Bab 11: Investigasi

Huo Mian tidak ingat bagaimana dia sampai di rumah. Dia duduk sendirian dalam kegelapan untuk waktu yang lama, dan peristiwa yang baru saja terjadi itu sangat tidak nyata sehingga terasa seperti mimpi baginya. Rasa sakit yang tersisa di pipinya adalah tanda yang baru saja ditinggalkan oleh tangan Ning Zhiyuan.

Mereka sudah saling kenal sejak kuliah, dan Ning Zhiyuan merayunya untuk waktu yang sangat lama. Hanya setelah pertimbangan yang cermat dia mulai berkencan dengannya. Dia tidak terlalu luar biasa, tetapi dia benar-benar baik pada Huo Mian. Dia berpikir bahwa dia akan menjalani sisa hidupnya seperti ini, biasanya.

Dia tidak pernah berharap hal seperti ini terjadi pada saat yang kritis. Kembalinya Qin Chu tampaknya telah mengguncang segalanya menjadi berantakan.

Setelah beberapa saat, dia cukup sadar untuk memeriksa ponselnya. Dia memiliki lebih dari selusin panggilan tak terjawab, semuanya dari Zhu Lingling.

Ada juga tiga pesan yang belum dibaca di WeChat…

“Mian, kenapa kamu tidak menjawab teleponmu? Apakah sesuatu terjadi?”

“Mian, Qin Chu segera pergi setelah kamu melakukannya. Ada apa dengan kalian berdua? Apakah dia mencoba memperbaiki keadaan denganmu? ”

“Mian, katakan sesuatu. Apakah kamu baik-baik saja?"

Huo Mian mungkin memiliki seribu kata yang ingin dia katakan, tetapi sama kecewanya dengan dia saat ini, dia tidak memiliki keinginan untuk berbicara.

Setelah beberapa pemikiran, dia membalas pesan itu.

“Aku sedikit lelah hari ini. Saya akan mengisi Anda ketika saya melihat Anda lagi. Aku baik-baik saja, jangan khawatirkan aku."

Zhu Lingling menjawab beberapa detik kemudian.

"Oke, selama aku tahu kamu baik-baik saja. Mian, aku harap kamu mengerti bahwa ada beberapa hal yang harus kamu hadapi pada akhirnya.”

Tidak ada yang tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi antara Huo Mian dan Qin Chu selain Zhu Lingling.

Sebagai sahabat Huo Mian di sekolah menengah, Zhu Lingling telah menjadi saksi cinta yang penuh gairah antara dia dan Qin Chu.

Sayangnya, keduanya berpisah setelah kejadian itu.

Huo Mian mengangkat teleponnya lagi dan memutar nomor Ning Zhiyuan, tetapi teleponnya mati.

Dia tahu bahwa, bagi Ning Zhiyuan, kejadian ini terlalu mendadak dan terlalu kejam…

Itu adalah masa lalunya, tetapi sekarang dia terjebak membayar harganya. Siapa yang harus disalahkan?

Dalam kegelapan, Huo Mian menghela nafas dengan lembut. Dia tahu bahwa beberapa hal tidak dapat dijauhkan selamanya. Ini adalah hal-hal yang tidak bisa dihindari.

Pinggiran kota, di distrik kelas atas-

Sebuah Audi R8 perak melaju perlahan ke halaman rumah megah, dan selusin penjaga membungkuk ke arah mobilnya dengan hormat.

Dengan jeritan pelan, mobil berhenti di depan pintu depan manor dan Qin Chu keluar dari kendaraan tanpa ekspresi di wajahnya. Dia membuka pintu dan berjalan masuk.

Nyonya Qin segera bangkit, tersenyum dan berkata, “Chu, kamu kembali. Ayahmu dan aku telah menunggumu untuk memulai makan malam. Cepat, cuci tanganmu.”

Qin Chu tidak menjawab. Sebaliknya, dia berjalan langsung ke ruang makan dan duduk di samping ayahnya, Qin Yumin. Ia menatap ayahnya dengan perasaan campur aduk.

"Ayah, aku punya sesuatu untuk ditanyakan padamu."

"Apa itu?" Menangkap tatapan putranya yang kurang bersahabat, Qin Yumin merasakan kegelisahan yang aneh.

“Saat itu, untuk memaksa Huo Mian dan aku berpisah, apa yang kalian berdua lakukan pada keluarganya?”

Setelah Qin Chu selesai dengan pertanyaannya, ekspresi Qin Yumin dan Nyonya Qin telah mengalami perubahan drastis.

"Chu, apa ... yang kamu bicarakan?" Nyonya Qin tersenyum kaku.

Qin Chu tidak menanggapi dan terus memfokuskan pandangannya yang tak tergoyahkan pada ayahnya, mencoba menemukan jawaban di wajahnya.

Qin Chu pergi ke luar negeri tujuh tahun yang lalu dan belum kembali sejak itu. Dia tidak tahu apa yang terjadi selama itu.

Namun, sebelumnya, dia merasakan kebencian yang mendalam dalam nada bicara Huo Mian.

Dia cukup pintar untuk menebak bahwa orang tuanya mungkin melakukan sesuatu yang tidak bermoral terhadap keluarga Huo Mian.

Qin Yumin merasa sangat tidak nyaman di bawah tatapan putranya sendiri.

Semenit kemudian, Qin Yumin menurunkan matanya. Jawabannya tampak seperti upaya untuk menghindari topik pembicaraan.

"Itu sudah lama sekali, mengapa kamu mengungkitnya lagi?"

Bersambung....