BAB 69 MEMBURU DARENTalisa dan Katrina kembali bertemu untuk melanjutkan meeting mereka yang kemarin sempat tertunda. Katrina melihat Talisa yang ternyata sama sekali tidak cidera atau tergores. Istri Calvin kembali dengan utuh. Pertanyaan Katrina 'kenapa Martin tetap mereka habisi dengan keji?' Katrina masih berpikir jika Calvin yang benar-benar menembak kepala suaminya."Kita lanjutkan meetingnya!" Talisa kembali memimpin meeting yang kali ini juga di ikuti oleh kepala divisi keuangan."Calvin sudah menyetujui proposal analisis yang kemarin aku ajukan, dia akan mulai menyuntikkan dana investasinya mulai tahun depan. Tiga bulan setelah peresmian jabatan barumu."Talisa menjelaskan semuanya pada Katrina beserta kepala divisi keuangan perusahannya."Kalvin juga sudah setuju untuk memberikan sepuluh persen saham untukmu."Di sepanjang diskusi mereka, Katrina terus berusaha untuk bersikap tenang meskipun masih sangat sakit hati melihat Talisa. Belum lagi jika Katrina menghitung perlaku
BAB 70 SEBUAH KEBERUNTUNGAN TIDAK TERDUGADaren melihat pria tua dengan kaki buntung sebelah sudah berdiri di ambang pintu. Daren sempat cemas karena tidak sempat bersembunyi. Sebuah keberuntungan tidak terduga, Samuel Hawkin justru tersenyum."Apa yang sedang Anda cari, Tuan Muda?" Nampaknya Paman Sam mengira Daren sebagai Calvin, wajah mereka memang sudah sangat mirip, mustahil untuk bisa dibedakan tanpa perbandingan langsung."Apa ada yang bisa saya bantu?"Daren tahu Samuel Hawkin sudah cukup lama bekerja pada kakeknya."Apa Paman tahu di mana kakekku menyimpan dokumen penting?"Daren cukup cerdik untuk memanfaatkan situasi dari kelengahan Calvin."Aku rasa kakekku masih menyimpan beberapa dokumen penting di rumah ini." Daren meyakinkan Samuel. "Aku sangat membutuhkannya sekarang."Samuel Hawkins terlihat menghela napas sejenak, kemudian menatap pemuda di hadapannya dengan penuh makna."Kakek Anda menitipkan sebuah kunci padaku, dia berpesan agar aku berikan kepada cucunya bila
BAB 71 MUSUH MENGERIKAN"Katrina bersikeras ingin bicara berdua denganku.""Kau tidak boleh pergi!" Calvin tetap tidak mau memberi ijin walaupun yakin Talisa bisa mengatasi Katrina."Aku bisa menjaga diri." Talisa meyakinkan Calvin. "Aku juga berjanji tidak akan meneguk minuman atau menelan apapun jika kau takut Katrina memberiku racun!""Katrina bisa langsung bicara padaku, bukan denganmu!""Mungkin Katrina hanya ingin bicara dengan sesama wanita." Talisa coba memberi pemahaman. "Ingat dia baru kehilangan suami dan sekarang hanya sendirian.Akhirnya Calvin mau sedikit melunak, dia mengijinkan Talisa bertemu dengan Katrina di ruang rapat kantor. Katrina harus di periksa, Tomas juga harus berjaga di luar pintu bila Katrina ingin bicara empat mata dengan Talisa.Katrina sudah datang lebih dulu, menunggu Talisa hampir setengah jam sebelum akhirnya tiba dengan pengawal."Tunggu saja di sini!" Talisa menghentikan Tomas sampai di depan pintu kemudian Talisa masuk sendiri.Katrina langsung
BAB 72 KALAH CERDIKTalisa tidak bercerita pada Calvin mengenai Katrina yang sempat menyerangnya, Talisa sengaja menutupi hal tersebut agar Calvin tidak murka pada Katrina. Talisa bisan mengerti dengan tekanan berat yang dihadapi Katrina. Baru mengetahui bila dirinya hanya anak adopsi setelah sekian lama, merasa sendirian dan baru kehilangan suami membuat Katrina labil, mudah terprovokasi."Katrina sudah tahu jika dia hanya anak adopsi." Talisa buru-buru memberitahu Calvin."Darimana Katrina tahu?" Calvin juga terkejut."Aku yakin pasti Daren!" Talisa sangat yakin tujuan Daren untuk mempengaruhi Katrina agar menyerangnya. Taktik Daren sudah terbaca oleh Talisa."Masalahnya dari mana Daren mendapatkan informasi itu?" Talisa melempar pertanyaan pada Calvin.Beruntung Calvin segera berpikir dengan cepat."Robin siapkan penerbangan!" Calvin langsung menelpon Robin agar bersiap dengan anak buahnya. "Kita pergi sekarang!"Hari itu juga Calvin pergi ke kampung Kakeknya. Calvin datang bersam
BAB 73 KEKALAHAN DARENBegitu melihat kontainer kosong dengan topeng Joker, saat itu juga Daren langsung kembali mengumpat."Sial!" Daren merasa telah dijebak.Daren harus segera kabur karena yakin pasti anak buah Calvin sudah mengintai. Tepat ketika Daren baru ingin berpaling, sebuah peluru melesat berdenting meleset mengenai pintu kontainer di sampingnya. Dengan jantung masih syok Daren segera berguling ke seberang barisan kontainer, berlari sekencang mungkin di antara celah sempit untuk menyelamatkan nyawanya. Suara tembakan yang dilepaskan oleh anak buah Calvin terus berdenting mengejar di belakangnya. Cuma keberuntungan luar biasa yang masih meyelamatkan kepala Daren dari sengatan peluru tajam."Brengsek!" Daren mengumpat pedih.Bahu Daren tertembus peluru, dia segera melempar tubuhnya ke sisi dinding kontainer untuk melihat dari mana arah tembakan. Suara tembakan yang kembali memantul memberi tahu Daren di mana saja posisi anak buah Calvin. Dengan jantungnya yang semakin berdent
BAB 74 JABATAN UNTUK KATRINASetelah hampir tiga bulan pemulihan, akhirnya Daren kembali keluar dari tempat persembunyian dan baru mengetahui jika seluruh akses perbankan miliknya telah dibekukan oleh Calvin. Bahkan beberapa identitas pasport yang telah terdeteksi juga di blacklist."Terkutuk kau Calvin!" Daren terus mengumpat murka.Daren masih memiliki beberapa rekening pribadi tapi jumlahnya tidak akan terlalu berguna untuk nekat melawan Calvin Alexander. Pergerakan Daren juga semakin terbatas karena anak buah Calvin masih terus memburunya. Daren hanya akan mati konyol atau berakhir jadi gelandangan miskin jika tidak bisa berpikir lebih cerdik. Selain tinggal seorang diri tanpa sekutu, sekarang Daren benar-benar harus bisa bertindak efektif guna meminimalisir keuangannya.Seperti yang telah Daren rencanakan sebelumnya, dia akan melacak keberadaan ibu Calvin. Daren kembali memeriksa surat perjanjian antara Lorna dan Alexander Barack. Dari surat perjanjian tersebut jelas tertera iden
BAB 75 IKATAN SAUDARATernyata Lorna juga memiliki anak perempuan yang sejak kecil dia titipkan pada ibunya. Berbagai pekerjaan rela Lorna jalani demi untuk pendidikan putrinya. Selama ini Eva tinggal di Moscow tapi sejak Lorna hilang kontak dan tidak pernah mengirim uang lagi, Eva terpaksa harus menghentikan kuliahnya untuk bekerja."Lorna punya putri?" Daren masih terkejut melihat wanita muda di hadapannya. Putri Lorna, berarti adik perempuan dari Calvin."Siapa dia?" Eva bertanya pada neneknya."Teman ibumu."Eva berhenti sebentar untuk memperhatikan Daren yang terlihat masih cukup muda tapi penampilannya seperti penjaga perpustakaan yang terlalu rajin membaca."Aku tidak tahu ibuku punya teman sepertimu.""Aku pernah menawarkan pekerjaan padanya dan dia memberiku alamat ini." Daren buru-buru berbohong."Pekerjaan apa?" Eva bertanya dengan nada ragu karena menilai penampilan Daren yang jauh berbeda dengan mayoritas pertemanan ibunya. "Aku juga butuh pekerjaan jika gajinya besar!"E
BAB 76 CEMBURUSelepas rapat singkat dengan Calvin, Daren langsung menelpon Katrina."Bagaimana hasil kerjamu?""Dengar, aku tidak bekerja untukmu!" Katrina tidak suka jika Daren merasa memiliki kendali atas dirinya."Oke, apa rencana kita berjalan lancar?" Daren buru-buru mengubah kosakata kalimatnya agar Katrina tidak tersinggung."Sepertinya Calvin masih tertarik dengan wanita muda yang lebih cantik." Katrina juga mengamati reaksi Calvin di sepanjang rapat."Bagus, tapi tetap ingat jangan sampai Calvin curiga jika aku ikut terlibat!"Katrina ikut mempertegas ucapannya. "Kita hanya bekerja sama untuk menyingkirkan Talisa, tidak lebih dari itu!"Katrina harus tetap waspada karena dia kenal selicik apa keponakannya yang brengsek itu. Katrina juga tidak akan mungkin mau bekerja sama dengan Daren jika bukan demi untuk mengamankan posisinya di perusahan. Talisa tetap sangat berbahaya, terutama karena mereka memang tidak akan pernah bisa akur.******Katrina dan sekertaris barunya sudah
BAB 93 KETENANGANEva yakin Calvin tahu keberadaan ibunya, pria itu memiiki kuasa, tidak sulit bagi seorang Calvin Alexander untuk mendapatkan informasi apapun."Di mana ibuku?" Meski permintaan Eva masih mengejutkan, tapi Calvin tetap berusaha menjawab dengan sikap tenang."Dia sudah tidak ada." Calvin bicara jujur. "Aku sangat menyesal karena datang terlambat untuknya."Calvin hanya tidak bercerita jika dia juga terlambat percaya pada Lorna. Seandainya Calvin percaya dan mau menolong Lorna, mungkin sekarang ibu mereka masih hidup. Pastinya Eva masih syok mendengar Lorna sudah meninggal tapi sepertinya Eva juga wanita muda yang cukup tangguh. "Bagaimana ibuku meninggal?" Eva balas mentap Calvin dengan jantung berdebar. "Dia sempat bercerita jika memiliki hutang yang cukup besar."Eva terlihat memejamkan mata sejenak, seperti sedang berusaha menenangkan diri."Sepertinya aku tahu pelakunya!" Eva sudah kemabali menatap Calvin. "Aku tahu mereka bekerja untuk siapa!"Sebelum Lorna hi
BAB 92 KEBEBASAN TALISASetelah sekian lama hidup dalam ketakutan, akhirnya Talisa bisa mendapatkan kebebasan untuk bernapas lega tanpa rasa cemas. Talisa dapat bermain bebas dengan putranya tanpa harus takut dengan ancaman dari musuh-musuh Calvin. Kebahagian terbesar Talisa dan Calvin adalah melihat Evan bisa bermain dengan anak-anak seusianya. Putra mereka harus tumbuh dengan sehat di lingkungan yang normal. Calvin tidak mau Evan memiliki masa kecil suran seperti dirinya. "Kalian mau pergi kemana?" Talisa terkejut melihat Calvin dan Evan sudah siap dengan baju sewarna, kaos biru dengan celana pendek hitam dan sepatu senada."Oah!" jawab Evan dengan lidah cadel karena belum bisa menyebut nama 'Noah' dengan benar."Aku akan membawa anak-anak bermain." Kali ini Calvin yang menjelaskan. "Kami akan menjemput Noah dulu.""Kalian tidak mengajakku?" Talisa bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri."Ingat saran dokter, kau masih harus istirahat." Calvin mengecup kening Talisa kemudian me
BAB 91 PENGEJARAN CALVINBegitu melihat Talisa sudah tidak ada di tempat tidurnya Calvin langsung berteriak pada Robin untuk memeriksa kamera CCTV. Dari rekaman kamera di sepanjang lorong rumah sakit, Talisa terlihat berlari panik kemudian masuk ke salah satu ruangan dokter untuk mencuri jas putih guna membungkus pakaian pasien yang saat itu dia pakai dengan compang camping."Istri Anda kabur melalui UGD langsung kejalan raya." Robin menemukan rekaman terakhir saat Talisa menghilang di halaman gelap.Setelah ikut menyimak semua tangkapan kamera, Calvin yakin jika Talisa pilih kabur seorang diri karena mendapat tekanan."Periksa kamar istriku!"Calvin kembali memberi perintah pada Tomas. Setelah menggeledah semua laci meja dan membongkar ranjang. Tomas menemukan lipatan amplop kertas yang terselip di bawah kasur."Ini foto putra Anda, Tuan." Tomas menunjukkan foto Evan bersama Daren."Iblis terkutuk!" Calvin juga membaca pesan yang ditulis oleh Daren di balik foto.Calvin segera menga
BAB 90 KETAKUTAN TALISATalisa benar-benar pergi tanpa sepengetahuan Calvin, dia hanya memiliki waktu dua kali dua puluh empat jam untuk menyelamatkan nyawa putra mereka. Sampai Talisa duduk di dalam kursi pesawat, dia masih belum tahu akan pergi ke mana. Talisa sudah pasrah dia hanya terus mengikuti semua instruksi dari Daren.Talisa mendarat beberapa kali di ibukota negara Eropa. Talisa selalu disambut seorang pria di pintu kedatangan dengan papan namanya. Talisa akan diberi tiket penerbangan selanjutnya, beserta pasport baru dan seperti itu seterusnya untuk menghilangkan jejak. Daren benar-benar sudah sangat hati-hati, cerdik dan penuh perhitungan agar perjalanan Talisa tidak terlacak oleh Calvin.Terakhir Talisa mendarat di sebuah bandara kecil di Iceland, dia sudah di tunggu oleh supir yang akan mengantarnya. Saat itu Talisa mulai berpikir mungkin dirinya memang tidak akan pernah bisa kembali pada Calvin. Harapan Talisa hanya untuk memeluk Evan dan Talisa rela mati menukar nyawa
BAB 89 HARUS BURU-BURUSebenarnya Calvin nyaris berpapasan dengan Daren ketika dia baru keluar dari kamar Talisa. Daren buru-buru bersembunyi dan terus mengamati sampai benar-benar yakin Calvin telah pergi. Sudah dua Hari Daren mencari tahu di mana Talisa sedang dirawat setelah dia jatuh histeris di toilet.Ternyata pintu kamar Talisa terus di jaga oleh Tomas sepanjang waktu. Mustahil Daren bisa masuk menyelinap mengelabui Tomas, pasti Tomas akan langsung mengenali Daren.Tapi ternyata Daren tidak kehabisan akal karena dia juga telah mengawasi setiap dokter serta perawat yang bertugas di kamar Talisa. Setelah yakin Calvin sudah pergi, Daren buru-buru menghampiri perawat yang bertugas untuk mengantar sarapan ke kamar Talisa."Mr. Alexander!" Perawat wanita itu mengira Daren sebagai Calvin."Berikan ini pada istriku." Daren mengulurkan lipatan amplop kertas berisi foto beserta dua kalimat dengan tulisan tangan di baliknya.[Apa kau ingin bertemu putramu?][Ikuti semua instruksi ku dan
BAB 88 TALISA INGIN BETEMU EVANCalvin langsung pergi mendatangi Eva. Setelah sekian minggu tidak berkunjung, pastinya Eva tersenyum bahagia melihat kedatangan Calvin Alexander ke tempat tinggalnya di akhir pekan."I miss You." Eva menghampiri Calvin yang baru masuk dari ambang pintu untuk dia peluk mesra."Duduk!"Perintah tegas dari bibir Calvin membuat Eva terkejut karena biasanya Daren memang tidak pernah menolak sambutan Eva."Aku memberimu perintah untuk duduk!" Calvin mengulang perintahnya dengan lebih tegas karena melihat Eva masih berdiri kaku belum bergerak.Dengan dada terus berdebar Eva melangkah mundur pelan-pelan untuk duduk di sofa. Eva benar-benar duduk dengan patuh tanpa berani bergerak karena tatapan Calvin membuatnya takut. Untuk sekedar menarik napas pun sepertinya Eva memang harus hati-hati karena Calvin sedang dalam mode siap meledak, Daren sudah sangat lancang berani menyentuh putranya.Calvin melempar foto pasport Daren ke atas meja di hadapan Eva."Perhatika
BAB 87 GARA-GARA EVANSatu Minggu berlalu tapi Daren sama sekali belum muncul. Calvin memang telah membaca semua rencana Daren, sampai sebuah kejutan tak terduga ketika Daren bertemu putranya dan setelah itu rencananya mendadak berubah. Kali ini Daren sedang fokus untuk mendapatkan putra Calvin."Evan ingin bermain dengan Noah." Talisa memberitahu Calvin. "Dia terus merengek sejak kemarin.""Nanti akan aku antar." Saat itu Calvin masih terlihat sibuk di ruang kerjanya meskipun hari libur."Aku bisa menemaninya bersama Tomas atau Robin." Talisa ingin pergi sendiri tidak ingin menganggu kesibukan Calvin."Tidak, biar aku antar!" Calvin tetap bersikeras ingin pergi sendiri untuk menemani putranya. "Tunggu dua puluh menit lagi.""Oke, aku ambil Evan dulu!""Jangan gendong putramu!" Calvin mengingatkan Talisa yang sudah berjalan keluar pintu.Calvin memang benar-benar sangat disiplin dalam menjaga kehamilan istrinya. Apa lagi dalam kehamilan keduanya ini Talisa terus mual dan muntah sampai
BAB 86 EVA YANG MENJENGKELKANSebenarnya Talisa juga masih kesal dengan kesombongan Eva, tapi begitu mengetahu Eva adalah adik perempuan Calvin, musthail jika Talisa bersikerss ingin marah atau cemburu. Seperti Talisa memang harus menelan kekesalannya sendiri karena rasanya dia juga belum bisa jika harus menempatkan dirinya sebagai kakak perempuan."Kenapa kau tidak memberitahu Eva mengenai yang sebenarnya?" Talisa bertanya pada Calvin yang baru kembali dari bertemu Eva."Aku belum bisa menebak Eva bakal lebih loyal pada siapa." Calvin tetap harus sangat berhati-hati, apa lagi Daren dan Eva sudah berulang kali tidur bersama. Calvin masih belum lupa dengan pengkhianatan Tamara setelah dia juga ditiduri oleh Daren dengan sangat licik."Lalu apa rencanamu?""Eva akan pindah ke rumah yang telah aku sediakan dengan sekuriti dan supir."Kali ini Calvin akan menggunakan Eva sebagai umpan untuk menarik Daren masuk kedalam perangkap mematikan."Bagaiaman kau yakin Daren tidak akan curiga?"
BAB 85"Apa Adik Evan juga sering bermain di sini?""Ya kami bermain saat papa libur!""Apa Adik Evan sudah berulang tahun?" Daren terus coba mencari informasi dari kepolosan Noah."Ya, Evan mendapat hadiah mobil kecil yang dapat kami naiki berdua."Artinya anak Calvin dan Talisa sudah berumur satu tahun lebih. Daren terus dibuat terkejut karena keberhasilan Calvin menyimpan rahasia mengenai putranya dari semua orang."Apa kau juga mau hadiah mobil kecil?" Daren kembali bertanya pada Noah."Aku mau mobil tank!""Nanti akan ku belikan mobil tank, tapi jangan pernah bercerita pada siapapun jika kita pernah bertemu!"Noah langsung mengangguk dengan bersemangat."Anak pintar!" Daren mencium puncak kepala Noah kemudian buru-buru pergi.Begitu kembali keluar dari pintu gerbang Daren langsung menelpon Katrina."Calvin dan Talisa telah memiliki anak laki-laki berumur satu tahun!""Mustahil!" Katrina terkejut."Kita semua sudah tertipu, kau tidak akan pernah bisa menyingkirkan Talisa!" Daren m