Ugh.. Lenguh Celina, tatkala mendapati ada begitu banyak bekas tanda kepemilikan yang ditinggalkan oleh Mikhael.
"Setidaknya, dengan tubuh ini, aku masih berguna bagi Grand Duke.." gumam Celina. Seperti biasanya, Mikhael langsung beranjak dari tempat tidur tanpa sepengetahuan Celina. Mikhael kembali bersikap acuh, dan Celina juga sudah mulai terbiasa dengan semua itu. Tak peduli, meski dirinya hanya sebatas pemuas nafsu bagi Mikhael. Beberapa hari berlalu, Celina pun pergi berkeliling area duchy sebagai pelepas rasa jenuh. Baru saja menghirup udara segar, Celina pun harus berhadapan dengan persoalan baru. Celina berpapasan dengan seorang wanita muda dengan gaun mewah dan dua pelayan pribadi yang mengikuti dari arah belakang. "Hei! Berani sekali kau melewati tempat ini, bahkan tanpa sopan santun!" Bentak wanita muda itu dengan sorot mata merendahkan Celina. "Ah, akhirnya ketenanganku pun mulai terusik.." batin Celina. "Maaf, bukankah aku sudah memberikan hormat melalui gerakan tubuhku yang sedikit menundukkan kepala. Apakah itu masih belum?" ucap Celina. "Sialan, dasar jalang! Beraninya kau menatapku dengan mata kotormu itu! " Bentak si wanita. "Maaf, Tuan putri, nyonya sudah bertindak benar. Biarkanlah kami pergi." Ucap pelayan Celina. Plakh.. wanita itupun mendaratkan pukulan tangannya pada pelayan Celina. "Kau hanya pelayan rendahan, tak pantas ikut campur. Aku bisa saja melenyapkanmu!" Celanya. "Sikap Nona benar-benar sudah kelewat batas. Pelayanku hanya meminta untuk membiarkan kami pergi. Mengapa nona harus berlaku kasar?" ucap Celina. "Ah, kau berani memanggilku Nona! Apa kau tahu siapa aku, huh!" Saat hendak mendaratkan pukulan pada Celina, Gtqnd Duke Mikhael pun tiba di sana. "Keributan macam apa ini, putri Titania? " Ucap Mikhael yang baru tiba di sana. "Mikhael, akhirnya kau datang juga," ucap wanita yang bernama Putri Titania. "Wanita ini bersikap tidak sopan dan bahkan pelayannya berani bicara padaku. Aku hanya memberikan sedikit pelajaran saja, Mikhael." Ucapnya manja, lalu merangkul Mikhael. Melihat pemandangan itu, Celina sedikit tidak nyaman namun tak ada juga alasan baginya untuk cemburu. "Sudah berapa kali kukatakan, panggil aku Grand Duke, jangan memanggil namaku dengan sembarangan." Tegas Mikhael lalu melepaskan rangkulan Titania. "Baiklah, Grand Duke, kau masih saja bersikap dingin padaku." "Putri Titania, harap bersikaplah sopan selama berada di area duchy, karena aku tidak pandang bulu dalam menerapkan disiplinku." Tegas Mikhael dengan tatapan dingin pada Titania. "Kau lebih membela jalang ini, dibandingkan aku yang sudah lama mengenalmu?" Teriak Titania yang terlihat kekanakan. "Pergilah, dan jangan lagi buat keributan seperti ini di duchy." Tegas Mikhael pada Celina dan Titania dengan tindakan tegas yang sama.•••
Titania Alfentuz, putri dari Kerajaan Utara.Titania sedang berkunjung ke duchy, karena Mikhael ialah teman sejak kecilnya. Namun Titani memiliki sikap yang tidak menyenangkan. Titania sangat egois dan kejam pada orang-orang yang dianggap saingan bahkan walau sekadar rasa tidak senang semata.
Mansion ke tiga, tempat khusus bagi para tamu yang datang ke Kerajaan Barat.
"Sial! Siapa wanita jalang itu! Apakah kalian sudah mencari tahunya? " ucap Titania pada salah seorang utusan mata-mata pribadinya. "Nona itu adalah putri dari Baron Bellroze, bangsawan yang sudah jatuh miskin bahkan sudah tidak ada lagi." Ucap si pesuruh. "Lantas, mengapa jalang itu bisa berada di sini?" "Untuk perihal itu, sepertinya karena Grand Duke Mikhael sangat bermurah hati, Tuan Putri."Prang!!
Titania membanting cangkir keramik yang berada di atas meja hadapannya, dan hampir mengenai si pesuruh. "Sejak kapan Mikhael bermurah hati, pria itu selalu bersikap dingin padaku, semenjak Tuan dan Nyonya sudah tiada. Bukankah itu adalah masalah ayah, mengapa harus aku yang terkena imbasnya!" "Tenanglah Tuan Putri. Bukankah kita bisa gunakan wanita itu untuk mainan anda saja. Wanita itu bahkan seorang anak bangsawan yang jatuh, bukan?" Ucap si pesuruh memprovokasi Titania. "Ah, kau benar. Aku bisa gunakan jalang itu untuk mainanku, itulah akibatnya jika berani mengangkat kepala di hadapan Putri Titania Alfentuz. " Titania memang sangat keji, menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya. Tak peduli meski orang-orang tak bersalah akan menderita karenanya. ••• Malam perjamuan makan bersama. Makan malam itu diadakan di aula utama duchy kekuasaan Grand Duke Mikhael. Seperti biasa, Titania akan selalu menempel pada Mikhael tanpa ada rasa malu. "Tuan Duke, bisakah malam ini kita berdansa?" ucap Titania memohon. Kejadian itu dilihat langsung oleh Celina yang menikmati makan malam di meja yang berbeda namun masih satu aula. "Aku sibuk, jadi jangan coba mengusikku." Huhh.. "Dasar Mikhael dingin!" Gerutu Titania. Mikhael menatap ke arah meja seberangnya, dengan tatapan tajamnya pada Celina. "Hawa di tempat ini sepertinya kurang cocok untuk seorang bangsawan yang sudah jatuh. Apakah kau merasa tidak nyaman, Nona Celina Bellroze?" ucap Titania yang mulai menggangu Celina. "Aku hanya datang karena diundang, jadi tidak ada alasan bagiku untuk mengeluhkan hal yang hanya sebatas asumsi orang lain." Byurr.. Titania dengan berani menumpahkan anggur merah ke gaun milik Celina tepat di hadapan semua tamu. Ah, "maafkan aku, Celina Bellroze, tanganku cukup licin malam ini. Apakah kau akan marah atau menghukum kesalahan kecilku ini?" ucap Titania memandang rendah Celina."Apa, tuan putri itu memanggil nona itu Bellroze? Bukankah itu keluarga bangsawan yang sudah jatuh miskin karena berbagai kasus?"
"Ya, bagaimana bisa dia dengan tidak tahu malu berada di tempat seperti ini? " "Mengapa Grand Duke terlalu bermurah hati mengundangnya? " "Gadis itu memang cantik, namun tetap saja statusnya hanyalah seorang putri bangsawan yang jatuh, bukan? " Riuh suara orang-orang yang juga memandang rendah Celina, hanya karena status sosialnya. Begitulah kehidupan para bangsawan, tak peduli dengan kepedihan orang lain. Selama itu tidak menguntungkan, maka mereka akan terus mencemoohnya. Mikhael melangkah ke arah mereka dengan raut wajah nan dingin. "Ini hanyalah sebuah kejadian kecil, mengapa tidak kembali menikmati jamuan yang ada." Ucap Mikhael, dsn para tamu pun bubar untuk kembali berpesta. Sementara itu Celina pun pamit undur diri untuk membersihkan dirinya yang cukup berantakan itu. "Putri Titania, besok pagi aku sudah harus melihatmu kembali ke kerajaan Utara." "Tuan Duke, tidak bisakah aku tinggal sebentar lagi? " "Sudah berulang kali kukatakan, kau boleh datang berkunjung tapi tidak membuat masalah apapun. Namun, sepertinya kau tidak mengindahkan ucapanku." "Tuan Duke kau keterlaluan, aku akan mengadukan hal ini pada ayah!" "Silakan, jika kau tidak ingin menginjakkan kakimu di kerajaan Barat ini lagi. Aku sudah muak dengan tingkah kekanakanmu yang terus mengusik ketenangan hidup orang lain. Kau benar-benar memalukan, Titania Alfentuz!" Cela Mikhael dengan tatapan tajamnya."Sial! Semua ini karena jalang itu! Lihat saja, aku akan kembali membuatnya pergi dari duchy ini! " gumam Titania.
••• Beberapa hari kemudian... °Mansion ke dua Kediaman Celina° "Sejak kejadian siang hari itu bahkan malam menyebalkan itu, Tuan Grand Duke masih saja mengacuhkan aku.. Ya, apa lagi yang kuharapkan.. Bisa hidup layak pun sudah bersyukur. Konyolnya aku, yang mulai mengharapkan hal lebih.." gumam Celina. Karena merasa bosan, Celina pun berdiri di balkon kamarnya, dengan piyama tipis namun masih mengenakan outer. Seeokor anak anjing berlari bersama seorang pria tinggi tegap, dan berhenti tepat di depan balkon kamar Celina. Pria tampan itu pun melemparkan senyumannya pada Celina, Celina pun spontan membalas senyuman itu. "Hai, Nona manis!" Ucapnya."Nona manis, bukankah pria ini terlalu cepat menilaiku.. " gumam Celina, lalu bergegas masuk kembali ke kamarnya.
Pria yang bersama anjing itu pun tersenyum dan mulai penasaran akan sosok anggun Celina."Celina Bellroze, bukan? " gumam si pria, lalu melangkah pergi dengan rasa penarasan yang kian bertambah.
"Sudah hampir satu tahun berada di duchy, dan ini pertama kalinya ada pria yang bersikap ramah dan baik padaku.." gumam Celina tersenyum.Ya, Celina hanya putri seorang Baron, itu adalah status yang rendah bagi bangsawan lainnya. Sehingga Celina pun tidak banyak bergaul dengan dunia luar. Celina hanya sempat mengenal Deego dengan waktu yang cukup lama.
Akan tetapi, Deego bukanlah pria yang ramah seperti Celina harapkan. Namun Celina bahkan tak memiliki kekuatan untuk menolak perintah orang tua. Kehidupan seorang putri bangsawan rendah, sudah ditentukan dan tak seakan tak memiliki hak untuk memilih.°Mansion Utama Kediaman Mikhael De Gonzalez°"Selamat malam, tuan Grand Duke, ada laporan dari Kediaman Nyonya Celina." Ucap si kepala pelayan sembari memberikan hormat."Ya, katakan." Ucap Mikhael yang masih saja terlihat sibuk dengan pekerjaannya."Nyonya sedang demam tinggi, dan sudah berlangsung sejak pagi hari.""Lantas, apakah hal sekecil itu harus kalian sampaikan padaku. Bukankah itu bisa dengan mudah untuk kalian atasi?""Ah, maafkan aku, Tuanku, mungkin ini terdengar lancang.. Aku hanya ingin tuan lebih memperhatikan keadaan nyonya.""Kepala pelayan, kau memang sudah sangat lama mengabdikan diri pada keluarga Gonzalez, namun bukan berarti kau bisa bersikap begini pada seseorang yang bahkan belum lama kau kenal!""Namun, bukankah nyonya bukan hanya sekadar tamu yang menumpang saja, tuanku?"Sontak ucapan dari kepala pelayan membuat Mikhael terdiam.Sebenarnya, apakah yang telah terjadi diantara Mikhael dan Celina?"Aku akan pergi setelah menyelesaikan pekerjaan terakhir ini."
Setelah pertengkaran yang terjadi diantara Mikhael dan Celina. Celina benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran dari Mikhael. Marah tanpa sebab yang jelas dan berucap kalimat yang begitu menusuk, hingga ke jiwa Celina sedikit terguncang karenanya.°Mansion Kediaman Celina°Setelah beberapa minggu kemudian, Celina akhirnya di ijinkan untuk melangkah keluar. Setelah satu minggu lebih dilarang keluar dari kamarnya."Bagaimana kondisi nyonya, apakah sudah cukup membaik?" tanya Mila cemas, karena Mila juga dilarang untuk melayani Celina semenjak kejadian malam itu.Maid Mila"Aku baik-baik saja, namun bagaimana dengan Sir Arnold?""Ah, Sir Arnold dikirim ke perbatasan untuk menghadapi serangan pemberontakan digarda depan." Ucap Mila dengan wajah sendu."Tidak mungkin.. Lantas, bagaimana kondisi Sir Arnold saat ini?" tanya Celina cemas."Sir Arnold saat ini sedang mendapatkan perawatan eksklusif di belakang mansion, tempat para kesatria, nyonya.""Bisakah kau mengantarkan aku
Suatu saat, Celina pergi berlibur bersama Calven di pulau seberang. Namun, tak hanya mereka saja melainkan Mikhael pun turut serta dalam liburan tersebut.°Pulau Seberang Barat°"Kakak tidak perlu mencemaskan aku, aku mendapatkan pendidikan terbaik di akademi militer. Itu semua karena kemurahan hati dari yang mulia Grand Duke." Ucap Calven yang sedang mengayuh sampan berdua bersama Celina."Aku turut bahagia, jika kau begitu menikmati pendidikanmu. Aku harap, kau memiliki masa depan terbaik.""Tentu saja kak, setelah pendidikan militerku berakhir, aku akan segera menjemput kakak dari duchy milik yang mulai Grand Duke." Ucap Calven antusias, tanpa tahu, jika Celina bahkan tak bisa pergi kemanapun tanpa seijin dari Mikhael."Ah, kakak, beberapa bulan yang lalu, aku bertemu dengan Deego. Ternyata dia sudah menjadi seorang Viscount.""Deego?" sontak aliran darah Celina terasa begitu mendidih. Tatkala mengingat mantan tunangan laknat yang telah menjadikannya jaminan hutang pi
Pada suatu pagi, terjadilah suatu kehebohan. Di mana, ada seseorang wanita datang ke duchy De Gonzalez. Tak hanya sekadar kedatangannya saja, namun apa yang wanita ini perbuatlah yang membuat kehebohan terjadi.°Mansion Utama Kediaman Grand Duke Mikhael De Gonzalez°"Aah, apakah sepertiini cara kalian menyambut calon Grand Duchess De Gonzalez!" Ucap seorang wanita dengan warna rambut merah menyala, dan tampilan seorang putri.Putri Laluna Christians, dari kerjaan Selatan. Putri dari seorang Kaisar."Maafkan kami, Tuan Putri , kami hanya mematuhi peraturan dari yang Mulia Grand Duke." Ucap salah seorang kesatria Duchy."Katakan pada Grand Duke, putri Luna Christians dari Kerjaan Selatan sudah tiba." Titahnya dengan gaya yang cukup angkuh."Baik, Tuan Putri. Silakan, menuju mansion utama."Huh.. "Aku sudah cukup rindu dengan calon suamiku." Ucap Luna, sontak membuat kesatria tersebut terkejut. Mengingat, bahwa Celina sudah ada di sana dan bahkan menjadi wanita istimewa bagi
"Ah, pemandangan yang indah." Ucap Luna, dan menahan Mikhael agar tetap berada di sisinya.Mikhael mengepal tangannya, dan rasanya ingin sekali memukul wajah Petra, pikirnya kala itu."Tidakkah kau berpikir, bahwa saudaraku sangat serasi dengan Celina? Satunya anak haram, satunya lady bangsawan rendahan bahkan telah jatuh. Bukankah perpaduan yang sempurna?" Ucap Luna, dan masih terus merangkul Mikhael."Permisi, yang mulia. Yang mulia Kaisar ingin berbicara dengan tuan dan tuan putri Luna." Ucap Ian, Asisten pribadi Mikhael.Karena hal tersebut, mereka pun berlalu dari sana, dengan Mikhael yang masih menaruh rasa kesal.•••Di sebuah ruangan tamu kehormatan Kaisar."Salam hormat untuk matahari kekaisaran." Ucap Mikhael dan Luna."Silakan duduk, Grand Duke dan Tuan Putri." Ucap Kaisar Edward De Romeos, ayah dari pangeran Jozavat."Terima kasih atas kesediaan kalian untuk datang memenuhi undangan yang mendadak ini.""Permisi, yang mulia, Tuan Grand Duke Petra Christians sud
Setelah berhari-hari demam tinggi bahkan tak mampu menggerakkan tubuhnya, Celina pun kembali sadar."Nyonya, akhirnya nyonya kembali sadar." Ucap Mila sembari terus terisak sedih."Mila, sudah berapa lama aku seperti ini?" tanya Celina sembari berusaha untuk bangun dari tempat tidur, dan bsrsandar di kepala ranjang."Sudah lima hari, nyonya. Aku sangat khawatir.." ucap Mila, lalu membantu Celina untuk membersihkan diri hingga berganti pakaian.Setelah beberapa waktu kemudian...Ketika Celina selesai berganti pakaian dan merias diri seperti biasanya, Mikhael sudah duduk di sofa, sisi ranjangnya."Selamat siang, Tuan." Ucap Celina, dengan kondisi rambut yang sedikit lembab.Mikhael hanya menatap Celina dari ujung kaki hingga kepala."Apa kau akan tetap memilih untuk pergi ke Duchy wilayah Barat II?" tanya Mikhael."Ya, Tuan. Saya akan menjalan tugas tanggung jawab yang sudah disepakati bersama yang Mulia Kaisar." Ucap Celina dengan menurunkan pandangannya."Mengapa kau menurunkan
Setelah kejadian hari itu, Putri Luna dikirimkan kembali ke kerajaan Selatan, atas tindakan semena-mena terhadap seorang bagian wakil pimpinan pejabat serikat dagang kerajaan Barat.Status Celina kini sudah naik ke ranah pejabat kerajaan, meski sebagai wakil pimpinan serikat dagang yang dipimpin oleh Grand Duke Petra.Sejak hari itu juga, Mikhael kembali mengabaikan Celina, meski mereka saling berpapasan, Mikhael masih bersikap acuh tak acuh.***Celina akhirnya melangkahkan kaki ke wilayah Barat II, dengan didampingi oleh kesatria Arnold dan pelayan Mila.°Wilayah Barat II°"Nyonya, ini adalah wilayah Barat II yang terkenal dengan penghasil kerajinan tertinggi." Ucap Mila kagum, dan terlihat semakin dekat dengan Arnold."Kita akan bekerja keras untuk beberapa hari ke depan, atau bahkan lebih." Ucap Celina, kemudian disambut langsung sang penguasa wilayah Barat II, yaitu Grand Duke Petra."Salam hormat kepada yang mulia Grand Duke, Barat II." Ucap Celina beserta tim memberikan penghor
Mikhael membawa Celina ke sebuah pulau kecil, dan hanya mereka berdua saja yang berada di sebuah rumah tengah pulau tersebut. Sementara para pengawal tinggal di kapal yang terapung di sekitaran pulau tersebut.Pulau kekuasaan De Gonzalez°Di sebuah rumah yang terbuat dari batu kukuh, disanalah Mikhael membawa Celina bersamanya."Hampir satu bulan lamanya, kau pergi dengan dalih urusan pekerjaan. Namun kenyataannya, kau selalu bersama pria bajingan itu! Kalian bersenang-senant setiap saat, bukan?" Ucap Mikhael, dengan napas terengah, karena menahan segala emosi di dada."Tuan, kami sungguh-sungguh melakukan pekerjaan. Tuan bisa memeriksa apa saja laporan yang sudah kami kerjakan." Ucap Celina dengan tubuh gemetar."Sungguh? Namun, hubungan kalian tidaklah sesederhana itu, bukan?" ucap Mikhael penuh selidik."Sungguh, Tuanku. Hubungan kami hanya sebatas rekan kerja.""Jangan harap kau terlepas dariku, bahkan jika kau memohon dibawah selangkanganku."Mikhael duduk di atas kursi, dan memb
Setelah kunjungan ke kerajaan Barat, Celina bersama Knox juga Moreel beserta rombongan lainnya pun kembali lagi ke kerajaan Timur.Kerajaan Wilayah Timur°Istana Kaisar Jhonsou Raphael•"Baginda, saya bersama Putri akan kembali ke wilayah perbatasan Timur. Kami harap, Baginda selalu berada di dalam perlindungan dewa suci." Ucap Knox, sembari menggenggam tangan Celina."Pangeran Knox, apakah kau tidak ingin tetap tinggal di kekaisaran?" ucap Kaisar Jhonsou cemas."Tidak, Baginda. Seperti yang pernah saya katakan sebelumnya, saya ingin menghabiskan waktu berharga saya bersama keluarga. Namun, jika Putra Mahkota akan dinobatkan sebagai Kaisar baru, tentu kami akan datang berkunjung.""Pangeran Knox, aku tidak pernah terobsesi dengan kekuasaan ini, bahkan mendiang ibu juga mengatakan bahwa semua ini ialah milikmu. Meskipun aku yang lebih dulu terlahir, itu tidak akan mengubah fakta.""Putra Mahkota, aku tidak ingin membahas hal itu lagi, semua sudah berlalu. Aku juga ingin hidup damai di w
"Yang mulia, maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk berbohong darimu.. Kejadian itu terjadi begitu saja, tanpa bisa kuhindari.." ucap Celina yang terhuyung di pelukan Knox."Baiklah, aku memahami keresahan hati Grand Duke. Walau bagaimanapun, kau pernah menjadi bagian dari hidupnya selama bertahun-tahun. Kepergianmu bahkan disebabkan oleh fitnah keji dari seorang duchess. Namun, bukan berarti aku akan diam saja, jika kejadian ini terjadi lagi. Aku tidak bisa membayangkan, tangan yang sama untuk menyentuhmu, akan berlumuran darah.." Ucap Knox, gemetar ketika sedang menyentuh wajah Celina."Terima kasih... Terima kasih, suamiku.. Aku sungguh beruntung, menjadi bagian dalam hidupmu." Lirih Celina."Ya, istriku.. Sudah cukup aku melihat penderitaan mendiang ibuku, itulah sebabnya aku bertekat. Jika aku menemukan seorang istri, aku akan menyayanginya dengan segenap hidupku." Ucap Knox, lalu mengecup bibir Celina.Masalah malam hari itu pun terselesaikan dengan baik, dan Knox berusaha untuk
Istana kekaisaran Barat - Edward De Romeos°Semua orang benar-benar dibuat heboh, ketika mengetahui yang datang bersama rombongan kekaisaran ialah Celina.Tepat di ruang pertemuan resmi, anggota pejabat tinggi kekaisaran Barat.Di sebuah meja persegi panjang, dan masuklah Celina, Knox, Moreel serta asisten masing-masing dari mereka."Selamat datang di Istana kami, Yang mulia Putra Mahkota, Pangeran dan Putri." Ucap salah seorang pimpinan pertemuan.Di sana juga sudah ada Mikhael, yang langsung membulatkan kedua matanya, ketika melihat Celina berpasangan dengan seorang pangeran dari kerajaan Timur."Terima kasih, atas sambutan yang luar biasa ini." Ucap Moreel.Mereka pun duduk berbaris, tatapan Celina lurus tanpa menunduk bahkan berkedip sedikitpun. Menunjukkan bahwa, betapa bermartabatnya Celina saat ini.Semua pasang mata menatap ke arah Celina, seakan hendak melahapnya hidup-hidup."Kami sangat berterima kasih, atas kunjungan dari anggota kaisar, meskipun hal ini cukup mendadak." U
"Apakah kalian sudah menemukan keberadaan lady Bellroze?" tanya Mikhael yang kini dirundung kegelisahan."Maafkan kami, Yang mulia. Namun, menurut informasi terkait, kepergian Lady Bellroze dan dayang Mila sangat tertutup. Ditambah lagi, peraturan dari kekaisaran Barat sangatlah ketat dan disiplin.""Ian, kau sudah berapa lama bekerja denganku, dan performamu justru kian merosot, hanya dalam hal ini.." Ketus Mikhael. Sosok Mikhael yang kini sudah jaih lebih arogan. Kembali ke sosoknya di masa lalu, penuh ketegasan dan arogansi.Ian hanya menunduk, merasa dirinya begitu payah, dan apa yang Mikhael katakan tidak sepenuhnya salah."Seharusnya, sejak awal, Celina kukirimkan ke wilayah lain, yang jauh dari jangkauan Luna. Namun, aku terlalu cemas, jika saja wanitaku akan berpaling dariku. Namun, kali ini, kupastikan akan membawanya kembali." "Yang mulia, maaf jika ini terdengar lancang. Namun, mengapa anda begitu terobsesi pada Lady Bellroze? Bukankah, lady Bellroze juga berhak mendapatka
Sudah beberapa tahun berlalu, dan Celina pun mulai membuka hatinya kembali bagi Knox. Namun, rasa trauma masa lalu, membuat Celina kembali bimbang dan memilih untuk berserah pada takdir mereka kelak.Celina juga telah menceritakan semua kepedihan masa lalunya pada Knox. Bukannya menjauh dan berpikir ulang. Knox justru semakin ingin melindungi Celina. Untuk mewujudkan harapan itu, Knox pun tentu harus memiliki kekuatan. Istana Kaisar Jhonsou Raphael°"Baginda, inilah wanita pilihanku dan aku juga sudah mengatakan segalanya pada Baginda." Ucap Knox, memohon restu dari Kaisar."Baiklah, pangeran Knox. Namun, keputusanmu untuk menetap di ujung perbatasan wilayah, apakah sudah bulat?""Benar, Baginda. Saya akan hidup sebagai masyarakat biasa, bersama lady Celina." Ucap Knox, yang kini sudah menganggap Celina sebagai seorang wanita bangsawan juga, setelah mengetahui semua kisah hidup Celina."Knox, kau adalah pangeran di kekaisaran ini, dan jika kau begitu ingin pergi, maka aku akan melepa
Cellia Store•Cellina sedang sibuk dengan tokonya yang sudah makin ramai pengunjung, dan juga Cellina menyelesaikan pembukuan bulanannya."Selamat siang, apakah benar toko ini milik nona Celina?" tanya seorang pria muda, dan bernampilan sebagai seorang kesatria."Ya, benar Sir. Apakah ada yang bisa saya bantu?" balas Celina, yang langsung mengetahui bahwa pria itu ialah seorang kesatria."Saya ingin memilih beberapa asesoris untuk anak gadis yang beranjak remaja. Apakah nona bisa memilihkannya untuk saya?""Baik, Sir. Silakan." Celina pun membiarkan kesatria itu untuk memilih. "Nona ini sangat ramah dan memang begitu menarik. Pantas saja Yang mulia terus memperhatikannya.." batin si pria, yang ternyata sedang melakukan tugas dari anggota kerajan.***Istana Kaisar Jhonsou Raphael°"Selamat sore, Baginda. Saya telah berkunjung ke toko milik dari nona yang bernama nona Celina." Ucap kesatria yang siang hari ini datang ke toko milik Celina."Apakah benar seperti yang selama ini kudengar
Akhirnya, Celina pun resmi diasingkan dari kerajaan Barat. Celina bahkan tidak diperkenankan untuk membawa barang berharga sebagai jaminan hidupnya. Bisa dikatakan, Celina dibuang dan dicampakkan dengan kejam.Wilayah kerajaan Timur°Sampai tibalah Celina dan Mila di kerajaan Timur."Nyonya bagaimana bisa? Bukankah, kita akan di cegat oleh petugas?" icap Mila, cemas."Sebelumnya, aku sudah mempersiapkan semua ini. Semenjak Luna berulah, aku sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk.""Nyonya benar-benar hebat. Apakah, kita sudah bisa dikatakan sebagai masyarakat kerajaan Timur?""Ya, dengan sedikit lagi proses. Aku beruntung, karena keberadaanku di kediaman Yang mulia tidak terlalu disorot media masa.""Benar, nyonya. Kerajaan Barat sangat tidak terbuka dengan popularitas. Pihak kerajaan lebih bangga dengan kemakmuran negara, dibandingkan harus ikut serta dalam pemberitaan media luar.""Mila, bukankah kau sudah resmi lulus dari akademi kecantikan?""Benar, nyonya. Apakah bisa kukembang
Mansion Kediaman Grandduchess De Gonzalez°Ugh.. Huekk... Luna terus mual sejak dini hari dan terus saja seperti itu sepanjang hari."Nyonya, apakah perlu kita panggil saja dokter?" tanya Jean."Dasar bodoh! Kau sudah tahu, namun kau masih saja bertanya!" Bentak Luna, kasar seperti biasanya."Baik, nyonya. Tunggulah sebentar lagi."Jean pun memanggil dokter keluarga, dan dokter tersebut segera tiba di mansion kediaman duchess.Di dalam kamar milik Luna, Luna terbaring lemas akibat cairan tubuhnya yang terus terkuras."Selamat, nyonya. Anda sedang mengandung. Untuk memastikan usia kandungan, anda dapat memeriksa langsung ke dokter kandungan." Ucap si dokter."Aku hamil! Yes!" Ucap Luna girang, dan merasa rencana berjalan mulus seperti yang diharapkan."Cepat beritakan hal ini pada Yang mulia Grand Duke." Ucap Luna pada si dokter."Baik, nyonya. Saya mohon pamit."Tak butuh waktu lama, berita mengenai hamilnya Luna pun tersebar luas. •••Mansion Utama Kediaman Grand Duke Mikhael De Go
Siang hari itu, Celina bersama dayang Mila dan sir Arnold pergi k toko pakaian khusus bagi wanita bangsawan."Hari ini, pergilah bersantai ke taman hiburan. Bagaimana?" ucap Celina pada Mila dan Arnold."Apa kita akan menyamar lagi, nyonya?" tanya Mila."Ya, aku ingin menikmati suasana hari yang baik." Ucap Celina.Mereka bertiga pun pergi ke taman hiburan, bermain beberapa wahana permainan dan tentunya dengan menyamar sebagai rakyat biasa. Hanya petugas yang mengetahui identitas mereka dan diminta untuk tetap bersikap biasa saja."Nyonya, apakah nyonya menyukai Yang mulia Grand Duke?" tanya Mila tiba-tiba, saat sedang menikmati kuliner setempat."Mengapa kau tiba-tiba memberikanku pertanyaan seperti itu, Mila?""Tidak, nyonya. Aku hanya ingin memastikan saja.""Apa kau cemas, jika aku akan cemburu pada sikap orang-orang di mansion?""Aku sangat tahu, jika Yang mulia hanya mencintai nyonya dan bukan wanita iblis itu!" Ucap Mila dengam sedikit emosional."Mila, apapun yang akan terjadi