BAB 52 SIAPA SEKUTU DARENTalisa ikut mendengar pembicaraan Calvin dengan Tomas. Begitu Calvin menutup telepon, Talisa langsung bertanya."Daren hilang?""Tomas tidak menemukan tubuh Daren." Calvin menatap keterkejutan Talisa."Mustahil bila Daren masih bisa kabur!" Talisa tidak percaya. "Aku yakin telah memukul kepalanya sampai retak!"Calvin menunjukkan foto yang juga baru dikirim oleh Tomas. Talisa luarbiasa syok melihat jejak darah yang diseret sepanjang lantai sampai di tangga depan. Yang pasti Daren dibawa dalam kondisi tubuh masih lemas."Siapa yang membawa jasad Daren?" Talis bertanya pada Calvin, padahal mereka sama-sama belum tahu."Aku yakin ada yang telah membantunya!" Talisa bersikeras. "Mereka bersekongkol!"Seluruh kecuringaan Talisa cukup beralasan dan masuk akal."Daren tiba begitu kau pergi, artinya dia sudah lama diam-diam mengintai kita. Daren sengaja menunggu ketika aku kau tinggalkan sendirian di rumah!" Talisa juga masih berapi-api jika teringat kembali dengan p
BAB 53 SEKUTUBegitu Calvin bebaskan dari penjara, Katrina langsung pergi menemui Tuan Harlan. Dia memberi informasi jika pihak kepolisian telah mendapatkan rekaman penuh dari video CCTV di apartemen Tamara Caroline. Tuan Harlan langsung penasaran, dia memberi perintah pada anak buahnya agar menyelidiki barang bukti tersebut. Dari barang bukti rekaman CCTV yang utuh, Tuan Harlan ikut melihat pertengkaran antara Camila dan Tamara Caroline yang ternyata sama-sama licik.Katrina terus mengikuti perintah Calvin dan dia telah berhasil memancing rasa penasaran Tuan Harlan untuk masuk ke dalam jebakan cerdik yang telah Calvin persiapkan. Calvin benar-benar akan membalas mereka semua dengan setimpal tanpa harus mengotori tangannya sendiri."Aku telah membantumu!" Katrina terus bicara di hadapan kakaknya. "Sekarang Kau harus bisa menjamin keselamatan nyawaku!"Katrina terus dibuat ketakutan dengan ancaman Daren tempo hari, apa lagi mendadak Calvin juga tidak dapat dia hubungi. Katrina tidak ma
BAB 54 RAHASIA MARTINSelama ini Martin telah diam-diam melacak nomor Calvin. Martin mencuri nomor Calvin dari ponsel Katrina ketika dia membalas pesan mengenai permintaan saham. Martin berhasil melacak posisi keberadaan Calvin di sebuah bandara lokal. Dari informasi yang diberikan Martin, Daren langsung bisa menebak ke mana tujuan Calvin membawa Talisa. Saat itu juga Daren langsung mengejar.Martin sama sekali tidak bodoh, tentu dia punya tujuan kenapa pilih membagi informasi pada Daren. Sejak dulu keahlian Martin adalah melacak informasi, meski selalu gagal dalam bisnis dan terus membuat Katrina bangkrut, tapi Martin selalu bisa Katrin andalkan sebagai detektif yang jeli. Sekarang Martin juga semakin pandai mengikuti cara Katrina untuk berbohong.Setelah menyeret tubuh Daren yang bersimbah darah dengan kepala retak, Martin segera membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian untuk pulang. Beruntung Katrina tidak curiga jika kemeja yang Marti pakai pulang adalah milik Daren, Martin jug
BAB 55 ADU DOMBA Martin berhasil menyembunyikan Daren sampai melewati masa pemulihan tanpa dicurigai sama sekali oleh Katrina. Setelah hampir delapan bula, sekarang Daren telah kembali pulih total. Martin juga sangat puas dengan hasil rekonstruksi wajah Daren, pemuda itu benar-benar hampir seratus persen menyerupai Calvin Alexander. Secara fisik, sebenarnya Daren memang sudah mirip dengan Calvin karena mereka saudara dari satu ayah. Calvin hanya sedikit lebih tinggi dari pada Daren. Tapi ketika tanpa perbandingan postur tubuh pasti semua orang akan mengira Daren sebagai Calvin. "Aku bukan hanya meyelamatkan nyawamu, aku juga telah menyelamatkanmu dari Harlan!" Martin tidak akan berhenti meracuni kepala Daren agar menjadi mesin pembunuh. "Harlan yang menembak kepala ibumu karena dia sudah tahu kau bukan darah dagingnya!" Daren mengepal kaku, berdesis gemetar menahan geraman panas yang sudah sekian lama membakar rongga dadanya. "Aku yakin Harlan sengaja berpura-pura tidak tahu
BAB 56 SIAPA YANG BISA CALVIN PERCAYA"Kau dari mana?" Katrina menghadang Martin yang kembali pulang larut malam."Aku dari kantor.""Sampai tengah malam seperti ini?" Katrina jelas tidak percaya dengan ucapan suaminya."Kau juga tahu aku baru merintis bisnis baru, semua sangat menyita waktuku." Martin terus mengarang kebohongan."Bisnis kesekian kalinya yang kau rintis dan hanya akan bangkrut lagi!" sindir Katrina."Kau harus percaya padaku!" Martin berhenti untuk menatap Katrina. "Kesuksesanku juga untukmu!""Ya, karena aku juga yang harus menanggung hutangmu jika kau bangkrut lagi!""Kali ini aku bersumpah akan berhasil, Sayang.""Kau tidak perlu bersumpah dan merayu!" Tolak Katrina ketika Martin mendekat untuk menciumnya. "Pastikan saja kau bisa mengembalikan modal yang telah aku berikan!"Katrina langsung melenggang pergi meninggalkan Martin yang masih berdiri di ambang pintu. Martin telah menghabiskan banyak biaya untuk perawatan Daren sampai pemulihan serta rekonstruksi wajahny
BAB 57 KEMARAHAN SAMUEL HAWKINTalisa terus dibuat gelisah karena Calvin belum juga kembali, padahal perjalanan ke kampung kakeknya seharusnya tidak sampai memakan waktu tiga jam karena Calvin juga mengunakan penerbangan jet privat. Hari sudah sore tapi Talisa belum mendapat kabar dari Calvin sama sekali, ponsel Calvin juga mendadak tidak dapat di hubungi."Apa Calvin belum menghubungi kalian?" Talisa sampai bertanya pada Tamas dan Robin."Kami juga belum bisa menghubunginya." Robin yang memberitahu. "Ponsel Mr. Alexander mulai tidak aktif sejak lima jam yang lalu."Kecemasan Talisa semakin menjadijadi. Calvin benarbenar nekat pergi seorang diri tanpa pengawal untuk menemui Samuel Hawkin. Sejak mengetahui Samuel Hawkin adalah ayah kandung dari Tuan Harlan, Talisa sama sekali tidak dapat mempercayai pria tua itu. Tapi anehnya Calvin selalu membela Paman Sam, entah apa yang membuat Calvin bisa begitu percaya padanya.Talisa pergi ke kamar bayi untuk memeriksa bayinya. Bayi laki-laki tam
BAB 58 AKHIR DARI CAMILA DAN HARLANSetelah mendapat informasi dari Katrina jika pihak kepolisian sudah menemukan bukti baru yang dapat membebaskannya dari penjara, Tuan Harlan langsung mengutus anak buahnya untuk menyelidiki bukti tersebut. Begitu mendapat file video penuh dari kamera CCTV di apartemen Tamara, anak buah Tuan Harlan juga langsung mengirim file tersebut pada tuanya.Kebetulan saat itu Tuan Harlan sedang menemani Camila untuk mencari putranya ke Jakarta, mereka sedang berada di apartemen Daren ketika Tuan Harlan membuka file video yang dikirim ke ponselnya. Video utuh pertengkaran Camila dengan Tamara sebelum penikaman.Setalah melihat video percekcokan Camila dan Tamara, Tuan Harlan baru sadar jika telah sekian lama dikhianati oleh istrinya sendiri. Tuan Harlan syok luar biasa mengetahui satu-satunya putra yang dia miliki ternyata bukan darah dagingnya. Dalam kondisi terbakar murka Tuan Harlan langsung mengunakan pistolnya untuk menembak kepala Camila. "Seharusnya se
BAB 59 LAWAN CERDIKMartin mendapatkan laporan dari mata-matanya bila Calvin Alexander ikut hadir dalam rapat dewan direksi untuk pembahasan mengenai penggelapan yang dilakukan oleh Tuan Harlan."Sepertinya Harlan memang kabur, dia tidak memakan umpanmu!" Martin bicara pada Daren melalui sambungan telepon. "Ternyata dia cuma pengecut yang takut sel penjara!"Sebenarnya Daren juga sudah mendapat informasi jika Calvin telah kembali tanpa luka sedikitpun."Ini di luar kendaliku." Daren lepas tangan. "Kecuali aku sendiri yang pergi untuk menembak kepala Calvin!""Jangan gegabah!" Martin tidak mau ceroboh mengingat Calvin selalu dikawal banyak bodyguard. Terutama Martin juga tidak mau bertaruh dengan nyawa Daren yang kali ini sedang menjadi asetnya.Daren serta Martin benar-benar sama sekali belum tahu jika Tuan Harlan sudah mati, percuma mereka berharap pada sekujur tubuh yang sudah mulai membusuk."Sepertinya kita harus menyusun siasat baru!"Martin harus segera kembali memutar otak, dia
BAB 93 KETENANGANEva yakin Calvin tahu keberadaan ibunya, pria itu memiiki kuasa, tidak sulit bagi seorang Calvin Alexander untuk mendapatkan informasi apapun."Di mana ibuku?" Meski permintaan Eva masih mengejutkan, tapi Calvin tetap berusaha menjawab dengan sikap tenang."Dia sudah tidak ada." Calvin bicara jujur. "Aku sangat menyesal karena datang terlambat untuknya."Calvin hanya tidak bercerita jika dia juga terlambat percaya pada Lorna. Seandainya Calvin percaya dan mau menolong Lorna, mungkin sekarang ibu mereka masih hidup. Pastinya Eva masih syok mendengar Lorna sudah meninggal tapi sepertinya Eva juga wanita muda yang cukup tangguh. "Bagaimana ibuku meninggal?" Eva balas mentap Calvin dengan jantung berdebar. "Dia sempat bercerita jika memiliki hutang yang cukup besar."Eva terlihat memejamkan mata sejenak, seperti sedang berusaha menenangkan diri."Sepertinya aku tahu pelakunya!" Eva sudah kemabali menatap Calvin. "Aku tahu mereka bekerja untuk siapa!"Sebelum Lorna hi
BAB 92 KEBEBASAN TALISASetelah sekian lama hidup dalam ketakutan, akhirnya Talisa bisa mendapatkan kebebasan untuk bernapas lega tanpa rasa cemas. Talisa dapat bermain bebas dengan putranya tanpa harus takut dengan ancaman dari musuh-musuh Calvin. Kebahagian terbesar Talisa dan Calvin adalah melihat Evan bisa bermain dengan anak-anak seusianya. Putra mereka harus tumbuh dengan sehat di lingkungan yang normal. Calvin tidak mau Evan memiliki masa kecil suran seperti dirinya. "Kalian mau pergi kemana?" Talisa terkejut melihat Calvin dan Evan sudah siap dengan baju sewarna, kaos biru dengan celana pendek hitam dan sepatu senada."Oah!" jawab Evan dengan lidah cadel karena belum bisa menyebut nama 'Noah' dengan benar."Aku akan membawa anak-anak bermain." Kali ini Calvin yang menjelaskan. "Kami akan menjemput Noah dulu.""Kalian tidak mengajakku?" Talisa bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri."Ingat saran dokter, kau masih harus istirahat." Calvin mengecup kening Talisa kemudian me
BAB 91 PENGEJARAN CALVINBegitu melihat Talisa sudah tidak ada di tempat tidurnya Calvin langsung berteriak pada Robin untuk memeriksa kamera CCTV. Dari rekaman kamera di sepanjang lorong rumah sakit, Talisa terlihat berlari panik kemudian masuk ke salah satu ruangan dokter untuk mencuri jas putih guna membungkus pakaian pasien yang saat itu dia pakai dengan compang camping."Istri Anda kabur melalui UGD langsung kejalan raya." Robin menemukan rekaman terakhir saat Talisa menghilang di halaman gelap.Setelah ikut menyimak semua tangkapan kamera, Calvin yakin jika Talisa pilih kabur seorang diri karena mendapat tekanan."Periksa kamar istriku!"Calvin kembali memberi perintah pada Tomas. Setelah menggeledah semua laci meja dan membongkar ranjang. Tomas menemukan lipatan amplop kertas yang terselip di bawah kasur."Ini foto putra Anda, Tuan." Tomas menunjukkan foto Evan bersama Daren."Iblis terkutuk!" Calvin juga membaca pesan yang ditulis oleh Daren di balik foto.Calvin segera menga
BAB 90 KETAKUTAN TALISATalisa benar-benar pergi tanpa sepengetahuan Calvin, dia hanya memiliki waktu dua kali dua puluh empat jam untuk menyelamatkan nyawa putra mereka. Sampai Talisa duduk di dalam kursi pesawat, dia masih belum tahu akan pergi ke mana. Talisa sudah pasrah dia hanya terus mengikuti semua instruksi dari Daren.Talisa mendarat beberapa kali di ibukota negara Eropa. Talisa selalu disambut seorang pria di pintu kedatangan dengan papan namanya. Talisa akan diberi tiket penerbangan selanjutnya, beserta pasport baru dan seperti itu seterusnya untuk menghilangkan jejak. Daren benar-benar sudah sangat hati-hati, cerdik dan penuh perhitungan agar perjalanan Talisa tidak terlacak oleh Calvin.Terakhir Talisa mendarat di sebuah bandara kecil di Iceland, dia sudah di tunggu oleh supir yang akan mengantarnya. Saat itu Talisa mulai berpikir mungkin dirinya memang tidak akan pernah bisa kembali pada Calvin. Harapan Talisa hanya untuk memeluk Evan dan Talisa rela mati menukar nyawa
BAB 89 HARUS BURU-BURUSebenarnya Calvin nyaris berpapasan dengan Daren ketika dia baru keluar dari kamar Talisa. Daren buru-buru bersembunyi dan terus mengamati sampai benar-benar yakin Calvin telah pergi. Sudah dua Hari Daren mencari tahu di mana Talisa sedang dirawat setelah dia jatuh histeris di toilet.Ternyata pintu kamar Talisa terus di jaga oleh Tomas sepanjang waktu. Mustahil Daren bisa masuk menyelinap mengelabui Tomas, pasti Tomas akan langsung mengenali Daren.Tapi ternyata Daren tidak kehabisan akal karena dia juga telah mengawasi setiap dokter serta perawat yang bertugas di kamar Talisa. Setelah yakin Calvin sudah pergi, Daren buru-buru menghampiri perawat yang bertugas untuk mengantar sarapan ke kamar Talisa."Mr. Alexander!" Perawat wanita itu mengira Daren sebagai Calvin."Berikan ini pada istriku." Daren mengulurkan lipatan amplop kertas berisi foto beserta dua kalimat dengan tulisan tangan di baliknya.[Apa kau ingin bertemu putramu?][Ikuti semua instruksi ku dan
BAB 88 TALISA INGIN BETEMU EVANCalvin langsung pergi mendatangi Eva. Setelah sekian minggu tidak berkunjung, pastinya Eva tersenyum bahagia melihat kedatangan Calvin Alexander ke tempat tinggalnya di akhir pekan."I miss You." Eva menghampiri Calvin yang baru masuk dari ambang pintu untuk dia peluk mesra."Duduk!"Perintah tegas dari bibir Calvin membuat Eva terkejut karena biasanya Daren memang tidak pernah menolak sambutan Eva."Aku memberimu perintah untuk duduk!" Calvin mengulang perintahnya dengan lebih tegas karena melihat Eva masih berdiri kaku belum bergerak.Dengan dada terus berdebar Eva melangkah mundur pelan-pelan untuk duduk di sofa. Eva benar-benar duduk dengan patuh tanpa berani bergerak karena tatapan Calvin membuatnya takut. Untuk sekedar menarik napas pun sepertinya Eva memang harus hati-hati karena Calvin sedang dalam mode siap meledak, Daren sudah sangat lancang berani menyentuh putranya.Calvin melempar foto pasport Daren ke atas meja di hadapan Eva."Perhatika
BAB 87 GARA-GARA EVANSatu Minggu berlalu tapi Daren sama sekali belum muncul. Calvin memang telah membaca semua rencana Daren, sampai sebuah kejutan tak terduga ketika Daren bertemu putranya dan setelah itu rencananya mendadak berubah. Kali ini Daren sedang fokus untuk mendapatkan putra Calvin."Evan ingin bermain dengan Noah." Talisa memberitahu Calvin. "Dia terus merengek sejak kemarin.""Nanti akan aku antar." Saat itu Calvin masih terlihat sibuk di ruang kerjanya meskipun hari libur."Aku bisa menemaninya bersama Tomas atau Robin." Talisa ingin pergi sendiri tidak ingin menganggu kesibukan Calvin."Tidak, biar aku antar!" Calvin tetap bersikeras ingin pergi sendiri untuk menemani putranya. "Tunggu dua puluh menit lagi.""Oke, aku ambil Evan dulu!""Jangan gendong putramu!" Calvin mengingatkan Talisa yang sudah berjalan keluar pintu.Calvin memang benar-benar sangat disiplin dalam menjaga kehamilan istrinya. Apa lagi dalam kehamilan keduanya ini Talisa terus mual dan muntah sampai
BAB 86 EVA YANG MENJENGKELKANSebenarnya Talisa juga masih kesal dengan kesombongan Eva, tapi begitu mengetahu Eva adalah adik perempuan Calvin, musthail jika Talisa bersikerss ingin marah atau cemburu. Seperti Talisa memang harus menelan kekesalannya sendiri karena rasanya dia juga belum bisa jika harus menempatkan dirinya sebagai kakak perempuan."Kenapa kau tidak memberitahu Eva mengenai yang sebenarnya?" Talisa bertanya pada Calvin yang baru kembali dari bertemu Eva."Aku belum bisa menebak Eva bakal lebih loyal pada siapa." Calvin tetap harus sangat berhati-hati, apa lagi Daren dan Eva sudah berulang kali tidur bersama. Calvin masih belum lupa dengan pengkhianatan Tamara setelah dia juga ditiduri oleh Daren dengan sangat licik."Lalu apa rencanamu?""Eva akan pindah ke rumah yang telah aku sediakan dengan sekuriti dan supir."Kali ini Calvin akan menggunakan Eva sebagai umpan untuk menarik Daren masuk kedalam perangkap mematikan."Bagaiaman kau yakin Daren tidak akan curiga?"
BAB 85"Apa Adik Evan juga sering bermain di sini?""Ya kami bermain saat papa libur!""Apa Adik Evan sudah berulang tahun?" Daren terus coba mencari informasi dari kepolosan Noah."Ya, Evan mendapat hadiah mobil kecil yang dapat kami naiki berdua."Artinya anak Calvin dan Talisa sudah berumur satu tahun lebih. Daren terus dibuat terkejut karena keberhasilan Calvin menyimpan rahasia mengenai putranya dari semua orang."Apa kau juga mau hadiah mobil kecil?" Daren kembali bertanya pada Noah."Aku mau mobil tank!""Nanti akan ku belikan mobil tank, tapi jangan pernah bercerita pada siapapun jika kita pernah bertemu!"Noah langsung mengangguk dengan bersemangat."Anak pintar!" Daren mencium puncak kepala Noah kemudian buru-buru pergi.Begitu kembali keluar dari pintu gerbang Daren langsung menelpon Katrina."Calvin dan Talisa telah memiliki anak laki-laki berumur satu tahun!""Mustahil!" Katrina terkejut."Kita semua sudah tertipu, kau tidak akan pernah bisa menyingkirkan Talisa!" Daren m