Entah sudah berapa batang rokok habis di tangan lelaki itu. Ia sendiri tak bisa memastikan, perasannya kalut, apalagi saat melihat mantan kekasihnya bahkan tak mau melirik sedikitpun ke arahnya membuat Galen tak tenang.
Malam ini, ia duduk sendiri di teras rumahnya di samping kamar sambil ditemani asap rokok. Galen hanya memakai celana training tanpa atasan, karena ia baru selesai bercinta dengan istrinya dan Emery tertidur karena kelelahan dan Galen frustasi di sini.
Bahkan bercinta bersama istri sendiri, membayangkan orang lain, Galen bersyukur karena tidak kebeblasan menyebut nama Irish dan membuat Emery murka, dan saat tahu gadis itu Irish, Emery takkan tinggal diam. Galen tahu, Emery tak suka apa yang menjadi miliknya diusik orang lain. Baiklah, tapi ia yang salah. Rasanya seperti Irish sudah move on, hanya dirinya nelangsa, tak tentu arah tak ikhlas Irish bersama orang lain, apalagi orang itu Declan. Demi kancut mini Sandy Galen tak ikhlas Irish bahagia
"Bisa kita mulai sekarang?" Irish tertawa. Bisa-bisanya laki-laki ini begitu agresif."Aduh nggak sabaran pak." Irish menutup mulutnya, menahan ketawanya."Jangan panggil bapak terus dong. Padahal sudah di ranjang, saya merasa seperti punya kekasih anak di bawah umur. Entar saya dikira pedofil." Irish tertawa. Ia langsung menubrukan tubuhnya. Ia bahagia, terlampau bahagia. Declan datang menawarkan semua kebahagiaan untuk dirinya. Bolehkah ia berharap hubungan ini berjalan selamanya?Declan langsung menangkup bibir mungil Irish dengan tangannya yang besar dan mengecupnya. Laki-laki itu juga menggigit hidung bangir mungil itu. Irish itu cantik, dan manis, tidak bosan dipandang. Alisnya yang tertata rapi, sepasang mata bulat berwarna hitam kecoklatan, bibir merah jambu yang terlihat begitu menggiurkan, walau tidak memakai pemerah bibir. Pipinya yang disebut pipi-able. Declan takkan puas jika hanya mengangumi wajah Irish sekar
Angin sepoi-sepoi menyambut mereka yang bergandengan tangan, sambil menginjak pasir putih yang halus. Dress panjang, menutup hingga mata kaki dan kain itu tertiup angin dengan rambut tergerai. Kaca mata hitam bertengger di hidungnya.Galen memeluk Emery dari belakang, sambil menggigit telinga gadis itu sedikit. Emery menyikut suaminya."Kau bilang kita mau ke Maldives. Tapi apa ini?" protes Emery. Mereka hanya pergi ke pantai yang berjarak 2 jam perjalanan."Waktu kita tidak banyak. Ada uang, aku akan kembali membawamu ke Maldives. Tabunganku belum cukup." Galen membalikan tubuhnya Emery dan menarik hidung mancung tersebut. Emery megerucutkan bibirnya, banyak sekali alasan.Keduanya tinggal di sebuah villa yang berada di atas dengan tangga penyambung dan langsung berhadapan dengan pantai. Lautnya begitu tenang, banyak pasangan yang sekedar berjalan di sini, sekedar menikmati sunset. Walau ada juga bersama keluarga bahkan ada yang sendi
Valeria sudah berjanji untuk menuntaskan masalah ini, dan Galen tersenyum puas. Saatnya si manusia tak tahu malu itu merasakan akibatnya. Kenapa dia mengambil yang bukan seharusnya?Dan hari ini Galen pergi ke kantor seperti biasa dan ia berlakon seolah tak pernah terjadi sesuatu. Laki-laki itu terus bersiul karena sebentar lagi Declan akan merasakan kehancurannya sendiri."Babe." Galen berbalik dan menatap istrinya sambil mengecup kepala wanita itu. Ia senang, sebentar lagi semuanya akan berjalan seperti yang ia inginkan. Irish akan kembali dalam pelukannya, karena setelah tahu fakta ini. Walau ia juga punya istri, tapi ia dan Irish adalah sepasang kekasih yang terjadi dari jaman sekolah hingga tujuh tahun kemudian. Tujuh tahun bukan waktu yang singkat Irish dan Galen tentu sudah mengenal sifat masing-masing. Dan dirinya adalah kandidat terkuat untuk Irish kembali.Galen memeluk istrinya dan masuk ke kantor. Tak sabar menanti drama apa yang terja
You got me sippin' on somethingI can't compare to nothingI've ever known, I'm hopingThat after this fever I'll surviveI know I'm acting a bit crazyStrung out, a little bit hazyHand over heart, I'm prayingThat I'm gonna make it out aliveThe bed's getting cold and you're not hereThe future that we hold is so unclearBut I'm not alive until you callAnd I'll bet the odds against it allSave your advice 'cause I won't hearYou might be right but I don't careThere's a million reasons why I should give you upThere's a million reasons why I should give you up.Air mata Irish tak berhenti mengalir, entah sejak kapan ia merasakan hal sial ini lagi, tapi ia benci perasaan ini. Bahkan kali ini rasanya lebih hebat.Declan pergi. Declan pergi tanpa pamit padanya,
"Aku tahu kamu tengah berduka, tak tak ada alasan buat terus terpuruk seperti ini. Past is the past, semua orang punya masa lalu dan jadikan sebagai pelajaran."Irish menunduk terisak pelan seperti anak kecil. Hatinya sedih, terlampau sedih. Tak menyangka kejadian bertubi-tubi datang menyerang di hidupnya tanpa ia tahu dan beri antisipasi terlebih dahulu."Tinggalkan aku sendiri." Irish tak mau menatap lawan bicaranya yang semakin buat dirinya muak. Yang ia inginkan adalah ketenangan diri bukan semua kata bijak yang semuanya bullshit. Irish tak butuh kata-kata bijak yang semakin hari ia dengar semakin bikin muak.Irish mungkin tak bisa survive sendirian di kos ini. Ia harus secepatnya pergi. Mungkin menenangkan dirinya di rumahnya sebelum sembari mencari pekerjaan baru. Irish ingin pergi dari semua kehidupan orang-orang ini."Baiklah, tapi kalau ada apa-apa bilang sama aku." Irish melambaikan tangannya menyuruh orang itu pergi. Ia
Irish terdiam, sambil ditemani minuman hangat dan menerawang kosong. Sekitar dua minggu, ia sudah apply semua pekerjaan bahkan yang bukan bidangnya sekaligus tapi hingga detik ini, ia tak mendapatkan panggilan untuk interview.Irish harus secepatnya minggat dari rumah ini, jika tak mau ibunya mengetahui jika ia hamil. Irish masih tak percaya ini terjadi padanya, tapi ia juga tetap tegar menjalani hidupnya. Irish sadar, semakin hari tubuhnya semakin terlihat pucat. Walau ia sengaja berlakon ceria di hadapan ibunya. Irish juga harus menabung untuk anaknya.Irish menarik toples berisi keripik singkong dan memakannya dengan tak semangat. Irish butuh pekerjaan segera. Sayang sekali, jika ia punya skill yang mumpuni ia bisa bekerja freelance."Mama mau bekerja dulu." Irish hanya mengangguk. Merasa bersalah, ia tidak bekerja dan sekarang makin menambah beban ibunya. Tapi tetap bertahan dengan pekerjaan seperti dulu, ia tak bisa Irish lakukan. Ia harus ba
"Ikut aku!" Irish menggeleng dengan keras, saat Galen menarik tangannya kasar padahal ia sedang menahan rasa mual."Jangan! Aku mau, uweeeekkk." Telat! Irish sudah mengeluarkan cairan menjijikan tersebut. Tapi Galen tak merasa jijik sama sekali, ia hanya melihat Irish dengan tatapan simpati. Ini gadis bodoh atau apa sih?Akhirnya Galen mengambil air putih dan memberi pada Irish. Gadis itu menerimanya dan meneguk walau rasanya belum lega sama sekali. Irish baru merasakan muntah-muntah yang menyusahkan selama tiga hari terkahir. Dan Irish bersyukur jam-jam ia merasa mual saat ibunya sudah berangkat kerja, walau tak selamanya Irish bisa selamat dari ini. Bahkan Galen sudah langsung tahu keadaan dirinya."Ayo! Udah lama tangan aku nggak cium orang." Irish menggeleng."Jangan." cegat Irish. Bahkan sekarang ia menahan tubuhnya sambil memeluk tembok. Irish tak mau dipaksa. Ia tahu, Galen akan membawanya ke Declan tapi Irish tak ingin berurusa
Dulu—Galen mengira hidupnya memang akan susah atau orang tuanya jatuh miskin dan mereka akan berhemat hingga hanya bisa makan mie instan atau bisa-bisa minum obat maag di akhir bulan seperti anak kos.Saat dua—hampir tiga tahun lalu, disaat orang tuanya mengabari bahwa ayahnya bangkrut Galen mengira semuanya beneran. Tapi Ibunya baru mengaku dua bulan yang lalu, jika dulu beliau sengaja bilang begitu karena tak mau berpisah dengan anak bungsunya karena melihat bagaimana anak sulungnya sedang berada dalam kehancuran rumah tangannya. Orang tua Galen tak perlu mencampuri urusan anak mereka karena bukan pada porsinya menanyakan kenapa Declan dan Valeria bisa berpisah.Tapi Ibu Galen ingin Galen jangan sampai gagal seperti abangnya. Separuhnya Galen ingin marah, ingin mengamuk, bagaimana orang tuanya bisa bercanda seperti ini hingga ia bisa mengenal Emery dan jadi istrinya sekarang hanya karena skenario murahan seperti itu. Ada begitu banyak beban dan penyesalan y
Kita adalah teman tumbuh bersama, kita adalah saksi hidup bagaimana terus berjuang melawan takdir dan hidup yang kadang terasa tak adil sama sekali, tapi selalu bersama bergandengan tangan dan tersenyum melewati semua hal.Galen tersenyum hidupnya mungkin penuh lika-liku atau bisa saja terlihat berjalan begitu mulus tergantung siapa yang mengambil sudut pandang, orang bijak akan mengambilnya sebagai pembelajaran yang harus dijadikan guru terbaik dan saat seseorang yang suka mengeluh melihat hidupnya terus saja mengeluh dan merasa dunia begitu kejam dan Tuhan begitu kejam.Galen akan menutup buku kisah hidupnya dan Irish dan membuka lembaran baru bersama Emery dan calon buah hati mereka yang seperti Tuhan kabulkan karena berjenis kelamin perempuan dan akan dinamai Emerald. Emery dan Emerald merupakan ratu di hidup Galen dan laki-laki itu akan terus mensyukuri hidupnya.Laki-laki itu sedang memperhatikan istrinya yang berolahraga menyambut detik-
"Tante Mama! Nay mau pake seragam yang mana?" teriak Nayjla menghebohkan seluruh penghuni rumah seperti biasa.Irish sedang menyusui Baby Saxon yang baru tidur subuh tadi karena malam tadi mengajak begadang. Benar-benar luar biasa rasanya jadi ibu."Tante Mama!" Nayjla masuk ke kamar dan melihat ibu sambungnya yang suruh diam karena adiknya baru saja terlelap. Bayi berusia 4 bulan yang membuat Irish merasa satu hari 24 jam itu kurang, kalau boleh Irish mau minta sampai 36 jam. Agar ia bisa mengurus baby Saxon dengan leluasa lagi."Bentar. Tunggu adiknya berhenti nyusu dulu." Nayjla putar badan dan akhirnya ia mengurus dirinya sendiri. Terkadang ada kecemburuan, kenapa orang tuanya lebih peduli pada bayi itu tapi saat melihat bayi merah itu Nayjla sadar adiknya memang belum bisa apa-apa dan kepolosannya membuat Nayjla belajar mandiri. Bocah itu akhirnya ke meja makan dan sarapan sendiri.Irish mengelus-elus rambut putranya yang masih me
"Aku udah nyiapin nama anaknya. Enakan Carrgil atau Saxon?""Kenapa namanya aneh begitu?""Nggak aneh!" Irish mengotot. Suaminya hanya bisa menggeleng, kenapa para wanita bisa bersikap begitu ajaib di saat bersamaan? Lihat bagaimana wajah Irish yang meringis menahan mulas dan masih ngotot tentang nama anak yang belum pernah mereka diskusi sebelumnya."Carrgil. Kenapa namanya seperti orgil? Orang gila?" tanya Declan."Papa jahat! Anak sendiri dikatain gila!" Declan tertawa. Apa yang ia bicarakan benar adanya. Bagaimana mungkin istrinya bisa menamai anak seunik itu? Trus apa katanya tadi? Saxon? Nama aneh dari mana lagi?"Saxon bukannya nama alat musik?""Nggak tahu! Ikutin aja, anak sendiri yang mau namain Saxon.""Namanya tidak elit!" Irish mencibir. Memangnya nama elit itu seperti apa? Harus ada kemewahan seperti emas dan mobil? Kenapa tidak dinamai emas bin berlian saja?"Masih mules?"&
"Jangan bilang pada siapapun, kalau itu adalah anak kandung aku. Cukup kita berdua yang tahu." bisik Galen.Tubuh Irish langsung merinding. Wanita hamil itu merasa seluruh tubuhnya menggigil. Gila!"Jangan ngomong sembarangan!" sergah Irish sambil mencubit perut Galen. Laki-laki ini gila! Bagaimana ada yang mendengarnya dan salah paham?"Ampun kakak ipar, aduh galak bangat." adu Galen sambil memegang perutnya. Rasanya sakit beneran, lebih tepatnya pedas dan panas. Benar-benar cubitan maut."Jangan gitu. Kalau ada yang salah paham gimana?""Gurau aja aelah. Jangan tegang-tegang amat, nanti anak di perut susah keluarnya." Irish memukul dada Galen dengan membabi buat. Benar-benar mantan kekasihnya ini. Mulutnya tak bisa dijaga."Ini ada reunian atau apa?" Irish berbalik dan melihat Declan, yang tak senang melihat pemandangan Irish dan Galen akrab. Bukan apa-apa, kedua manusia ini pernah memiliki kisah bersama. Baga
Andai manusia punya sayap dan bebas menjelajahi angkasa, dan terbang kesana-kemari tanpa merasa lelah. Maka, Galen dengan senang hati terbang menjelajahi angkasa, atau meminjam sayap elang untuk terbang.Senyum itu tak pernah lepas dari bibirnya, bahkan ia rela bibirnya robek karena terlalu senang, apa yang ia anggap telah hilang dan tak kembali kini kembali karena menemukan kembali jalan pulang."Aku memang tak bisa memprediksi masa depan, tapi hanya kamu yang akan terus bersamaku di masa depan." Laki-laki itu mencium punggung tangan istrinya sebagai bentuk syukur dan bahagia, ia mendapatkan kembali Emery di sisinya."Jikapun kamu mau kita tinggal di California, aku akan ikut. Aku akan pergi kemanapun kamu pergi."Emery langsung memeluk pinggang Galen, begitu juga laki-laki itu.Keduanya saling tersenyum. Sekarang pukul 09.48. Keduanya mendarat di bandara dengan selamat."Mungkin kita harus merayakan ini. Denga
Galen tak percaya kesempatan, atau peluang menurut ilmu fisika. Kesempatan yang ia impikan musnah begitu saja. Mungkin alam bersekongkol agar ia tak mendapat kesempatan.Hari terakhir di Maldives. Pulau terindah di dunia bagi sebagian orang, namun bagi Galen ini seperti berlibur ke ujung neraka. Hatinya nelangsa, seperti ABG baru putus cinta.Laki-laki itu terduduk di pantai, sambil melihat jernihnya air yang dibilang seperti cermin. Bahkan, ikan mau muncul saja harus pakai baju takut ketahuan ia bugil saking jernihnya air."Huh!" Tarik napas, buang napas. Nyatanya tidak membuat Galen merasa lega, tapi semakin merasa tersiksa kenapa dengan hidupnya.Laki-laki itu terdiam dan merenungi nasibnya, sejuknya angin pantai tak membuat Galen merasa segar.Emery. Pikiran tentang wanita ini terus menganggunya. Galen yakin itu Emery, tapi kenapa kenyataan yang ia dapati seperti itu? Bukankah Emery ingin kembali bersamanya? Emery gadis ceria
Dulu, saat Irish menjadi beban terus keluarga, ia tak pernah menikmati betul waktunya saat bangun tidur. Saat bangun tidur, Irish selalu merenungi nasibnya. Apa yang harus ia lakukan? Atau bagaimana ia keluar dari lingkaran kemiskinan. Walau yang ia pikirkan satu-satunya adalah kerja dan terus bekerja.Saat ia memilih resign dari kantor, Irish merasa ia benar-benar tak punya masa depan yang cerah atau masa depan yang menjajikan.Tapi lihatlah sekarang, ia tersenyum saat melihat punggung telanjang yang sedang mendengkur halus, sambil memeluk bantal dengan selimut sebatas perut. Irish tersenyum, mungkin tersenyum bangga atau tersenyum haru. Diam-diam air mata Irish menetes atas semua berkat yang ia rasakan, padahal ia tak banyak punya expectasi yang tinggi.Irish mengelus rambut suaminya dengan sayang dan memperhatikan laki-laki itu tak ada kata bosan. Seolah Declan adalah pusat tata surya bagi Irish.Sekarang sudah pukul 9.37 pagi. Wakt
"Harusnya saya melamar kamu di sini." Irish hanya tersenyum malu-malu, saat Declan memeluk dirinya dari belakang. Melihat jembatan Golden Gate yang menjadi ikon negara bagian California.Dulu, Irish hanya bisa melihat di TV, saat menonton film Hollywood bagaimana jembatan itu hancur karena bencana alam, atau ada makhluk asing yang ingin menghancurkan jembatan tersebut.Tapi sekarang terbentang luas di hadapannya, bagaimana jembatan sepanjang 2.747 m. Ilene melihat dirinya seperti debu sekarang. Bagaimana luar biasa manusia bisa membangun jembatan raksasa seperti ini. Atau mungkin lebih sederhananya, ia yang anak orang susah bisa melihat negara lain yang rasanya seperti mustahil dicapai.Musim panas, terlihat begitu terik di cuaca California sekarang.Declan membawa Irish honeymoon kesini, seperti yang telah ia janjikan pada dirinya sendiri, ia akan kembali membawa Irish kesini dengan alasan yang berbeda. Dulu, mereka kesini saat musim
Hampa.Pulang dalam kehampaan yang luar biasa. Cintanya kandas, sebelum ia memperjuangkan apa yang sudah ia rasakan selama ini.Dua kali, dua kali Galen gagal dua wanita yang berharga dalam hidupnya pergi dan sekarang hanya kekosongan yang mengisi hatinya. Galen pulang tanpa Emery, itu yang membuat Galen terus melihat ke awan di bawah. Perjalanan selama 30 jam membuatnya makin merana.Laki-laki itu menoleh ke samping, bukan Emery tapi seorang bapak tua yang tengah tertidur dengan mulut menganga yang lebar. Emery tak ada di sini, Emery memilih untuk bebas. Galen memang tak bisa memaksa jika memang itu keputusan yang telah Emery buat karena Galen juga tak punya alasan agar wanita itu tetap di sisinya. Bertahan karena cinta? Jangan bicara cinta, jika cinta juga yang menghancurkan kita.Pertemuan terakhir bersama Emery hanya begitu saja."Kau benar-benar tidak ingin pulang bersamaku?" Emery menggeleng. Galen menggengam tan