Share

Bab 7

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mulai Berulah

"Ayo...katanya mau ngajak papa jalan-jalan di kompleks lagi? Yuks, mumpung papa semangat banget nih," ucap Pak Hasan pada Izzah yang masih duduk di sofa.

Akhirnya, Izzah pun menuruti permintaan Papanya itu. Dan seperti biasa, Izzah akan terus mendorong kursi roda Papanya itu  berkeliling kompleks.

Sekitar satu jam kemudian, mereka pun sudah kembali sampai di rumah. Izzah dan Pak Hasan pun sedikit heran, karena saat ini masih pukul enam pagi, tapi makanan sudah siap di meja makan, dan itu pun ada beraneka ragam masakan. Padahal biasanya mereka hanya sarapan roti dan susu atau nasi goreng saja.

"Kok tumben pagi-pagi gini sudah matang, Bik? Sarapannya kan masih lama, keburu dingin loh nanti... lagian kok menunya banyak banget, kayak mau ada acara syukuran aja, Bik, hehehe," ujar Izzah pada Bik Karmi yang sedang menata makanan.

"Itu, Non, yang minta Bu Citra," bisik Bik Karmi.

"Oh...nyonya baru itu ya?! Kok banyak amat ya, Bik?" tanya Izzah lagi.

Izzah patut kaget, soalnya di meja makan itu, ada ayam goreng, sambal goreng hati, mie, bali daging, telur dadar, ikan nila goreng, cumi tepung, soto daging dan sayur sop lengkap dengan sambal kecap dan sambal bajak, komplit deh pokoknya.

"Iya, Non. Kami bertiga sampai kewalahan, apalagi mereka terus saja ke dapur, agar makanan lekas matang loh Non," ucap Bik Karmi terlihat tak suka.

"Tamunya Papa tuh, sudah mulai buat ulah," ucap Izzah kesal.

"Anak Papa yang cantik...jangaan gampang emosi dong, nanti cantiknya hilang loh, hahaha...biarin saja dong Zah, makanan di rumah kita kan nggak pernah kekurangan, mungkin kemarin mereka tak bisa makan sesukannya seperti ini, jadi biarkan mereka makan sepuasnya. Hitung-hitung sedekah, 'kan?!" ucap Pak Hasan sambil tersenyum, dan hal itu tentu membuat Izzah kembali terdiam.

"Wah...menantu dan Pak Hasan sudah datang. Ayok sekalian makan, sudah siang ini...pasti sudah kelaparan 'kan? Pembantu di sini itu, kerjaanya memang pada lelet, jam segini kok belum maatang! Perlu dinasehatin itu Pak!" ucap Bu Citra yang tanpa permisi langsung duduk di kursi utama, kursi makan yang biasa di pakai Pak Hasan.

Adik dan Kakak-kakak Alif pun, tanpa malu- malu, langsung duduk dan menyendokkan nasi ke piring masing-masing.

"Dasar orang-orang tak tahu diri, muka tembok! Dikira ini rumahhnya sendiri apa?!" gumam Izzah dalam hati.

Izzah tentu amat geram mendengar perkataan dan sikap ibu mertuanya dan iparnya itu. Saat mulutnya ingin berucap sedikit kata untuk menanggapi, malah tanganya di genggam oleh Pak Hasan, pertanda Izzah harus diam.

"Silahkan Bu Citra duluan, kami tidak biasa sarapan sepagi ini. Biasanya kami akan sarapan pukul tujuh atau delapan pagi. Silahkan, Bu. Dihabiskan semua juga boleh, biar untuk makan siang nanti akan dimasakin lagi oleh Bik Karmi," ucap Pak Hasan ramah.

Saking enaknya menikmati berbagai hidangan itu, mereka tak lagi menjawab atau mengindahkan ucapan si empunya rumah...cara makannya pun, seperti orang yang tak makan satu bulan.

Pak Hasan pun kemudian mengajak Izzah pergi dari ruang makan itu. Pak Hasan tahu, saat ini Izzah pasti kesal, mangkanya diajaknya si putri ke taman belakang. Namun belum sampai dua langkah, tiba-tiba si kecil, Bella, keponakan Alif menangis kencang. Izzah pun memutar balik kursi roda Papanya.

"Kenapa dia menangis sekencang itu?!" tanya Bu Citra.

"Ini Bu, ternyata telur dadarnya pedas, nih ada cabenya!" ucap Desi, si ibu, sambil melempar telur dadar itu asal.

"Karmi!!! Cepat ke sini!" teriak Bu Citra, tanpa memperdulikan keberadaan Pak Hasan dan Izzah di situ.

Bik Karmi langsung datang dengan berlari dari arah dapur. Di rumah itu, ada tiga orang pelayan Karmi, Yati dan Siti, namun yang jadi kepala pelayan adalah Bik Karmi.

"Ada apa, Bu?!" tanya Bik Karmi sambil menunduk.

"Apa tadi katamu? Bu? Enak saja kamu panggil aku, Bu. Memangnya aku ini ibumu? Mulai sekarang panggil aku dengan sebutan nyonya!" Bu Citra berteriak sambil berdiri berkacak pinggang.

"Iya...maaf-maaf Nyonya," ucap Bik Karmi lagi.

Menyaksikan adegan itu, emosi Izzah sebenarnya sudah memuncak, namun masih berusaha ditahannya, karena pasti Pak Hasan akan melarang.

"Kamu ini kerja kok nggak becus sih! Sudah masak lelet banget, ini malah buat telur dadar pake cabe! Mau buat sakit perut cucuku ya kamu!" Mata Bu Citra melotot sempurna ke arah Bik Karmi.

"Maaf, Nyonya. Tapi tadi 'kan Nyonya tidak bilang kalau telur dadarnya tanpa cabe, saya kira semua suka cabe, soalnya kan minta sambel yang pedes juga," jawab Bik Karmi lirih.

"Pembantu b***h ya kamu, dibilangin malah ngeles...! Kupecat juga kamu..!" Tangan Bu Citra sudah melayang, bersiap menampar Bik Karmi.

Namun, Izzah maju dan dengan sigap menangkap tangan itu.

"Ibu mau apa?! Jangan gampang ringan tangan, apalagi mengancam akan memecat. Semua yang bekerja di rumah ini saya yang bayar, dan hanya saya yang bisa memecatnya! Ingat di sini, Ibu itu hanya tamu! Jangan sok berkuasa!" ucap Izzah yang tak lagi bisa menahan amarahnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dapur Nenk Lia
yah gratisannya cmn sampai bab 8 ...diangan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • BENALU    Bab 8

    Main Cantik Aja Deh"Ibu mau apa?! Jangan gampang ringan tangan, apalagi mengancam akan memecat. Semua yang bekerja di rumah ini saya yang bayar, dan hanya saya yang bisa memecatnya! Ingat di sini, Ibu itu hanya tamu! Jangan sok berkuasa!" ucap Izzah yang tak lagi bisa menahan amarahnya.Izzah yang sudah sangat emosi itu mencengkeram tangan ibu mertuanya dengan keras, dia memang tak suka dengan orang yang sombong dari dulu.Bu Citra, dan anak-anaknya, tentu amat kaget dengan apa yang dilakukan Izzah. Mereka tak menyangka, jika Izzah yang terlihat amat lugu dan pendiam itu, bisa berbuat seperti ini."Maaf...maafkan ya menantu, Nak Izzah. Habisnya aku itu kesel dengan pembantu ini, kerjaan kok nggak ada yang beres sih," ucap Bu Citra sambil meringis kesakitan.Selain mencengkeram dengan erat, Izzah juga sedikit memelintir tangan kiri ibu mertuanya itu. Sejak pertama bertemu dengan keluarga Alif, dia sudah tahu jika mereka ini akan menjadi benalu nantinya.Dari sorot mata saja, Izzah su

  • BENALU    Bab 9

    Ingin Cepat Kaya"Kamu nggak ke kantor?" tanya Pak Hasan."Ya ke kantor, Pa. Ada banyak berkas yang harus kutanda tangani," jawab Izzah sambil tersenyum."Alif nanti kamu ajak ke kantor 'kan? Beri dia jabatan sesuai keahliannya." Pak Hasan memerintahkan kepada putrinya itu."Emmm...memangnya dia pernah punya pengalaman apa selain jadi driver ojek, Pa?""Dulu, dia pernah bekerja sebagai staf administrasi kata Pak Herman," jawab Pak Hasan."Ya sudah, kalau begitu nanti kupekerjakan dibagian itu aja, Pa.""Tapi, apa nanti suamimu mau di beri jabatan biasa seperti itu? Saran Papa sih, berikan dia jabatan sebagai wakil direktur, kebetulan kan jabatan itu lagi kosong.""Tapì apa skill-nya mumpuni untuk jabatan itu, Pa? Aku nggak suka sama orang yang main-main," jawab Izzah lirih."Saat ini mungkin belum, tapi dia kan bisa belajar, nanti biar dia ambil kuliah kelas ekstension juga. Karena biar bagaimanapun, saat ini dia adalah suamimu, menantuku, masak iya dia hanya diberi jabatan staff bias

  • BENALU    Bab 10

    Adik Ipar Menyebalkan"Iya tuh, lengkap semua keluargamu, Mas! Tadi sih, sedang sarapan pagi," jawab Izzah tenang."Kenapa kamu nggak bilang dari tadi, sih?!" Alif seketika bangun, dan membuang selimutnya asal, kemudian segera berlari keluar kamar.Sementara itu, Izzah akan segera mandi, karena badannya sudah terasa amat gerah.Tokk tokk tokk"Mbak Izzah!"Sebuah teriakan dan ketukan pintu, mengagetkan Izzah dan membuatnya langsung membuka pintu."Eh, kamu Ven, ada apa? Kok pakai teriak-teriak." Ternyata yang mengetuk pintu itu adalah, Vena, adik iparnya.Vena, yang masih kelas tiga sekolah menengah atas itu, telah siap memakai seragam lengkap dan juga menenteng tasnya."Aku mau minta uang saku, Mbak..." jawab gadis belia itu sambil tersenyum."Uang saku? Kamu nggak dikasih sama Mas Alif?" tanya Izzah.Tentu Izzah kaget, saat tiba-tiba adik iparnya itu minta uang saku padanya. Padahal, sebelumnya mereka tak pernah bicara, dan cuma pernah bertemu satu kali."Dikasih sih, tapi cuma dua

  • BENALU    Bab 11

    Pak Hasan MeninggalSetelah bersiap, Izzah pun menuju meja makan, ternyata di sana telah menunggu Pak Hasan dan juga Alif. Izzah sedikit kaget, kapan dan di mana kira-kira Alif bersiap? Padahal dari tadi kamarnya di kunci dari dalam."Ayo Za, kita sarapan bareng-bareng, mumpung papa lagi mood sarapan ini," ucap Pak Hasan sumringah.Izzah pun segera duduk di samping Alif, dan mulai menyendokkan nasi goreng ke mulutnya."Kamu tadi ganti baju di mana, Mas? Kan tadi pintunya kukunci dari dalam?" tanya Izzah tanpa menoleh."Tadi di kamar tamu yang ditempati Ibu. Ibu kan juga bawa baju-bajuku," jawab Alif cuek."Izzah...Alif...papa minta kalian jadi pasangan suami istri yang saling menyayangi. Meski awalnya, kalian memang di jodohkan, tapi papa yakin jika kalian bisa melewati semua rintangan di awal pernikahan ini.Papa dan Pak Herman tak bisa menemani kalian, tapi kami harap kalian tetap bisa menjaga janji suci pernikahan. Apapun cobaan yang dihadapi, jika disikapi dengan lapang dada, in

  • BENALU    Bab 12

    Konspirasi Jahat"Saat saya masuk ke kamar Bapak, beliau sudah tidak bernafas, Non. Dan saat di cek sama satpam, Bapak ternyata sudah meninggal dunia," jelas Bik Karmi sambil terisak di telepon."Innalillahi wa innalillahi rojiun...aku akan segera pulang sekarang juga Bik," ucap Izzah sembari langsung mengakhiri panggilan itu.Dia pun kemudian langsung menuju keruangan Alif, dengan menangis. Alif yang sedang mengutak-atik laptop barunya, tentu langsung kaget."Kamu kenapa, Zah? Datang-datang kok menangis?!" tanya Alif panik, dan langsung berdiri."Ayo kita pulang sekarang juga, Mas. Bik Karmi barusan mengatakan, jika papa meninggal dunia," ucap Izzah, yang kemudian kembali keluar ruangan.Alif pun segera mengekori langkah panjang istrinya itu. Dalam hati, dia juga terkejut, karena baru tadi pagi mereka berbincang di meja makan. Mengapa harus secepat ini? Padahal mertuanya itu sangat menyayanginya.Izzah pun mengajak serta Widodo pulang untuk membantu. Tanpa banyak kata, Izzah menjalan

  • BENALU    Bab 13

    Aku Ingin Kaya Lagi (Pov Bu Citra)Rasakan kamu Hasan, akhirnya kamu sekarang bisa reunian sama Mas Herman, hahaha...Citra kok dilawan!***************************************Halo, perkenalkan namaku Citra Widyastutik, biasa dipanggil Citra, meski saat ini usiaku sudah kepala empat, tapi banyak yang bilang kalau aku ini masih awet muda. Nggak beda jauh usianya dengan Desi Ratnasari, putri sulungku, yang kini berusia dua puluh tujuh tahun itu.Kini berada di rumah besanku, Hasan, dia adalah teman saat SMA suamiku dulu. Saat muda dulu, mereka sudah berjanji akan menikahkan putra-putri kami, dan inilah hasil dari janji itu. Putraku Alif, yang hanya tukang ojek online, kini telah menikah dengan Izzah, pewaris tunggal perusahaan besar dan juga peternakan sapi terbesar di kota ini.Dulu di awal-awal menikah dengan Mas Herman, sebenarnya kami juga kaya sih. Suamiku mendapat warisan pabrik tahu dari orang tuanya. Namun, seiring berjalannya waktu, semua kekayaan itu habis tak tersisa, malah m

  • BENALU    Bab 14

    Licik (Pov Author)Saat jenazah Pak Hasan telah dimakamkan, Alif kemudian menemui ibunya yang sedang berbahagia di kamar."Lif, capek? Mau makan? Biar di buatin sama si Karmi," ucap Bu Citra yang sedang duduk santai."Nggak, Bu. Lagi malas makan, nanti saja," ucap Alif yang langsung berbaring di kasur empuk itu."Lah kok malas?! Wajahmu kelihatan bingung gitu, Lif, kenapa? Apa karena saking sedihnya ditinggal mati mertuamu itu?" tebak Bu Citra asal."Haduh ngapain sih, aku harus bersedih, Bu. Nggak ada gunanya juga buatku. Aku ini lagi bingung saja, harus ngambil sikap apa aku kedepannya.""Bingung? Dalam hal apa maksudmu itu, Lif?" tanya Bu Citra yang makin penasaran."Ya tentang nasib pernikahanku dengan Izzah ini, Bu. Mau apa lagi," ucap Alif lirih."Lah ngaapin harus bingung? Ya jalanin ajalah, kok susah. Memangnya apa yang kamu bingungin sih?!""Aku itu bingung, pernikahan ini mau dilanjut apa nggak? Secara aku menikahi Izzah 'kan hanya karena menuruti perjodohan yang disepakati

  • BENALU    Bab 15

    Izzah Bukan Wanita LemahMeski teramat sulit, Izzah tentu harus merelakan kepergian Papanya. Allah pasti punya rencana yang baik untuknya, meski harus diawali dengan kesakitan seperti ini.Malam, setelah acara kirim doa, Izzah merasa amat pusing, karena memang dari siang dia juga tak makan. Nafsu makannya hilang pergi bersama dengan kepergian Pak Hasan."Bik, tolong buatin aku susu hangat ya," ucap Izzah pada Bik Karmi."Baik, Non. Tunggu sebentar ya." Bik Karmi pun langsung membuatkan permintaan majikannya itu.Izzah kini duduk di meja makan, seraya memegangi kepalanya yang terasa pusing.Beberapa saat, Bik Karmi pun datang dan langsung menaruh susu hangat itu di meja."Non, Izzah pusing? Bibik pijitin ya?" Tawaran Bik Karmi itu dibalas dengan anggukan oleh Izzah.Dipijatnya dengan lembut kening majikannya itu. Bik Karmi dapat merasakan apa yang kini dirasakan Izzah, dan dia pun amat kehilangan sosok Pak Hasan.Bik Karmi sudah dua puluh lima tahun bekerja pada keluarga Pak Hasan, tep

Bab terbaru

  • BENALU    Ending

    Bab 67Ending.Bubur memang benar tak mungkin lagi bisa diubah menjadi nasi lagi. Seperti apa yang saat ini terjadi pada keluarga benalu itu. Kesalahan fatal yang dibuat oleh Bu Citra, kini membawanya pada rumah sakit jiwa. Menerima vonis dari hakim saja sebenarnya sudah membuat wanita tua itu shock, ditambah lagi dengan bully-an yang dia terima di dalam penjara.Hotel prodeo itu memang sebuah tempat yang keras, meski itu hanya sel yang khusus untuk para napi wanita. Karena semua yang sekarang menginap di hotel prodeo itu adalah para wanita yang bermasalah, maka tak kaget lagi jika banyak terjadi pembully-an disana. Siapa lemah akan menjadi bahan bully-an dan yang memang akan menjadi ketua suku, dan dihormati oleh semuanya.Kini, Bu Citra telah resmi menjadi penghuni rumah sakit jiwa itu. Karena pemeriksaan intensif oleh petugas memang menunjukkan jika dia terganggu otaknya. Alif dan Desi mau tak mau tentu saja harus bisa menerima semua kenyataan yang terjadi ini."Aku akan membalas

  • BENALU    Bab 66

    Bab 66Waktu berlalu begitu cepat, sudah sebulan lamanya Bu Citra menjalani hidup sebagai seorang tahanan. Meski Alif dan Desi selalu datang seminggu sekali, tetapi nyatanya hal itu Seperti tak ada artinya sama sekali bagi Bu Citra. Yang dia ingin hanya keluar dari hotel prodeo ini sekarang juga!Hidayah pun sepertinya tak sedikit pun menyentuh hati ibunda Alif itu. Meski telah banyak hal terjadi, dia tak bisa mengambil hikmahnya. Yang ada malah hatinya semakin membatu saja."Bu, nggak pingin solat? Ayo bareng ke musholla!" ajak teman satu sel Bu Citra. Memang di lapas wanita itu ada mushola untuk memudahkan para napi shalat berjamaah."Ngapain sih kamu ngajak-ngakak!? Sok alim saja kamu ini. Sudah cepat pergi! Jangan sok ceramah seperti Izzah kamu ya!" Bentak Bu Citra, hampir setiap diajak oleh beberapa temannya untuk mendekatkan diri pada Allah.Sedikit pun tak ada penyesalan dalam hati wanita paruh baya itu. Yang ada malah hanya dendam dan dendam saja."Semua orang di dunia ini mem

  • BENALU    Bab 65

    Bab 65Hari ini adalah sidang terakhir Bu Citra, alias pembacaan vonis tentang pembunuhan berencana yang wanita itu lakukan pada Pak Hasan, yang tak lain adalah besannya sendiri saat itu. Karena emang semua bukti sudah lengkap, jadi tak perlu waktu lama lagi untuk hakim mengambil keputusan.Tentu saja saat ini Izzah hadir, begitu juga anak-anak dari Bu Citra. Absen si Vena saja yang memang hingga saat ini tak diketahui kabarnya. "Lif, bagaimana jika nanti ibu mendapatkan hukuman yang berat?" tanya Desi yang kini duduk di samping adik kandungnya itu.Alif menarik nafas dalam-dalam dan memang saat ini dadanya pun merasa sesak sekali."Entahlah, Mbak. Aku pun telah melakukan berbagai cara agar Izzah mau mencabut laporan itu, tetapi semua usahaku itu nihil. Sekarang sepertinya kita hanya bisa pasrah saja pada mereka," jawab Alif sambil menunjuk pada deretan hakim."Dasar memang si Izzah itu sombong banget! Kok ada si manusia tak punya hati nurani seperti dia itu? Wajah saja terlihat sepe

  • BENALU    Bab 64

    Bab 64Mau tak mau, tentu saja akhiranya Alif pun pergi dari ruangan wanita yang secara negara masih sah menjadi isterinya itu. Dilema tentu saja saat ini terus bergelayut di dalam hatinya. Sebagai seorang anak yang berbakti, tentu dia ingin membebaskan Bu Citra dari hukuman polisi. Karena memang sejak dulu Alif adalah seorang anak yang sangat berbakti pada ibunya. Apa lagi ketika dia ingat dengan almarhum ayahnya, yang sebelum meninggal dulu telah menitipkan dua saudara perempuannya dan juga sang ibu."Ya Allah, kenapa semua menjadi seperti ini sih!" Alif merasa frustasi saat ini. Lelaki tampan yang kini sudah kembali ke ruangannya itu pun mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu dia menyesali kesalahan besar yang telah ibunya buat."Jika ibu tidak menghabisi nyawa Pak Hasan, tentu semua ini tak akan pernah terjadi!" Kembali Alif berucap dengan frustasi.Tetapi di sisi lain, hati nuraninya pun membenarkan segala keputusan yang diambil oleh Izzah.Apa yang dilakukan oleh Bu Citra memang

  • BENALU    Bab 63

    Bab 63Waktu berlalu dengan begitu cepat bagi Alif, sudah satu bulan sejak keluar dari penjara itu, kini dia dan Widodo sudah kembali bekerja di perusahaan milik Izzah. Namun, tentu saja semua tak bisa seperti dulu. Meski dia berharap penuh, namun sama sekali Izzah tak pernah mengajaknya bicara. Hanya sekedar formalitas saja seperti Bos pada pegawainya. Sebenarnya perasaan yang ada dalam hati Alif tak jauh beda dengan yang dirasakan oleh Izzah. Wanita itu pun merasakan jika telah menaruh hati pada Alif. Namun tentu saja hal itu terus saja berusaha dia dipungkiri.Tak mungkin rasanya dia menjalin hubungan dengan anak dari pembunuh Papanya, meski dia tau jika Alif adalah lelaki yang baik. Ego masih terus saja merajai hatinya saat ini.Siang ini, Alif memberanikan diri untuk mendatangi Izzah di ruangannya ketika istirahat siang. Bukan untuk mengatakan isi hatinya yang terus membuatnya tersiksa. Tetapi untuk memperjuangkan nasib ibunya, yang besok adalah sidang terakhir dan waktunya hak

  • BENALU    Bab 62

    Bab 62Setelah kepergian Izzah dan pengacaranya. Alif segera mengajak Desi dan Widodo untuk pulang. Tentu saja kali ini mereka pulang dengan menaiki angkot. Selama perjalanan yang hampir memakan waktu satu jam itu, mereka tak saling berbicara, karena memang bergelut dengan pikirannya masing-masing.Alif sebenarnya masih tak ingin percaya jika saat ini dia dan Izzah akan sah berpisah. Lelaki tampan itu sesungguhnya masih berharap jika Izzah mau kembali menerima dia. Meski menang hal itu pasti sulit, karena tindakan ibunya yang sangat sulit untuk dimaafkan.'Jika memang jodoh, pasti kita akan bertemu lagi Zah. Aku pun ingin menunjukkan kepada kamu jika aku tak seburuk yang kamu pikirkan!' gumam Alif dalam hati.Bersamaan dengan uang yang diberikan oleh Izzah tadi, ada juga alamat rumah baru untuk mereka. Rumah itu bukanlah rumah mereka yang direnovasi dahulu, tetapi Izzah sengaja membeli sebuah rumah di kompleks perumahan untuk mereka, lengkap dengan segala isinya."Wah. Ternyata rumahn

  • BENALU    Bab 61

    Bab 61Sedikit pun Izzah tak berkomentar saat ini. Hanya dengan cepat dia mengambil surat itu dan memberikannya kembali pada sang pengacara. Yang kemudian langsung memasukkannya kembali ke dalam tas."Begini memang sepertinya jalan yang terbaik, Lif. Cinta itu tak mesti harus memiliki bukan?" Seloroh sang pengacara yang bisa melihat cinta Alif pada Izzah itu.Semua hanya diam, sementara Desi dan Widodo masih melanjutkan makan.Lelaki berdarah tionghoa itu pun kemudian melanjutkan ucapannya. "Sebuah hubungan yang didasari oleh niat yang buruk dan tak pas, akhirnya pun akan berujung dengan hal yang tak mengenakkan. Aku yakin almarhum Pak Hasan pun akan mengerti dengan hal ini. Sedikit rasa yang sudah terbit dalam hati, biarkan saja tetap seperti itu. Jika memang kalian masih berjodoh, tentu tak akan kemana bukan?" Alif dan Izzah spontan tersenyum bersama, hanya saja mereka masih tak bersuara. Si pengacara kembali berucap agar suasana tak terus terasa tegang."Oh iya, Zah. Apa ada lagi

  • BENALU    Bab 60

    Bab 60Setelah menemui Bu Citra yang berakhir dengan rasa kesal mendalam, akhirnya Izzah pun kembali menemui pengacaranya. "Apa sudah selesai, Om?" tanya Izzah sembari mencoba menurunkan emosi yang ada dalam hatinya, karena mertuanya yang tadi itu.Si pengacara langsung mengangguk dan tersenyum. "Semua sudah beres kok, Zah. Itu Alif dan saudaranya sudah menandatangani berkas," jawabnya sambil menunjuk ketiga orang benalu yang kini sudah bebas itu.Mereka Izzah pun langsung menoleh pada tunjukan tangan itu. Ada secercah bahagia dalam hatinya karena melihat Alif bebas. Tetapi Izzah sedikit pun tak menganggap jika itu adalah bagian kecil dari yang dinamakan cinta."Om, kita ke kantin sebentar ya. Tolong ajak mereka kesana. Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada mereka," ucap Izzah yang langsung dijawab dengan anggukan oleh sang pengacara.Izzah pun berangkat terlebih dahulu ke kantin kantor polisi itu. Menurutnya ini adalah tempat yang pas, dari pada harus membawa ketiga benalu itu

  • BENALU    Bab 59

    Bab 59Proses hukum pada Bu Citra tetap berjalan untuk saat ini. Tetapi hari ini memang Izzah kembali datang ke kantor polisi bersama sang pengacara untuk mencabut tuntutan pada Alif, Widodo dan juga Desi. Serta memberikan surat gugatan cerai dari suaminya itu.Sebenarnya sang pengacara telah mengurus surat pencabutan itu sejak kemarin, jadi hari ini ketiganya sudah bisa menghirup udara bebas.Sebelum membebaskan ketiga orang itu, saat ini Izzah lebih dulu ingin bertemu dengan Bu Citra. Ada beberapa Hal yang ingin dia sampaikan. Sementara sang pengacara mengurus berkas.Bu Citra datang dengan langkah gontai, karena dia tahu jika menantunya itu membiarkan dia mendapatkan hukuman yang setimpal. Wanita setengah baya itu pun duduk sambil menunduk."Bu, tolong maafkan saya ya. Karena meski telah mencoba, nyatanya saya tetap tak bisa membiarkan ibu melenggang bebas setelah menghabisi nyawa Papa," ucap Izzah yang berusaha sekuat tenaga menahan emosi.Bu Citra langsung mendongak demi mendeng

DMCA.com Protection Status