Share

JANGAN MENGELAK!

Penulis: Putri putri
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-22 10:43:50

“Ini apa?” tanyaku kemudian.

Sepasang suami istri itu menatap lekat pada benda yang kupegang. Mas Angga mendekat lalu dengan cepat benda itu sudah berpindah tangan.

Kualihkan pandangan pada laki-laki di sebelahku. Wajahnya merah padam dengan nafas terdengar memburu. Bunyi gemeletuk gigi yang saling beradu, mengisyaratkan bahwa dia tengah menyimpan murka.

“Ini punya siapa, Ma!” teriak Mas Angga sembari menatap marah pada istrinya.

Mbak Nilam terpaku memandang benda di tangan suaminya. Senyum kemenangan yang tadi terlihat di wajahnya, kini hilang terganti pias. Bibirnya bergerak tapi tak menghasilkan suara.

“Ayo jawab!” bentak Mas Angga.

“itu... itu bukan punyaku, Pa.” sahut Mbak Nilam tergagap.

Tentu saja ini bukan kepunyaan dia. Benda ini kan untuk dipakai laki-laki.

“Jangan bohong! Jelas-jelas ini ditemukan di sini. Siapa yang telah mengg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yung
rasain,kalau tak ngaku juga tekan sama sama itu sikok bagi dua nama nya hahaha
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Mampus kau nilam dan bayu, pasangan yg cocok sama2 busuk, dan untuk keluarga bayu nikmati tu kelakuan kalian
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   MENOLAK CERAI

    Aku melihat kemarahan pada diri Mas Angga, sesaat setelah dia menatap layar ponsel yang diberikan Rere.  Sepasang mata itu melotot tajam pada Mas Bayu. “Dasar baj!ngan!” Tanpa aba-aba, Mas Angga langsung melayangkan kepalan tangan pada wajah suamiku. Tak mampu menghindar, pukulan itu mendarat tepat di wajah suamiku hingga darah kental meleleh dari sudut bibirnya. Mas Bayu mengaduh kesakitan. Ibu mertua terlihat panik. Berusaha melerai tapi urung. Dia hanya memegangi tubuh anaknya yang hampir terjatuh karena hantaman bogem mentah Mas Angga. Rasa penasaran memaksaku merebut ponsel dari tangan Mas Angga. Sepasang bola mataku terbelalak sempurna saat menyaksikan video di benda pipih ini. Mas Bayu tampak terburu-buru keluar dari pintu belakang rumah, sementara Mbak Nilam langsung menutup rapat pintu. Tangan suamiku memegang baju dan celana yang seharusnya dia pakai. Menjijikkan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   AWAL PEMBALASAN

    Tanpa terasa seminggu telah berlalu sejak penggerebekan Mas Bayu . Selama itu juga kucoba mengobati luka yang menganga karena dusta. Sempat terbesit sesal telah menikah dengan Mas Bayu, tapi segera kutepis. Semua yang terjadi telah terjadi dan tak akan terulang kembali. Anggap saja sebagai pelajaran agar kelak aku lebih berhati-hati sebelum memilih. Rere sungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia  telah menyuntikkan dana pada toko yang akan kubuka, bahkan terlibat langsung mencari distributor barang-barang yang akan kujual nanti.Beberapa hari ini, dia juga mengajakku jalan-jalan. Walau kadang hanya berkendara tanpa tujuan, tetap saja mampu mengikis pilu yang kugenggam. “Kamu jadi pulang sekarang?” tanya Rere saat aku mengemasi pakaian.“Iya, Re. Makasih ya kamu sudah baik banget sama aku. Entah dengan apa aku membalas,” sahutku. “Enggak usah dibalas, cukup doakan saja semoga aku bisa jadi lebih baik,” ucap Rer

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   BANGKIT

    Sesampainya di rumah, aku tak melihat Mbak Nilam ada di teras. Padahal aku ingin sekali memamerkan kedekatan kami padanya. Gegas aku mengikuti langkah Mas Bayu yang lebih dulu masuk. Tangan kanannya menenteng kantong plastik berisi daun singkong untuk selingkuhannya.“Mbak, kamu di mana?” teriak Mas Bayu saat Mbak Nilam tak terlihat di ruang tamu maupun ruang tengah. Samar terdengar bunyi derit pintu dari arah kamar kami. Aku memutar kepala menoleh ke sumber suara tadi. Sungguh aku kaget saat Mbak Nilam terlihat menyembul dari balik pintu kamar kami.  Kurang ajar sekali dia masuk kamar orang sembarangan. Atau memang sudah diizinkan Mas Bayu? “Jangan teriak-teriak. Anakku lagi tidur,” ketus Mbak Nilam pada suamiku. “Kamu kenapa sih, Mbak? Kok cemberut begitu?” tanya Mas Bayu bingung. “Kamu tanya kenapa! Kalian pergi tanpa mengajakku. Kok masih bisa tanya kenapa. Kamu gimana sih?” m

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   NASIHAT ANGGA

    Jam digital di ponsel menunjukkan pukul setengah dua kurang sedikit. Itu berarti sebentar lagi waktunya menemui Mas Angga. Rere-sahabatku masih terlihat asyik menata barang dagangan. Dia benar-benar semangat.“Re... temani aku ketemu Mas Angga dong,” bujukku saat kami menjeda aktivitas. “Aku ada acara, Lin. Bentar lagi juga mau balik. Kamu sendiri saja ya,” tolaknya. “Yah...” keluhku memasang wajah sedih, berharap dia mau membatalkan acaranya. “Maaf, Lin. Aku benar-benar enggak bisa,” sahut Rere seolah tak enak hati. “Ya sudah, enggak apa-apa. Biar aku sendiri saja,” ujarku kemudian. Sebenarnya aku tak enak jika menemui Mas Angga sendirian. Biar bagaimanapun kami masih sama-sama memiliki pasangan. Memang benar dia sudah menalak Mbak Nilam. Namun, rasanya tetap sungkan. Selang beberapa saat, Rere pamit pulang. Katanya ada acara sama keluarganya. Aku pun segera mengakhiri peker

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   KALAH

    “Mas Bayu!” Aku menjerit histeris tatkala melihat Mbak Nilam tengah menindih suamiku. Menyaksikan sepasang anak manusia itu tengah asyik masyuk merajut dosa, Amarahku langsung memuncak. Seketika wajah sayu Mas Bayu berubah pucat saat melihatku berdiri di ambang pintu. Beda halnya dengan Mbak Nilam, perempuan tak tahu malu itu justru tersenyum saat menoleh padaku, seolah mengatakan dialah pemenangnya.Mas Bayu mendorong kasar Mbak Nilam dari atas tubuhnya lalu beranjak memunguti pakaian. Aku yang sudah dikuasai amarah langsung mendekat pada perempuan yang tak berpakaian itu. Kujambak rambut hitamnya yang tergerai semrawut, lalu memaksanya berdiri.  “Awww” pekik Mbak Nilam.Teriak kesakitan perempuan itu tak cukup mampu menumbuhkan iba di hatiku. Sebuah tamparan kulayangkan pada wajah menornya hingga dia terhuyung. “awww” jeritnya sambil memegangi pipi yang memerah karena tamparanku. 

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   TENTANG NILAM

    “Lin!” Baru saja mendekati teras, Rere sudah menyambutku keheranan. Kedua matanya menatap penuh selidik pada ransel yang kugendong, juga raut sedih di wajahku. Setelah serangkai kejadian tadi, aku memang ke rumah Rere. Sebenarnya ingin pulang ke tempat orang tua, tapi karena sudah sore, aku memilih ke sini saja. “Kamu kenapa?” imbuhnya. “Aku...” “Masuk dulu, yuk! Cerita di dalam saja,” Belum sempat aku menyelesaikan ucapan, Rere langsung memotong. Dia menggandeng tanganku lalu mengajakku ke dalam kamarnya. Setibanya di dalam, kuletekkan ransel sembarangan lalu menghempaskan tubuh di atas ranjang. Kedua mataku memejam erat sekedar untuk melepaskan beban pikiran. Bayang-bayang pergumulan mereka masih saja menari di kepala. Segudang penyesalan mulai menyelinap pada hati yang kini terluka. Kenapa dulu aku memilih Mas Bayu?Gegas aku membuka mata lalu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   WARISAN

    “Assalamu alaikum,” ucapku sembari mengetuk pintu rumah tiga kali.Pagi ini memang aku pulang ke rumah. Rasanya tak sabar meluapkan keluh kesah pada bapak dan ibu. Mau bagaimanapun, aku tetaplah seorang anak yang masih butuh kasih sayang mereka.“Elin!” teriak ibu kaget setelah membuka pintu.Ibu mengedarkan pandangan seperti mencari-cari sesuatu. Sesaat kemudian ibu mengalihkan pandangannya padaku, lalu memindai wajahku cukup lama. “Bayu enggak ikut lagi?” tanya ibu penuh selidik.“Anu, Bu... Mas Bayu...” Entah kenapa dadaku terasa sesak ketika menyebut nama mantan suamiku. Lidahku terasa kelu untuk berucap. Terselip kekhawatiran ibu akan menangis jika tahu yang sebenarnya. “Masuk dulu, ceritanya nanti saja,” ajak ibu kemudian.Aku berjalan mengekori langkah ibu yang lebih dulu masuk ke dalam. Segera kujatuhkan bobotku pada sofa setelah sampai di ruang tengah. Ibu beranjak ke belakang, lalu segera

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   kejutan untuk mantan

    Tanpa terasa sudah hampir empat bulan toko ini buka. Semakin hari pelanggannya juga semakin banyak. Itu karena aku hanya mengambil sedikit keuntungan. Jadi, bisa dibilang harganya lebih murah dari tempat lain.Baik Mbak Nilam ataupun ibu tak pernah datang ke sini. Mungkin karena malu atas kejadian waktu itu. Bilangnya mau membeli ruko ini, tapi uangnya tidak ada. Mas Angga-mantan suami Nilam memang sering datang kesini untuk membicarakan masalah perceraian atau hanya sekedar ngobrol saja. Seperti hari ini, dia mengajakku bertemu di kafe. Mas Angga mengabarkan bahwa aku telah resmi menyandang gelar janda.“Selamat ya, Lin. Sekarang kamu sudah menjadi janda,” canda Rere saat aku, dia dan Mas Angga tengah kongkow di Kafe. “Apaan sih, Re. Masa ngucapin selamat. Harusnya kan turut prihatin,” kelakarku. “Kamu kan bahagia bisa lepas dari para benalu itu,” ucap Rere. “iya... iya,” balasku kemudian. “Aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30

Bab terbaru

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   ENDING?

    5 bulan kemudian.Pada akhirnya aku bisa bernafas lega karena pengadilan menyetujui perceraian kami meskipun harus melewati drama yang cukup melelahkan.Mas Reyhan bersikukuh tak mau berpisah. Itulah kenapa kasus perceraian ini tak kunjung selesai. Bahkan di pengadilan dia terus meminta perceraian ini dibatalkan. Selama proses persidangan, aku tinggal di rumah orang tuaku. Ini kulakukan agar ada yang menjaga Hanin saat pergi ke toko ataupun urusan yang berhubungan dengan perceraian. Di hari minggu sore ini aku memilih duduk di teras menikmati kesendirian ketimbang melakukan aktivitas lain. Sengaja aku tidak ke toko karena ingin melepas lelah setelah semua yang kulewati. Deru mesin mobil yang memasuki halaman berhasil memecah kesunyian yang tengah kubangun. Sesosok laki-laki yang selama ini mengganggu tidurku turun bersama Bu Erna, perempuan yang sudah seperti ibu bagiku. Benar. Dia memang Daffa. Sejak hari itu kami tak pernah lagi bertemu. Bahkan sekedar say hello melalui jejaring

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   SESAL

    POV Reyhan. Aku menatap nanar pada kertas di tanganku. Sedikit pun tak pernah terlintas dalam pikiran bahwa semua terbongkar dan akhirnya Rere akan menggugat cerai. Sebenarnya aku sudah berencana mengakhiri hubungan dengan Dera karena mulai merasakan cemburu melihat kedekatan Rere dan Daffa. Sayangnya semua harus terbongkar sebelum sempat aku mengakhiri. “Aku enggak nyangka kamu berubah menjadi monster yang kejam, Rey,” tutur Elin seusai perginya Rere dan Daffa. Aku mengalihkan pandangan pada sosok yang pernah mengisi hati ini. Entah sejak kapan getaran indah yang dulu kurasakan kini tak ada lagi. “Maafkan aku, Lin.” Aku membuang muka ke sembarang arah. “Bilang maaf itu gampang, Mas! Apa kamu menyadari secara tidak langsung kamu telah menjadikan aku seorang pelakor?” sela Dera yang berdiri tak jauh di samping Elin. Laksana pecundang, aku tertunduk tak berani menatap wajah mereka apalagi menyahut. “Kenapa diam! Ayo bicara, Mas!” bentak Dera. Hening. Hanya sesekali terdengar n

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   HARI TERAKHIR

    Butuh waktu lebih dari satu jam untuk sampai ke rumah ibu. Tadi aku sempat meminta Daffa memelankan laju motornya agar Hanin tak terlalu kena angin. Kedua orang tuaku menyambut di depan teras. Mereka menatapku dengan tatapan penuh selidik. Wajar. Aku belum menceritakan apa pun pada mereka. “Ada apa ini, Re. Kenapa kamu membawa barang-barangmu ke sini?” Baru saja turun dari motor, ibu langsung memberondongku dengan wajah cemas. Aku meraih tangan ibu dan mencium punggung tangannya lalu berganti pada bapak. Pun dengan Daffa. Dia melakukan hal yang sama. “Mas Reyhan selingkuh, Bu. Dia mau menikah lagi,” jawabku kemudian. Kontan saja bapak dan ibu kaget dengan ucapanku. “Astaghfirulloh...” Ibu menutup mulutnya dengan tangan. Raut kesedihan jelas terlihat di wajahnya, bahkan bulir bening mulai menggenang di sudut mata itu. Lain halnya dengan bapak. Dia tidak menangis. Wajahnya yang memerah, juga suara gemeletuk giginya terdengar jelas menandakan amarah tengah menguasai pikirannya.

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   SELAMAT TINGGAL SEMUANYA

    “Tara.... ini dia kejutannya, Mas!” teriakku sedikit keras. “De... Dera...” ucap Mas Reyhan tergagap. Wajahnya memucat seolah darah tak lagi mengalir di sana.Aku tersenyum melihat Mas Reyhan yang tampak seperti ketakutan. “Iya, Mas! Ini aku Dera. Kok kamu kaget sih?” sahut Dera yang belum tahu kenyataan sebenarnya. Mas Reyhan kebingungan. Dia menatap aku dan Dera bergantian. “Kok malah bengong, Mas! Masa ketemu calon istri kok begitu. Enggak romantis!” Aku tersenyum mengejek melihat suamiku yang tengah panik. “Maksud kamu apa ya, Re? Kok bilang dia calon istrinya Reyhan?” tanya Elin. “Tanya saja sama Mas Reyhan.” Aku beranjak keluar lalu segera kembali setelah menitipkan Hanin pada Daffa. Tadi Daffa juga sudah mengambil motornya dan diparkir di halaman rumah. “Bagaimana Mas? Apa kamu sudah menjawab pertanyaan Elin?” tanyaku setelah duduk di sebelah Elin. Mas Reyhan tak menyahut. Dia hanya diam masih dalam posisi semula. “Sebenarnya kamu kenapa sih, Mas? Kok aneh begitu?” sel

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   KEJUTAN UNTUK REYHAN

    Dua minggu sudah Daffa menjadi sopir pribadiku. Selama itu juga setiap hari kami bersama. Demi membuat Mas Reyhan cemburu, terkadang aku pulang sampai jam sembilan malam. Namun, kami tak melakukan apa-apa, hanya sekedar healing atau duduk-duduk di rumah kontrakkan sambil berbagi cerita. Benar! Mas Reyhan terpancing amarah. Dia sering mengajak ribut, tapi aku memilih bermain ponsel ketimbang menanggapinya. Wajar saja dia marah, selama dua minggu belakangan aku tak pernah mengurus keperluannya. Masak, mencuci atau membersihkan rumah tak pernah lagi kulakukan. Salah sendiri dia menganggapku telah mati. Hari ini aku berniat mengakhiri permainan ini. Rasanya sudah tak sabar ingin memberi kejutan untuk Mas Reyhan. Selain itu, terlalu sering bersama Daffa membuat hati merasa nyaman. Aku takut ini tak baik untuk kami. Makanya harus segera diakhiri. “Kayaknya ini hari terakhir kamu menjadi sopirku,” ujarku pada Daffa saat kami sedang santai di teras kontrakkan.“Loh, kenapa, Mbak?” tanya

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   Merekrut Dera

    Seperti biasa, pagi ini aku bangun jam setengah lima. Namun, kali ini tak beraktivitas di dapur melainkan langsung mandi dan berganti pakaian yang luwes. Rencananya hari ini aku akan ke toko lagi. Sejak hamil lima bulan aku memang memilih tinggal di rumah. Tadi malam saat Mas Reyhan terlelap aku sempat menghubungi Daffa. Dia bersedia menemaniku pagi ini. “Kok pagi-pagi sudah rapi, Dek?” Mas Reyhan yang baru bangun tidur menatap heran. “Iya, aku mau menengok toko,” jawabku sambil menyiapkan pakaian Hanin. Kok pagi banget?” tanyanya lagi. “Ya enggak apa-apa, Mas! Aku pergi dulu ya,” pamitku setelah membopong Hanin. Tanpa menunggu lama, aku beranjak keluar kamar. “Dek, apa pakaian kerjaku sudah disetrika?” tanyanya sebelum aku melangkah jauh. “Maaf, aku enggak sempat. Nanti setrika sendiri saja,” jawabku sambil terus melangkah. Baru saja sampai teras, Mas Reyhan mendahului lalu mencegatku. “Kamu apa-apaan sih. Bukannya menyiapkan pakaian suami malah main pergi saja!” teriak Mas

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   CEMBURU

    Samar-samar suara orang berbincang tertangkap indra pendengaran. Aku membuka mata perlahan, menoleh ke kanan kiri mencari sumber suara tersebut. Aku membuka pintu mobil, menatap pada Bu Erna dan anaknya sambil berusaha mengumpulkan kesadaran. “Kamu sudah bangun, Re.” Bu Erna tersenyum menatapku. Sebelum aku beranjak, dia lebih dulu menghampiriku. “Kita di mana, Bu?” tanyaku saat merasa di tempat asing dan langit terlihat mulai gelap. “Di parkiran. Tadi kan kamu minta dibelikan pampers untuk Hanin. Jadi sekalian Ibu beli baju buat dia. Ini Daffa yang milih tadi.” Bu Erna menunjukkan bungkusan belanjaan di tangannya. Aku menggeser tubuhku saat Bu Erna masuk dan memberikan bungkusan itu padaku. Entahlah. Aku tak tahu harus berkata apa. “Kita pulang sekarang, Daf!” perintah Bu Erna pada anaknya yang entah sejak kapan ada di depan kemudi. Tanpa menyahut, Daffa langsung melajukan mobilnya membelah jalanan yang mulai ramai gemerlap cahaya lampu. “Apa sakit kepalamu sudah mendingan?

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   MAIN API

    “Maksud kamu....” aku menggantungkan kalimat berharap Daffa langsung mengerti. “Kalau Mbak mau selingkuh mending sama aku saja. Di jamin enggak akan kecewa,” ulangnya. Aku terkesiap juga ingin tertawa. Kok ada ya orang sekonyol Daffa. “Memangnya kamu enggak takut kehilangan keperjakaanmu? Atau malah sudah?” ejekku. “Hush... Aku 100% masih perjaka!” protesnya, “ Selingkuh itu enggak melulu hubungan badan. Sering jalan berdua atau sering berbalas perhatian juga bisa di kategorikan selingkuh,”Sejenak, aku memikirkan kalimat Daffa. Dia benar. Namun, apa harus selingkuh dengannya? “Jadi bagaimana?” tanyanya kemudian. “Bagaimana apanya?” sahutku pura-pura bodoh. “Ya itu tadi, katanya Mbak mau selingkuh,” kejarnya. Aku memejamkan mata erat, mencoba menimbang tawaran Daffa. Sebenarnya ini ide yang cukup menarik karena tak perlu memberikan tubuh pada lelaki yang bukan suamiku. Akan tetapi aku takut salah satu di antara kami akan terbawa suasana. “Baiklah, tapi dengan dua syarat.” Pa

  • BAYI TETANGGA MIRIP SUAMIKU   SADIS

    Di perjalanan, Daffa memelankan laju mobil, mengambil beberapa lembar tisu dari dashboard lalu memberikan padaku tanpa mengucap sepatah kata pun.Aku sedikit kaget saat menyadari ternyata duduk di jok depan. Kepalang tanggung, kuambil tisu dari tangan Daffa lalu menyeka air mata. Sebisa mungkin menahan perih di hati. Rasanya canggung menangis di sebelah laki-laki yang bukan siapa-siapaku. “Kenapa mbak menangis?” Daffa memindai wajahku sejenak lalu kembali menatap pada jalanan. Aku diam. Ingin bercerita tapi segan. Pada akhirnya hanya mampu membuang pandangan ke samping, berusaha menyembunyikan perih. “Maaf,” ujarnya kemudian. Hening. Baik aku ataupun Daffa tak membuka suara. Jauh berbeda saat dengan suasana saat berangkat tadi. “Bagaimana perasaanmu saat orang yang kamu cintai ternyata tak pernah mencintaimu?” Setelah hati sedikit tenang, aku membuka obrolan. “Biasa saja. Selama ini perempuan yang kucintai juga tak mencintaiku,” jawabnya tanpa menoleh.“Tapi bagaimana jika keka

DMCA.com Protection Status