Kakak bantu Vote like, kasih hadiah ya agar author semakin semangat terimakasih
Disebuah rumah besar, tepatnya di rumah keluarga Zevandra dalam satu ruangan duduk semua anggota keluarga. Barel Mahesa kakek Zevanra mengumpulkan semua anggota keluarganya. “Apa aku harus sekarat baru kamu mau datang ke rumah ini?” Ia menatap Zevan yang duduk menjauh dari semua anggota keluarga. Sesekali matanya tertuju pada bocah tampan yang sedang bermain di taman. Anak lelaki itu adalah putra Gemma yang diadopsi Zovanca. “Zevan! Kakekmu bicara padamu,” bisik sang Ibunda. “Katakan saja kenapa memintaku datang ke sini Kek. Kalau tidak ada yang penting saya akan pergi. Ada banyak pekerjaan yang akan aku kerjakan,” ucapnya dengan acuh. Jika anggota keluarga yang lain selalu bicara dengan hormat di depan Barel Mahesa. Tapi tidak untuk Zevan, belakangan ini ia selalu bertentangan dengan sang kakek. “Zevan, ini rumahmu kenapa kamu seperti menginjak bara kalau datang ke tempat ini,” ucap Bibi Zevan. Di depan Mahesa semua anggota keluarga selalu berpura-pura ingin Zevan ada sana. Tap
Zevandra benar-benar mengabaikan istrinya belakangan ini. Padahal Zovanka juga tidak kalah cantik dengan Gemma. Tapi belakangan ini Zevan seolah-olah jijik melihat istrinya. Ia bahkan menolak menatap Zovanca. "Maaf aku hanya merasa dingin." Zovanca menarik lengan kemeja untuk menutupi luka cambuk dipunggung tangannya. "Harusnya kamu tidur di kamarmu Zovanca tidak usah ikut pertemuan itu jika kamu memang sakit," ujar Zevan dengan wajah dingin. Setelah melakukan adengan ranjang ekstrim dengan pasangan selingkuhannya, kini tubuh Zovanca di penuhi banyak luka-luka, mulai dengan luka cambuk, syaratan, sulut rokok bahkan bekas cekikan. Zovanca ketagihan dengan gaya ranjang ala BDSM . Ia menutupi luka itu dengan berpakaian serba terttutup. Zovanca beralasan ia kurang enak badan. 'Apa Zevan sudah mengetahui? Kenapa dia menatapku dengan sinis seperti itu? Ah ... tidak mungkin kami selalu melakukannya di tempat khusus' Zovanca membatin. Lalu ia mendekati Zevan lagi dan mengandeng tan
Ternyata tidak mudah mengubah sikap Kanaya, ia sudah terbiasa hidup manja dan melakukan segala sesuatu dengan bebas. Ketika ia ingin didik hidup disiplin ia brontak. Apa lagi dijauhkan dari ponsel itu membuatnya seperti orang gila. Bahkan menurut pengakuan pengurus paondok ia kerap mencuri makanan dan uang satu kamarnya “Pak apa yang terjadi?” tanya Gemma. “Anaknya tidak bisa diatur Bu, dia sering sekali mencuri uang satu kamarnya. Padahal dia tidak kekurangan uang, uang sakunya justru banyak.” “Mungkin itu sikap brontaknya dia Pak, dia berpikir dengan dia nakal pengurus pondok akan memulangkannya, tapi saya berharap dia tidak dikeluarkan,” bujuk Gemma. “Bu, baru kali ini saya berhadapan dengan anak pembangkang seperti Kanaya. Beberapa hari yang lalu dia bahkan menolak memakai hijap di lingkungan pesantren, padahal itu satu keharusan di sini. Guru-guru dan pengurus pondok ingin bicara langsung dengan orang tua Kanaya,” ucap pengurus pondok. “Pak suatu saat kami akan datang
Mendengar Regi marah-marah dan memaksa Gemma untuk bertemu. Ia mematikan panggilan telepon . Lalu memblokir nomor Regi. “Aku tidak akan kepikiran lagi tentang mereka. Erina dan Regi bisa menjemput anak mereka sekarang.” Gemma menghela napas legah setelah bicara dengan Regi. Kini giliran Kanaya yang akan ia urus, ia juga ingin menyerahkan Kanaya pada Regi juga. Gemma menelepon Leo dan menceritakan semua tentang Kanaya. Leon menjelaskan ternyata Kanaya salah satu anak yang diadopsi dari tempat tersebut. “Jadi, orang yang meminta Kanaya melakukan semua itu, orang -orang dari sana juga?” tanya Gemma. “Iya, Wanita yang dipanggil Mami itu juga bagian dari sana, rumah sakit, tempat judi online dan tempat pembuatan video itu semua itu berhungan satu sama lain,” jelas Leo. “Itu artinya Regi sudah mengetahui kalau Kanaya dipaksa melakukan rekaman itu?” “Bisa jadi, karena menurut data yang ditemukan Tasin. Mereka semua berhubungan.” “Ya Ampun, seburuk itukah dunia ini? Dia mengadopsi
Mendengar Gemma sudah menikah, Regi sangat marah. “Aku kehilangan segalanya karena kamu Gemma, ternyata kamu sudah menikah aku akan menghabisi lelaki yang mencoba merebutmu dariku,” ujar Regi Ia mencoba menghubungi nomor Gemma tapi tidak aktif lagi. “Kamu sudah memblokir nomorku. Aku akan bisa mendapatkan kamu lagi dengan cara apapun,” ucap Regi dengan tatapan sinis. Regi pulang ke kampungnya, ia berpikir bisa menggunakan keluarganya untuk menekan Gemma. Dimasa lalu ia bisa menikah dengan wanita canti itu karena orang tuanya miskin dan butuh uang. Keluarga Regi menawarkan mahar yang besar langsung setuju untuk memberikan Gemma sebagai istrinya. Regi berpikir ingin melakukan cara yang sama, ia lupa kalau kakak laki-laki Gemma sudah jadi kepala desa di kampungnya. * Saat Regi tiba di sana, ia menemukan banyak perubahan. Jalanan ke kampung mereka sudah bagus rapi dan mulus. Lampu jalanan yang sudah bertahun-tahun tidak menyala sekarang sudah terang, irigrasi
Setelah Regi pulang ke kampungnya ada banyak hal yang sudah berubah, dulu keluarganya terpandang dan sangat dihormati di kampungnya. Tapi sekarang ia tatap sinis oleh semua orang. Itulah kehidupan terkadang diatas dan terkadang dibawah. Saat kita berada diatas jangan menyombongkan diri, karena ada yang ada dalam hidup ini hanya sementara. “Semua harta orang tua kita sudah habis Regi bahkan banyak hutang. Aku mengharapkanmu untuk mengurus ibu karena Mbak gak sanggup lagi.” “Apa Mbak gila! Aku baru keluar dari penjara bahkan tidak punya tempat tinggal.” “Kamu bisa pinjam sama Kakak Iparmu . Lihat Lian sudah jadi kepala Desa dan aku mendengar dia yang membeli pertenakan kita.” “Aku sudah bercerai dengan Gemma.” “Apa?” Wanita bertubuh tinggi ramping itu kaget dan terdiam saat taghu kalau Regi juga sudah bercerai dengan Gemma. “Bukannya kamu bercerai dengan Erina saja?” “Tidak.” Ibu Regi yang duduk di kursi hanya bisa menangis dalam diam, saat putrinya menolak untuk mengurus dirinya
Gemma masih terkurung di rumah Zevan, ia tidak diperbolehkan kemana-mana. Gemma mengerti itu semua demi kebaikannya. Tapi masalahnya pikirannya sama Kanaya, ia tidak bisa mengabaikan anak remaja berwajah cantik itu, apalagi setelah tahu kalau ia berasal dari panti asuhan tempat putranya di asuh. Gemma menelepon Leo meminta bantuannya untuk mengurus Kanaya. “Jangan khawatir Gemma, guru yang mengajar di sana abang sepupuku, aku sudah meminta mengurusnya.” “Terimakasih Leo, lagi-lagi kamu menongku,” ucap gemma merasa tidak enak. “Tidak apa-apa kita teman. Gemma aku baru mendapat kabar kalau orang tua Regi meninggal apa kamu sudah tahu?” “Tidak, aku tidak punya hubungan lagi dengan mereka lupakan saja,” sahut Gemma. “Baiklah, aku hanya memberitahumu. Kamu harus hati-hati jangan percaya pada siapun baik sama Zevan sekalipun, percayalah pada dirimu sendiri, begitulah cara kita bertahan di dunia yang serba keras ini,” ucap Leo. “Ya, baiklah.” Gemma merasa senang karena Tasin dan Leo
Setelah beberapa hari mengurus sesuatu di luar Zevan kembali ke rumah, saat tiba ia melihat Gemma di taman sedang mengurus tanaman hias di depan rumah. Ia tidak menyapa Zevan langsung masuk ke dalam kamar dan tidur. “Ada apa? Apa ada yang sala dengan pak Zevan?” tanya Boby setelah Pak dokter itu mengabaikan Gemma. “Apa mereka bertengkar? Tidak mungkin bertengkar ini pertama kalinya diapulang ke rumah setelah pernikahan mereka,” sahut BI Nur asisten rumah tangga yang mengurus rumah Zevan. Gemma bahkan tidak menyadari kalau Zevan sudah pulang ia sibuk menanam bibit bunga baru dan menebang yang tua. Setelah beberapa lama ia berkutat dengan tanaman berwarna-warni itu. Bu Nur menghampiri Gemma dan ikut membantu. “Bu, biarkan saya yang melakukannya Ibu masuk ke rumah dan istirahat saja.” “Tidak Bi, ini tanggung, biar saya teruskan,” sahut Gemma. Ia belum tahu kalau ada Zevan di kamarnya. “Tapi Bu, pak Zevan sudah pulang dari tadi.” “Ha? Kapan?” Gemma meletakkan cangkul kecil di tan
Semua keluarga syok dan sedih melihat kemarahan Gemma, mereka bisa mengerti kemarahan sang menantu, dibohongin suami selama empat tahun itu tidak mudah. Deyra hanya bisa mengusap dada.Besok harinya setelah Gemma merasa sedikit tenang, ia menemui Zevan di ruang kerjanya Zevan duduk melamun. Sepanjang malam, ia bahkan tidak bisa memejamkan mata ia juga tidak makan. Gemma mengetuk pintu.“Masuk!”“Boleh aku bicara?”“Gemma ….” Zevan langsung berdiri dengan wajah khawatir.“Aku sudah memikirkannya. Saat di tenda penampungan kamu pernah bertanya apa hukumannya kalau aku tidak jujur. Aku ingin memberi jawabannya sekarang,” ucap Gemma.“Gemma … kamu terlihat sangat pucat kita ke dokter ya,” bujuk Zevan.“Aku ingin memberikan jawaban Zevan.”“Baiklah.”“Mari kita berpisah.”Zevan langsung mematung menatap Gemma dengan mata berkaca-kaca, ia mengeleng sambil mengusap air matanya.“Jangan lakukan itu Gemma, aku memang salah, tapi aku akan memperbaiki dan tidak melakukannya.”“Kamu yang menga
Beberapa Minggu kemudianSemua orang masih suasana bahagia.Deyra mengajak Gemma berbelanja dan kesalon kecantikan."Bu, kalau ibu ulang tahun kado apa yang ingin kamu minta?" tanya Gemma."Aku ingin cucu kembar," ucap Deyra tertawa."Baiklah. bagaimana kalau aku bilang Ibu sudah punya cucu." Deyra hanya tertawa ia berpikir kalau Gemma akan mengungkapkan tengtang Moes anaknya. Deyra tidak ingin salah, jadia ia mengalihkan pembicaraan.Saat tiba di rumah Gemma membawa kotak di tangannya, tapi ia ragu-ragu menunjukkanya pada Zevan dan Deyra, karena di sana ada Mahesa dan keluarga yang lain.Setelah rumah sakit berjalan normal , Mahesa mengmpulkan anak-anaknyanya. Ia mengumumkan menyerahkan rumah sakit secara resmi secara tertulis pada Zevan. Ia juga mewariskan hartanya dalam jumlah besar pada Moes Mahesa. Hal itu menimbulkan kemarahan pada kedua putri Mahesa, karena Moes bukan darah daging Zevan. Dalam rapat keluarga besar itu hadir juga pengacara dan saksi yang akan melihat.“Dia cucu
Tidak ingin terjadi hal buruk pada Gemma, Zevan meminta kakeknya mengirim helikopter. Namun, cuaca buruk tidak memungkinkan helikopter bisa datang.Saat Zevan bondar bandir, Kai datang.“Dok, Istrinya ditempatkan saja di tenda saya,” usul Kai.Zevan memincingkan kedua alis matanya saat Kai menyebut istri.“Apa Bapak tahu dia istriku?”“Dia mengatakannya. Oh jangan salah paham. Leo memang rada gila karena menjodohkan aku dengan istrimu, tapi aku dan Gemma sudah sepakat untuk berteman,” tutur Kai.Rasa panas dalam hati Zevan sedikit berkurang saat Kai memgatakan hal seperti itu, ia mengendong Gemma ke dalam tenda milik Kai, di sana lebih nyaman karena ada kasur lipat, setelah memberi infus dan pengobatan pada sang istri Zevan keluar. Ia dan Kai duduk mengobrol diluar tenda."Gemms wanita yang baik Pak, saya tidak begitu mengenalnya, tapi saya berteman sama Lian saudara laki-laki Gemma."Setelah mendengar langsung dari Kai tidak ada lagi kesalapahaman.“Besok pagi-pagi sekali saya akan
Karena Zevan masih marah padanya, Gemma akhirnya menghidari Zevan. Setiap kali ia melihat Zevan datang mendekat ia akan menjauh“Tidak seharusnya aku marah padanya, aku marah karena khawatir.” Zevan ingin mengajak Gemma pulang bersamanya. Tapi sayang setiap kali ia datang Gemma akan menghilang, akhirnya ia tidak melihat Gemma selama berjam-jam.Zevan panik mencari ke semua tempat, saat itu sedang hujan lebat di lokasi penampungan tenda-tenda pada bocor semua orang sibuk membantu. Sonia bersembunyi di dalam mobil petugas, Zevan juga tidak tahu harus berbuat apa, dia berteduh di dalam mesjid. Matanya sibuk mencari Gemma, ia sangat khawatir.“Gemma kamu dimana kamu membuatku gila,” ucap Zevan mencari ke dalam mesjid. Ia melihat Gemma dan team dokter dan para tentara menyelamatkan obat-obatan dan persedian makanan dari tenda yang bocor. Tanpa pikir panjang Zevan ikut menerobos hujan dan ikut membantu menyelamatkan persedian obat-obatan menyimpan di dalam mesjid. Setelah selesai Gemma
Zevan dan Deyra baru saja turun dari parkiran, tapi suasana berbeda terlihat dari rumah sakit. Semua orang tampak sibuk. Padahal beberapa minggu belakangan rumah sakit itu nyaris tutup karena kehabisan stok obat-obatan. Zevan harus mengimpor obat-obatan dari luar negeri dengan harga dua kali lipat agar rumah sakit bisa beroperasi. Namun, saat barang dalam pengiriman kembali terjadi masalah dibeacukai . Zevan dan kakeknya kehabian ide.Tapi kali ini, rumah sakit terlihat sangat sibuk .“Ada apa?” tanya Zevan.‘ Apa Gemma berhasil membujuk saudaranya untuk memasukkan pasokan obat?’ Deyra tersenyum.“Mari kita cari tahu.” Ibu anak itu berjalan ke lobby, parkiran pasien VIP yang tadinya kosong kini berisi walau tidak penuh.“Dok, selamat pagi.” Simon muncul dengan wajah sumbringah, dokter bertubuh tambun itu batal cari pekerjaan baru.“Ada apa?” tanya Zevan.“Kita dapat pasokan obat lagi,” ucapnya dengan senyum lebar.“Dari mana?”“Ceo baru Filan Farma setuju menjalin kerja sama dengan
Gemma menatap wajah sang suami, ingin rasanya ia memeluk Zevan dan meluapkan semua perasaannya, tapi Gemma takut iditolak lagi. Hanya menatap bebera denit ia kembali menunduk dan meremas jemari tangannya“Kenapa?” tanya Zevan, kali ini ia menatap Gemma dengan tatapan lembut.“Zevan, a-apa kamu masih percaya padaku kalau aku bicara terus terang?” tanya Gemma semakin meremas jemarinya. Gemma bukan tipe wanita yang lemah ataupun manja, ia wanita kuat, bahkan keras tetapi kali ini ia terlihat sangat takut bahkan tidak berani menatap Zevan.‘Apa yang sebenarnya yang kamu lakukan Gemma kenapa kamu ketakutan begitu’“Baiklah katakan.”“Sebenarnya-”“Gemma! Katanya mau bicara sama Ibu.” Deyra tiba-tiba datang membuyarkan semuanya.Gemma berdiri. “ Nanti saja, aku bicara sama ibu dulu.” Ia berjalan menghampiri Deyra dan meninggalkan Zevan.Zevan masih duduk di bangku taman, ia penasarn kenapa Gemma tiba-tiba bersikap aneh dan takut padanya. *Gemma duduk bersama ibu mer
Setelah bicara dengan Zevan Gemma tidak banyak bicara lagi, ia lebih banyak diam.“Aku ingin ke kamar dulu.”“Apa kamu tidak akan mengatakan apa-apa?”“Tidak ada.”Zevan langsung diam, Zevan menyadari setelah penolakan malam itu Gemma banyak berubah.“Lalu bagaimana dengan paspor di tanganmu?””Itu milik teman. Aku mau ke kamar dulu.”Gemma masuk ke dalam kamar, ia membuka laci dan membawa beberapa berkas, saat memasukkan ke dalam tas Zevan masuk.“Aku akan tidur di restoran,” ucap Gemma sembari melepaskan penutup kepala yang ia pakai.“ Itu artinya kamu sudah menyerah?”Gemma hanya terseyum kecil tidak menjawab pertanyaan Zevan, sikap diam Gemma membuat Zevan merasa gelisah.“Aku sudah mengatakan padamu jangan membuang-buang waktu, kamu tidak percaya.”‘Setidaknya aku berusaha’ balas Gemma dalam hati.Saat sedang mengobrol dengan Zevan Leo menelepon, raut wajah Gemma berubah. Ia menjauh dari Zevan sembari mengangkat telepon.“Apa kamu gila?” Apa maksudnya?”Terdengar suara tawa meng
Setelah kejadian itu Gemma tidak pulang ke rumah Zevan, ia memilih tidur di restoran miliknya, di sana ia jauh lebih tenang tidak ada yang mengusik tidak ada yang menatapnya dengan tatapan dingin.Pagi itu Zevan masuk ke kamar mereka, tempat tidur masih rapi, Gemma sudah dua hari tidak pulang ke rumahnya.“Baiklah itu lebih baik, pergilah itu jauh lebih baik untuk kita berdua,” ucap Zevan. Mulut bicara tidak tetapi hatinya sedih karena tidak melihat Gemma.Saat ingin berangkat ke rumah sakit Zevan sengaja mampir ke restorannya, ia menoleh ke lantai dua, di sana duduk seorang wanita cantik, duduk melamun menatap jalanan ibu kota.“Akhirnya kamu menyerah juga.” Zevan menghidupkan mobilnya kembali dan meninggalkan restoran Gemma. Di rumah sakit ia banyak melamun dan pikirannya kemana-mana.Setelah semua yang terjadi pada keluarganya Zevan memutuskan kembali bekerja di rumah sakit keluarganya, setelah dr. Deyra berangkat ke luar negeri bersama suaminya Zevan yang mengantikan posisi sang i
Mata Gemma melotot kaget mendengar kata-kata penghinaan itu. Ia menahan rasa sesak di dada, Gemma tidak mau menangis di depan Zevan. Ia berdiri lalu memungut dan mengenakan piyama tidurnya.“Baiklah terimakasih untuk malam ini, selamat malam.” Gemma bergegas lalu kembali ke kamarnya.Zevan mengepal tangannya dengan kuat, Gemma masuk ke kamar mandi dan menangis keras di sana, ia merasa seperti jalang yang meminta dipuaskan sama seorang pria. Zevan datang ia mendengar Gemma menangis di kamar mandi. Ia tidak tahan mendengar Gemma menangis, ia kembali ke kamar Moes dan memukul dinding kamar itu beberapa kali, saat Gemma menangis seperti itu ia juga merasa terluka, tapi kekecewaan masih menyelimuti hatinya, ia masih marah sama Gemma.“Kenapa? Kenapa harus ada seperti ini. Aku berharap kamu pergi biar kamu tidak terluka,” ucap Zevan. *Saat Gemma bangun pagi, ia merasa tubuhnya terasa remuk, Zevan benar-benar menghajarnya malam itu. Ia malas bangun dari tempat tidur, melihat