Share

Bab 96. Kenangan

Selagi menikmati menu makan siang tiba-tiba aku dikejutkan dengan kedatangan pak Abdi. Beliau memakai baju abu rokok dan celana casual hitam. Menambah ketampanan lelaki tiga puluh limatahun itu.

Aku sebagai lelaki saja terpesona dengan ketampanannya apalagi para cewek-cewek. Eits bukanberarti aku belok karena terpesona dengan lelaki bertubuh atlestis itu ya. Hanya terpesona saja. Tidak lebih.

"Hati - hati, Bay. Ingat jarum timbangan jangan sampai timbangannya gak bisa menghitung lagi berat badanmu," ujar Pak Abdi terkekeh.

Mendengar suara yang sudah tidak asing lagi di telinga begitu membuat aku terkejut dan menoleh ke arah suara.

"Pak Abdi? Dengan siapa Bapak kemari?" tanyaku dengan mata menyapu keseluruh penjuru mencari sosok yang menjadi kawan pak Abdi disekitar sini.

"Sendirian saja. Gak santai dong, ngajak-ngajak orang diacara keluarga," jawabnya santai sambil mendaratkan bokongnya ditikar sebelahku.

"Ah ... Bapak ini kayak jelangkung saja. Datang tak diundang pulang tak di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status