"Mas Bayu,lebih baik kamu pergi dari sini!"seru Maura sambil terus memeluk Dewa,takut kalau lelaki itu kembali menghantam mantan kekasihnya yang Barus ia putuskan tiga hari yang lalu tersebut.
"Maura..aku nggak akan pergi sebelum kamu jelasin semua!siapa laki laki ini??apa karena dia kamu mutusin aku??"Mendengar penuturan lelaki yang baru saja dia beri bogem mentah itu,Dewa terhenyak. Benarkah laki laki itu adalah kekasih dari iparnya??lalu apakah benar mereka putus karena dirinya??"Aku mohon mas!pergilah dulu. Aku janji lain hari akan ku jelaskan semuanya!tapi untuk sekarang pergilah!"mohon Maura.Bayu tertunduk lemas,ia tak ingin memaksa pujaan hatinya untuk sekarang. Ia sangat tahu dan paham bagaimana sifat Maura. Gadis itu Taka akan bisa di paksa atau pemaksaan itu akan membuatnya marah kepadanya. Biarlah kali ini ia menurunkan egonya dan mengalah."Baiklah,aku akan pergi. Tapi ingat janjimu untuk menjelaskan semuanya. Kita mengawali hubungan dengan cara yang baik,aku harap jika memang hubungan ini harus berakhir,kita bisa mengakhirinya secara baik baik ."Kata Bayu dengan lirih.Pandangan nya tak luput dari punggung gadis yang selama dua tahun ini selalu mengisi hari harinya. Jujur ia tak terima melihat gadis pujaannya memeluk lelaki lain tepat di hadapannya."Iya mas!!aku janji,aku akan mengabari mu nanti!"sahut Maura.Dengan langkah gontai,Bayu meninggalkan tempat tersebut. Pikirannya kacau.,lelaki itu benar benar patah hati atas keputusan Maura yang mengakhiri hubungan dengannya.Usai kepergian Bayu,Maura segera melepas pelukannya dari Dewa."Mas Dewa ngapain di sini??dari mana mas Dewa tau kalau aku disini?"tanya Maura menatap tajam pada iparnya tersebut."Dek,kamu pamit sama aku mau balik ke Semarang udah dua hari yang lalu,tapi kamu nggak balik ke rumah Oma??kamu nggak mikir kalau Oma khawatir??""Oma atau mas Dewa sendiri yang khawatir??"tanya Maura.Dewa gelagapan di buatnya."Ya,aku juga khawatir dek,kau udah pergi dari Bandung dua hari yang lalu,tapi tiba tiba Oma hubungi aku dan bilang kalau kamu harus pulang karena dapat SP dari tempat kerja kamu,Oma bilang kamu udah beberapa hari mangkir kerja,makannya kamu harus segera balik. Gimana aku nggak cemas dek.?aku takut ada apa apa sama kamu di jalan.Makanya sampai sekarang belum sampai ke rumah Oma!" lelaki itu mengutarakan apa yang sedang ia rasakan."Mas Dewa nggak usah berlebihan,aku baik baik saja!"sahut Maura."Ya udah,sekarang kita balik ke rumah Oma ya!aku antar!"ucap Dewa meraih tangan Maura namun gadis itu segera menepisnya."Aku bisa balik sendiri mas!mas Dewa kembali aja ke Bandung!mbak Mauli pasti sudah menunggumu!""Mauli belum kembali dari Jakarta Maura!kakakmu itu masih sibuk!"bantah Dewa.Maura terdiam,setelah beberapa saat berpikir,akhirnya gadis itu pun mau menuruti iparnya untuk di antar pulang.Setelah berpamitan dengan pemilik rumah,Dewa dan Maura pun meninggalkan rumah Anita.Dalam perjalanan,terjadi keheningan. Tak ada yang mau buka suara terlebih dahulu. Maura membuang muka keluar jendela,sementara Dewa fokus mengemudi sambil sesekali melirik Maura."Jadi...kamu putus dengan kekasih mu gara gara kejadian malam itu??" akhirnya Dewa mulai buka suara karena tak tahan dengan keheningan yang menyapa.Maura yang mendapat pertanyaan pun menoleh."Memangnya apa lagi alasanku mas??dua pekan lagi mas Bayu akan melamar ku,setelah lamaran pasti orang tuanya akan segera menentukan tanggal pernikahan kami,lalu apa yang akan terjadi saat malam pertama nanti mas Bayu tau aku sudah tidak suci lagi ?? setahuku laki laki itu egonya tinggi,dia pasti akan murka mendapati mahkota ku sudah terkoyak. Aku bahkan tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi di antara kamu setelah hal itu terjadi!"jujur Maura.Memang itulah kenyataan yang sebenarnya sedang ia rasakan saat ini. Ia merasa tak pantas untuk Bayu."Sebelumnya kamu bilang jika kamu hamil akan menikah dengan pacarmu dek,tapi sekarang kamu malah putus dengannya,lalu apa yang akan kamu lakukan jika benar benar hamil??"pertanyaan itu kembali meluncur dari bibir Dewa begitu saja."Aku nggak akan hamil mas!kita cuma sekali melakukan itu!""Biarpun cuma sekali tapi kita nggak pakai pengaman dek!tetap akan jadi kemungkinan kalau kamu akan hamil setelah hal itu terjadi. Kamu -""Akan aku gugurkan mas!!"Ckiit....Bunyi ban berdecit beradu dengan aspal kala Dewa menginjak tuas remnya dalam dalam."Enggak!!nggak boleh..!!itu bayiku,aku tidak akan membiarkanmu melakukan aborsi.!!"seru Dewa."Lalu aku harus apa mas??aku nggak mungkin hamil tanpa suami!!""Aku akan menikahi mu..!!""Aku nggak mau jadi madu!!apalagi madunya kakakku sendiri!!"sahut Maura dengan ngegas."Aku...aku akan me ceraikan kakakmu!"Maura terbelalak mendengar jawaban sang ipar."Kamu gila mas Dewa..!!"Maura merasa ucapan lelaki itu tak masuk akal. Ia tau betul betapa Dewa sangat mencintai kakaknya. Lalu mengapa dengan mudahnya lelaki itu mengatakan cerai?... Bersambung........."Mas,jangan gila ya kamu!!aku nggak mau merusak hubungan kalian!sudahlah..lupakan kejadian malam itu!lanjutkan rumah tangga yang damai dengan mbak Mauli!""Dek,kamu nggak tau seperti apa rumah tanggaku yang sebenarnya,aku dan kakakmu sebenarnya...""Sebenarnya apa mas??" Maura jadi penasaran karena Dewa menggantung ucapannya.Dewa menggeleng,ia merasa ragu untuk menceritakan perihal rumah tangganya yang sebenarnya sudah mulai hancur semenjak setengah tahun terakhir.Ia mengetahui perselingkuhan sang istri dengan manajernya sendiri.Dewa diam bukan lantaran tak punya harga diri sehingga diam saja mengetahui jika dirinya di selingkuhi. Lelaki itu hanya ingin mempertahankan rumah tangga yang ia bina dengan penuh cinta bersama wanita yang memang ia inginkan sejak dulu.Dewa terus memendam perasaannya dalam diam sambil terus berpura-pura tak mengetahui apa-apa.Sampai akhirnya kejadian malam itu,kesalahan yang ia lakukan bersama iparnya,saat itulah ia menyadari kenyamanan lain ia temukan da
Tiba di rumah Omanya,Maura langsung keluar dari mobil Dewa dengan tergesa dan buru-buru.Otaknya masih traveling kemana -mana mengingat video sang kakak yang usai ia tonton tadi. Seketika ia teringat adegan di mana sang ipar merenggut kesuciannya."Dek...!!"panggil Dewa saat Maura hendak menutup pintu mobilnya."Apa..??"sahut Maura melongokkan kepalanya ke dalam mobil lagi."Mas enggak di ajak masuk??"tanya Dewa sambil melepas seatbelt nya."Lah...mas Dewa kan punya kaki,mau masuk ya jalan lah sendiri!"sahut Maura ketus."Astaghfirullah,,,galak banget sih dek!"seru Dewa lalu mulai ikut menuruni mobil.Tentu saja lelaki itu harus ikut masuk sekedar beramah tamah dengan Oma mertuanya."Oma..aku pulang..!!"seru Maura sambil mengetuk pintu dengan keras."Assalamualaikum dek...!" Dewa mengingatkan adab kesopanan.Maura melirik sebal pada iparnya tersebut."Iya masss...Oma..!! assalamualaikum..!!"teriak Maura.Dewa menggeleng melihat kelakuan iparnya tersebut. Maura yang sempat frustasi dan
Maura yang mendapat telepon dari Bayu itu hanya mondar mandir sambil memijit pelipisnya yang terasa pening.Wanita itu tak segera menjawab panggilan itu dan membiarkan ponsel nya terus berdering hingga panggilan itu berakhir."Huuftt...." Maura menghela nafas saat ponselnya berhenti berdering.Baru beberapa saat ponsel itu diam,tiba tiba kembali menyala dan berdering lagi. Panggilan berasal dari nomor yang sama. Tak ada pilihan lain bagi Maura selain menjawabnya.Maura menghela nafas dalam-dalam sebelum menjawab panggilan tersebut. Setelah merasa agak tenang,Maura pun menggeser tombol berwarna hijau pada ponselnya."Halo Assalamualaikum."[ Wa Alaikum salam Maura, Alhamdulillah akhirnya kamu mau menjawab panggilanku.]"Hmm...iya mas,maaf lama jawabnya. Tadi lagi di kamar mandi!" dusta Maura.[ Iya nggak papa,kamu mau terima panggilanku aja aku udah seneng! ]"Iya,ada apa mas?"tanya Maura pura pura tak tau maksud dari Bayu menghubungi dirinya.[ Maura,sesuai janji kamu tadi,aku masih m
"Mas!!mas Bayu udah janji kan nggak akan marah??jangan ingkar janji!!"seru Maura saat melihat kilatan amarah pada Bayu usai mendengarkan cerita tentang hal yang ia alami."Maura,ini udah kelewatan! kakak ipar kamu sudah melecehkan mu,dia udah menodai kamu!harusnya kamu tuntut dia!bukannya malah diam saja seperti ini,dan kamu malah putusin aku??" Bayu semakin berang."Mas Bayu,aku diam bukan berarti aku terima saja di lecehkan oleh iparku mas,tapi aku nggak mau mbak Mauli tau hal ini dan berujung menyakiti perasaannya!dan aku mutusin kamu karena aku sadar diri dan sadar posisi,aku udah nggak suci lagi,aku nggak pantas buat kamu mas!aku tau itu!"Maura mulai ikut tersulut emosi lantaran Bayu seolah menyalahkan dirinya atas semua hal yang terjadi.Gadis itu bahkan ikut berdiri dengan nafas tak beraturan karena emosi."O..oke...maaf sayang!aku..aku hilang kendali,.maafkan aku!" Bayu mulai melunak,lelaki itu tak bisa menghilangkan kebiasaannya untuk memanggil Maura dengan panggilan Sayang.
Maura yang saat ini masih dalam pelukan Bayu itu susah payah berusaha melepaskan diri dari lelaki itu. Bayu yang benar benar tak bisa melupakan Maura itu,memilih menerima segala kondisi Maura saat ini.Lelaki itu tetap ingin meneruskan rencana awal nya untuk melamar Maura dua Minggu lagi. Ia tak peduli jika pun nanti akhirnya Maura hamil dari benih iparnya yang bejad itu,yang jelas ia akan tetap menikahi Maura apapun kenyataannya.Maura hanya bisa menangis,.menyesali kejadian yang menimpanya malam itu. Jika saja hal itu tak terjadi,harusnya ia menjadi wanita paling beruntung dan paling bahagia saat ini karena memiliki lelaki seperti Bayu.Nasi sudah menjadi bubur,.mau di ratapi sepanjang waktu pun tak akan berguna karena tak akan bisa membalikkan masa. Berdamai dengan keadaan,hanya itulah yang bisa Maura lakukan saat ini."Maura,,udahan nangisnya. Maafin aku ya,sudah membuatmu sedih malam ini.Tapi aku mohon,beri aku kesempatan,aku janji akan menerima semua hal yang kamu anggap sebaga
"Ayo kita bercerai Mauli!!aku rasa sudah tak menemukan kecocokan lagi antara kita berdua."ucap Dewa dengan serius.Mauli tertegun mendengar ajakan sang suami."Hahaha....jangan becanda kamu mas!nggak lucu tau nggak!"seru Mauli menatap nyalang pada Dewa.Dewa meraup wajahnya dengan kasar. Lelaki itu tau,tak akan mudah lepas dari Mauli begitu saja. Wanita itu memiliki ambisi yang besar,dan gemar melakukan apapun demi mencapai tujuannya."Mauli please!!aku nggak becanda!!aku serius!"seru Dewa."Apa alasan kamu ngajak aku cerai mas??kamu selingkuh karena aku keseringan di luar kota?"tebak Mauli."Apa itu tidak terbalik?"tanya Dewa sinis."Apa maksud kamu mas??"Mauli mulai terpancing."Bukankah kamu yang berselingkuh dan sengaja berlama -lama di luar kota bersama selingkuhan mu itu?"skak Dewa."Kamu mata -matain aku mas??" Mauli nampak geram."Aku punya mata,memangnya kenapa kalau mata ku bisa melihat kelakuan buruk kamu di belakang aku??"sanggah Dewa."Aku itu keluar kota buat kerja mas!!
"Siapa wanita itu mas??"Mauli mengulang pertanyaannya karena Dewa tak kunjung buka suara.Mauli yakin,pasti ada wanita lain yang mengisi hati Dewa sehingga lelaki itu berniat untuk menceraikannya. Jika memang benar ada,Mauli tak akan segan untuk menyingkirkannya karena sudah berani mengusik miliknya."Nggak ada orang lain yang membuatku berubah Mauli,kalau pun ada,itu adalah kamu sendiri!!"sahut Dewa dengan lantang.Lelaki itu lalu meninggalkan Mauli dan memilih tidur di kamar tamu saja.Singkat cerita,pagi hari nya Dewa sudah selesai berkemas mengemasi semua barang -barangnya di koper. Sesuai ucapannya semalam,Dewa yang akan meninggalkan rumah tersebut. Lelaki itu hanya pergi membawa koper dan juga mobil."Mauli,ini adalah surat kepemilikan rumah dan juga tanah. Benda ini milikmu sekarang,secepatnya surat dari pengadilan akan datang kepadamu. Kamu tidak perlu melakukan apapun,cukup bubuhkan tanda tangan pada tempat yang membutuhkan tanda tanganmu saja!"ucap Dewasa sebelum meninggalka
"Apa oma..??Maura sakit??"tanya Dewa dengan perasaan berdebar."Iya nak Dewa,dari tadi pagi tuh muntah muntah terus,padahal dua hari lagi mau tunangan,eh..malah sakit."jawab oma Gayatri.Perasaan Dewa semakin sesak mendengar pertunangan Maura yang akan di adakan dua hari lagi. Jika benar Maura sakit dan muntah -muntah karena sedang mengandung benihnya,lalu bagaimana mungkin Dewa akan diam saja membiarkan wanita yang sedang mengandung benihnya itu bertunangan dengan lelaki lain??tentu saja dewa tak akan tinggal diam."Hueek....uhukk...uhuk...hueekk...."Mata Dewa terbelalak lebar saat mendengar suara maura muntah dari arah kamarnya.Lelaki itu langsung berdiri,"Oma..itu suara Maura kan??"tanya Dewa memastikan."Iya nak,itu Maura. Sepertinya dia muntah lagi."Sahut oma Gayatri segera beranjak meninggalkan ruang tamu dan menghampiri kamar sang cucu.Dewa pun gegas menyusul sang oma mertua. Lebih tepatnya mantan oma mertua karena kini status Dewa sudah bukan suami Mauli lagi.Oma Gayatri s
Dewa kembali dari kantin dengan membawa beberapa jenis kue kering berbahan coklat. Lelaki itu berharap, Maura bisa memakan kue itu dan tidak muntah walau sedikit.Sekembalinya di ruang perawatan Maura, Dewa melihat gadis itu duduk termenung di tepian brankar."Dek, kenapa nggak tiduran aja? ""Aku capek tiduran terus mas. Kepalaku pusing. Aku mau pulang. " rengek Maura yang merasa mulai bosan di rumah sakit tersebut.Dewa menghela nafas, "Tapi kondisi kamu masih lemah dek, ""Tapi aku udah sehat mas, aku gapapa. " Maura pun mulai ngeyel. Gadis itu benar-benar sudah bosan di ruangan itu."Ya sudah, mas tanyakan ke dokter ya, udah boleh pulang apa belum,. Tapi kalau dokter bilang masih harus di rawat dulu, kamu harus nurut ya! Jangan bandel.!" ucap Dewa menepuk puncak kepala Maura dengan gemas.Sebelum menemui dokter yang menangani Maura,Dewa meminta agar gadis itu mencoba memakan kue kering yang ia belikan tadi."Ya sudah,mas Dewa tanyakan dokter sama. Aku bisa makan sendiri kok."celet
"Tante..." lirih Maura sambil mengusap pipinya yang memerah dan memanas akibat tamparan keras dari Tante Rindi."Mulai detik ini, jauhi anakku! dasar ipar penggoda!" sinis Tante Rindi menatap tajam pada Maura.Wanita itu lalu meninggalkan ruangan Maura.Sepeninggal Tante Rindi dari ruangan Maura, gadis itu menangis tersedu-sedu. Rupanya mama dari sang kekasih sudah mengetahui kehamilannya, dan lagi anak semata wayangnya harus di rawat di rumah sakit itu juga lantaran babak belur di hajar oleh lelaki yang sudah menghamili Maura, yaitu Dewa."Sudah dek, jangan nangis terus. Mata kamu bisa bengkak nanti. Bagus kalau ibu pacar kamu itu minta kalian putus, sebentar lagi aku nikahin kamu , jadi nggak usah sedih."Dewa mencoba menenangkan gadis itu.Maura menatap tajam ke arah Dewa."Semua ini gara - gara kamu mas!!hidupku hancur karena kamu!!semua orang meninggalkan ku sekarang!!aku nggak punya siapa-siapa lagi.!!hiks..hiks..."Maura kembali terisak usai mengomeli Dewa.Dewa duduk di tepi bra
"Kondisi janin lemah saat ini tuan,ini baru awal kehamilan,janin masih sangat rentan,saya harap tuan lebih memperhatikan istri anda lagi agar kejadian ini tak terulang lagi atau akan berakibat fatal. Kenapa anda ceroboh sekali sampai membiarkan istri anda terjatuh..??istri anda harus di rawat beberapa hari di sini agar kondisinya membaik dan janinnya tidak l mah seperti sekarang ini,kami harus terus memantau kandungannya." Dokter itu menjelaskan panjang lebar mengenai kondisi Maura sambil mengomeli Dewa."Lakukan yang terbaik untuk anak dan istriku dokter,berapapun biayanya,aku tak peduli,yang penting istri dan bayiku sehat!!"seru Dewa."Tentu saja tuan,itu sudah menjadi tugas kami. Kami akan memindahkan istri anda ke ruang perawatan,silahkan anda selesaikan administrasinya."ucap dokter itu lalu meninggalkan Dewa.Belum sempat Dewa beranjak dari depan ruangan tersebut,brankar yang berisikan Maura di dorong keluar oleh para suster.Dewa pun memilih mengikuti Maura ke ruang VIP dulu sebe
Sahutan Dewa semakin membuat Bayu geram. Lelaki itu pun menghempaskan Maura dan langsung menghujani pukulan bertubi -tubi pada Dewa."Mas Bayu stop..!!"Maura kembali menahan lengan Bayu,namun lelaki yang sudah kalap itu mendorong tubuh Maura dengan kuat hingga gadis itu jatuh tersungkur."Bruugh...!!""Aaakhh....!!"Maura memekik saat bokongnya mendarat dengan keras menghantuk lantai."MAURAA..!!"teriak Dewa.Lelaki yang semula sudah tak berdaya di hajar Bayu itu mendadak mendapatkan kekuatan kembali setelah melihat Maura terjatuh."Apa kau gila hah..!!Maura sedang hamil..!!kau berusaha mencelakainya..!!"Dewa langsung mm brutal dan mengganas menghajar Bayu tanpa ampun. Lelaki itu bahkan tak memberi kesempatan pada Bayu untuk menangkis pukulannya.Kedua lelaki itu tak peduli telah menimbulkan keributan dan menyita perhatian pengunjung restoran yang lain. Aksi mereka menjadi tontonan gratis bagi para tamu resto yang lain. Bahkan pihak keamanan resto pun tak bisa menghentikan keduanya.Ma
"Mas Bayu..."lirih Maura saat melihat siapa yang telah menarik lengannya dengan kasar."Maura..kenapa kamu ada di sini??dengan kakak iparmu??"Bayu memicingkan matanya pada Dewa."Mas...mas Bayu aku bisa jelasin. Ini..aku.."Maura gelagapan seperti seseorang yang sedang kepergok pacar sedang selingkuh."Maura,besok aku akan datang ke rumah bersama mamaku untuk melamar mu,tapi kamu..."Bayu nampak sangat emosi melihat Maura bersama Dewa di restoran itu."Hei,,bisa tolong lepaskan tanganmu??kau menyakiti lengan Maura!!"Dewa menepis tangan Bayu dari lengan Maura yang di pegang."Jangan ikut campur ya!!dasar ba****an..!!kamu sudah merusak masa depan Maura!!"tiba-tiba Bayu melayangkan pukulan ke wajah Dewa dan mengenai sudut bibir lelaki itu."Aakhh....mas Bayu..!!"pekik Maura terkejut."Mas,..mas Dewa gapapa??"Maura langsung memeriksa wajah Dewa yang terkena pukulan.Rupanya pukulan Bayu berhasil membuat sudut bibir Dewa berdarah.Maura terbelalak di buatnya."Mas Bayu..!!apaan sih??aku cuma
Gadis itu berulang kali mengucek matanya,tak percaya jika Dewa berada di hadapannya. Mungkin saja rasa laparnya membuat ia berhalusinasi."Auwh..."Maura memekik saat ia mencubit pipinya sendiri."Kenapa di cubit dek??"tanya Dewa sambil mengusap pipi Maura yang gadis itu cubit sendiri."Ini..beneran mas Dewa??aku nggak lagi mimpi??"tanya Maura masih tak percaya.Dewa tersenyum simpul dan mengangguk.Maura ikut tersenyum dan langsung memeluk erat lelaki itu."Mas Dewa baik -baik saja kan??mas Dewa belum mati kan??"tanya Maura melepas pelukannya dan meraba seluruh wajah lelaki yang berjongkok di hadapannya tersebut."Auwhh..sshh..."Dewa mendesis saat Maura tanpa sengaja menekan luka di keningnya yang masih di balut perban."Aduh..mas Dewa maaf!!aku nggak sengaja..!!sakit yah..??"Maura langsung panik dan mengipasi kening mantan iparnya tersebut.Sebenarnya hanya sedikit nyeri saja,namun lelaki itu suka dengan kekhawatiran dan perhatian gadis di hadapannya tersebut hingga lelaki itu pura -
"Maura..!!"teriak Dewa saat tersadar dari pingsannya.Lelaki itu siuman setelah hampir satu jam tak sadarkan diri."Mas dewa!!"seru Mauli segera beranjak menghampiri Dewa."Mauli..di mana Maura??"tanya Dewa mencengkeram kedua pundak mantan istrinya tersebut ."Maura..??mana ku tahu mas!!lagian buat apa kamu menanyakan perempuan tak tahu diri itu?"tanya Mauli."Jangan bicara sembarangan kamu Mauli!!Maura perempuan baik -baik." Dewa tak suka dengan ucapan Mauli yang menjelekkan adiknya sendiri."Mana ada wanita baik -baik menggoda iparnya sendiri sampai hamil di luar nikah mas??""Jaga bicara mu Mauli!!Maura tak pernah menggodaku!!semua murni kecelakaan saat aku mabuk!!semua salahku,jangan pernah menuduh Maura seperti itu!!dia jelas tak seperti dirimu yang murahan!!!" Dewa yang baru sadar itu benar -benar emosi dengan setiap ucapan yang terlontar dari bibir mantan istrinya tersebut.''Apa bedanya aku dengan Maura mas??kalau aku murahan,Maura pun sama hal nya dengan ku,dia juga murahan k
"Maura please jangan nekat,mas mohon!!"gumam Dewa dalam perjalanan mengejar mobil taksi yang membawa Maura pergi.Dewa benar -benar takut jika Maura nekat lagi dan mencoba mengakhiri hidupnya. Tentu saja Dewa tidak ingin kehilangan bayi dalam kandungan Maura,bayi itu adalah keinginan Dewa sejak lama,memiliki keluarga kecil yang bahagia adalah impian setiap insan,walaupun hamilnya Maura karena insiden kecelakaan di malam terkutuk waktu itu,namun Dewa sudah bertekad akan bertanggung jawab untuk menikahinya jika sampai gadis itu benar -benar hamil. Dan ternyata,insiden malam itu benar -benar membuat Maura hamil.Seolah alam sedang mendukung,konfliknya dengan Mauli pun berakhir dengan perceraian di meja hijau. Hal ini tentu saja membuat Dewa semakin bertekad untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan menikahi Maura,terlebih saat ini ia tak terikat dengan siapapun.Hanya tinggal sedikit lagi,mobil Dewa akan berhasil menyalip taksi yang membawa Maura,namun saat hendak menyalip,dari a
Sore ini,suasana berkabung masih begitu kental menyelimuti keluarga Oma Gayatri.Jenazah sang Oma baru saja di kebumikan,para warga yang datang melayat pun mulai satu persatu meninggalkan rumah duka.Mauli yang sedang pemotretan pun ikut hadir di pemakaman sore itu. Wanita itu mengundur jadwal pemotretannya di luar kota karena meninggalnya sang Oma."Plaaak...!!!"Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Maura hingga membekas kemerahan."Aku nggak nyangka dek!!ternyata kamu itu ipar maut!!"seru Mauli penuh emosi setelah mendengar kebenaran kehamilan Maura yang menyebabkan sang Oma serangan jantung dan langsung meninggal.Maura hanya bisa menangis dan menggeleng."Mauli cukup..!!Maura lagi hamil,jangan buat dia tertekan!"seru Dewa menarik tubuh mantan istrinya menjauh dari Maura yang terduduk di lantai setelah berlutut dan meminta maaf pada kakaknya tersebut karena telah mengandung benih iparnya."Nggak usah bela dia mas!!dia sengaja goda kamu kan??makanya kamu ngotot menceraikan aku,ru