Home / Romansa / BOS & HIS SECRETARY / 37. Moira Diatmika (4)

Share

37. Moira Diatmika (4)

last update Last Updated: 2023-12-01 13:17:30

"Ini seriusan buat kita, Mo?" tanya Irish sembari memerhatikan tas kulit berwarna rose di tangannya itu. Pada makan siang berikutnya, Moira tiba-tiba memberikan satu paper bag pada Irish dan dua paper bag pada Adora.

"Iya, Kak," ujar Moira. "Ini oleh-oleh dari Mama. Kebetulan Mama beliinnya kebanyakan, jadi aku kasih ke Kakak sama Kak Adora."

Adora melihat salah satu paper bag di tangannya. Sama seperti Irish, Adora juga mendapatkan amuse bag yang sama, hanya saja yang berada di tangan Adora berwarna biru langit.

Adora kemudian melihat satu lagi paper bag di tangannya yang lain dan ia menemukan blouse yang digunakannya pada Moira dua hari lalu itu ada di sana, terlipat rapih dengan disisipi aroma manis yang sama seperti Moira.

"Ini mutemuse, kan? Harganya kan lumayan, Moira. Ngapain lu ngasih ini ke kita," ujar Irish kemudian menaruh kembali tas tersebut ke dalam paper bag nya.

"Enggak apa-apa kok, Kak. Ini bentuk terima kasihku sama Kak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • BOS & HIS SECRETARY   38. Akhir dari Pertemanan

    "Jadwal Bapak setelah penandatanganan berkas kerja sama dengan pihak Trust Company adalah makan malam dengan Direktur Won Real Corp," Adora menjabarkan kegiatan Benjamin yang akan dilakukan pada sisa hari ini.Sementara itu, Benjamin yang sibuk dengan berkas di atas mejanya hanya menganggukkan kepalanya sedikit. Pandangannya sama sekali tak lepas dari berkas di hadapannya. Benar-benar tidak mengindahkan keberadaan Adora yang berdiri di depannya.Saat itu Adora mengerti bahwa dirinya seharunya keluar dari ruangan Benjamin dan kembali ke mejanya, tetapi kakinya seakan tertanam di tempat. Ia tidak bisa pergi kemana-mana. Sorot mata Adora lantas mengamati diam-diam laki-laki dengan penampilan formal yang ada di depannya itu, sampai akhirnya subjek yang menjadi objek pandangan Adora mengangkat kepalanya---seperti menyadari tatapan Adora."Kenapa kamu masih di sini, Adora?"Adora mengulas senyum di bibirnya. Sebuah senyum profesional. Adora ta

    Last Updated : 2023-12-02
  • BOS & HIS SECRETARY   39. Akhir dari Pertemanan (2)

    Adora mengembuskan napasnya saat dirinya sedang duduk termenung di ruang pertemuan di lantai 1. Dirinya masih mengingat pertengkarannya dengan Benjamin tadi sore.Benjamin tidak berkata apa-apa lagi setelahnya. Tidak meminta maaf ataupun menjelaskan apa yang terjadi padanya, seakan membiarkan masalah itu berlalu begitu saja. Tentu hal itu membuat Adora semakin kesal dengan tindakan cuek Benjamin."Apa sebenarnya maunya?" Adora ngedumel sendiri saat mengingat ekspresi yang ditampakkan Benjamin terakhir kali. Untungnya, Adora lah yang lebih dulu memutuskan hubungan ini sebelum mereka terlibat semakin jauh.Tok, tok, tokSuara pintu yang terketuk menarik perhatian Adora yang masih terlarut dalam emosinya. Lantas Adora mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Pintu itu pun perlahan terbuka dan menampakkan Pak Krisna tengah melongokkan kepalanya ke dalam ruangan. Tak lama, pandangan Pak Krisna bertemu dengan kedua mata Adora."Permisi, Non, maa

    Last Updated : 2023-12-03
  • BOS & HIS SECRETARY   40. Akhir dari Pertemanan (3)

    ".... Cinderella kemudian hidup bahagia bersama dengan pangeran selama-lamanya." Setelah membacakan akhir dari kisah Cinderella, Moira lantas menutup buku dongeng di tangannya itu, kemudian menolehkan kepalanya ke arah Fara yang berada di sebelah kirinya seraya tersenyum manis.Malam ini Fara meminta Moira untuk membacakan kisah Cinderella sebagai pengantar tidurnya, tetapi anehnya, bukannya terlelap, Fara justru memperlihatkan gelagat aneh---Anak berusia 8 tahun itu merenggut sembari mencengkram selimut yang menutupi tubuhnya.Melihat hal itu, Moira kemudian mengusap pucuk kepala Fara, "Fara kenapa? Fara kangen Papa membacakan dongeng untuk Fara, ya?" tanya Moira pada Fara, berusaha menebak maksud dari gelagat Fara.Sementara itu, Fara yang terbaring di tempat tidurnya kemudian mengangkat pandangannya ke arah Moira yang terduduk di sebelahnya, "Kak Moira, kemana perginya ibu peri yang membantu Cinderella? Kenapa ibu peri tidak muncul setelah Cin

    Last Updated : 2023-12-04
  • BOS & HIS SECRETARY   41. Kamu Memang Brengsek, Benjamin

    Benjamin sekarang mulai tahu siapa laki-laki yang semalam mengobrol akrab dengan Adora. Ialah Damian, perwakilan yang dikirimkan oleh perusahaan Trust Company. Benjamin jadi merasa bodoh sendiri karena pikiran-pikiran yang muncul dalam kepalanya sedari semalam.Setelah 1 jam berlalu, Benjamin kemudian menyudahi meetingnya bersama Damian."Kalau begitu, terima kasih sekali lagi atas waktu Anda, Pak Benjamin," ujar Damian saat berjabat tangan dengan Benjamin. Benjamin membalas perkataan Damian dengan salam formal seperti biasanya, tetapi Benjamin tidak dapat mengalihkan pandangannya dari sorot mata Damian.Meski sedari tadi Damian menatap mata Benjamin, Benjamin sebenarnya tahu bahwa Damian sesekali memerhatikan sesuatu yang berada di balik tubuh Benjamin. Benjamin tentu tidak bodoh, ia mengetahui siapa yang menjadi subjek perhatian Damian itu; ialah Adora yang sedari tadi setia menemani Benjamin dalam meeting pagi itu."Kalau begitu, saya pamit terlebih dulu, Pak Benjamin.""Baiklah, m

    Last Updated : 2023-12-05
  • BOS & HIS SECRETARY   42. Perasaan Bersalah

    Desas-desus mengenai rencana perjodohan Benjamin seketika menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan karyawan di perusahaan. Moira yang juga anak magang pun ikut mendengar desas-desus tersebut.Saking panasnya topik itu, tak sedikit karyawan yang membicarakannya dan membuat Moira yang terduduk di tempat kerjanya pun seketika menciut saat mendengar para pegawai membicarakan topik tersebut.Meski Moira berusaha untuk bersikap sewajarnya, tetapi dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi para staf lainnya saat mengetahui kenyataan yang sebenarnya bahwa Moira lah wanita yang dijodohkan dengan Benjamin. Itu sedikit mengerikan baginya."Moiraa!"Moira sedikit terperanjat ketika seseorang memanggil namanya, ditambah lagi orang itu juga menepuk pundaknya saat pikirannya sedang melayang. Segera Moira menolehkan kepalanya ke sumber suara dan justru menemukan Irish yang sedang berdiri sembari menatapnya dengan pandangan bingung."Kenapa diem aja di sini? Enggak istirahat?" tanya Irish.Mende

    Last Updated : 2023-12-05
  • BOS & HIS SECRETARY   43. Sudut Pandang Adora

    *** Part ini adalah part sudut pandang Adora beberapa hari sebelumnya ******"Tolong siapkan sushi untuk makan siangku. Aku tidak akan makan siang di kantin nanti," adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Benjamin setelah Adora kembali ke mejanya usai menyelesaikan izin untuk Moira pada Pak Frans."Baik, Ben," Adora mencatat permintaan Benjamin pada tab yang dibawanya. Adora harus memesan dua set sushi kesukaan Benjamin ke restoran langganan laki-laki itu.Setelah mencatat keperluannya, Adora bersiap ingin keluar dari ruangan Benjamin. Akan tetapi, langkah Adora tertahan di tempat sebab tiba-tiba saja Benjamin melayangkan pertanyaan padanya, "Kudengar kamu ke ruangan Pak Frans tadi, apa yang kamu lakukan di sana, Adora?""Oh ... aku hanya meminta izin untuk Moira, Ben."Tangan Benjamin yang sedari tadi sibuk dengan dokumen di depannya seketika tertahan di udara tatkala dirinya mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Adora.Beberapa detik kemudian Benjamin hanya menganggukkan ke

    Last Updated : 2023-12-05
  • BOS & HIS SECRETARY   44. Kamu Tidak Apa-apa, Adora?

    Namun, sebelum punggung Benjamin menghilang dari pandangan, Adora lebih dulu mengejarnya. Jari-jemari Adora mencengkram ujung jas yang dikenakan Benjamin hingga laki-laki itu menghentikan langkahnya."Apa semua ini karena Minggu kemarin? Apa aku melakukan kesalahan padamu dan Fara, Ben?"Benjamin melepaskan genggaman tangan Adora pada jasnya dan sedikit menolehkan kepalanya, "Tidak. Tidak ada yang salah, Adora.""Aku hanya tidak ingin membuat orang lain salah paham dengan kedekatan kita."***Hahh ... Adora menghela napasnya saat mengingat kejadian tempo hari saat Adora menanyakan isi kepalanya kepada Benjamin. Matanya kemudian melirik ke arah kiri, memperhatikan kendaraan yang juga berlaju di sampingnya. Sejujurnya saat ini Adora tidak mengerti dengan tindakan Benjamin dan apa mau laki-laki itu sebenarnya.Kemarin Benjamin mengisyaratkan bahwa Benjamin tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman atas hubungan mereka di mata orang lai

    Last Updated : 2023-12-08
  • BOS & HIS SECRETARY   45. Kamu Tidak Apa-apa, Adora? (2)

    Damian[ Apabila kamu tidak sibuk, apa kita bisa bertemu lagi sore ini? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.Beritahu aku, nanti aku akan menjemputmu, Adora ]Adalah sederet pesan yang dikirimkan Damian ke nomor pribadi Adora. Adora menutup kembali layar ponselnya, tidak berniat langsung membalas pesan yang dikirimkan Damian kepadanya.Setelah makan malam kemarin, Adora tahu Damian adalah laki-laki yang baik, sopan, dan ramah. Pembicaraan mereka juga nyambung satu sama lain, ditambah selera humor mereka juga sama.Kalau kata Irish, Damian sudah sangat pas menggantikan Benjamin di sisi Adora. Namun, tetap saja, hati Adora yang belum sepenuhnya sembuh itu belum siap menerima kehadiran Damian di sampingnya, apalagi menjadikan Damian sebagai pelarian semata dari pergumulan hatinya.Adora tentu tidak setega itu pada Damian. Adora tidak ingin datang memberikan harapan pada Damian lalu pergi menghancurkannya begitu saja seperti tid

    Last Updated : 2023-12-09

Latest chapter

  • BOS & HIS SECRETARY   Epilog

    Diari FaraHari ini Fara tahu akhir cerita dari Peri dalam kisah dongeng CinderellaMereka tidak menghilangMereka justru mendapatkan kebahagiaan milik merekaHari ini Peri Fara, Kak Fai-Rina, berbahagia dengan PapaFara senang sekali karena Kak Fai-Rina menjadi Mama Fara"Fara!!"Fara menutup buku diarinya saat mendengar Thalita memanggil namanya."Iya, Nek!""Sini, Sayang! Kita foto bersama!"Mendengar hal itu Fara membawa kaki kecilnya ke luar kamar, sedikit berlari ke arah Adora dan Benjamin yang berada di tengah kapal. Fara kemudian berdiri di antara Benjamin dan Adora.Fotografer yang ada tepat di hadapan Fara pun mengambil jepret gambar. Dalam hitungan ketiga, gambar-gambar terus diambil. Tak ada satupun momen yang terlewati.Setelah beberapa menit kemudian, para keluarga berhamburan. Fara dapat melihat Nenek Thalita dan Nenek Yuni sedang bercengkrama. Mereka terlihat bahagia ketika melemparkan tawa."Fara! Ayok, main!"Kak Nindy menepuk bahu Fara menyadarkan Fara dari lamunann

  • BOS & HIS SECRETARY   80. Akhir - END

    Saat ini jam sudah menunjukkan pukul Sembilan malam, acara panggang dan makan bersama juga telah berakhir empat puluh menit lalu. Semua orang yang tadi berpartisipasi dalam acara tersebut juga sudah tertidur di kamar masing-masing dengan perut yang penuh dan perasaan gembira.Namun, hal itu justru berbeda dengan Benjamin dan Adora yang masih betah berada di luar. Keduanya duduk bersama di depan teras rumah Nenek Yuni, menikmati secangkir jahe panas untuk mengusir angin malam yang dingin.Benjamin lantas melirik ke arah Adora yang duduk di sebelahnya, tampak gadis itu sedang menikmati menyeruput jahe hangat yang ada di tangannya. Sesekali Benjamin juga mengedarkan matanya ke arah lain, memandangi langit malam yang kini berhamburan banyaknya bintang yang kelap-kelip, seakan mendukung keadaannya malam ini."Ini adalah malam terakhirku di sini," kata Benjamin yang berhasil menarik perhatian Adora.Adora memandang lirih ke arah Benjamin. Kedua tangannya menggenggam erat gelas, merasakan pa

  • BOS & HIS SECRETARY   79. Saingan Cinta (2)

    Selama dua hari belakang ini, Jason baru merasa untuk pertama kalinya tidak aman di rumahnya sendiri. Bukan karena apa-apa, keberadaan Benjamin begitu mengintimidasinya. Benjamin kerap kali memandangi wajah Jason, bahkan juga tubuh ataupun otot lengan Jason. Jason pikir Jason salah mengira atau sudah melakukan kesalahan kepada Benjamin, maka dari itu Jason menegur Benjamin saat Benjamin sibuk memandanginya."Kenapa? Ada yang salah?"Benjamin hanya memalingkan wajahnya, bersikap seperti ia tidak pernah memandangi tubuh Jason, tetapi beberapa detik setelahnya Benjamin akan kembali sibuk memandangi Jason.Pertama, kedua, ketiga, masih oke. Tapi, kejadian itu terus berulang dalam rentan waktu yang sering, membuat Jason nyaris gila karenanya. Satu-satunya cara hanyalah Jason tidak mengacuhkan keberadaan Benjamin, tetapi Nenek Yuni yang mampir ke toko menegur menarik perhatian Benjamin."Nak Jason, apa boleh Nenek minta tolong untuk membawakan

  • BOS & HIS SECRETARY   78. Rival Cinta

    Benjamin berjalan beriringan dengan Adora. Cuaca siang itu tidak begitu terik sebab pepohonan besar yang menjulang ada di sepanjang bahu jalan, dedaunan yang rimbun dari pohon-pohon itu tentu tidak memberikan celah untuk sinar mentari menembus kulit.Musim panas membiarkan semilir angin menerpa wajah Benjamin, terkadang juga memainkan surai panjang milik Adora, sehingga mereka berkibar di udara—menggoda Benjamin dengan aroma sampo yang digunakan Adora.Lamunan Benjamin buyar kala Adora menghentikan langkahnya di depan sebuah toko. Benjamin melirik sebentar ke arah toko itu. Sekilas toko itu memiliki penampilan toko yang sederhana, tetapi berhasil menciptakan kesan khas keluarga. Adora lantas masuk ke dalam toko bertuliskan Toko Keluarga Jun itu yang tentunya diikuti Benjamin di belakangnya."Permisi~~" Adora menyapa saat tidak ada seorang pun di balik meja kasir.Butuh beberapa menit bagi Benjamin dan Adora menunggu sampai akhirnya figure seorang

  • BOS & HIS SECRETARY   77. Kesempatan (3)

    "Oh iya—" Nenek Yuni melirik ke arah Adora, berusaha mengamati reaksi Adora. Adora memiliki reaksi yang sebelas dua belas dengan milik Nenek Yuni. Keduanya sama-sama bingung ketika menemukan keberadaan Benjamin yang begitu tiba-tiba di hadapan mereka.Akan tetapi, Nenek Yuni menutupi kebingungannya dengan menyambut hangat kedatangan Benjamin."—silakan duduk, Nak Benjamin."Mendengar Nenek Yuni mempersilakannya, Benjamin kemudian menuntun Fara untuk duduk berdekatan dengan Jason yang juga berada di rumah Nenek Yuni. Semua orang di rumah Nenek Yuni menampakkan ekspresi bingung, kecuali Benjamin, Fara, dan Nindy.Adora yang merasa atmosfer canggung pun mendekat ke arah Nenek Yuni dan berbisik, "... Nek, Adora mau ngomong dulu bentar ya sama Pak Benjamin.""Iya."Adora segera berjalan mendekati Benjamin, kemudian melingkarkan tangannya ke lengan Benjamin. Benjamin tampak tersentak sejenak sebelum akhirnya ia menerima sentu

  • BOS & HIS SECRETARY   76. Kesempatan (2)

    Keesokkan harinya,Setelah menempuh enam jam perjalanan, mobil yang kini membawa Benjamin sudah memasuki area pedesaan yang terasa asing bagi Benjamin dan Fara. Dari dalam mobil, Benjamin dapat melihat beberapa anak-anak yang sedang bermain di jalanan memutuskan untuk menepi kala mobil Benjamin menyusuri jalanan. Anak-anak itu memandang bingung saat melihat mobil Benjamin melintas melewati mereka.Fara yang duduk di sebelah Benjamin pun terpukau saat melihat anak-anak yang tengah bermain di jalanan desa. Kisaran usia anak-anak itu beragam, mulai dari remaja dewasa sampai juga seusia Fara. Mereka tampak senang bermain permainan sederhana. Pemandangan yang jauh berbeda dengan teman sebaya Fara di sekolah yang sibuk dengan gadget masing-masing ataupun berkutat dengan buku teks yang sangat tebal."Papa, lihat," tunjuk Fara. Benjamin mengikuti arah pandang Fara. "Fara nanti boleh main ya Pah?"Benjamin terdiam sebentar, menimang-nimang sebelum akhirnya

  • BOS & HIS SECRETARY   75. Kesempatan

    Irish sebenarnya malas sekali menghampiri meja Benjamin saat ini, tetapi mau bagaimana lagi, kalau tidak karena Benjamin kemarin, mungkin hubungan Irish dan Noah tidak akan membaik dengan cepat, ditambah karena jasa Benjamin juga lah Noah melamar Irish kemarin. Ya, Irish memang tidak bisa menyangkal adanya tangan Benjamin yang kemarin membantu kisah asmaranya. Jadi, sebagai balasan dari utang budinya, Irish bermaksud mengundang Benjamin ke pernikahannya, meski dalam hati Irish sudah dongkol setengah mati pada atasannya itu.Saat jam istirahat, dengan setengah terpaksa Irish mendekati meja tempat Benjamin makan siang. Benjamin yang menyadari keberadaan Irish pun mengangkat pandangannya, membuat Irish sedikit tersentak kala menemukan pandangan Benjamin begitu datar seakan tidak memiliki kehidupan."P-permisi, Pak—saya ingin memberikan ini," ujar Irish sembari mengulurkan undangan yang ada di tangannya ke Benjamin.Benjamin hanya melirik tanpa penuh

  • BOS & HIS SECRETARY   74. Bunga yang Mengering

    Dua minggu telah berlalu, tentunya banyak hal yang telah berubah seiring berjalannya waktu, tetapi Adora merasa dirinya masih tetap sama. Pikirannya masih jauh nan di sana, meski raganya berada di tempat lain. Adora terus memikirkan kejadian yang sudah lama berlalu. Kejadian yang membuatnya sedikit bingung harus membawa kemana hatinya pergi dan berlabuh."Adora."Di tengah lamunannya yang tak berujung, Adora tersadarkan oleh suara sang nenek yang memanggil namanya.Adora menoleh dan mengulas senyum tipis ke arah neneknya, "Iya, Nek."Nenek Yuni yang baru keluar dari ruang peristirahatannya pun ikut duduk bergabung dengan Adora di depan teras rumah. Sore hari kala itu Adora dan Neneknya memilih untuk menikmati waktu santainya dengan melihat anak-anak yang tengah bermain di jalanan. Anak-anak itu bercanda, berlari, dan berbagi tawa satu sama lain. Adora dapat melihat masa kecil yang indah tercetak jelas pada wajah anak-anak itu."Nenek perh

  • BOS & HIS SECRETARY   73. Akhir dari Segalanya (2)

    Malam harinya,Adora memandangi ponsel di tangannya dengan tatapan gelisah. Berjam-jam sudah berlalu dari kejadian siang tadi, tetapi belum ada satu pun panggilan yang datang dari Benjamin. Jangankan panggilan, pesan pun tidak ada. Hal ini tentu membuat Adora merasa tak karuan. Dadanya berdegup kencang hanya untuk menunggu Benjamin menghubunginya.Kriet ..."Ngapain lo?" Tanya Irish, menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Adora menoleh sebentar sebelum akhirnya melambaikan tangannya, mengusir keberadaan Irish dari kamarnya."Yeh, ya udah gua keluar dulu. Mau ngedate sama Noah. Hati-hati lho sendirian di apartemen, hiiihhh~~ ada hantuu, tatut!"Alih-alih ketakutan dengan jokes receh yang dilempar oleh Irish, Adora lebih memilih mengambil bantal dan melemparnya ke pintu.Duk!Bunyi bantal jatuh diiringi suara pintu ditutup kencang menyambut telinga Adora. Sudah tidak kena Irish, Adora juga harus memungut kembali bantalny

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status