Home / Urban / BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM / 8. Hinaan Security

Share

8. Hinaan Security

Author: Blue Sky
last update Last Updated: 2024-03-11 08:06:18

"Cepat bawa dia pergi dari sini!"

"Jika tidak, maka mungkin aku juga akan mematahkan kedua kakinya." kata Dylan sambil membentak ke arah para pengikut dari pria yang dihajarnya itu.

Para pengikutnya pun segera membawa Bane Dragon pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah suram. Bahkan seorang Jack Dragon yang berencana datang ke tempat itu untuk membalas dendam kepada Dylan dengan menggunakan Bane, namun semua rencananya gagal total dan malah mengalami kerugian yang besar.

Setelah kepergian rombongan Geng Kapak Naga, suasana di tempat itu kembali kondusif seperti biasanya. Terlihat dari sudut ruangan lantai 2 gedung perusahaan Sunrise, terdapat sepasang mata yang memantau kejadian ini.

Ada ketertarikan yang terlihat dari mata itu. Dia ternyata adalah Suzy, putri dari pemilik perusahaan ini.

Dylan sebenarnya mengetahui bahwa dia sedang diawasi oleh Suzy namun pura-pura cuek.

"Syukurlah semua masalah dapat teratasi dengan kepergian para preman itu." kata Albert akhirnya bisa bernafas lega.

Pemimpin security yang awalnya selalu meremehkan Dylan itu namun kali ini menunjukkan wajah respect.

"Namun jika pemimpin mereka yang sesungguhnya datang ke tempat ini maka aku tetap tidak akan membantumu, Dylan." kata Albert kembali dengan wajah terlihat tiba-tiba datar.

Suasananya pun kembali menjadi normal seperti sebelumnya.

Saat siang hari pulang dari kerja, Dylan mengajak Azen untuk pergi ke suatu tempat.

"Azen, tolong anterin aku ke satu tempat ya?" pinta Dylan.

"Memangnya aku mau diajak kemana, Dylan?" kata Azen bertanya balik dengan penasaran.

"Pokoknya ikut saja, pulangnya nanti aku akan belikan makan malam." jawab Dylan seolah ingin memberi imbalan.

"Baiklah, yang penting jangan terlalu lama ya karena aku mau segera istirahat, capek karena insiden tadi." kata Azen seolah memberi syarat.

"Oke, baiklah." jawab Dylan kembali singkat sambil menganggukkan sedikit kepala.

Pada akhirnya setelah jam kerja selesai, mereka berdua pun berganti pakaian security menggunakan pakaian biasa. Mereka pun memanggil taksi di pinggir jalan dan meminta mengantarnya ke suatu tempat.

"Pak tolong antarkan ke Bank Internasional Moonland ya." kata Dylan kepada sopir taksi.

"Iya pak." jawab sopir taksi singkat.

Vrooommmmm....

Hanya dengan menginjak pedal gas ringan saja membuat taksi itu segera meluncur menuju ke keramaian jalan kota Valley.

Ketika berada di dalam perjalanan, Azen pun menatap Dylan cukup lama.

"Ada apa Azen?"

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Dylan basa-basi.

"Kamu mau ngapain ke Bank Internasional Moonland, Dylan?" kata Azen bertanya balik dengan heran.

"Apa kamu tahu bahwa itu merupakan bank terbesar dan terelit yang berada di Negara Moonland ini?" imbuhnya.

"Iya tentu saja aku tahu."

"Aku hanya mau mengambil uang." jawab Dylan dengan tenang.

"Pelanggan yang ke sana biasanya pejabat dan para pengusaha sukses serta para artis terkenal."

"Mereka juga hanya melayani pengambilan dalam jumlah besar." kata Azen memberitahu.

"Kalau hanya mau mengambil beberapa ratus ribu rupiah, kita pasti tidak akan dilayani." tambah Azen menerangkan kepada Dylan.

"Sudah... kamu ikut saja." jawab Dylan dengan nada tenang seperti biasanya.

Azen pun terdiam mendengar kalimat dari sahabatnya itu.

Di dalam pikirannya, mungkin Dylan hanya pergi ke tempat itu untuk menemui seorang teman.

Tujuan utama Dylan merantau di kota Valley ini adalah karena di kota ini terdapat Bank Internasional Moonland. Bank ini adalah bank terbesar yang ada di negara ini sekaligus juga merupakan bank terbesar dari 20 negara di sekitarnya.

Dylan mempunyai Safe Deposit rahasia di tempat itu serta tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Dia pun berencana menggunakannya untuk mulai membangun kekuatan kembali guna memulai perjuangannya untuk kembali ke Keluarga Abraham untuk membalas dendam dan bangkit.

"Sepertinya kita akan segera sampai tempat tujuanmu itu, Dylan." kata Azen memberitahu setelah melihat sebuah plang besar yang bertuliskan Bank Internasional Moonland.

Wajah Azen pun terlihat antusias melihat bank elite itu.

"Tentu saja kamu benar." jawab Dylan dengan ekspresi santai.

Chitttt...

Mobil taksi itu berhenti tepat di pinggir jalan depan Bank Internasional Moonland.

Setelah membayar, mereka pun segera turun dari taksi dan langsung bergegas menuju pintu masuk bank yang terkenal elit itu. Tampak nasabah keluar masuk dengan setelan jas rapi yang mengindikasikan bahwa mereka adalah orang-orang yang sukses.

Ketika Akira hendak masuk ke dalam tempat itu, tiba-tiba mereka dihentikan oleh security yang sedang bertugas di sana.

"Hai kamu, berhenti!" teriak security membentak.

"Ada perlu apa pria seperti kalian datang ke sini?" tanya security dengan tegas.

"Aku ke sini hanya untuk mengambil uang." jawab Dylan dengan tenang.

Pak security itu melihat mereka berdua dari atas sampai bawah. Dengan pakaian biasa, kaos oblong dan sandal jepit yang dipakai oleh mereka membuat pria security itu berpikir bahwa mereka hanyalah orang miskin yang mencoba membuat masalah di tempat ini.

Tentu saja dia tidak akan membiarkan mereka untuk masuk ke dalam.

"Kamu tahu nggak, nasabah di sini hanya dilayani jika transaksi mencapai minimal 30 juta rupiah?"

"Jika transaksimu hanya beberapa ratus ribu saja maka silahkan langsung ke ATM ." kata security sambil menunjuk keluar.

Di dalam pikiran pria security itu, mereka berdua hanya seperti pria miskin yang hanya akan merepotkannya jika sampai masuk ke dalam.

"Bajumu saja hanya seharga kurang dari 50 ribu rupiah, kamu pasti hanyalah orang pria miskin yang tidak layak untuk masuk ke tempat elit seperti Bank Internasional Moonland ini." tambahnya dengan nada penghinaan.

Terlihat jelas pria security itu menatap Dylan dengan tatapan penuh ejekan.

Namun dia tidak tahu bahwa tamunya itu adalah orang yang akan membuatnya begitu ketakutan dalam beberapa saat ke depan.

Related chapters

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   9. Hinaan Security 2

    "Aku mau mengambil lebih dari 30 juta rupiah." Dylan berkata dengan tenang sambil menatap security."Bukankah hal ini sudah memenuhi syarat untukku masuk ke tempat ini?" tambah Dylan masuk akal.Namun security itu malah tertawa mengejek ke arah Dylan."Hehehehe..." "Apa menurutmu aku adalah pria yang bodoh?""Mana mungkin kamu punya uang sebanyak itu? Sudah pergi sana dan jangan mengganggu pekerjaanku." kata security mengusir."Masih banyak tamu yang harus kulayani." tambahnya singkat sambil memalingkan wajah seolah ingin pergi dari tempat itu.Akan tetapi sebelum security itu dapat melakukan niatnya."Aku di sini mau mengambil Safe Deposit milikku." kata Dylan tanpa melirik ke security."Hah... Kamu memiliki Save Deposit?""Jangan mimpi!" kata security itu tidak percaya."Safe Deposit adalah salah satu layanan khusus dari Bank International Moonland ini dan minimal saldonya pasti miliaran.""Kamu mana mungkin punya saldo sebanyak itu." tambah security itu.Di matanya, Dylan hanyalah

    Last Updated : 2024-03-11
  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   10. Kartu ATM Unlimited

    Jeglekkkk....Pintu ruangan itu terbuka, Dylan dan Azen pun segera masuk ke dalam ruangan itu.Tampak seorang pria dengan badan tegap dan perut sedikit buncit sedang duduk santai di kursinya yang bisa berputar.Azen merasa sedikit khawatir jika pria itu akan membentak mereka di tempat ini.Namun semuanya malah berbeda 180 derajat."Silakan masuk tuan Dylan.""Mari silakan duduk." sapa pria tersebut dengan ramah.Setelah kedua tamunya itu duduk, dia pun melanjutkan perkataannya."Aku adalah Leo Henderson, pemimpin dari Bank International Moonland cabang kota Valley ini." kata pria itu memperkenalkan diri.Biasanya hampir semua orang yang datang ke tempat ini harus menaruh hormat kepadanya namun entah kenapa dia tampak begitu hormat kepada Dylan setelah mengetahui tentang Safe Deposit dari pria mantan pemimpin Keluarga Abraham itu."Tadi saya dapat laporan dari teller bahwa anda mau mencairkan Safe Deposit anda, apa itu benar Tuan Dylan?" tanya pimpinan cabang itu dengan sangat sopan.D

    Last Updated : 2024-03-11
  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 11

    Dylan hanya bersikap santai ketika melihat tingkah polos Azen.Menurutnya wajar jika pria itu mengajukan pertanyaan demikian. Walaupun itu adalah pertanyaan yang konyol namun Dylan tampak tidak keberatan."Tentu saja aku sudah memilikinya sejak dulu, Azen." jawab Dylan dengan santai.Azen pun hanya melongo tidak bisa mengeluarkan kata-kata selanjutnya.Beberapa saat kemudian, pimpinan Bank Internasional Moonland cabang kata Valley itu menyerahkan kartu ATM berwarna hitam elit kepada Dylan dengan tangan sedikit gemetar."Baik, terima kasih atas pelayanannya pimpinan Leo.""Semoga kita bisa bekerja sama di masa depan." kata Dylan sambil berdiri dan berjabat tangan dengan pria itu sambil hendak pergi keluar."Tentu saja Tuan Dylan.""Jika kamu memerlukan bantuan maka jangan segan untuk menghubungiku.""Aku pasti dengan senang hati akan membantumu semua urusan yang berkaitan dengan Bank Internasional Moonland ini apapun yang terjadi." kata pimpinan Leo Henderson sambil memberikan kartu n

    Last Updated : 2024-03-13
  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 12

    "Tidak, lain kali saja Azen.""Habis ini aku mau langsung pulang istirahat karena besok masih banyak kegiatan." jawab Dylan menolak ajakan Azen secara halus dan masuk akal.Azen terlihat sedikit salah tingkah ketika idenya itu ditolak."Oh ya Azen, kamu sudah tahu bahwa aku memiliki dana yang lumayan banyak bukan?""Jadi aku berencana akan mulai membangun sebuah perusahaan dengan aset miliaran.""Bagaimana menurutmu?" tanya Dylan untuk mengetahui pendapat dan wawasan Azen dalam dunia bisnis.Bagaimanapun juga, di kota ini tidak banyak orang yang bisa dia percaya kecuali sahabat dari desanya itu.Azen pun tampak diam beberapa saat seolah berpikir dengan keras untuk menjawab pertanyaan dari pria triliuner di depannya itu."Menurutku di kota Valley ini tempatnya cukup strategis. Suasananya pun juga kondusif.""Selain itu tempatnya ramai dan pasarnya juga besar jadi cocok untuk mulai membangun perusahaan di sini." kata Azen menerangkan pendapatnya.Seorang Azen itu sebenarnya merupakan se

    Last Updated : 2024-03-13
  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 13

    Rombongan geng tersebut marah dan mengeluarkan kapak dari balik bajunya."Serang....!" kata pemimpin gerombolan tersebut memberi perintah.Mereka berlima maju serentak, sementara pemimpinnya melihat sambil merokok santai dari belakang.Wusshhh...Ayunan demi ayunan kapak hampir mengenai tubuh Dylan, namun pria itu dengan santai menghindarinya.Lalu...Plakkk...Plakk...Plakkk...Kelima orang tersebut terpental ke belakang menabrak dinding tembok akibat tamparan dari Dylan tersebut.Mulut dan hidung mereka langsung mengeluarkan darah, beberapa diantaranya bahkan langsung pingsan di tempat.Jack Dragon yang menjadi pemimpin gerombolan itu tampak terkejut dengan pemandangan di depan matanya ketika beberapa orang anak buahnya langsung pingsan terkena tamparan dari pria itu."Siapa kamu sebenarnya?" tanya Jack Dragon sambil memaksakan memberanikan diri."Berani sekal

    Last Updated : 2024-03-14
  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 14

    Paul Archer itu tampak sedikit salah tingkah ketika pria di depannya itu berbicara seolah mengetahui isi hatinya."Tentu saja bukan seperti itu.""Hanya saja aku ingin memastikan apakah kamu serius akan mendirikan perusahaan di kota Valley ini." kata Paul Archer membuat alasan."Baiklah, asal kamu tidak memintaku untuk melanggar hukum dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nuraniku, maka aku siap bergabung denganmu." tambahnya dengan nada tegas."Baiklah kalau begitu, aku pasti akan menyetujui syarat darimu." jawab Dylan.Beberapa saat kemudian mereka berdua bahkan terlihat saling berjabat tangan."Ini adalah kartu namaku dan alamat kantor, silakan datang jika ada waktu." kata Notaris Paul sambil menyerahkan kartu namanya kepada Dylan."Itu juga ada nomor teleponnya, silakan hubungi aku kapan saja jika kamu membutuhkan bantuan." tambah Paul Archer.Dylan pun menerima kartu nama itu dengan santa

    Last Updated : 2024-03-14
  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 15

    "Oh selamat datang bos Jerry.""Apa yang membuat anda datang ke sini?" tanya Tuan Davidson seolah telah mengenal mereka."Halo Davidson, apa kamu tahu sekarang tanggal berapa?" tanya bos Jerry mengingatkan.Terlihat jelas kesombongan di wajah pria itu seolah dia merasa sebagai penguasa tempat ini."Sekarang tanggal 20." jawab Tuan Davidson singkat."Berarti kamu sudah tahu bahwa hari ini adalah jatuh tempo utangmu kepadaku yang sebesar 1,5 miliar itu?" "Tentu saja aku ingat, tapi maaf karena penjualan di perusahaan ku sedang sepi, aku minta tempo dua minggu lagi ya." pinta Tuan Davidson."Tolong bantu aku, mengingat kerjasama kita sudah berlangsung cukup lama." tambahnya sedikit memohon.Meskipun Tuan Davidson memiliki perusahaan Sunrise namun dia belum bisa membayar hutangnya karena penjualan perusahaan itu memang sedang tidak terlalu lancar.Bos Jerry itu menatap Tuan Davidson dengan wajah mengh

    Last Updated : 2024-03-14
  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 16

    "Aku disini untuk menagih hutang, tapi orang mu ini malah memukulku, apa kalian semua tidak takut pada hukum?" kata bos Jerry dengan nada mengancam."Aku perintahkan kamu untuk segera berlutut dan menampar pipimu sendiri sebanyak 10 kali, jika tidak maka aku tidak akan segan untuk menelepon polisi." tambah pria itu dengan wajah marahnya.Bos Jerry yang marah dan gusar karena tamparan Dylan mengancam mereka akan menyerah.Bagaimanapun juga dia yang merasa memberi hutang kepada pak tua pemilik perusahaan Sunrise itu membuatnya berpikir bahwa dia adalah penguasa di tempat itu.Akan tetapi Dylan tetap bersikap tenang seperti biasanya seolah tidak terintimidasi sama sekali."Kamu ingin menghubungi polisi?" "Silahkan saja." jawab Dylan dengan tenang."Menurutmu siapa yang akan lebih dipercaya? Kamu atau kami? Kamu bahkan menagih hutang sambil mengancam orang lain. Bahkan ada CCTV di ruangan ini.""Jika kamu tidak percaya silakan coba telepon polisi sekarang juga, biar kamu dibawa sekalian.

    Last Updated : 2024-03-15

Latest chapter

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 88

    Benn Backman segera menghindar dengan menggulingkan badannya ke kiri sejauh 3 meter.Dhuarrr...Tanah tempatnya berdiri sebelumnya itu segera meledak akibat teknik pukulan dari seorang Huang Do.Semua orang yang menyaksikan pertarungan itu tampak menatap kagum.Menurutnya tentu saja itu adalah kemampuan yang mengerikan dari seorang yang pernah belajar teknik kungfu Budha.Jika pukulan itu mengenai lawannya maka tentu saja dia akan segera hancur menjadi rempeyek seketika."Ini adalah ahli bela diri sejati.""Kekuatan yang benar-benar mengerikan." Kata para pendukungnya dengan tatapan kagum.Meskipun begitu tentu saja seorang Benn Backman bukanlah pria yang bodoh.Sebagai seorang pria yang memimpin gangster paling ditakuti nomor 3 di ibukota Vegas ini, tentu saja dia adalah pria yang cerdas.Menurutnya melawan orang dengan kekuatan mengerikan seperti Huang Do itu harus menggunakan strategi yang tepat.Tiap mencegah mengambil pistol khusus dari samping tubuhnya.Pistol itu terlihat unik

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 87

    Pria dengan pedang besar di tangannya itu tentu saja hendak menang ke serangan itu, tapi sayang kecepatan pria itu terlalu tinggi.Srrtttt...Brukkkkkk...Pria itu pun segera jatuh ke tanah dengan goresan besar di dadanya yang membentuk huruf x.Darah pun mengalir deras keluar dari luka itu.Dia pun menyerah karena sudah tidak berdaya bahkan hanya untuk mengangkat kepalanya.Pria itu segera dikeluarkan dari lapangan pertarungan."Aku adalah Steven Guard, salah satu gangster dari pinggiran Utara ibukota Vegas.""Aku datang ke sini untuk menang dan akan mengalahkan siapapun yang akan menjadi lawanku.""Jika masih ada yang berani melawanku maka majulah!" "Aku akan mencincang kalian hingga menjadi 1000 bagian." Kata Steven Guard dengan wajah angkuh.Dia memang bukan berasal dari sebuah gangster yang terkenal namun semua orang menyadari bahwa dia memiliki talenta yang harus diperhitungkan.Mendengar dan melihat kemampuan pria itu, beberapa peserta pun bahkan tampak mengurungkan niatnya un

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 86

    Di padepokan beladiri Ilmu Langit itu tampak beberapa orang dengan pakaian rapi, beberapa diantaranya juga terlihat menggunakan pakaian mewah dengan banyak emas di sekujur tubuhnya.Dylan mulai menyadari bahwa turnamen antar gangster ini tidak hanya melibatkan para gangster saja namun juga melibatkan para elit yang berasal dari dunia bawah tanah ibukota Vegas ini.Di tengah tempat itu terdapat sebuah arena pertandingan dengan lokasi seluas 10 meter x 10 meter dengan dikelilingi oleh pagar tali.Lantai dari tempat itu juga sengaja berlantai tanah hingga atmosfer pertandingan beladiri terasa begitu kental.Setelah menunggu waktu yang cukup lama, seorang pria berusia sekitar 40 tahun dengan badan tegap tiba-tiba masuk ke dalam arena pertandingan.Semua orang yang berada di tempat itu tampak menatap pria itu dengan tatapan kagum."Aku adalah Leon, pemimpin dari perguruan bela diri Ilmu Langit ini." Kata pria itu memperkenalkan diri dengan nada terdengar begitu berwibawa.Semua orang yang

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 85.

    Vrommmm..Mobil yang mereka kendarai tampak melaju dengan lincah melewati berbagai macam kemacetan yang ada di ibukota Vegas tersebut.Setelah melewati 1 jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di sebuah padepokan beladiri yang bernama Ilmu Langit.Di sana terlihat mobil ramai berjejeran mulai dari mobil biasa hingga mobil paling mewah semuanya ada di tempat itu.Tentu saja tempat itu merupakan tempat diadakannya turnamen antar gangster terbesar di ibukota Vegas ini."Ayo kita turun, Tuan Dylan." Kata King Lion."Tentu saja." Jawab Dylan dengan singkat.Namun ketika mereka hendak turun dari mobil, tiba-tiba saja handphone King Lion berdering menandakan seseorang sedang menghubunginya.Tring...Tring....Tring....'Siapa yang menghubungi ku disaat penting seperti ini?' gumam King Lion dalam hatinya sendiri.Tampak jelas wajah jengkel di pria itu pada orang yang menghubunginya karena mengganggu perhatiannya ketika berada di acara penting seperti ini.Dia pun dengan sigap mengangkat pangg

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 84

    Dylan tampaknya sudah bersiap untuk mengikuti turnamen antar gangster terbesar di ibukota Vegas itu. Dia berharap di sana dapat bertemu dengan Antonio Hernandez dan juga kerabat jauh dari keluarga tersembunyi Abraham seperti yang dikatakan oleh King Lion. "Suzy, aku mau keluar dulu dengan teman." "Sepertinya sedikit lama karena aku akan melihat sebuah sebuah turnamen gangster." "Aku ingin mengajakmu tapi sepertinya lebih baik kamu tidak terlibat dalam hal seperti ini." "Kamu tidak masalah kan?" Tanya Dylan salah sedang meminta izin. Mendengar itu, Suzy tampak hanya menganggukkan sedikit kepalanya. Terlihat jelas kepercayaan wajah wanita itu terhadap suaminya. "Tentu saja tidak apa-apa sayang." "Namun kamu harus berjanji akan pulang dalam keadaan baik-baik saja. "Aku akan menunggumu pulang untuk makan malam bersama." jawab Suzy. Meskipun begitu, terlihat jelas wajah Suzy sedikit cemberut. Dia bisa membayangkan akan bosan seharian di dalam hotel ini sendirian. O

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 83

    Dylan menyadari bahwa SMS tadi hanyalah pengalihan untuk menjauhkan dirinya dari keluarga Dunn.Dia tahu target mereka sebenarnya adalah keluarga nomor satu di ibukota Vegas itu.Dylan pun segera berlari ke atas lantai tersebut lewat tangga agar lebih cepat."Ada apa ini?" tanya Dylan kepada Tuan Jhonny Dunn dan juga Livvy Dunn yang tampak syok di tempat itu."Aku tidak tahu, Dylan.""Tiba-tiba saja putriku ini pingsan.""Kaki dan tangannya tiba-tiba berubah menjadi begitu dingin hingga seperti.""Dia bahkan tidak bangun ketika aku meneriakinya." kata Livvy Dunn menjelaskan kronologinya.Terlihat jelas kekhawatiran di wajah wanita itu seolah khawatir Putri tunggalnya itu akan kenapa-napa.Seorang ibu mana yang tidak khawatir jika tiba-tiba putrinya mengalami hal yang mengerikan seperti ini, bahkan hampir semua ibu di dunia ini pasti juga akan merasakan hal yang sama.Mengetahui hal ini, Dylan segera memeriksa nafas dan hati Jennifer Dunn di bagian lehernya dengan cepat.Tk...Tk ..Tk

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 82.

    Dylan tampak sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu.Meskipun mereka semua adalah sekutu namun tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa alasan lain datang ke ibukota Vegas ini adalah untuk mengakhiri keluarga Hernandez yang merupakan salah satu keluarga terkaya di kota ini."Tentu saja kami hanya sedang honeymoon.""Kebetulan saja kami memilih kota ini." jawab Dylan singkat.Tuan Jhonny Dunn terlihat sedikit mengeryitkan matanya seolah menyadari bahwa itu hanyalah jawaban formalitas.Dia bahkan tidak akan menyerah sementara itu."Benarkah begitu, Dylan?""Apa hanya itu saja alasanmu datang ke kota ini?""Atau kamu memiliki musuh yang sedang kamu lancar?" Tanya orang nomor satu di ibukota Vegas itu kembali."Jika memang demikian maka katakan saja padaku.""Sebagai orang yang berada di pihak yang sama denganmu maka tentu saja aku mungkin dapat membantumu." tambah Tuan Jhonny menawari.Sebagai orang nomor satu di kota ini tentu saja dia bahkan dapat melakukan banyak hal.Dylan p

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 81

    "Lebih baik kamu segera pergi dan jangan mengotori tempat ini, dasar pria sampah!" "Jika tidak maka aku akan menendangmu." kata security itu sambil menunjukkan badan kekarnya. Dylan tampak tenang seperti biasanya menyaksikan pemandangan ini. "Terserah saja apa katamu." jawab Dylan tenang tanpa emosi. "Jika kamu tidak percaya maka kamu bisa tanyakan langsung pada tuan Jhonny Dunn." tambah Dylan singkat. Namun tentu saja pria security itu tidak percaya sama sekali. "Tuan Jhonny Dunn?" "Maksudmu kamu diundang oleh orang nomor satu di ibukota Vegas ini?" "Aku mungkin masih sedikit percaya jika kamu datang ke tempat ini dengan menggunakan seluruh uang di tabungan mu seumur hidup namun kamu malah membuat alasan diundang oleh Tuan Jhonny Dunn?" "Apa menurutmu aku benar-benar bodoh?" "Bahkan orang bodoh pun tidak akan percaya dengan mulutmu itu." kata security itu dengan ekspresi wajah marah. "Aku saja tidak berani melakukannya namun pria sepertimu malah berani menggunakan namanya u

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 80

    Juan yang merupakan agen properti profesional itu tampak menatap Dylan dengan tatapan aku seolah dia tidak yakin bahwa pria di depannya deal dengan transaksi ini.Menurutnya, Dylan bahkan tampak seperti pria biasa dan mungkin akan seperti calon pembeli sebelum-sebelumnya yang membatalkan membeli lahan ini setelah mengetahui fakta mengerikan di belakangnya."Baiklah Juan, aku tetap akan membeli tanah ini.""Harganya sudah 50 miliar kan?" tanya Dylan sambil mengkonfirmasi.Dia yang akan membangun kantor perusahaan Sun Group di ibukota Vegas ini tentu saja merasa beruntung bisa membeli tanah semurah ini.Harga normalnya saja bisa mencapai 100 miliar rupiah namun karena banyak peristiwa yang mengerikan maka harga tanah ini pun hanya setengah dari harga normalnya.Selain itu dia juga tidak perlu takut dengan kasus para pembeli sebelumnya yang selalu mati membeku seperti es.Kali ini saja dia bahkan sudah untung 50 miliar rupiah.Mendengar hal ini pun membuat agen properti Juan tampak terse

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status