Beranda / Fantasi / BEHIND / Kecamuk Hati

Share

Kecamuk Hati

Penulis: Ira Yusran
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-13 13:20:00

Sudah dua jam sejak pengantin priaku dibawa lari oleh Nathalie. Sejak itu pula, ada desir aneh yang terus menjalar, merajai hati. Ada kecamuk yang seolah-olah terus terngiang bahwa akulah penyebab semua ini.

Kugigit ujung kuku jempol perlahan sembari terus mondar-mandir memikirkan banyak hal. Termasuk mengenai jejak di mana iblis itu menyembunyikan Jonathan.

"Grace, tidakkah kau khawatir?"

Aku menghela napas panjang. Ini bukan saatnya untuk mendramatisir keadaan. "Jean, apakah aku terlihat biasa saja sejak tadi?"

Jean menunduk. Gadis itu ... mungkin lebih cemas daripada aku. Kudekati ia yang berada di sofa dudukan tiga. Saatnya bagiku memanusiakan manusia seperti yang lalu-lalu.

"Dengar, Jean. Kau percaya padaku, 'kan? Aku akan menyelamatkan Jonathan. Aku dan Hard."

"Bagaimana denganku?" tanyanya cepat.

Aku tak tahu sebesar apa kekhawatir

Ira Yusran

Ngeri, euy. Jadi gimana? Udah isi ulang koinnya? Yuk baca juga satu karyaku yang lain. Judulnya Terpaksa Jadi Pacar, yaaa.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BEHIND   Terbakar

    Setelah melesat di langit malam lebih dari dua jam, akhirnya aku sudah sampai di gurun Karakum. Tempat di mana dua dimensi dijadikan satu oleh sebuah portal raksasa.Di depan sana, kawah sebesar lapangan sepak bola begitu menerangi gelapnya malam. Betapa tidak, bahkan jarakku yang jauhnya kemungkinan lebih dari puluhan kilometer pun sudah merasakan panasnya."Hard, kau yakin aku bisa melaluinya? Itu ... benar-benar seperti gerbang menuju kematian bagiku."Pria yang usianya jauh lebih tua dariku itu saling menautkan jemarinya di balik tubuh. Ia menatap jauh seperti sedang mengingat sesuatu."Hard?"Ia tergagap, lalu menatapku lekat. Sekilas pada kedua matanya yang tajam terlihat sorot yang tak dapat kuartikan maknanya. "Aku tak apa, Grace, kita bisa! Kau adalah anak iblis yang pada dasarnya memang diciptakan dari api.""Aku manusia, Hard. Hanya saja ada gen ib

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • BEHIND   Ditakdirkan

    "Kau gila, huh?! Aku baik-baik saja! Lihat seluruh tubuhku! Tak ada yang salah, Grace! Jadi kumohon untuk tetap tenang. Ok?"Aku masih meringkuk, memeluk lutut sembari sesenggukan. Tak kusangka, dunia bawah tanah yang sering diceritakan Hard benar-benar ada dan nyata. Tak ada yang berbeda dari permukaan dunia. Hanya saja, di sini penuh dengan kegelapan."Tapi aku benar-benar melihat tubuhku terbakar habis di kobaran api itu, Hard. Semua menjadi abu."Kulihat dengan jelas pria itu berkacak pinggang. Sesekali ia menggeleng sembari menyapa beberapa penduduk yang melewatiku dengan tatapan penuh tanya."Dengar, Grace, di sini tak pernah ada yang menangis! Bangunlah! Kau membuatku malu!"Kulepaskan tautan jemari yang sebelumnya erat memeluk dengkul. Lantas, mengedar pandang ke segala penjuru arah.Aku baru sadar bahwa sejauh mata memandang langit tampak berwarna ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • BEHIND   Saran Hard

    Aku melongo tak percaya kala mendapati gerbang kastil besar nan suram dijaga oleh seekor makhluk yang tak pernah mampu kubayangkan. Tiap matanya yang merah mengingatkanku pada cerita-cerita mistis yang selama seabad terakhir kutolak kebenarannya."Dia bukan yang paling kejam, Grace, jadi jangan berhenti bernapas sekarang."Ungkapan Hard tak membuatku mampu bernapas lega. Sebaliknya, kutelan ludah dengan susah payah."Jadi, kaulah gadis dengan dua garis keturunan?" tanya salah satu kepala naga.Sementara aku terpaku pada kepala naga yang bertanya, kepala yang lain terbahak lantang. Telingaku berdenging tak keruan. Lekas kututup telinga rapat tanpa mengalihkan pandang."Tolong, hentikan!"Kulihat, Hard tengah berdiri membentengi. Ia terlihat begitu gagah."Hard! Aku tau dia anakmu! Tapi, fisiknya yang selemah manusia tak akan mampu menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-16
  • BEHIND   Kau Sembunyikan Pengantinku?

    Aku baru menyadari satu hal yang luput dari pandangan sejak masuk dalam dunia bawah tanah. Apalagi, aku dan Hard telah berada di depan sang penguasa bumi, dunia bawah, kegelapan, bahkan sihir sekalipun."Membungkuk, Grace!"Aku tergagap, lantas turut membungkukkan punggung saat terdengar derap langkah yang bergerak anggun. Derit langkahnya begitu halus hingga membuatku geli sendiri karena harus menahan denging kecil pada telinga."Hard."Suaranya terdengar tak asing bagiku, tapi di mana pernah kudengar suaranya?Kulirik Hard yang mulai menegakkan punggung, lantas kuikuti gerakannya perlahan. Wajah Dewi Hekate yang tampak anggun dengan senyum menawan pun menyambutku hangat. Ini tak seperti dalam cerita Hard."Dewi Hekate adalah perwujudan dunia, bumi dan seisinya. Jadi, jangan terkejut saat kau melihatnya. Dia punya sisi buruk yang paling buruk. Bahkan, orang

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • BEHIND   Tuntutan

    "Aku menuntut Nathalie, inkubus tertua dan terakhir untuk mengembalikan pengantinku!"Senyum Nathalie lesap seketika saat mendengar tuntutanku di aula besar kastil kerajaan. Menurut Hard, itu tak akan pernah dibayangkan mengingat ini adalah kunjungan pertamaku ke dunia bawah. Ya, bagaimanapun juga aku harus mengakhirinya."Berani sekali kau!"Dalam sekejap, perempuan cantik itu merubah diri menjadi wujud yang sesungguhnya. Tanpa pakaian, ia memamerkan lekuk tubuhnya yang proporsional.Dari samping, Hard pun tak ingin ketinggalan aksi. Dengan sigap, ia melompat dan menjadi benteng yang berdiri kokoh di hadapan."Manusia rendahan sepertimu tak berhak menuntut apa pun dariku!"Kedua matanya menyalak penuh amarah. Sayapnya pun hampir mengepak saat terdengar jentikan suara dari arah lain. Dari sang penguasa kegelapan."Jaga bicaramu, Nath! Dia

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20
  • BEHIND   Cahaya Merah

    "Jika aku boleh memilih, harusnya aku menjadi seorang putri bangsawan daripada menjadi monster penghisap gairah."Pengharapan di salah satu bilik pengakuan dosa menjadi menutup uraian segala salah yang pernah kulakukan semasa hidup. Tak ada tangis atau bahkan penyesalan yang menelusup dalam hati.Suara gemericik membuatku sadar bahwa Jean masih berada di bilik yang lain. Lantas, lekas kuselesaikan ritual dengan menjanjikan satu hal."Jika Kau ampuni dosa dan khilafku selama hidup karena takdirMu-lah yang menuntunku, aku akan menjadi manusia yang lebih baik nantinya."Tiba-tiba suara ketukan dari bilik sebelah terdengar. Tanpa kujawab, Jean sudah menguntai kata. "Sepertinya, kau tak pernah melakukan hal yang salah, Grace."Aku mengernyit, lantas segera ke luar bilik. "Tak baik mendengar pengakuan dosa orang lain, Jean."Jean mengintip dari balik tirai. Ia meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20
  • BEHIND   Tersadar

    Kubuka kedua mata meski berat terasa. Hanya silau cahaya yang kudapat. Sudah matikah aku?Kukerjap-kerjapkan mata, berharap seberkas cahaya itu segera hilang dan berganti dengan pemandangan yang biasa kutemukan saat baru bangun di kasur apartemen. Sayangnya, bukan itu yang kudapatkan.Beruntung, sebelum pergi ke dunia bawah aku telah mengakui semua dosa yang kubuat. Setidaknya, dosa yang kubawa ke alam baka tak sebanyak sebelumnya."Grace?"Aku menoleh, mencari sumber suara yang memanggil namaku. Kurasa aku mengenal suara itu."Hard? Aku masih hidup?"Lantas terdengar tawa khas yang menggema, lalu disusul oleh tepukan tangan. Aku masih mencoba meraba-raba di mana keberadaan Hard."Jangan memaksakan diri. Kau masih hidup saja sebuah keberuntungan tersendiri."Aku mengernyit heran, lantas menajamkan telinga dan penciuma

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-21
  • BEHIND   Kejutan

    "Sudah siap?"Aku masih tercengang kala mendapati sosok itu berdiri di depan pintu. Ada kalanya, harus merasuk lebih dalam dari biasanya. Entah mengapa, tapi melihatnya menyungging senyum meski dengan gurat wajah penuh lelah membuatku lega seketika."Untuk?" tanyaku padanya.Ia melipat tangan di dada, lantas menyandarkan sisi samping bahunya pada kosen pintu. "Haruskah kuceritakan sejak awal? Kau pasti punya banyak pertanyaan."Aku tersenyum kambing, lantas menggeleng pelan. "Biarkan aku sarapan dulu. Setidaknya agar aku bisa konsentrasi saat ceritamu mengalir jauh."Ia terbahak, lalu saat derit jejak penyatuan di kamar sebelah terdengar, ia mengunci mulut rapat-rapat. "Aku benci ide Hard. Kutunggu di luar."Aku masih menghisap energi yang menguar pekat saat Jonathan telah menutup pintu kamar. Jika aku dan Hard bisa kembali dari dunia bawah, serta Jonathan ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22

Bab terbaru

  • BEHIND   Akulah, Titisan Dewi

    Kubuka mata pelan sembari memecing berulang. Seberkas cahaya putih membuatku harus menutup mata lagi untuk beradaptasi."Kau sudah sadar?"Suara Jonathan terdengar begitu dekat nan cemas. Aku mengangguk meski belum tahu pasti di mana diri ini merebah."Kau pingsan dua hari."Aku menanap. Dua hari katanya? Saat membuka mata itulah aku melihat sosok Jonathan dan Jean. Aku .... "Di mana Hard? Bagaimana dengan Nathalie?"Jean mendekat, lalu menggenggam jemariku kuat. "Tenang, Grace. Semua sudah berakhir sesuai rencana kalian."Kulihat Jonathan juga tersenyum ke arahku. Senyum yang membuatku merasa tenang dan aman. "Mana Hard?""Kita tak melihatnya selama ini. Mungkinkah dia kembali ke dunia bawah tanah?"Aku memberengut. "Lalu bagaimana bisa diriku ada di sini? Siaap yang membawaku kemari?""Seorang p

  • BEHIND   Berdebum

    Udara dingin merasuk hingga ke tulang belulang saat kami telah saling berhadapan. Jarak kami masih sangatlah jauh, tetapi melihat kekuatan para iblis itu tak begitu menyusahkan. Sepertiku, pasti tak butuh waktu lama untuk sampai ke sana.Mereka terlihat banyak, menggerombol di ujung padang pasir dekat dengan pintu masuk ke dunia bawah tanah. Aku mulai gusar, tapi Hard makin terlihat kian membara."Jangan pikirkan jumlah, Grace. Kita menang banyak. Bahkan, Pangeran dari Neraka pun memihak."Kulirik para jenderal perang. Mereka telah siap dengan wujudnya masing-masing. Lekas, kuubah diri menjadi jati diri yang sebenarnya. Sementara Hard, tiba-tiba jubahnya bersinar seterang bulan yang menguasai malam. Aku bahkan tak pernah tahu jubah itu bisa menyala dalam gelap.Hanya dalam sekejap mata, Nathalie telah berada di hadapan Hard. Ia melirikku sebentar. "Kau akan meneruskan ini atau akan memberikan Grace s

  • BEHIND   Kesediaan Pangeran

    Hari telah tiba. Matahari di ujung peraduan tampak malu-malu untuk menerik, menghangati bumi. Atau, bisa jadi ia enggan untuk sekadar melihat kerusakan yang akan terjadi.Ini hari terakhir, sebelum esok tiba. Malam nanti, bulan purnama akan bersinar terang untuk yang ke 6500 usai pertempuran pertama.Aku dan Hard masih di dalam mobil, menunggu seseorang yang katanya akan segera datang. Sayangnya, sudah lebih dari dua jam ia tak kunjung menampakkan batang hidungnya."Ke mana pangeran itu?"Hard menggeleng. Aku mengalihkan pandang ke arah luar. Lantas, tercium aroma gairah yang begitu lembut nan menggoda, tetapi juga kuat nan tajam. Entahlah, aku tak bisa mendeskripsikannya.Jauh di ujung jalan sana, kulihat ada seorang pria yang tampaknya melihat ke arahku. Ia mengulas senyum. Ah, bukan. Seringai, ia melempar seringai padaku. Salah satu tangannya diangkat, telunjuknya melambai.

  • BEHIND   Sabarr

    "Sabarlah. Kita hanya harus menyelesaikan ini agar semua usai."Aku mengangguk. Ya. Kita sudah sejauh ini setidaknya harus usai setelah ini. Lima hari lagi. Dan semua akan berhenti. Entah aku atau Nathalie yang mati."Kalian tak perlu ikut bersama kami. Cukup diam di sini. Lindungi aku dengan cara melindungi kalian sendiri. Jangan pergi ke mana pun seorang diri."Akhirnya Jonathan mau mendengarkanku. Begitu pula Jean. Beruntung aku punya keterikatan yang mematikan. Jika saja tak ada ikatan itu, mungkin mereka masih akan bersikeras untuk ikut."Turki adalah negara yang aman. Tak ada iblis murni di sini. Jangan pernah menyahut saat ada yang memanggil kalian. Tak ada yang mengenal nama kalian di sini. Jadi, jika ada yang memanggil nama kalian dengan sangat jelas, bisa kupastikan mereka suruhan Nathalie."Jonathan dan Jean mengangguk, lantas saling berpandangan dalam diam. "Haruskah

  • BEHIND   Harus Sembunyi

    Perempuan ini, dia terus menatapku tanpa henti. Tatapan yang mengunci, seolah-olah akulah mangsanya yang terakhir. Sedangkan pria di sampingnya, ia malah menatap nyalang, seakan-akan akulah musuh bebuyutan."Aku tau, masing-masing dari kalian punya motif tersendiri. Jadi aku meminta bertemu hanya untuk meyakinkan, bahwa Grace memanglah gadis yang diramalkan."Keduanya mendesis bersamaan. Pasangan ini memang tampak serasi. Satunya cantik dengan bagian bawah tubuhnya bak ular, sedangkan yang satu pun terlihat lebih tampan dari iblis kebanyakan. Tubuhnya penuh sisik dengan jambul di kepalanya. Perpaduan manusia dan ular yang menarik."Kalian tau, kekuatan kami tak sebanding dengan banyaknya pasukan yang telah disiapkan di barat gate. Banyak dari mereka punya kekuatan yang lebih daripada kami," ucap Damballa."Aku tak meminta kalian untuk bertarung berdua. Kita bersama. Ada banyak, mungkin lebih dari dua

  • BEHIND   Dinding Transparan

    "Kau yakin, mereka aman di sana?"Hard mengangguk. Diembuskannya asap sisa pembakaran sigaret yang terjepit di antara kedua jemarinya. Ia tampak tenang, seperti biasa."Kalau mereka berontak? Menyusul ke Turkmenistan, apa yang bisa kita lakukan?"Kali ini, tatapan teduh Hard menatapku dalam nan lekat. "Kau tau, Grace. Meski Jonathan punya kekuatan sepertimu, dia tetap manusia biasa seperti pada umumnya. Sedangkan yang akan kita hadapi nanti adalah peperangan sesama iblis yang tak punya belas kasih. Jika Jonathan mati di sana, tak berguna lagi peperangan ini tercipta.""Lantas, untuk apa separuh kemampuanku ditransfer padanya?"Hard terdiam. Ia meraih bahuku setelah meletakkan sigaret di asbak. "Itu bukan keinginan kita. Itu kerja alam. Timbal balik dari penyatuan kalian berdua."Aku menghela napas panjang, lantas melihat ke sekitar. Lantas, tersentak saat sad

  • BEHIND   Next Plan

    Hari sudah gelap saat pesawat yang kami tumpangi baru saja mendarat dengan mulus. Penerbangan dari Miami ke London memakan waktu lebih dari delapan jam. Terhitung, sudah seminggu aku dan Hard mengumpulkan banyak sekutu.Menurut perhitungan dari laporan seluruh iblis yang menerima persekutuan, sudah ada sekitar 18 iblis murni yang mengulurkan tangan. Belum iblis turunan yang memang mereka ikut sertakan."Itu bahkan sebelum seperempat dari total iblis murni yang memihak Nathalie, Hard."Ucapan Jonathan memang benar adanya. Namun, hampir semua iblis yang telah rela mengubah haluan itu adalah para barisan makhluk tertua. Bahkan, terkuat pada eranya.Terlebih Jersey. Ia tak akan mati semudah itu. Tak ada yang tahu apa kelemahannya, kecuali aku. Pukulannya mampu membelah bebatuan besar. Jika ia masih memegang janjinya, aku tak perlu khawatir pada musuh yang mungkin tubuhnya lebih besar.

  • BEHIND   Jersey

    "Kau beruntung tanduknya bisa tumbuh lagi, Grace."Aku membuang muka. Bukan salahku jika harus meladeni amarahnya, 'kan?""Memang bukan salahmu karena membela diri. Hanya saja, kau lupa bahwa ada peraturan mengenai hak wilayah perburuan. Bukan hanya manusia yang punya dasar-dasar aturan. Kita juga punya."Kuhela napas panjang, lantas kembali menatap titik-titik cahaya di dekat telaga. Mungkin, para manusia itu sedang mencari sumber suara geraman yang tercipta tadi. Aku tak yakin, mereka akan menyimpulkan ini ulah hewan buas. Kerusakan yang terjadi di luar nalar dan batas binatang."Biarkan mereka dengan opini masing-masing. Setidaknya, jangan sampai manusia tahu banyak iblis berada tak jauh dari mereka."Aku bergeming, lantas menatap Hard dan Jersey bergantian. "Ia tak kembali ke wujud manusia?"Hard mendekat, lalu duduk bersisian denganku. "Dia bukan iblis s

  • BEHIND   Waktu yang Terhenti

    "Beraninya kau melanggar batas!"Suara berat itu menggelegar, membuatku sedikit terguncang. Ia melompat, dalam sekejap saja sudah berada di hadapan. Seluruh tubuhnya yang merah, serta tanduk yang memanjang membuatku ngeri menatapnya lebih lama.Tubuhnya yang gempal langsung membekap dan membawaku bersamanya. Dari ketinggian, kulihat Jonathan yang bergeming di bawah sana. Pun Hard yang juga mematung di tempat.Cepat kubentang sayap hendak meloloskan diri dari cengkeraman tangan besarnya yang kuat. Sayangnya, untuk bergerak seidkit pun aku tak mampu. Apalagi hendak membentangkan kedua sayap."Kau tak akan bisa lepas!"Sekali lagi, suara itu menggema bak lindu yang mengguncang. Kulihat sekeliling, mengabaikan embusan angin. "Hard!"Brak!Tubuhku dibanting, aku terpelanting hingga menabrak bebatuan di pinggiran danau. Kepalaku pusing. "Tu ...

DMCA.com Protection Status