BAB 29 DALAM BAHAYATalisa melihat nomor telepon Daren muncul di layar ponselnya. Talisa buru-buru menjawab panggilan tersebut sebelum nada deringnya ikut didengar oleh Calvin. "Apa kita bisa bertemu?" Daren langsung bertanya."Tunggu Calvin pergi!" Talisa berdesis pelan karena Calvin sedang ada di depannya."Apa dia ada di situ?""Ya!""Beri tahu aku jika Calvin sudah pergi!""Ya!" Talisa terus memilih jawaban singkat.Dari tadi Calvin terlihat sibuk dengan layar monitor di hadapannya, tidak terlalu menghiraukan Talisa tapi tidak juga segera pergi. Nampaknya ada sesuatu yang sangat penting sedang dia tangani. Beberapa kali Calvin juga terlihat membalas pesan dan menjawab panggilan telepon dari bawahannya.Setelah menunggu mondar mandir, tidak betah duduk diam, akhirnya Talisa melihat Calvin berganti pakaian rapi dan pergi. Calvin pergi mengunakan mobil dari rumah sendiri, tidak mengunakan sopir seperti biasanya. Calvin benar-benar sedang tidak percaya pada siapapun. Calvin yakin a
BAB 30 DIBUNTUTISambil mengompres bekas lebam di pipinya Daren kembali iseng memperhatikan foto-foto Talisa yang sering diam-diam dia ambil saat gadis itu berangkat bekerja. Daren paling suka memperhatikan foto Talisa ketika bekerja di meja kasir. Cantik menarik tapi juga sekaligus sangat sombong untuk sekedar ditatap. Beberapa hari sebelum mereka bertengkar di depan banyak orang karena Daren yang terlalu mabuk, sebenarnya Talisa sudah beberapa kali berpapasan dengan Daren, tapi Talisa memang tidak pernah mau memperhatikan.Daren mencubit layar ponselnya untuk memperbesar tampilan foto. Daren memperhatikan wajah cantik Talisa baik-baik untuk dia bandingkan dengan tingkahnya yang sering mencengangkan. Diam-diam Daren tersenyum sendiri karena terus teringan dengan lelucon Talisa yang selalu tidak terduga. Daren juga tidak menduga bakal menyukai gaya Talisa yang spontan tanpa repot berpikir bijak.Bahkan Katrina sampai menyerah untuk menangani Talisa. Bisa Daren bayangkan bakal sekesal
BAB 31 RUMAHTalisa sama sekali tidak sadar jika sore itu dia sudah di ikutin oleh kakaknya. Agung terus tersenyum, dia tidak perduli pekerjaan kotor apa yang dilakukan Talisa, yang penting mereka dapat uang. Agung menduga, Talisa sudah menjadi wanita simpanan tetap tua bangka kaya-raya.Begitu melihat Talisa masuk ke dalam rumah mewah tempatnya bekerja, Agung yang masih penasaran coba mengintip dari celah pintu gerbang."Wao!" mulut Agung terus dibuat takjub.Rumah putih tiga lantai itu bukan cuma megah, halamannya juga sangat luas seperti lapangan golf. Mungkin Agung bakal jatuh pingsan jika tahu rumah tersebut sudah menjadi milik Talisa.******Talisa masih tidak tahu jika Calvin telah melimpahkan banyak harta kekayaan atas namanya. Sore itu Talisa kembali datang untuk membersihkan rumah sebagaimana tugasnya. Talisa mulai dengan membuka tirai jendela, menghidupkan penyedot debu, dan terakhir membersihkan kamar Calvin. Agung pasti tidak akan menduga jika Talisa benar-benar melakukan
BAB 32 WANITA BAYARANDaren mendapat informasi alamat rumah Talisa dari tempat karaoke. Tanpa membuang waktu, Daren langsung pergi sendiri untuk mencarinya. Daren juga terkejut mengetahui Talisa masih tinggal di sebuah perkampungan padat penduduk bersama abangnya."Apa ini rumah Talisa?" Daren bertanya pada pria yang sedang duduk di teras."Kau kenal adikku?" Agung langsung balas bertanya karena heran ada pria kaya mencari adiknya."Ya.""Untuk apa kau mencari adikku?" Agung langsung waspada."Aku mencarimu!"Agung semakin terkejut."Aku hanya ingin tahu beberapa hal mengenai Talisa."Agung tetap waspada, karena ada seorang pria kaya yang mencari tahu mengenai adik perempuannya. Pria itu bukan cuma berpakaian rapi dan terlihat mahal, tapi juga sangat tampan, tidak seperti orang pribumi."Aku akan membayar, tidak gratis!" Daren coba memancing kakak laki-laki Talisa."Berapa yang akan aku dapat?" Agung langsung bersemangat begitu mendengar tentang bayaran."Beri aku nomor rekeningmu!"D
BAB 33 KONTRAK TIGA TAHUN"Ingat kita masih memiliki kontrak tiga tahun!" Calvin masih menekan tubuh Talisa. "Selama itu jangan berani-berani kau memikirkan laki-laki lain sebagai suamimu!"Setelah melepaskan Talisa, Calvin langsung pergi ke kamar mandi untuk menyiram kepalanya dengan air dingin agar tidak mendadak gila karena ucapan Talisa.Walaupun sudah berulang kali diampuni, kali ini Talisa masih belum berani bergerak dari atas ranjang. Tiga tahun benar-benar bukan waktu yang singkat untuk sebuah sandiwara berbahaya. Sejak Calvin menikahinya, Talisa memang masih belum tahu apa sebenarnya tujuan pernikahan tersebut. Jika untuk menutupi kematian Tamara seharusnya Calvin justru tidak buru-buru menikah lagi. Talisa yakin Calvin memiliki sebuah rencana besar, Talisa telah terlibat, tidak bisa mundur atau kabur.Calvin Alexander terlalu tertutup, penuh rahasia dan rencana berbahaya. Entah apa saja yang ada di dalam kepalanya, sepertinya memang hanya Calvin sendiri yang tahu.Talisa m
BAB 34 PARASITAgung langsung tersenyum begitu melihat jumlah uang yang kembali Daren transfer ke rekeningnya. Tiga ratus juta untuk sebuah pekerjaan licik menjebak adiknya sendiri."Aku hanya ingin membawa Talisa untuk beberapa hari.""Itu bisa diatur!"Kebodohan Agung adalah, dia tidak pernah tahu jika Calvin ribuan kali lebih kaya dari pada sepupu serta seluruh keluarganya yang parasit.******Sebelum meninggal Ayah Calvin telah lebih dulu sukses membangun sebuah perusahaan besar multi nasional. Meninggalkan cukup banyak warisan untuk putra tunggalnya yang waktu itu masih anak-anak. Walaupun Tuan Harlan telah memimpin perusahaan tersebut selama belasan tahun, tapi semuanya tetap milik Calvin. Harus dikembalikan pada Calvin setelah anak laki-laki itu cukup dewasa dan mampu.Meski sekarang Calvin dapat memimpin seluruh perusahan milik ayahnya, tapi dia tetap akan dikelilingi orang-orang yang telah belasan tahun setia pada sang paman. Tuan Harlan telah membangun dinastinya dengan sang
BAB 35 KEBOHONGAN-KEBOHONGANCalvin baru tiba, dia langsung memanggil Talisa"Lisa!" Calvin melihat rumahnya sunyi."Lisa!"Calvin mencari ke lantai tiga, di kamarnya. Tapi Talisa juga tidak ada."Lisa!"Calvin keluar lagi untuk melihat ke halaman, sambil mulai menelpon."Brengsek!" umpat Calvin karena ponsel Talisa juga tidak aktif.Padahal Calvin sudah memperingatkan agar jangan pergi keluar rumah, tapi Talisa memang tidak pernah mendengarkan larangannya. Calvin segera mengaktifkan aplikasi pelacak untuk mengetahui lokasi Talisa.*****Daren sudah sangat jauh membawa Talisa, mereka sedang berada di tol arah keluar kota tidak mungkin terkejar."Maaf karena merepotkan." Talisa merasa tidak enak karena minta di antar pulang kampung. "Kakakku mengalami kecelakan saat dalam perjalanan pulang kampung, kakinya bisa diamputasi jika aku tidak segera membawanya ke kota.""Jangan khawatir, kau bisa minta bantuanku kapanpun." Daren tersenyum pada wanita di sampingnya."Sepertinya kita juga tid
BAB 36 NEGOSIASI YANG ADILTalisa bertanya pada Calvin yang sedang membuat mobilnya berdengung seperti jet tempur meluncur di atas aspal."Kita mau ke mana?""Pulang!"Baru kali ini Calvin dibohongi oleh seorang wanita yang akhirnya tetap harus dia bawa pulang. Selanjutnya Calvin harus lebih waspada, tidak boleh asal mempercayai ucapan Talisa. Terutama Talisa tidak boleh tahu jika Calvin sudah memberinya banyak harta, karena wanita itu bisa benar-benar nekat kabur bila mengetahui dirinya memiliki ratusan juta dolar.Calvin mengendarai mobilnya seperti setan, jalanan gelap gulita dia anggap seperti sirkuit formula one. Perjalanan yang seharusnya membutuhkan waktu tujuh sampai delapan jam, mereka tempuh tidak sampai empat jam.Begitu sampai kembali di rumah, hari sudah pagi benderang."Ada apa ini?"Talisa terkejut melihat ada dua orang berjas rapi dengan tubuh tegap dan kacamata hitam berdiri di pintu gerbang. Selanjutnya di pintu teras juga ada pria-pria tegap berseragam serupa."Kena
BAB 93 KETENANGANEva yakin Calvin tahu keberadaan ibunya, pria itu memiiki kuasa, tidak sulit bagi seorang Calvin Alexander untuk mendapatkan informasi apapun."Di mana ibuku?" Meski permintaan Eva masih mengejutkan, tapi Calvin tetap berusaha menjawab dengan sikap tenang."Dia sudah tidak ada." Calvin bicara jujur. "Aku sangat menyesal karena datang terlambat untuknya."Calvin hanya tidak bercerita jika dia juga terlambat percaya pada Lorna. Seandainya Calvin percaya dan mau menolong Lorna, mungkin sekarang ibu mereka masih hidup. Pastinya Eva masih syok mendengar Lorna sudah meninggal tapi sepertinya Eva juga wanita muda yang cukup tangguh. "Bagaimana ibuku meninggal?" Eva balas mentap Calvin dengan jantung berdebar. "Dia sempat bercerita jika memiliki hutang yang cukup besar."Eva terlihat memejamkan mata sejenak, seperti sedang berusaha menenangkan diri."Sepertinya aku tahu pelakunya!" Eva sudah kemabali menatap Calvin. "Aku tahu mereka bekerja untuk siapa!"Sebelum Lorna hi
BAB 92 KEBEBASAN TALISASetelah sekian lama hidup dalam ketakutan, akhirnya Talisa bisa mendapatkan kebebasan untuk bernapas lega tanpa rasa cemas. Talisa dapat bermain bebas dengan putranya tanpa harus takut dengan ancaman dari musuh-musuh Calvin. Kebahagian terbesar Talisa dan Calvin adalah melihat Evan bisa bermain dengan anak-anak seusianya. Putra mereka harus tumbuh dengan sehat di lingkungan yang normal. Calvin tidak mau Evan memiliki masa kecil suran seperti dirinya. "Kalian mau pergi kemana?" Talisa terkejut melihat Calvin dan Evan sudah siap dengan baju sewarna, kaos biru dengan celana pendek hitam dan sepatu senada."Oah!" jawab Evan dengan lidah cadel karena belum bisa menyebut nama 'Noah' dengan benar."Aku akan membawa anak-anak bermain." Kali ini Calvin yang menjelaskan. "Kami akan menjemput Noah dulu.""Kalian tidak mengajakku?" Talisa bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri."Ingat saran dokter, kau masih harus istirahat." Calvin mengecup kening Talisa kemudian me
BAB 91 PENGEJARAN CALVINBegitu melihat Talisa sudah tidak ada di tempat tidurnya Calvin langsung berteriak pada Robin untuk memeriksa kamera CCTV. Dari rekaman kamera di sepanjang lorong rumah sakit, Talisa terlihat berlari panik kemudian masuk ke salah satu ruangan dokter untuk mencuri jas putih guna membungkus pakaian pasien yang saat itu dia pakai dengan compang camping."Istri Anda kabur melalui UGD langsung kejalan raya." Robin menemukan rekaman terakhir saat Talisa menghilang di halaman gelap.Setelah ikut menyimak semua tangkapan kamera, Calvin yakin jika Talisa pilih kabur seorang diri karena mendapat tekanan."Periksa kamar istriku!"Calvin kembali memberi perintah pada Tomas. Setelah menggeledah semua laci meja dan membongkar ranjang. Tomas menemukan lipatan amplop kertas yang terselip di bawah kasur."Ini foto putra Anda, Tuan." Tomas menunjukkan foto Evan bersama Daren."Iblis terkutuk!" Calvin juga membaca pesan yang ditulis oleh Daren di balik foto.Calvin segera menga
BAB 90 KETAKUTAN TALISATalisa benar-benar pergi tanpa sepengetahuan Calvin, dia hanya memiliki waktu dua kali dua puluh empat jam untuk menyelamatkan nyawa putra mereka. Sampai Talisa duduk di dalam kursi pesawat, dia masih belum tahu akan pergi ke mana. Talisa sudah pasrah dia hanya terus mengikuti semua instruksi dari Daren.Talisa mendarat beberapa kali di ibukota negara Eropa. Talisa selalu disambut seorang pria di pintu kedatangan dengan papan namanya. Talisa akan diberi tiket penerbangan selanjutnya, beserta pasport baru dan seperti itu seterusnya untuk menghilangkan jejak. Daren benar-benar sudah sangat hati-hati, cerdik dan penuh perhitungan agar perjalanan Talisa tidak terlacak oleh Calvin.Terakhir Talisa mendarat di sebuah bandara kecil di Iceland, dia sudah di tunggu oleh supir yang akan mengantarnya. Saat itu Talisa mulai berpikir mungkin dirinya memang tidak akan pernah bisa kembali pada Calvin. Harapan Talisa hanya untuk memeluk Evan dan Talisa rela mati menukar nyawa
BAB 89 HARUS BURU-BURUSebenarnya Calvin nyaris berpapasan dengan Daren ketika dia baru keluar dari kamar Talisa. Daren buru-buru bersembunyi dan terus mengamati sampai benar-benar yakin Calvin telah pergi. Sudah dua Hari Daren mencari tahu di mana Talisa sedang dirawat setelah dia jatuh histeris di toilet.Ternyata pintu kamar Talisa terus di jaga oleh Tomas sepanjang waktu. Mustahil Daren bisa masuk menyelinap mengelabui Tomas, pasti Tomas akan langsung mengenali Daren.Tapi ternyata Daren tidak kehabisan akal karena dia juga telah mengawasi setiap dokter serta perawat yang bertugas di kamar Talisa. Setelah yakin Calvin sudah pergi, Daren buru-buru menghampiri perawat yang bertugas untuk mengantar sarapan ke kamar Talisa."Mr. Alexander!" Perawat wanita itu mengira Daren sebagai Calvin."Berikan ini pada istriku." Daren mengulurkan lipatan amplop kertas berisi foto beserta dua kalimat dengan tulisan tangan di baliknya.[Apa kau ingin bertemu putramu?][Ikuti semua instruksi ku dan
BAB 88 TALISA INGIN BETEMU EVANCalvin langsung pergi mendatangi Eva. Setelah sekian minggu tidak berkunjung, pastinya Eva tersenyum bahagia melihat kedatangan Calvin Alexander ke tempat tinggalnya di akhir pekan."I miss You." Eva menghampiri Calvin yang baru masuk dari ambang pintu untuk dia peluk mesra."Duduk!"Perintah tegas dari bibir Calvin membuat Eva terkejut karena biasanya Daren memang tidak pernah menolak sambutan Eva."Aku memberimu perintah untuk duduk!" Calvin mengulang perintahnya dengan lebih tegas karena melihat Eva masih berdiri kaku belum bergerak.Dengan dada terus berdebar Eva melangkah mundur pelan-pelan untuk duduk di sofa. Eva benar-benar duduk dengan patuh tanpa berani bergerak karena tatapan Calvin membuatnya takut. Untuk sekedar menarik napas pun sepertinya Eva memang harus hati-hati karena Calvin sedang dalam mode siap meledak, Daren sudah sangat lancang berani menyentuh putranya.Calvin melempar foto pasport Daren ke atas meja di hadapan Eva."Perhatika
BAB 87 GARA-GARA EVANSatu Minggu berlalu tapi Daren sama sekali belum muncul. Calvin memang telah membaca semua rencana Daren, sampai sebuah kejutan tak terduga ketika Daren bertemu putranya dan setelah itu rencananya mendadak berubah. Kali ini Daren sedang fokus untuk mendapatkan putra Calvin."Evan ingin bermain dengan Noah." Talisa memberitahu Calvin. "Dia terus merengek sejak kemarin.""Nanti akan aku antar." Saat itu Calvin masih terlihat sibuk di ruang kerjanya meskipun hari libur."Aku bisa menemaninya bersama Tomas atau Robin." Talisa ingin pergi sendiri tidak ingin menganggu kesibukan Calvin."Tidak, biar aku antar!" Calvin tetap bersikeras ingin pergi sendiri untuk menemani putranya. "Tunggu dua puluh menit lagi.""Oke, aku ambil Evan dulu!""Jangan gendong putramu!" Calvin mengingatkan Talisa yang sudah berjalan keluar pintu.Calvin memang benar-benar sangat disiplin dalam menjaga kehamilan istrinya. Apa lagi dalam kehamilan keduanya ini Talisa terus mual dan muntah sampai
BAB 86 EVA YANG MENJENGKELKANSebenarnya Talisa juga masih kesal dengan kesombongan Eva, tapi begitu mengetahu Eva adalah adik perempuan Calvin, musthail jika Talisa bersikerss ingin marah atau cemburu. Seperti Talisa memang harus menelan kekesalannya sendiri karena rasanya dia juga belum bisa jika harus menempatkan dirinya sebagai kakak perempuan."Kenapa kau tidak memberitahu Eva mengenai yang sebenarnya?" Talisa bertanya pada Calvin yang baru kembali dari bertemu Eva."Aku belum bisa menebak Eva bakal lebih loyal pada siapa." Calvin tetap harus sangat berhati-hati, apa lagi Daren dan Eva sudah berulang kali tidur bersama. Calvin masih belum lupa dengan pengkhianatan Tamara setelah dia juga ditiduri oleh Daren dengan sangat licik."Lalu apa rencanamu?""Eva akan pindah ke rumah yang telah aku sediakan dengan sekuriti dan supir."Kali ini Calvin akan menggunakan Eva sebagai umpan untuk menarik Daren masuk kedalam perangkap mematikan."Bagaiaman kau yakin Daren tidak akan curiga?"
BAB 85"Apa Adik Evan juga sering bermain di sini?""Ya kami bermain saat papa libur!""Apa Adik Evan sudah berulang tahun?" Daren terus coba mencari informasi dari kepolosan Noah."Ya, Evan mendapat hadiah mobil kecil yang dapat kami naiki berdua."Artinya anak Calvin dan Talisa sudah berumur satu tahun lebih. Daren terus dibuat terkejut karena keberhasilan Calvin menyimpan rahasia mengenai putranya dari semua orang."Apa kau juga mau hadiah mobil kecil?" Daren kembali bertanya pada Noah."Aku mau mobil tank!""Nanti akan ku belikan mobil tank, tapi jangan pernah bercerita pada siapapun jika kita pernah bertemu!"Noah langsung mengangguk dengan bersemangat."Anak pintar!" Daren mencium puncak kepala Noah kemudian buru-buru pergi.Begitu kembali keluar dari pintu gerbang Daren langsung menelpon Katrina."Calvin dan Talisa telah memiliki anak laki-laki berumur satu tahun!""Mustahil!" Katrina terkejut."Kita semua sudah tertipu, kau tidak akan pernah bisa menyingkirkan Talisa!" Daren m