inilah yang membuatnya memilih untuk pergi diam-diam. Entah, mengucapkan hal ini pada Rowman saja ia butuh waktu beberapa jam sebelum akhirnya benar-benar memutuskan semuanya.Ditatapnya lagi sepasang mata merah berbentuk musang milik pria itu. Ada banyak sekali ketidakpahaman yang Mayya lihat disana. “Aku ingin kembali ke rumahku.”Rowman terperanjat. Sebelumnya hal inilah yang selalu ia harapkan. Mayya yang angkat kaki dari rumahnya. Namun kini semua telah berbeda. Ia tahu sejak malam itu, Mayya bukan lagi hal yang biasa-biasa saja dimatanya. Ciuman mereka malam itu telah membuka semuanya. Rowman tahu ia tak bisa baik-baik saja tanpa gadis it
Without Her..Dengarlah kata hatimuSaat dia memanggilmuDengarlah kata hatimuTak ada lagi yang bisa kau lakukanAku tak tahu kemana kau menujuDan aku tak tahu mengapa kau pergiTapi dengarlah hatimuSebelum kau ucap perpisahan padanya...Katanya sebuah perpisahan merupakan memori yang paling buruk. Tak ada yang ingin merasakan yang namanya sebuah perpisahan dalam hidupnya. Itu terasa sangat pahit dan tak menyenangkan. Momen dan kenangan itu akan begitu membekas hingga mampu meninggalkan luka yang berakhir dengan rasa trauma yang mendalam.Rowman, lelaki itu sekali lagi menginjakkan kakinya kembali disebuah ruangan yang kini sudah kosong dari barang-barang yang sebelumnya ia tempatkan disini. Sudah lama pikirnya, ia tak pernah lagi berdiam diri di ruangan ini untuk waktu yang lama. Terakhir adalah kala
Catatan Celeste..Mayya menatap benda yang ada didepannya dengan tatapan datar. Sebuah buku dengan cover depan dan belakang berupa ayu tebal. Entah apa isinya, yang jelas Mayya bisa melihat buku itu sudah berumur sangat tua. Arion, pamannya dengan wajah sendunya menatap benda itu saat dia menyerahkannya padanya. Sepertinya benda itu sangatlah penting.“Apa ini?” meski ia tak perlu bertanya karena melihat bentuknya adalah sebuah buku. Seperti sebuah buku harian. Dari ukirannya saja Mayya sudah bisa menebak jika itu bukanlah buku sembarangan. Pasti itu buku yang sangat antik.Arion menghela napasnya pelan. “Itu adalah milik adikku, Celeste. Ibumu.” Jawabnya pelan.Mayya terdesak ingin membukanya segera. Namun ada sebuah rasa keraguan dalam dirinya. Ia yakin ini adalah benda yang sangat penting. Sangat berharga untuk ibunya. Ia menjadi ragu saat melihat dari sampulnya saja. semua nampak begitu istimewa dan lapisan sampul yang ia y
Aku, Khamila..Teruntuk putri kecilku, Mayya.Aku tahu setelah kau menemukan buku ini mungkin kau takkan pernah menduga apa yang seharusnya kau dengar. Mungkin Max akan bercerita kepadamu tapi aku akan meceritakannya lebih jelas. Kau harus membacanya baik-baik.Kau, putri bungsuku. Kau akan terlahir berbeda dengan kakakmu. Aku tahu saat perawat magis itu memberitahukanku. Kau akan tumbuh seperti ayahmu, kuat dan tegas. Tapi tidak untuk kakakmu, Mikhaela.Mayya, jangan pernah sekali kau tunjukkan darahmu pada siapapun. Kau adalah vampir murni. Darah yang mengalir pada tubuhmu bukanlah darah campuran, kau murni seorang vampir. Dan keberadaanmu ini mungkin saja bisa membahayakan nyawamu sendiri, karena pria itu pasti akan datang kembali mencarimu.Disaat usiamu menginjak dua puluh tahun, kau takkan sama lagi. Kau akan berubah sebagaimana mestinya. Kau tidak akan lagi menjadi manusia.Wanita itu..Dia member
Merindukanmu..Takkan pernah ada yang tahu kapan seseorang itu mulai memiliki arti dalam hidup.Semua berjalan begitu cepat, seiring dengan pergantian waktu yang tak kenal lelah.Semua pernah mengalaminya, siapapun bahkan sebuah tanaman pun ikut merasakannya.Kepergian seseorang dalam hidup membuat si pemilik hati merasakan kekosongan.Disaat semua itu akan datang, percayalah hanya satu perasaan yang akan hingga didalam hati.Yakni sebuah kerinduan.---ooo000ooo---Suara dentingan alumunium terdengar di ruang makan. Malam ini keempat orang yang bebeda jenis kelamin itu tengah menikmati makan malam mereka dengan keheningan. Arion, selaku kepala keluarga disini memimpin acara makan malam itu dengan hikmat. Ia melarang satu pun orang untuk bicara, terkecuali cucunya.Jackson bayi gempal itu seperti menyadari keheningan diantaranya. Meski hanya dirinya yang diperbolehkan disana, bayi itu cu
Perkenalan kembali..“Dia..D-Dia..”Mayya ingin menjawabnya sebelum akhirnya, suara berat Rowman menghentikannya.“Saya adalah kekasih Mayya.”Arion nyaris terjengkal kebelakang kalau saja tubuh besarnya tak memiliki kesadaran lebih. Mata birunya terbelalak saat mendengar penuturan langsung dari pria berperawakan asia didepannya. Ia berusaha mencari jalan untuk mencari kebohongan itu, namun pria itu nampak serius.“Kau bercanda?”Rowman hanya terdiam. Pria itu enggan menunjukkan ekspresi berarti dihadapan pria itu. Ia seperti akan menunjukkan bahwa ia serius, bukan tengah membuat sebuah candaan.Sedangkan Mayya yang berdiri tak jauh diantara keduanya hanya bisa pasrah. Ia tak tahu bagaimana nasibnya nanti. Ia sadar bahwa mempertemukan Rowman dengan Arion, pamannya adalah kesalahan besar. Keduana kentara sekali memiliki hubungan bagai air dan api. Apalagi mengingat keduanya seperti sedang berl
Talking About..Wait for me Come home...Mayya tersenyum lebar. “Kalau aku tak memiliki Jackson, aku mungkin takkan bertemu denganmu dan juga ayahmu, Tia.”Wanita berambut pirang itu tak kuasa menahan senyuman menggodanya. Kedua lesung pipinya langsung tercipta kala bibir tipis miliknya tertarik dikedua sisinya. Ia yakin Mayya bukanlah membicarakan tentang dirinya maupun Jackson. Gadis itu pasti sedang memikirkan ayahnya.Ya, siapa sangka ayahnya telah mengakui bahwa Mayya adalah kekasihnya didepan paman gadis itu. Ia pikir Rowman akan memilih jalan aman. Tak disangka cepat sekali pergerakan sang ayah.“Aku tak menyangka ayahku mengakuimu sebagai kekasihnya.” Celetuk Tia tiba-tiba.Mayya tertegun sesaat. Ia sampai melupakan yang satu itu. Entah apa yang akan dilakukan oleh Arion. Gadis itu yakin anggota keluarga satu-satunya itu takkan membiarkan Rowman dekat-dekat dengannya. Dan lagi, hal gila apa yang seda
"Jadi kau sudah melihat semuanya ?"Maria hanya bisa menganggukan kepalanya pelan. Ia sudah melihat dengan jelas bagaimana kehidupannya sebagai Mayya dulu. Sosok dirinya yang dulu pernah hidup sebagai seroang smei vampir dan meninggal setelah melahirkan kedua anak kembarnya. Ia juga tahu siapa sosok Rowman yang merupakan belahan jiwanya. Namun, ada hal yang masih mengganjal di dalam benaknya."Apakah setelah semua ini, aku tidak akan bisa mengingat kembali kehidupanku sebgaai Maria ?" Tanyanya Lirih. Entah mengapa ia merasa begitu sedih mengingat bahwa setelah semua ini mungkin saja ia tidak akan bisa lagi mengingat siapa sosok MAria dalam hidupnya. Setelah ini ia akan hidup sebagai Mayya.Celeste hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia tahu bahwa semua ini tentu akan berat bagi Maria. Namun, sejak awal kedua orang tua wanita itu sudah memohon agar sang anak bisa hidup kembali meskipun hanya sebagai sebuah cangkang. Sejak awal dalam hembusan napas terak
Rowman masih setia menunggui wanita yang enggan menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan terbangun. Beberapa jam sudah terlewati namun pria itu msih saja enggan meninggalka wanita yang bernama Maria itu seorang diri. Ada sebuah rasa ketakutan ketika membayangkan bahwa sekali lagi ia akan kehilangan wanita ini, seandainya ia lengah sediit saja.Dulu saat Mayya masih hidup, ia bisa mempertimbangkan segala kondisi dan mudahnya mengatakan untuk mengakhiri hubungan mereka. Sewaktu itu ia masih memikirkan situasi yang bisa saja gaduh sejak berita hubungannya dengan Mayya terhendus oleh Shed dan kawanannya. Rowman masih mempertimbangkan keselamatan klannya. Namun, sekarang ia sudah tidak peduli lagi. Baginya kehilangan wanita itu juga merupakan kematian baginya. Harinya yang dulu penuh penantian yang tak pasti nyaris membuatnya gila Hanya demi anak-anaknya saja Rowman masih bisa menjaga kewarasannya. Kalau tidak ada Tia, Jackson, Iris dan Ares, Mungkin saja Rowman sudah menggila
Maria berhenti menatap kilasan masa lalu Mayya, yang merupakan kehidupannya terdahulu. Hidupnya yang merupakan Myya di masa lalu telah membuatnya tahu mengapa ia dipilih sebagai bentuk reinkarnasi dari Mayya. Ia telah terlahir kembali setelah kecelakaan yang seharusnya membuatnya sudah tidak ada lagi di dunia ini.Doa ayah dan ibunya, kedua orang yang telah berjasa melahirkannya ke dunia ini telah meminta para dewa untuk memberikannya sekali lagi kesempatan untuk hidup. Sebagai Maria, yang tentunya ia tetap akan kembali pada keluarga kecilnya di kehidupannya sebelumnya.Dirinya adalah Mayya, seorang semi vampir yang mengasuh Jackson, anak kakak kembarnya dan juga sebelum kematiannya dirinya yang dulu juga telah melahirkan sepasang aak kembar dari rahimnya sendiri. Bersama Rowman, ia telah menjadi belahan jiwa lelaki itu.Mungkinkah ia menerima semua mimpi-mimpinya dulu karena ia harus mengingat dulu semua kisah hidupnya di masa lalu sebelum ber
Seorang lelaki nampak berdiri didepan sosok wanita yang masih setia memejamkan kedua matanya. Ini sudah hari keempat dimana wanita itu tak urung sadarkan diri dari tidurnya. Banyak yang mengatakan bahwa wanita itu hanya sekedar tertidur. Namun dilihat dari jangka waktu kedua mata itu tertutup, ia sangsi jika ini hanyalah sebuah tidur semata. “Mayya, kapan aku akan membuka matamu? Ada sesuatu hal yang harus aku sampaikan padamu.” Ucap lelaki itu. Ia sengaja tak menempatkan dirinya untuk menduduki pinggir tempat tidur. Ia cukup sadar posisinya yang tak pantas untuk berdekatan secara lancang dengan wanita itu. sesuai janjinya dulu, ia akan menjaga wanita itu beserta keturunannya. Dan Mayya, akan menjadi pembayaran sumpahnya dulu. “Maaf karena aku datang terlambat Mayya. Maafkan aku juga
Maria menggelengkan kepalanya. Penyesalah yang diperlihatkan wanita berambut pirang itu sangat kentara dan ia harus mengataka bahwa wanita itu telah membayar semuanya. Celeste, sudah membayar semua kesalahannya dengan mengabulkan doa kedua orang tuanya dan memberikan kesempatan kepadanya dan Mayya untuk hidup sekali lagi."Lantas, bagaimana Mayya bisa meninggal dunia padahal dia adalah vampir ? apakah dia juga telah melakukan pengorbanan ?"Celeste menganggukkan kepalanya. Mayya memang melakukannya. Demi melindungi anak-anaknya, Mayya rela menjadi tameng agar bisa mengalahkan perang yang diciptakan ayahnya dan juga pria yang menjadi ayah dari keponakannya. Semua itu agar ia bisa pergi dengan tenang dan tanpa ada gangguan yang menghampiri keluarga kecilnya."Ya, dia melakukannya agar bisa melindungi orang-orang yang ia cintai."**“Kenapa? Kau terkejut melihat kedatanganku, Ayah?” tan
"Mayya, semi vampir ?"Maria berbisik pada dirinya sendiri begitu kegelapan kembali menemani kesendiriannya. Ia seperti mendapatkan penjelasan mengapa dirinya bisa sampai ke tempat ini. Jika dirinya merupakan reinkarnasi dari wanita itu, maka sudah sewajarnya takdir membawanya ke dalam wilayah ini. Tempat di mana seharusnya ia berada sebelumnya, tapi sampai detik ini ia masih tidak bisa mengingat satu pun kenangan di masa lalunya."Kau pasti bingung ?"Maria pun mendongakkan kepalanya dan melihat sosok wanita berambut emas yang sebelumnya ia temui, dan wanita itu mengaku sebagai ibu dari sosok Mayya, yang bereinkarnasi menjadi dirinya."Ada banyak kata yang harus kau dengarkan jika kau mau terdiam sebentar dan tidak menolak satu pun fakta yang keluar dari mulutku."Wanita itu menunduk dan menimbang. Ia sendiri selama ini hidup dalam ketidak ingatan akan hidupnya sebagai Maria sebelum ia mengalami amnesia, tapi sejak ia terbagun dari kom
“Kau..”Mayya dengan reflek langsung memutar tubuhnya. Namun mata hazelnya langsung di perlihatkan dengan dada bidang milik pria itu. perlahan Mayya menaikkan pandangannya ke atas. Dilihatnya mata merah itu menatapnya dengan tatapan datar.Seketika Mayya merasakan bahwa mata itu begitu mengintimidasinya. Mata merah itu nampak memiliki arti sendiri saat bersitatap dengannya. Mungkin setelah berjam-jam ia berada disini, satu hal yang belum disadarinya. Rowman memiliki mata sipit yang berbentuk seperti musang. Mata pria itu memang memiliki ciri khas bentuk seperti orang asia.“Kau..” Rowman kembali bersuara. Suara berat miliknya menggema diruangan dapur dengan tajam dan menusuk.Mayya berulang kali mencoba meneguk air liurnya sendiri. namun mata itu kembali seperti sedang memenjarakannya. Ia hanya bergeming, mematung ditempatnya. Selalu seperti ini. Saat pertama pertemuan
Seorang gadis dengan penampilannya yang sedikit maskulin, nampak berdiri didepan jendela besar yang ada di kamar yang ia tempati dengan pandangan kosong. Jauh didalam pikirannya, ia tak pernah menyangka bahwa ia akan sampai pada tempat ini. Dirinya tahu kalau ia sudah menjajakkan dirinya untuk berada dalam pusaran maut. Bersama dengan makhluk yang ia pikir nyaris tak pernah ada dimuka bumi ini dan hanya terdengar dari cerita tua, Kini Mahkluk itu berada didepan matanya.Mayya, ia sudah hidup sejak kelahirannya di kota ini. Sejak saat dimana pertama kali ia membuka matanya, Mayya sudah mengenal seluk beluk kota ini dari warga desa yang sering berpergian ke hutan mencari kayu. Namun tak banyak, karena setelah ia beranjak usia 10 tahun, seluruh warga memilih untuk bertransmigrasi ke kota yang lebih makmur, seperti Seattle atau New York. Mungkin Mikhaela adalah salah satu contoh dari mereka. Kakak kembarnya lebih memilih mengadu nasib di kota besar dan mencari
“Halo! Bisakah kami menumpang dirumahmu?” ditangannya terdapat bungkusan berwarna merah muda yang terlihat aneh di mata Tatiana. Ia bisa mengendus bau wanita ini, namun tidak dengan bayinya. Tatiana berjalan maju membelakangi ayahnya. Tubuhnya yang tinggi membuatnya bisa dengan mudah melihat apa yang berada dibalik kain merah muda itu.“Bayi?” tanyanya dengan alis terangkat.Wanita itu kembali tersenyum dan mata hazelnya memancarkan sesuatu yang tak Rowman mengerti. Beruntung tubuh putrinya sedang menutup wajahnya. Kalau tidak mungkin ia akan melihat lebih lagi dari wanita itu.“Halo. Aku Mayya. Bisakah kau memberikan tumpangan untukku dan anakku?”Rowman tertegun. Bau ini begitu memikatnya. Gadis muda mungil itu nampak sangat kecil dimatanya. Ia yang bertubuh besar terlihat seperti seorang raksasa ketika berhadapan dengan gadis muda yang bernama Mayya itu.