Share

Vinny bukan Lauren

Автор: Reistya
last update Последнее обновление: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini seperti jadwal, Saga akan ke Bali untuk menemui rekanan juga menikmati waktu bersama Vinny.

"Haris udah di hotel 'kan?" tanya Saga buat lamunan Reres buyar.

Reres sejak tadi menatap jalan, perjalanan udara cukup buat ia menjadi pusing. "Udah," jawabnya singkat.

"Vinny?" tanya Saga lagi.

"Lauren?" Reres balik bertanya.

Saga menatap dengan kesal, ia bahkan berdecak beberapa kali. "Gue bilang Vinny."

"Gue dengernya Lauren." Reres menyahut.

Vinny atau Lauren yang pasti salah satunya akan ia ajak saat harus pergi ke suatu tempat. Itu yang dilakukan Saga sebagai penikmat kegiatan ranjang. Kemanapun ia pergi tak pernah ketinggalan seorang gadis yang akan ia ajak untuk memuaskan dirinya.

"Res, Vinny sama Lauren itu jauh ya. Gue bilang Vinny gue kan mau minta maaf sama dia." Saga makin kesal.

Reres kini menatap jam di tangan waktu menunjukkan pukul lima sore sementara perjalanan keduanya masih sekitar 10 menit lagi.

"Yaudah maaf, lagian 'kan sama aja lo cuma mau bobo cantik."

Sa
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

  • Baby Sitter Sang CEO    Haris Vs Saga

    Sore telah berganti malam saat ini waktu sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh malam. Saga dan Vinny masih berada di kamar mereka keduanya terbaring dan memejamkan mata. Tadi Saga dan Vinny sempat ke luar kamar untuk menikmati makan malam sebelum akhirnya tidur setelah kelelahan setelah aktivitas ranjang mereka. Saga terbangun, ia lalu duduk dan hela napasnya, ia merasa Vinny mulai membosankan. Lalu apa seharusnya ia mengajak Lauren hari ini? Apa yang salah sehingga ia bahkan merasa kurang puas setelah kegiatan mereka di tempat tidur. Atau ia butuh sensasi baru? Pengalaman baru? Menggunakan alat-alat khusus atau sebagainya? Saga gelengkan kepala, tak seharusnya ia memikirkan hal semacam itu saat ini. Sang CEO menoleh menatap Vinny yang tertidur, ia belai rambut wanitanya. Buat Vinny terbangun dan tersenyum, lalu bergerak mencium pria yang telah membuat ia merasa begitu puas. Ciuman yang menggoda, selalu saja Vinny bisa melakukannya lalu Saga melepaskan tautan mereka. "Kamu puas?"

  • Baby Sitter Sang CEO    Kalau Kamu

    Pagi hari ke dua di Bali, Reres tengah sibuk mempersiapkan Saga untuk mengikuti pertemuan terakhirnya dengan klien. Meski berada di Bali, Saga tetap diurus oleh Reres. Bukan hanya merapikan penampilan , Reres juga tengah melakukan ritual yang biasa ia lakukan. Karena pertemuan itu akandihadiri beberapa orang sehingga membuat sang CEO harus tenang sebelum melakukan pertemuan.Saga duduk di tepian tempat tidur saat rambutnya tengah dirapikan. Sesekali hela napas setelah sejak tadi terus saja merasa cemas. "Lo bisa Saga. Lo enggak boleh merasa kecil. Hmm?" Reres terus saja mengatakan itu. Saga menatap Reres kemudian mengangguk. Ia memegang tangan Reres lalu meletakkan ke dadanya yang terus saja berdebar cepat. Reres merendahkan tubuhnya lalu kini mensejajarkan wajahnya dnegan Saga, membuat pria itu bisa melihat dengan jelas wajah sahabat kecilnya."Kenapa masih deg-degan gini?" tanya Reres yang juga merasa cemas. Ia takut jika Saga tak tenang itu akan mengganggu pertemuan hari ini

  • Baby Sitter Sang CEO    Izin Saga

    Pagi seperti biasanya Reres mengawali hari libur dengan membersihkan diri, sarapan, lalu bersiap untuk membantu Saga menyiapkan keperluan hari ini. Setelah selesai dengan kebutuhannya, Reres melangkahkan kaki menuju kamar sahabatnya. Segera membangunkan pemilik kulit putih itu yang masih terlelap. "Ga, bangun sarapan yuk." Reres membangunkan Saga dengan sedikit menggoyang tubuh sahabatnya itu. Perlahan Saga membuka matanya yang masih berat, terlalu mengantuk. Ia duduk sambil berusaha mendapatkan kesadaran, tatapannya menatap Reres yang usaha terlihat rapi. Dengan mengenakan t-shirt putih yang dipadukan dengan jaket denim, celana jeans panjang, rambut yang di biarkan tergerai dengan bando mutiara putih kekinian, saat Reres menoleh, gadis itu juga memoles wajahnya dengan cantik. Tentu saja melihat itu membuatnya merasa aneh. Tak biasanya Reres rapi seperti ini. "Mau ke mana Lo?" tanya Saga penasaran.Reres berjalan mendekat lalu meletakkan pakaian ganti di dekat pria itu. Kegiatan r

  • Baby Sitter Sang CEO    Bersama Mas Haris

    Sementara itu Haris sudah menunggu tak jauh dari rumah Saga. Ia tak menunggu di depan rumah sang atasan karena merasa tak enak. Reres juga yang memintanya untuk menunggu di taman dekat rumah atasannya. Gadis itu terlihat berjalan mendekat, Haris yang sebelumnya bersandar pada mobil segera berdiri tegak. Tersenyum saat gadis itu melambaikan tangan segera berjalan cepat menghampiri. "Lama ya Mas?" Tanya Reres.Sementara Haris masih terdiam menatap Reres yang cantik dengan gaya casual. Reres kali ini merias dirinya dengan sungguh-sungguh tak seperti hari-hari biasanya yang hanya memoles dengan lip cream dan juga maskara."Mas?"Haris menoleh lalu tersenyum. "Enggak kok, baru lima menit juga aku di sini." Ia lalu membukakan pintu masuk untuk Reres. "Terima kasih," ucap gadis itu.Setelah Reres masuk, Haris dengan cepat berjalan menuju pintu di bagian kemudi dan masuk ke dalam mobil. Ia melirik Reres yang tengah memakai sabuk pengaman. "Udah?" Haris bertanya. "Udah, siap bos," jawab Re

  • Baby Sitter Sang CEO    Res Please

    Saga hari ini mengendarai mobilnya menuju apartemen Vinny. Sejak tadi ia kesal sendiri, apalagi saat Reres meninggalkan dirinya dan terlihat begitu bahagia. Setelah memarkir mobil sang CEO segera berjalan ke luar menuju lantai enam, lalu berjalan menuju kamar sang kekasih. Tadi, Reres sudah menghubungi dan ia tau pasti Vinny kini telah menunggu. Setelah sampai di depan pintu, Saga segera menekan bel masuk. Tak lama pintu terbuka menunjukkan sosok Vinny yang kini masih mengenakan pakaian tidur. Saga segera masuk disambut pelukan dan kecupan mesra dari Vinny. Keduanya segera berjalan masuk, Saga duduk di ruang tengah sementara Vinny duduk di sampingnya. "Ada sesuatu sampai kamu ke sini pagi-pagi begini?" Tanya gadis itu. Saga menatap Vinny, sejujurnya dari semua gadis yang ia kencani, Vinny lah yang cukup bisa mengerti dirinya. "Aku rasa hubungan kita sudah harus diakhiri.""Kamu sudah mulai bosan sama aku?" tanya Vinny. Saga anggukan kepala. Sejak awal ia menjalin hubungan dengan V

  • Baby Sitter Sang CEO    Ibu Nindi

    Pagi ini Reres sudah rapi dan sedang berjalan menuju kamar Saga untuk melakukan pekerjaannya seperti biasa. Saat itu Reres berpapasan dengan Nindi yang tengah duduk dan membaca artikel dari ponselnya. "Pagi Bu," sapa Reres.Nindi mengangguk, lalu melepas kacamata yang ia kenakan. "Saya mau bicara sebentar sama kamu," titahnya lalu berjalan masuk ke dalam ruang baca. Nindi duduk di kursi sementara Reres berdiri dengan sopan dan menunduk seperti hal yang diajarkan sang nenek. Sebagai pelayan pantang menatap majikan meski Reres masih terus melakukan itu pada Saga dan hanya pada Saga ia berani melakukan itu. "Saya mau minta tolong kamu, mulai hari ini tolong kamu pulang lebih dulu apapun alasannya karena Aira yang akan menjemput Saga." "Baik Bu," Jawa Reres. Nindi mengangguk kemudian menatap Reres. "Saya harap kamu tau diri untuk jaga jarak dengan Saga ya, Res? Saya menerima kamu di sini karena saya tau kamu sudah enggak punya siapa-siapa dan karena menghargai nenek kamu yang memang

  • Baby Sitter Sang CEO    Lauren / Aira

    Saga kini berdiri di depan Haris ia menatap pada orang kepercayaannya itu dengan kedua tangannya yang berkacak pinggang. "Ke mana Reres?" Tanyanya kesal. "Tadi bilang mau pulang sama Pak ahyat saya juga nggak tahu ke mana Reres. Waktu saya tanya tadi dia nggak menjawab," jawab Haris. Saga kemudian berdecak kesal, semalam ia ditolak dan siang ini Reres meninggalkannya di kantor. Ia mempertanyakan nasibnya saat pulang dari kantor nanti. Sang CEO kembali berjalan masuk ke dalam ruangan yang lalu mengambil ponsel dan menghubungi babysitter nya. Hanya saja Reres pemilih untuk tidak menerima panggilan dari Saga. Pria berkulit putih itu mencoba berkali-kali menghubungi reres hanya saja tetap gadis itu tak ingin menerima panggilan dari atasan yang juga sahabatnya. "Sialan! Awas aja si gendut!" ancam Saga kesal.Sementara yang saat ini sedang dicari oleh Saga tengah berjalan menuju sebuah salon ia berniat untuk mewarnai rambutnya menjadi berwarna coklat untuk mendapatkan suasana baru pikirn

  • Baby Sitter Sang CEO    Perjanjian Rahasia

    Perjodohan memang tak selamanya bisa diterima dengan baik oleh kedua belah pihak. Adakalanya salah satu calon menolah atau keduanya. Perjodohan membuat terkekang dan tak bebas untuk memilih pasangan hidup, karena tentu saja banyak yang menginginkan kebebasan untuk menentukan hidup mereka masing-masing. Sama seperti perjodohan Saga dan Aira misalnya, Aira menyukai Saga, menurutnya dari banyak aspek, Laki-laki dingin itu adalah tipenya. Sementara bagi Saga, Aira bukan tipenya karena ia tak suka gadis yang terlihat baik dan memiliki ketertarikan terhadap dirinya. Saga suka sedikit bersusah payah untu melakukan sesuatu. Seperti Vinny dan Lauren keduanya bersikap seolah tak menginginkan Saga, tapi mereka sejujurnya telah jatuh hati sejak melihat tatapan Saga. Aira dan Saga dalam perjalanan pulang. Keduanya tak banyak berbicara hanya hening sejak tadi, perjalan sepi dan senyap. CEO Candramawa itu sibuk dengan ponsel di tangannya. Membaca artikel tentang bisnis karena merasa enggan banyak

Latest chapter

  • Baby Sitter Sang CEO    pilihan Reres END

    "Mas Haris?" Reres kemudian berjalan mendekat. "Katanya mau ke sini kemarin?""Masih ada beberapa yang harus diurus. Kamu tahu kan kalau semua itu nggak segampang itu." Haris berujar menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Reres.Kemudian reres mengajak Haris untuk berjalan-jalan di depan rumah. Lokasi yang dipilih Reres memang cukup asri. Keluar dari rumah itu langsung dihadapkan dengan sawah dan juga bangunan-bangunan rumah yang masih terkesan begitu tradisional. Nuansa etik begitu kental, namun di bagian belakang rumah yang menjadi toko brownies, memiliki penampilan yang lebih modern. Itulah alasan mengapa Reres memilih tinggal di lokasi itu.Keduanya berjalan keluar bersama si kembar. Haris mendorong stroller yang digunakan oleh Uca dan Una. Kebetulan juga keduanya begitu senang ketika diajak berjalan keluar rumah. Sejak tadi keduanya juga terlihat senang berinteraksi dengan Haris. Mereka sampai di sebuah taman, biasanya Reres memang suka duduk di sana bersama Brian menikmati sor

  • Baby Sitter Sang CEO    Kencan dan perpisahan

    Reres dan juga Saga kini berada di dalam bioskop. Sengaja Reres memesan film horor karena tau Saga pasti akan merasa ketakutan. Saga sejak tadi sudah hela napasnya berkali-kali, padahal lampu dalam ruangan saja belum dimatikan. Reres melirik dan tersenyum jahil."Takut pasti kamu kan?" tanya Reres."Jangan aneh-aneh kamu, mana ada aku takut nonton ginian doang." Saga protes karena tak mau merasa diremehkan. "Kamu tuh enggak ada apa-apanya sama Mas Ha--" Ucapan reres terputus, belum sempat ia selesai mengatakan nama Haris, Saga udah membungkam bibir wanita itu dengan bibirnya. Saga menatap dengan serius, lalu menghapus bibir Reres yang basah karena ulahnya."Setiap kamu sebut nama Haris aku cium kamu." Saga mengancam. Lalu dengan cepat Reres menutup bibirnya dengan tangan sambil terus menyebutkan nama Haris. "Saga kalah sama Mas Haris, Saga cemen," ledek Reres sambil terus menutup mulutnya. Saga jadi kesal karena dia jelas tak bisa melwan dalam situasi seperti ini. Saga masih menat

  • Baby Sitter Sang CEO    Ketemu Tante Lauren

    Reres mendadak jadi pusing sekali karena kelakuan nenen Ayu dan Aira tadi. Bahkan Aira mengatakan akan membiarkan Reres kembali setelah memberikan salah satu buah hatinya dan jelas Reres tak akan melakukan itu. Baginya si kembar adalah hal yang paling ia sayangi melebihi dari dirinya sendiri. Dan tentu saja Reres tak akan memberikannya. Ia merebahkan diri dan merencanakan sesuatu. Harus bisa keluar dari rumah ini apapun caranya. Saat itu ponselnya berdering. Reres segera menerimanya. "Halo, Mbak Lauren?""Hai, Res, nomor kamu akhirnya aktif ya? Long time no see. Ketemuan yuk, mau lihat anaknya Saga aku. Saga bilang anaknya cantik-cantik. Mumpung lagi di Indo aku.""Loh memang Mbak Lauren di mana sekarang?""Sekarang di Indo, aku harus balik ke Singapore. Ikut kerja suami. BTW, apa kabar?""Sehat Mbak, Kamu gimana mbak?""Sehat juga, makanya mau ketemu sama kamu. Siapa tau ketularan terus aku punya baby juga. Gimana? Aku jemput deh.""Boleh Mbak,tapi aku ngajak temen ya, karena engg

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan nenek Ayu

    Reres tengah menyuapi si kembar saat pagi ini Saga melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar gadis itu. Reres menatap tanpa senyum, sementara Saga berusaha tersenyum dan melupakan kekesalannya kemarin. Ia berjalam mendkeat lalu duduk di samping Rere. Yang ia lakukan adalah segera menyapa kedua putri kecilnya. Dan mencoba menyuapi Una sementara Uca dibiarkan makan sendiri karena lebih siap untuk metode itu. "Uca memang makan sendiri ya Love?" tanya Saga.Reres anggukan kepala, "Udah lebih siap dan lebih lahap kalau makan sendiri." Reres menjawab seraya memerhatikan Saga yang menyuapi Una. Keduanya benar-benar mirip dan memang acap kali menatap Una reres selalu teringat Saga. Bahkan sama-sama sulit tersenyum. Saga menoleh menatap Reres yang tak mengalihkan tatapannya. Saga mengusap wajah Reres, "Capek ya kamu?"Reres gelengkan kepala, lalu kembali menatap pada Uca. Saga tau Reres masih marah dan ia akan terima itu karena memang ia sudah memutuskan akan membatasi ruang temu Reres dan H

  • Baby Sitter Sang CEO    Ayo kita cerai

    Reres berada di kamar bersama Brian, setelah tadi adu diam bersama Saga. Saga ada di kamar, tapi ia hanay sibuk dengan si kembar. Bermain bersama kedua buah hatinya itu. Saga memilih untuk mengacuhkan Reres. Karena merasa kesal, Reres memilih untuk keluar bersama dengan Haris. Keduanya sama -sama keras kepala, batu dan bat yang saking diadu kemudian akan hancur. Dan Reres sadar sekali hal itu, mereka terlalu keras kepala dengan keinginan masing-masing dan pada akhirnya akan menyakiti satu sama lain. Brian mengerti itu, melihat Reres selama ini sudah keras kepala sekali, kemudian ia bertemu dengan Saga yang ternyata sama saja. Meskipun ia menyayangi Reres dan bahkan sudah bersama Reres sejak lama sekali. Saga tetap tak bisa menekan rasa egoisnya. Intinya keduanya sama saja. Sama-sama keras dan buat orang -orang yang ada di sekitar mereka jadi pusing sendiri. "Gue capek di sini, sama semua tekanan yang Saga kasih Bri," ucap Reres.'Terus lo mau gimana?""Kita pindah, gue ada rencana s

  • Baby Sitter Sang CEO    Kemarahan Saga

    Saga baru saja kembali dari rumah sakit. Yang menjadi tujuan utamanya adalah Reres dan si kembar. Dokter mengatakan kalau kondisinya sudah lebih baik. Dan dikatakan juga kalau ia sudah bisa melakukan rutinitas seperti biasanya. Hanya saja, masih belum bisa mengangkat benda-benda berat. Kehadiran wanita yang ia cintai dan juga kedua buah hatinya agaknya menjadi salah satu penyembuh bagi Saga.Si pucat melanggarkan kakinya masuk ke dalam rumah bersama Aira. Sementara akhirnya memilih berjalan menuju kamar karena ingin beristirahat pria itu memilih untuk segera menghampiri Reres dan juga kedua putrinya. Saga kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Reres. Ia cukup terkejut, hanya menemukan Brian yang kini tengah merebahkan tubuhnya sambil membaca artikel dari ponsel. Saga kemudian berjalan mendekat dan duduk di samping Brian. "Reres sama si kembar?" Pria itu bertanya pada Brian."Tadi pergi sama Haris, mau ke rumahnya Haris ketemu sama ibunya." Brian menjawab dengan cuek. Ia tak terla

  • Baby Sitter Sang CEO    Bertemu Ibu Ais

    Pagi ini si kembar sudah berpakaian dengan tema rabbit. Keduanya berpakaian seperti itu karena Brian yang baru saja membeli pakaian itu untuk keponakan kembarnya. Saat pertemuan dengan teman-temannya kemarin sengaja mampir ke sebuah toko pakaian anak dan Brian membeli untuk si kembar.Hari ini akan datang ke rumah Haris seperti janji yang sudah Reres katakan kepada pria itu. Hari ini ia berdandan dengan rapi. Karena sudah cukup lama tidak bepergian, sedikit canggung saat kembali harus merias diri. Saat sedang memoleskan make up, Brian berjalan masuk ke dalam kamar. Pria itu menatap kepada Reres dan ia benar-benar baru kali ini melihat sahabatnya itu merias diri. Biasanya di Bali, sama sekali tak pernah memoles wajahnya. Ia biarkan dirinya natural mungkin dengan kata lain sebenarnya Reres malas untuk melakukan itu."Waduh, Ibu make up nih. Kalau di Bali, muka dibiarin kucel en dekil. Kalau di Jakarta bentar-bentar tancap bedak." Brian meledek reres. Kemudian Ia mendapatkan sebuah hadia

  • Baby Sitter Sang CEO    Petuah Brian

    Reres malam ini bersama Brian di kamar menjaga si kembar. Seperti malam-malam biasanya mereka sering sekali bercerita dan bertukar pikiran. Reres ingin memberitahukan kepada Brian perihal tentang Haris yang mengajaknya untuk menemui sang ibu. Reres sebenarnya sedikit takut untuk besok bertemu dengan Ais. Sejujurnya dia bisa merasakan kalau Haris masih menyimpan perasaan padanya. Dan itu membuat Reres takut, dirinya takut kalau Haris masih berharap padanya. Reres tak ingin memberi harapan kepada Haris dan Ia juga tak bisa memberi harapan kepada Saga. Karena sejujurnya sampai saat ini belum ada seorangpun yang menempati hatinya lagi."Dan besok gua udah setuju untuk datang ke rumahnya Mas Haris bawa si kembar." Brian menganggukan kepalanya mengerti. Rasanya sulit juga bagi Reres untuk menolak, karena dulu ia sudah sempat berjanji untuk menemui Ibu dari Haris. "Kalau menurut gue sih, nggak ada salahnya Lo ketemu. Ya ketemu aja, anggap aja lagi silaturahmi sama keluarganya teman. Anggap

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan rahasianya

    Aira melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. senyuman tersungging di bibirnya akibat merasa bahagia, arena pagi tadi Saga begitu baik padanya. Dan memperlakukannya dengan hangat. Meski dalam dirinya sadar betul kalau apa yang dilakukan Saga saat itu adalah karena kehadiran Reres, dan karena ia yang mau memanggilku Reres untuk bisa datang ke rumah. Di ruang tengah sang ayah kini tengah membaca artikel dari ponsel. Akhirnya berjalan mendekat kemudian duduk di samping Hartanto. Wanita itu kemudian memeluk dan mencium sang ayah."Kamu sehat kan di sana nak?" Hartanto bertanya tentang kondisi anaknya selama berada di rumah sang suami.Aira menganggukkan kepalan sambil tangannya merangkul leher sang ayah. Ia memang terkenal sangat manja pada Hartanto. Tentu saja itu karena Aira merupakan anak satu-satunya dari keluarga itu. Dan sang ayah juga selalu memanjakan putrinya. "Aku sehat, Saga juga perlahan pulih." Aira menjawab pertanyaan sang ayah. "Mami ke mana Pi?" "Ka

DMCA.com Protection Status