Share

26. Ibu Peri

last update Last Updated: 2022-11-13 11:53:32
Setelah mengantar Adora pulang, Benjamin segera mengemudikan mobilnya ke rumah. Sesekali Benjamin melirikkan matanya ke arah bangku penumpang yang ada di belakang. Setiap kali ia melakukan hal itu, senyum selalu mengembang di kedua sudut bibirnya.

Perasaan menggelitik selalu saja menghampiri Benjamin setiap dia mengingat Adora yang baru saja memberi bantuan dalam memilih hadiah untuk Fara.

Benjamin ingin cepat-cepat membawa hadiah pertama yang disiapkannya itu ke hadapan Fara dan melihat reaksi anak perempuannya itu. Apakah Fara akan sama senangnya seperti Benjamin?

Tanpa sadar Benjamin menekan pedal gas mobilnya dengan kekuatan lebih dan membawa kendaraannya berpacu dan membelah jalan.

Fara, tunggu Papa, Sayang.

***

Sesampainya Benjamin di rumah, Fara yang mengetahui suara mesin mobil Benjamin memasuki perkarangan rumah pun segera keluar dan menyambut ayahnya.

"PAPAAAA!!!"

Seru Fara saat menyapa Benjamin yang baru saja mematikan mesin mobilnya di halaman depan rumah. Melihat senyum Fa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • BOS & HIS SECRETARY   27. Ibu Peri (2)

    "Benjamin, hari ini kamu jadi mengantar Fara ke Dokter Vania, Nak?" Adalah pertanyaan yang datang dari Thalita saat mereka bertiga sedang menyantap sarapan pagi di meja makan.Benjamin yang ditanya pun segera menjawab pertanyaan sang ibu, "Jadi, Ma.""Perlu Mama anterin juga enggak?" Thalita menawarkan, biasanya memang Thalitalah yang menemani Benjamin saat memeriksa keadaan Fara ke rumah sakit.Semenjak Benjamin menjadi orang tua tunggal Fara, sosok Thalita lah yang memang kerap kali membantu Benjamin mengurus Fara. Thalita sangat perhatian dengan tumbuh kembang Fara, cucu satu-satunya itu.Selain itu, Thalita juga turut andil dalam memilihkan sekolah tempat Fara mengenyam pendidikan, bahkan pakaian, hadiah, berikut juga dokter langganan, dan lain sebagainya untuk cucunya itu. Peranan Thalita memang begitu besar dan kuat dalam hidup Fara dan sejujurnya Benjamin sangat terbantu untuk hal yang satu itu. Menjadi orang tua tunggal di usia muda merupakan pengalaman yang tak mudah bagi Ben

    Last Updated : 2023-06-05
  • BOS & HIS SECRETARY   28. Ibu Peri (3)

    "Kak Fai-Rina! Kak Fai-Rina!"Adora menoleh saat suara manis Fara memanggil namanya, lantas ia tersenyum pada Fara, anak perempuan yang tangan mungilnya itu kini sedang berada dalam genggaman tangan Adora.Posisi Fara kini tengah digandeng oleh Benjamin dan Adora. Potret ketiganya yang mesra itu tampaknya sudah mampu membuat siapapun di rumah sakit yang melihat mereka bisa menarik kesimpulan bahwa mereka bertiga adalah keluarga kecil yang tengah diliputi kebahagiaan.Bagaimana tidak? Fara di posisi tengah di antara kedua orang dewasa itu terlihat seperti anak kecil yang bahagia melihat kedua orang tuanya menggandeng tangannya tanpa berniat melepaskan mereka.Sementara itu, sebagai informasi, sudah 30 menit lebih Fara memanggil Adora dengan sebutan Kak Fai-Rina. Tentu saja nama itu tidak muncul tiba-tiba dalam kepala mungil Fara, melainkan itu adalah buah pikiran Benjamin yang mengusulkan Fara untuk memanggil Adora dengan sebutan itu.Awalnya bermula dari kejadian 30 menit lalu di mobi

    Last Updated : 2023-07-05
  • BOS & HIS SECRETARY   29. Ibu Peri (4)

    "Haloo, Fara," sapa Vania saat dokter muda itu memutuskan untuk menghampiri pasiennya sebelum masuk ke ruang rawat bersama.Vania lah yang memaksa Benjamin agar membiarkan dirinya ikut bersama laki-laki itu menghampiri Fara dan Adora yang tengah duduk di ruang tunggu.Sesampainya Vania di hadapan Adora, Vania melirikkan matanya ke arah Adora. Diam-diam Vania menyoroti penampilan Adora dan tanpa sadar ia memberikan tatapan menilai kepada Adora.Ini adalah kali pertama bagi Vania menemukan sosok wanita muda yang datang bersama Benjamin. Biasanya Benjamin ditemani Thalita, ibunya sendiri.Kedatangan wanita muda itu mengembuskan angin tak sedap bagi Vania. Vania dapat merasakan dadanya berdenyut kala kedua netranya memandang Adora. Sontak kemarahan mengisi rongga hatinya. Harusnya hanya ia yang berada di samping Benjamin, bukan orang lain.Sementara itu, Adora yang sedari tadi diperhatikan oleh Vania pun peka dan memutuskan berdiri untuk menyambut Vania dengan uluran tangan, tetapi Vania

    Last Updated : 2023-07-05
  • BOS & HIS SECRETARY   30. Ibu Peri (5)

    Lima menit setelah Vania masuk ke dalam ruangannya, Vania kembali keluar dari ruangan tersebut dengan senyum yang ia paksa untuk muncul di bibirnya.Mata Vania tak lepas dari presensi Adora yang berdiri bersejajar dengan Benjamin. Jelas-jelas Vania sedang menunjukkan bahwa dirinya tak suka dengan keberadaan Adora yang berdiri di sebelah Benjamin, tetapi Vania tidak dapat berbuat banyak selain harus menyembunyikan perasaannya itu. Vania tidak ingin mengambil risiko lebih jauh lagi, daripada Benjamin tidak ikut masuk ke dalam, Vania akhirnya memutuskan untuk membiarkan Adora turut serta masuk ke dalam ruangannya. Hanya untuk hari itu saja, tidak untuk hari-hari selanjutnya."Mari masuk," ujar Vania seraya membuka lebar pintu ruangannya, mempersilakan ketiga orang yang berada di hadapannya itu untuk masuk ke dalam ruangannya.Mendengar hal itu, Benjamin, Adora, dan Fara masuk ke dalam ruangan Vania. Sesampainya mereka di dalam ruangan Vania, sorot mata Adora berpendar ke sepenjuru ruan

    Last Updated : 2023-07-05
  • BOS & HIS SECRETARY   31. Bermain di Taman Bunga

    "Nah, Arra, sini, beri wortel pada kelincinya, Sayang."Setelah Benjamin memutuskan destinasi untuk kencan mereka bertiga, Adora dan Fara pun banyak menghabiskan waktu bersama di sana---di taman bunga, melihat hamparan bunga di lapangan dan berswafoto ria.Beruntung, taman bunga itu tidak hanya menyediakan kecantikan dan keindahan alam bunga, melainkan memberikan rekreasi bagi anak-anak untuk memanjakan binatang-binatang yang dipelihara mereka. Salah satunya adalah kelinci.Mengetahui taman bunga itu memiliki kandang kelinci, Adora kemudian memutuskan mengajak Fara ke kandang kelinci yang tersedia di taman bunga itu.Setelah Adora membeli beberapa potong wortel pada pedagang yang kebetulan mangkal di dekat kandang kelinci, Adora beserta Fara segera menghampiri kelinci-kelinci imut yang kini berada dalam kandang mereka. Ialah Fara yang tampak tak sabar menyapa kelinci. Kaki pendek anak perempuan itu berlari ke arah kelinci yang berada dalam kandang berukuran persegi panjang itu. Kanda

    Last Updated : 2023-07-05
  • BOS & HIS SECRETARY   32. Bermain di Taman Bunga (2)

    Setelah berbaikan, Fara dan Kai memutuskan bermain bersama, sementara itu, Jennifer ---Ibu Kai yang baru Adora kenal--- mengajak Adora duduk bersama, tak jauh dari anak-anak, dan juga mengajak Adora mengobrol di tempat itu."Maaf ya kalau Kai tadi ngomongnya kasar ke kamu, Adora," ujar Jennifer sembari menyodorkan sebuah minuman kepada Adora, "Ini sebagai gantinya, aku berikan minuman permintaan maaf atas perbuatan anakku."Adora tersenyum simpul, kemudian menerima uluran minuman dari Jennifer. Meski Adora sudah memaafkan Kai, Adora tetap menerima minuman dari Jennifer. Bagaimanapun juga Adora tak ingin menolak niat kebaikan yang diberikan Jennifer padanya."Enggak apa-apa kok, namanya juga anak-anak."Jennifer tersenyum menanggapi perkataan Adora, "Enggak semua sikap anak-anak harus dimaklumi, Adora. Aku sebagai ibunya meminta maaf sekali lagi.""Baiklah, Jennifer. Aku tak masalah. Kamu enggak perlu meminta maaf terus padaku."Mendengar perkataan Adora, Jennifer pun tertawa kecil, ke

    Last Updated : 2023-11-26
  • BOS & HIS SECRETARY   33. Bermain di Taman Bunga (3)

    Setelah berpisah dengan Kai beserta Jennifer, Benjamin juga Fara dan Adora memutuskan untuk mengitari taman bunga. Banyak bungacantik yang bermekaran, beberapa dari jenis mereka juga tak banyak ditemukan dalam kehidupan sekitar, membuat Adora ingin mengabdikan kecantikan mereka dalam sebuah foto."Fara, Fara, foto di sana. Pasti cantik deh," ujar Adora, mengarahkan tempat luang yang kebetulan tak ada orang yang berswafoto.Tempat itu adalah jalanan yang membentang dengan ditemani tanaman bunga berwarna ungu muda yang menjalar di pagar dekat jalan tersebut."Sama Kak Fai-Rina juga ya?" Fara menarik tangan Adora untuk mengajak foto bersama, sementara Adora melirik ke arah Benjamin."Iya biar Papa foto kalian berdua."Setelah mengantongi izin dari Benjamin, Adora pun ikut berfoto bersama Fara. Kedua gadis cantik itu dengan riang berfoto dalam berbagai gaya.Usai puas menikmati kecantikan bunga, Benjamin pun mengajak mereka ke taman

    Last Updated : 2023-11-27
  • BOS & HIS SECRETARY   34. Moira Diatmika

    Saat matahari perlahan terbenam di ufuk barat, Benjamin akhirnya memutuskan untuk membawa Adora dan Fara untuk kembali pulang. Fara yang tampak puas bermain dengan beberapa binatang di taman bunga pun tak kuasa menahan rasa lelahnya, hingga akhirnya anak manis itu pun jatuh terlelap di kursi belakang.Benjamin yang sadar bahwa Fara sudah tak lagi bersuara pun menoleh ke arah Adora. Laki-laki itu berbisik, "Fara sudah tidur, ya?"Mendengar pertanyaan Benjamin, Adora otomatis menoleh ke arah belakang, lantas menganggukkan kepalanya sedikit, "Iya, udah tidur."Sepanjang perjalanan, Benjamin dan Asora bertukar banyak cerita, hari itu benar-benar dipenuhi banyak cerita oleh mereka berdua."Kamu enggak apa-apa, kan, kalau kita ke rumahku dulu mengantar Fara, Adora?" tanya Benjamin memastikan.Pasalnya, rumah Benjamin dan apartemen Adora itu tidak satu arah, kedua tempat itu justru berlawanan arah. Benjamin hanya khawatir Adora tidak ingin pulang terlalu larut hari itu, apalagi Benjamin sud

    Last Updated : 2023-11-27

Latest chapter

  • BOS & HIS SECRETARY   Epilog

    Diari FaraHari ini Fara tahu akhir cerita dari Peri dalam kisah dongeng CinderellaMereka tidak menghilangMereka justru mendapatkan kebahagiaan milik merekaHari ini Peri Fara, Kak Fai-Rina, berbahagia dengan PapaFara senang sekali karena Kak Fai-Rina menjadi Mama Fara"Fara!!"Fara menutup buku diarinya saat mendengar Thalita memanggil namanya."Iya, Nek!""Sini, Sayang! Kita foto bersama!"Mendengar hal itu Fara membawa kaki kecilnya ke luar kamar, sedikit berlari ke arah Adora dan Benjamin yang berada di tengah kapal. Fara kemudian berdiri di antara Benjamin dan Adora.Fotografer yang ada tepat di hadapan Fara pun mengambil jepret gambar. Dalam hitungan ketiga, gambar-gambar terus diambil. Tak ada satupun momen yang terlewati.Setelah beberapa menit kemudian, para keluarga berhamburan. Fara dapat melihat Nenek Thalita dan Nenek Yuni sedang bercengkrama. Mereka terlihat bahagia ketika melemparkan tawa."Fara! Ayok, main!"Kak Nindy menepuk bahu Fara menyadarkan Fara dari lamunann

  • BOS & HIS SECRETARY   80. Akhir - END

    Saat ini jam sudah menunjukkan pukul Sembilan malam, acara panggang dan makan bersama juga telah berakhir empat puluh menit lalu. Semua orang yang tadi berpartisipasi dalam acara tersebut juga sudah tertidur di kamar masing-masing dengan perut yang penuh dan perasaan gembira.Namun, hal itu justru berbeda dengan Benjamin dan Adora yang masih betah berada di luar. Keduanya duduk bersama di depan teras rumah Nenek Yuni, menikmati secangkir jahe panas untuk mengusir angin malam yang dingin.Benjamin lantas melirik ke arah Adora yang duduk di sebelahnya, tampak gadis itu sedang menikmati menyeruput jahe hangat yang ada di tangannya. Sesekali Benjamin juga mengedarkan matanya ke arah lain, memandangi langit malam yang kini berhamburan banyaknya bintang yang kelap-kelip, seakan mendukung keadaannya malam ini."Ini adalah malam terakhirku di sini," kata Benjamin yang berhasil menarik perhatian Adora.Adora memandang lirih ke arah Benjamin. Kedua tangannya menggenggam erat gelas, merasakan pa

  • BOS & HIS SECRETARY   79. Saingan Cinta (2)

    Selama dua hari belakang ini, Jason baru merasa untuk pertama kalinya tidak aman di rumahnya sendiri. Bukan karena apa-apa, keberadaan Benjamin begitu mengintimidasinya. Benjamin kerap kali memandangi wajah Jason, bahkan juga tubuh ataupun otot lengan Jason. Jason pikir Jason salah mengira atau sudah melakukan kesalahan kepada Benjamin, maka dari itu Jason menegur Benjamin saat Benjamin sibuk memandanginya."Kenapa? Ada yang salah?"Benjamin hanya memalingkan wajahnya, bersikap seperti ia tidak pernah memandangi tubuh Jason, tetapi beberapa detik setelahnya Benjamin akan kembali sibuk memandangi Jason.Pertama, kedua, ketiga, masih oke. Tapi, kejadian itu terus berulang dalam rentan waktu yang sering, membuat Jason nyaris gila karenanya. Satu-satunya cara hanyalah Jason tidak mengacuhkan keberadaan Benjamin, tetapi Nenek Yuni yang mampir ke toko menegur menarik perhatian Benjamin."Nak Jason, apa boleh Nenek minta tolong untuk membawakan

  • BOS & HIS SECRETARY   78. Rival Cinta

    Benjamin berjalan beriringan dengan Adora. Cuaca siang itu tidak begitu terik sebab pepohonan besar yang menjulang ada di sepanjang bahu jalan, dedaunan yang rimbun dari pohon-pohon itu tentu tidak memberikan celah untuk sinar mentari menembus kulit.Musim panas membiarkan semilir angin menerpa wajah Benjamin, terkadang juga memainkan surai panjang milik Adora, sehingga mereka berkibar di udara—menggoda Benjamin dengan aroma sampo yang digunakan Adora.Lamunan Benjamin buyar kala Adora menghentikan langkahnya di depan sebuah toko. Benjamin melirik sebentar ke arah toko itu. Sekilas toko itu memiliki penampilan toko yang sederhana, tetapi berhasil menciptakan kesan khas keluarga. Adora lantas masuk ke dalam toko bertuliskan Toko Keluarga Jun itu yang tentunya diikuti Benjamin di belakangnya."Permisi~~" Adora menyapa saat tidak ada seorang pun di balik meja kasir.Butuh beberapa menit bagi Benjamin dan Adora menunggu sampai akhirnya figure seorang

  • BOS & HIS SECRETARY   77. Kesempatan (3)

    "Oh iya—" Nenek Yuni melirik ke arah Adora, berusaha mengamati reaksi Adora. Adora memiliki reaksi yang sebelas dua belas dengan milik Nenek Yuni. Keduanya sama-sama bingung ketika menemukan keberadaan Benjamin yang begitu tiba-tiba di hadapan mereka.Akan tetapi, Nenek Yuni menutupi kebingungannya dengan menyambut hangat kedatangan Benjamin."—silakan duduk, Nak Benjamin."Mendengar Nenek Yuni mempersilakannya, Benjamin kemudian menuntun Fara untuk duduk berdekatan dengan Jason yang juga berada di rumah Nenek Yuni. Semua orang di rumah Nenek Yuni menampakkan ekspresi bingung, kecuali Benjamin, Fara, dan Nindy.Adora yang merasa atmosfer canggung pun mendekat ke arah Nenek Yuni dan berbisik, "... Nek, Adora mau ngomong dulu bentar ya sama Pak Benjamin.""Iya."Adora segera berjalan mendekati Benjamin, kemudian melingkarkan tangannya ke lengan Benjamin. Benjamin tampak tersentak sejenak sebelum akhirnya ia menerima sentu

  • BOS & HIS SECRETARY   76. Kesempatan (2)

    Keesokkan harinya,Setelah menempuh enam jam perjalanan, mobil yang kini membawa Benjamin sudah memasuki area pedesaan yang terasa asing bagi Benjamin dan Fara. Dari dalam mobil, Benjamin dapat melihat beberapa anak-anak yang sedang bermain di jalanan memutuskan untuk menepi kala mobil Benjamin menyusuri jalanan. Anak-anak itu memandang bingung saat melihat mobil Benjamin melintas melewati mereka.Fara yang duduk di sebelah Benjamin pun terpukau saat melihat anak-anak yang tengah bermain di jalanan desa. Kisaran usia anak-anak itu beragam, mulai dari remaja dewasa sampai juga seusia Fara. Mereka tampak senang bermain permainan sederhana. Pemandangan yang jauh berbeda dengan teman sebaya Fara di sekolah yang sibuk dengan gadget masing-masing ataupun berkutat dengan buku teks yang sangat tebal."Papa, lihat," tunjuk Fara. Benjamin mengikuti arah pandang Fara. "Fara nanti boleh main ya Pah?"Benjamin terdiam sebentar, menimang-nimang sebelum akhirnya

  • BOS & HIS SECRETARY   75. Kesempatan

    Irish sebenarnya malas sekali menghampiri meja Benjamin saat ini, tetapi mau bagaimana lagi, kalau tidak karena Benjamin kemarin, mungkin hubungan Irish dan Noah tidak akan membaik dengan cepat, ditambah karena jasa Benjamin juga lah Noah melamar Irish kemarin. Ya, Irish memang tidak bisa menyangkal adanya tangan Benjamin yang kemarin membantu kisah asmaranya. Jadi, sebagai balasan dari utang budinya, Irish bermaksud mengundang Benjamin ke pernikahannya, meski dalam hati Irish sudah dongkol setengah mati pada atasannya itu.Saat jam istirahat, dengan setengah terpaksa Irish mendekati meja tempat Benjamin makan siang. Benjamin yang menyadari keberadaan Irish pun mengangkat pandangannya, membuat Irish sedikit tersentak kala menemukan pandangan Benjamin begitu datar seakan tidak memiliki kehidupan."P-permisi, Pak—saya ingin memberikan ini," ujar Irish sembari mengulurkan undangan yang ada di tangannya ke Benjamin.Benjamin hanya melirik tanpa penuh

  • BOS & HIS SECRETARY   74. Bunga yang Mengering

    Dua minggu telah berlalu, tentunya banyak hal yang telah berubah seiring berjalannya waktu, tetapi Adora merasa dirinya masih tetap sama. Pikirannya masih jauh nan di sana, meski raganya berada di tempat lain. Adora terus memikirkan kejadian yang sudah lama berlalu. Kejadian yang membuatnya sedikit bingung harus membawa kemana hatinya pergi dan berlabuh."Adora."Di tengah lamunannya yang tak berujung, Adora tersadarkan oleh suara sang nenek yang memanggil namanya.Adora menoleh dan mengulas senyum tipis ke arah neneknya, "Iya, Nek."Nenek Yuni yang baru keluar dari ruang peristirahatannya pun ikut duduk bergabung dengan Adora di depan teras rumah. Sore hari kala itu Adora dan Neneknya memilih untuk menikmati waktu santainya dengan melihat anak-anak yang tengah bermain di jalanan. Anak-anak itu bercanda, berlari, dan berbagi tawa satu sama lain. Adora dapat melihat masa kecil yang indah tercetak jelas pada wajah anak-anak itu."Nenek perh

  • BOS & HIS SECRETARY   73. Akhir dari Segalanya (2)

    Malam harinya,Adora memandangi ponsel di tangannya dengan tatapan gelisah. Berjam-jam sudah berlalu dari kejadian siang tadi, tetapi belum ada satu pun panggilan yang datang dari Benjamin. Jangankan panggilan, pesan pun tidak ada. Hal ini tentu membuat Adora merasa tak karuan. Dadanya berdegup kencang hanya untuk menunggu Benjamin menghubunginya.Kriet ..."Ngapain lo?" Tanya Irish, menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Adora menoleh sebentar sebelum akhirnya melambaikan tangannya, mengusir keberadaan Irish dari kamarnya."Yeh, ya udah gua keluar dulu. Mau ngedate sama Noah. Hati-hati lho sendirian di apartemen, hiiihhh~~ ada hantuu, tatut!"Alih-alih ketakutan dengan jokes receh yang dilempar oleh Irish, Adora lebih memilih mengambil bantal dan melemparnya ke pintu.Duk!Bunyi bantal jatuh diiringi suara pintu ditutup kencang menyambut telinga Adora. Sudah tidak kena Irish, Adora juga harus memungut kembali bantalny

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status