Share

Bagian 85

Penulis: Nay Azzikra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pak Arya bicara apa?” Dalam kondisi lemahnya, Ilma masih bisa berakting pura-pura tidak tahu.

“Berhenti bersikap seperti itu, Ilma! Berhenti terlihat baik di hadapan semua orang. Kamu bisa menipu teman-teman kamu dengan sikap yang kamu tampakkan. Tapi tidak dengan aku. Aku tidak ingin bingung dan harus mengurus kamu di sini. Makanya, bicaralah sejujurnya agar masalah ini selesai.” Hati Arya yang terlanjur hilang respect terhadap Ilma, membuatnya tega berkata demikian. “Maaf, kata-kataku terdengar menyakitkan tapi, kamu orang yang tidak punya teman dekat. Saat ini, kamu mengalami masalah yang berat. Aku sebagai orang yang tahu karena diberitahu dokter, tidak ingin mengurusnya seorang diri. Kamu itu makhluk sosial, Ilma. Sekalipun kamu cerdas, ada hal-hal yang tidak bisa kamu tanggung dan kamu lakuka, serta kamu hadapi sendiri. Beritahu aku yang sebenarnya, atau aku akan mencari tahu dimana orang tua kamu dan menyerahkan hal ini sama mereka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Aro
yg tergugu itu ILMA Thor bukan Fani... di perbaiki LG Thor.
goodnovel comment avatar
Nuriani Gurning
typo nya kebanyakan jadi baca nya nggak nyaman. bisa diperbaiki nggak supaya yg membaca berikutnya jadi enak
goodnovel comment avatar
Iia Chaiiank Bundda
lanjut ka.,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Bagian 86

    “Aku terpaksa, Pak. Aku terpaksa bekerja pada dia karena butuh uang untuk tambahan biaya kuliah. Aku pun tidak nyaman berada dalam satu rumah dengan dia, tapi sekali lagi, aku harus melakukan itu,” teriak Ilma.“Apa yang kamu kerjakan?” tanya Arya sembari menatap tajam. Ilma terdiam lagi. Masih ada rasa takut hendak jujur pada Arya. “Baiklah, kalau kamu tidak mau mengatakan itu. Tidak masalah. Aku memang sudah lama kehilangan respect sama kamu. Mengenal kamu membuatku paham, bila hati seseorang terkadang tidak sesuai dengan penampilan luarnya,” lanjut Arya lagi. Membuat hati Ilma terpukul.“Pak Arya kenapa begitu membenci aku? Apa karena Bapak ada rasa sama Fani?”“Itu bukan urusan kamu, Ilma. Berhentilah mengurusi Fani. Dia bahagia dengan hidupnya sendiri. Sementara kamu? Terjatuh oleh perilakumu sendiri. Dan dalam keadaan yang sungguh memprihatinkan. Masihkah dalam

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Bagian 87

    Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang IGD dengan tanpa berbincang.Kasihan. Itu yang Arya rasakan, melihat lelaki yang sering batuk-batuk itu mendengar informasi yang disampaikan dokter. Berkali-kali tangan Arya mengusap punggung yang terasa kurus dengan lembut. Berusaha menguatkan.“Dokter tidak salah?” Abah Ilma berusaha meyakinkan lagi setelah isakannya sedikit mereda.“Tidak, Pak. Hanya saja, perihal apakah memang pasien benar diperkosa atau melakukan suka sama suka, saya tidak memastikan memastikan.” Lelaki tua itu kembali tergugu.Denting ponsel Arya kembali berbunyi. Juan memanggil terus.Setelah puas mendapatkan informasi dari dokter, abah Ilma mengajak Arya kembali ke ruangan.“Siapa kira-kira yang melakukan ini, Pak Dosen?” Terdengar lara hati dari ucapan yang terucap dari bibir abah Ilma. Mereka berdua t

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Bagian 88

    Muncul desas-desus di kalangan mahasiswa mengenai tragedi pingsannya Ilma di kampus. Banyak spekulasi miring tentang kehidupan cewek misterius itu. Kedekatannya dengan Juan ternyata sudah banyak yang tahu. Karena beberapa dari mereka ada yang memergoki dirinya datang ke rumah dosennya itu, termasuk Alex dan Yuda. Namun, keadaan yang sebenarnya, hanya Arya yang tahu. Pria itu masih menyembunyikan masalah yang dihadapi salah satu mahasiswanya.Juan belum juga mendapatkan informasi di mana Ilma dirawat. Membuat hatinya was-was akan apa yang menimpa gadis yang telah ia renggut kehormatannya secara paksa. Setelah hari itu, Arya tidak berangkat. Dan setiap dihubungi selalu tidak ditanggapi.Fani memilih cuek dengan berbagai gunjingan temannya tentang Ilma. Merasa kalau cukup sekali saja berurusan dengan gadis itu. Apa yang menimpanya tidak terlalu penting bagi dirinya.Di suatu siang, di hari ke tiga Ilma dirawat, Arya mulai b

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Bagian 89

    Lelaki tua yang duduk di kursi hanya mampu menangis. Merasa dirinya ikut menjadi penyebab bencana yang menimpa anak gadisnya.Sementara kakaknya melunak. Sadar bila selama ini tidak pernah memberikan uang pada orang tuanya yang sakit-sakitan.“Sudah, Mas Alif. Sudah! Jangan kamu marahi Ilma. Dia butuh dirangkul. Butuh perlindungan kita. Sebaiknya sekarang, kamu langsung ke kantor polisi. Laporkan masalah ini, biar yang memperkosa Ilma mendapatkan hukuman atas perbuatannya,” sahut ibu Ilma menengahi. Anak yang dipanggilnya Alif mengangguk pelan. Ada rasa malu juga bersalah dengan apa yang Ilma sampaikan. Beban atas penyakit bapaknya, seolah ditanggung Ilma seorang diri.***Menjelang Dhuhur, dosen yang berangkat hari itu sudah banyak yang kembali ke kantor usai mengajar mahasiswanya. Dua orang polisi dating mengejutkan semua yang ada di sana. Kecuali Arya. Pria yang menyukai Fani itu sudah tahu kalau kasus Ilma dibaw

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Bagian 90

    Pagi hari Fani berangkat ke kampus seperti biasa. Yuda hanya memberi kabar kalau dirinya pulang. Setelah Fani membalas hati-hati, tidak ada lagi chating darinya. Membuat Fani merasa kesepian.Sampai di lorong depan kelas. Masih ia dengar kasak-kusuk tentang Ilma. Tentu menjadi berita heboh karena gadis itu selalu menunjukkan perangai yang baik. Bahkan seakan memiliki akhlaq sempurna bagi orang-orang yang tidak tahu kasus skripsi Fani.“Tahu gak, Fan. Si llma ternyata selama ini buatin skripsi buat mahsiswa pemalas, lho. Pantesan ya, penampilannya selalu terlihat berkelas. Meskipun pakai baju syar’i gitu tetap terlihat kalau baju-baju yang dipakai dia mahal,” celetuk Anya begitu Fani mendaratkan tubuh di kursi.“Kamu teliti banget!” jawab Fani asal. “Waktunya tagihan. Bawa sini, uannya. Mau buat belanja lagi,” celetuk Fani, abai dengan berita yang menimpa Ilma.

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Bagian 91

    “Gak sayang kuliahnya bentar lagi kelar?” Alex tertawa mendengar pertanyaan Fani.“Sayang itu kalau aku, Fan. Yuda gak usah punya ijazah sarjana saja sudah bisa menghidupi keluarganya kelak. Dia kuliah itu buat menghindari keluarga baru papahnya. Makanya, ngerjain skripsi juga asal. Biar tambah lama dia di sini. Kalau misalnyamaaf, ya, papah dia gak berumur panjang, kayaknya dia benar-benar gak bakal balik lagi, Fan.”“Oh, gitu, ya?”“Iya. Kenapa? Kamu merasa kehilangan, ya? Kamu sih, Fan, gak mau terima dia. Dia suka lho sama kamu. Secara ya, tampangnya ‘kan tampan, ditambah lagi udah kelihatan tajirnya. Banyak cewek pedekate sama dia sebenarnya. Tapi, Yuda menjauhi dan cuek gitu. Padahal sering dibawain makanan enak ke kost, lho.”“Wah, seneng kamu dong. Lex!” kelakar Fani.“Aku juga kehilangan dia, Fan. Di

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Bagian 92

    Kehilangan Yuda, adalah hal yang terasa berat di hati Fani. Kini, diakuinya kalau sebenarnya, pemuda itu memiliki tempat yang spesial dalam hati. Hanya saja, selama ini tidak ia rasa karena terbiasa bersama. Seakan menganggap jika Yuda biasa saja. Ketika ia tak lagi ada di sisinya, terasa ada banyak hal yang berbeda.Ada ruang yang hampa yang seringkali membuat dadanya sesak bila mengingat sosok pemuda berhidung bangir itu. Hari-hari terakhir Fani di kampus, ia lalui dengan rasa yang sepi. Pada akhirnya, dia merasa bahwa kehadiran Yuda begitu penting dalam hidupnya yang tidak pernah dekat dengan lelaki manapun.*Hari yang dinanti Fani dan teman-temannya pun telah tiba. Sedari pagi, gadis itu sudah bersiap dirias oleh perias yang dipanggil ke kost. Sedianya akan menggunakan jasa salah satu teman yang mengambil jurusan tata rias. Namun, karena belum terlalu mahir maka memilih yang sudah berpengelaman.

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Bagian 93

    Mobil yang dikendarai Yuda memasuki dereta parkir yang sudah mulai memanjang. Sebelumnya Fani telah menghubungi Nia, sehingga, langsung menuju tempat yang dekat dengan mobil Irsya.Saat Fani turun, ia melihat kedua keponakannya telah berada di sana. Juga keluarganya. Irsya terlihat menelisik dengan pandangan, kendaraan yang dibawa oleh teman adik iparnya itu. Ia yang paham harga mobil langsung tahu, bahwa pemuda yang bersama Fani tidak berasal dari keluarga sembarangan.Yuda membukakan pintu untuk gadis yang sangat dipuja itu.“Silakan, calon Nyonya Yuda,” ucap Yuda, membuat pipi Fani bersemu merah. Di tangannya masih membawa bunga yang diberikan oleh pemuda kaya itu.“Tante!” seru Dinta dan berlari kea rah Fani. “Tante cantik sekali,” puji Dinta.“Oh, terima kasih, keponakan Tante yang cantik. Kita emang sama-sama cantik,” jawab Fa

Bab terbaru

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   ENDING

    Sampai pembicaraan itu, Arya paham mengapa Mahira sering berada di bar. Rasa bersalahnya kian besar pada gadis itu. Dan bertekad akan menikahi Mahira setelah urusan perceraian dengan Sheren selesai. “Papanya sudah menikah, Bik?” “Belum. Entahlah, bapak memilih sering di Malaysia untuk urusan bisnisnya sejak cerai dengan ibu. Kasihan Mbak Mahira hidup hanya dengan saya. Itu sebabnya, dia memilih keluar kuliah.” Arya sangat paham, luka hati apa seperti apa yang dirasakan gadis itu. Pantas saja, mencoba mencari pelarian. Beruntung, Mahira bertemu dengan wanita baik yang selalu mencegahnya melakukan semua itu. Pikir Arya. ‘Ah, lagi-lagi, aku harus belajar banyak hal dari orang-orang yang aku anggap buruk.’ Batin Arya bergumam. Sebuah mobil berwarna putih memasuki halam rumah. Sorot lampunya mengenai wajah Arya. Mahira tertegun melihat seseorang yang sangat ia kenal berada di rumahnya. “Pasti Tante Lisa yang kasih tahu,” dengkusnya kesal. Dengan cepat ia turun. Arya pun tidak kalah k

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   ENDING

    Wanita itu belum mau menjawab. Terkadang, sorot mata bimbang diberikan saat menatap Arya.“Tolong katakan! Dimana Mahira saat ini,” desak Arya.“Kamu orang yang terhormat! Tapi, jangan selalu memandang kaum sepertiku dengan sebelah mata dan berpandangan buruk atas kami semua. Tidak semua yang berada di sini itu bahagia melakukan pekerjaan ataupun kebiasaan mereka. Bahkan, banyak diantaranya yang harus menyembunyikan tangisan setelah tertawa. Mahira sudah lama ingin menjadi anak yang rusak. Sepertinya, ia pada akhirnya memilihmu untuk hal ini. Karena merasa memberikan sesuatu yang paling berharga dari seorang wanita, kepada orang yang terhormat seperti kamu. Jika kamu memang se-terhormat itu maka, tanggung jawablah pada apa yang sudah kamu perbuat.” Selesai berkata demikian, wanita yang tidak Arya ketahui namanya itu mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu. “Datanglah ke rumah ini. Semoga kamu tidak terlambat sampai sana,” ucapnya lagi seraya mengulurkan sebuah kertas.“Terima

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   MENUJU ENDING

    “Sheren, hari ini aku ingin menjatuhkan talak pada kamu. Dan mulai hari ini, aku tidak akan menganggapmu sebagai istriku lagi,” ucap Arya lantang dan asal. Ia sudah lelah dengan semua yang terjadi.Setelahnya, pria itu berbalik pergi dan enggan untuk tahu tentang yang terjadi di rumah itu lagi.Di perjalanan pulang, emosinya masih meledak-ledak. Namun, satu hal yang ia syukuri, karena kini, dirinya bebas untuk meninggalkan Sheren. Perasaan lega sedikit terbit di hatinya.***“Jadi yang terjadi seperti itu?” tanya Hamdan ketika Arya telah selesai menceritakan apa yang baru saja diketahuinya. Ia langsung pulang dan urung mencari Mahira.“Iya, Pak. Makanya, kita sekarang tidak usah lagi berhubungan dengan Pak Sandi. Bapak keluar saja dari kantornya. Nanti, aku bantu buat CV kecil-kecilan bila Bapak masih ingin tetap menggeluti dunia itu.”“Tidak, Ya. Bapak ingin buat toko bangunan saja. Sudah pusing dengan rebutan tender. Bapak kenal banyak mandor. Dan juga relasi yang bisa ditawari untu

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   MENUJU ENDING

    “Seharusnya, sebuah pernikahan itu terjadi karena sepasang lelaki dan wanita saling mencintai. Karena menjalin rumah tangga harus didasari oleh rasa cinta. Jika salah satu pihak terpaksa dengan itu, maka yang akan terjadi adalah keduanya saling tersakiti. Seperti saat ini. Pernikahan itu selamanya akan kita jalani, menikahlah dengan orang yang mencintaimu, Sheren. Itu yang selalu aku ucapkan sejak dulu. Aku mencoba menuruti apa yang kamu paksakan. Dan nyatanya, inilah hasilnya. Kami saling tersakiti,” jawab Arya tanpa rasa takut dan ragu. Ia lalu mengeluarkan sebuah buku tabungan beserta ATM. “Ambillah, pak Sandi. Titip buat Ibu. Sebagai balas jasa atas semuanya. Ini kunci mobil saya. Jika saya hitung, jumlahnya lebih dari apa yang Bapak berikan untuk kakak saya saat itu. Itu sudah saya hitung dengan nilai uang sekarang. Mengenai biaya kuliah saya, bapak saya bekerja pada Anda. Bukan meminta secara Cuma-Cuma. Jadi, tidak etis rasanya bila hal tersebut ikut diungkit. Namun, apabila Ibu

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Part 10

    Arya lalu meninggalkan beberapa lembar uang di mejanya. Ia masih memiliki nomor Mahira. Mudah untuknya menemukan gadis itu lain waktu.Aku akan bertanggung jawab.Bunyi pesan yang dikirimkan Arya untuk Mahira.Sampai di rumahnya, ternyata Sandi sudah berada di sana dan terlihat habis membahas sesuatu penting dengan Hamdan. Tidak ketinggalan, Sasmita juga duduk di samping sang suami dengan raut wajah marah.Arya duduk dan langsung berbicara sebagai seorang yang ksatria. “Saya tahu, apa yang Pak Sandi bahas dengan bapak saya. Sejak awal semua keluarga inti kita sudah tahu, jika saya tidak menghendaki pernikahan ini. Maaf, Pak Sandi, dengan semua hal yang terjadi, termasuk kemewahan di pesta pernikahan kami, saya merasa sangat tersiksa. Tidak ada bahagia sama sekali. Jika saat ini saya harus memilih, silakan ambil yang ingin Bapak ambil dari keluarga saya. Asalkan saya bisa bebas dengan semua ini. Kami memang tidak sepadan dengan keluarga Anda. Seharusnya, pernikahan ini tidak akan perna

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Part 9

    Mahira mengekor saja. Ia menjaga jarak dari Arya setelah sebelumnya bertukar nomor ponsel. Saat Arya menyalakan benda pipihnya, puluhan pesan dikirimkan Sheren. Namun, tidak dibaca sama sekali. Dirinya hanya menghidupkan ponsel untuk menyimpan nomor Mahira.“Kamu cari tempat lain dulu. Nanti, aku akan mengirimkan nomer kamar,” ujar ARya.‘Masalah CCTV, aku bisa menyelesaikan setelah ini jika itu berbahaya,’ gumam Arya dalam hati.“Kenapa mengajak aku? Bukankah Anda baru saja menikah, Pak Dosen?” tanya Mahira sopan.Dalam hati Arya bingung, mengapa perempuan itu bisa bersikap demikian, padahal Mahira seorang wanita nakal.“Aku tidak mencintai wanita yang kunikahi. Ia memaksa dan mengancam banyak hal, sehingga aku lelah membantah. Malam itu, malam dimana aku bersamamu, aku sedang frustasi. Karena dia benar-benar tidak mau menerima keputusanku untuk membatalkan rencana pernikahan. Dan kini, aku benar-benar merasa sudah tahan ….” Arya mulai bercerita.“Kalian pasangan yang serasi. Istri A

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Part 8

    Dengan canggung, Arya menghadapi tamunya. Basa-basi menawarkan minum yang ia lakukan, hanya diabaikan saja oleh Sasmita.“Arya, kami mengikuti keinginan Sheren menikah dengan kamu, menghabiskan banyak uang. Dan kamu hanya menjadikan pernikahan ini sebagai lelucon, begitu?” tanya Sasmita gerap. Napasnya tersengal menahan emosi. “Andaikan kami membebankan semua biaya pesta pada kalian, sudah pasti kalian akan sangat keberatan,” sambungnya lagi.Arya tertunduk di hadapan Sasmita. Bibirnya tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Lebih tepatnya, ia memilih diam.Sasmita masih terus mengungkit banyak hal. Hingga sebuah kalimat menyakitkan yang diucapkannya, menjadi titik terakhir kesabaran Arya.“Jika bukan karena kami, kalian tidak akan menjadi orang terhormat. Ingat, ya, Arya! Bahkan, baju dalam yang kamu kenakan saat ini, itu semua berkat bantuan kami. Gaji enak dan posisi kamu menjadi dosen, itu tidak akan pernah kamu rasakan bila kami tidak mengulurkan bantuan pekerjaan pada bapakmu.

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Part 7

    Sheren masih terbaring di atas kasur, saat Arya berpamitan pulang ke rumahnya. Ia membuka ponsel dan mengamati foto mereka berdua saat hari pertunangan. Di sana, Arya masih tersenyum pada kamera.“Semuanya gara-gara kamu, Fani. Jika Mas Arya tidak bertemu dengan kamu, maka dia tidak akan berpaling dari aku,” ujar Sheren geram. “Dan sekarang, kamu enak-enakan sudah hidup berbahagia dengan orang lain,” lanjutnya.Ia masih terngiang ucapan Arya tentang pilihan lebih baik dipenjara. Kini, Sheren seolah tidak memiliki senjata apapun untuk bisa membuat Arya membuka hatinya.“Sheren ….”Panggilan dari seseorang membuatnya bangun. “Mama …,” sapanya sambil cepat-cepat mengusap mata yang sembab.“Kamu menangis? Apa Arya melakukan sesuatu sama kamu?” tanya wanita bernama Sasmita khawatir.“Tidak, Mama ….” Sheren berusaha menutupi.“Lalu karena apa? Mama tidak pernah melihat kamu menangis seperti ini. Bahkan, setetes air mata tidak pernah jatuh di pipimu karena ulah mama dan papa. Mama yakin, ini

  • BALADA CINTA FANI (Sekuel Nafkah Lima Belas Ribu)   Part 6

    “Apa lagi? Mau yang kedua kalinya? Maaf, aku sudah berselera melakukan hal itu lagi,” jawab Mahira.“Sebenarnya kamu siapa?” tanya Arya penuh kebodohan.“Aku Mahira. Aku penunggu bar. Anggap saja seperti itu,” jawab Mahira lalu melangkah cepat pergi.Arya menghabiskan waktu dengan tidur di kamar hotel hingga malam tiba. Panggilan telepon berkali-kali dari Sheren tak membuatnya bangun dari lelapnya.Dan saat ia terjaga, Arya berada dalam kebimbangan hati. Satu sisi ia sadar telah menjadi suami Sheren dan harus melakukan kewajiban sebagaimana mestinya. Sisi lain , tak ada hasrat untuk hanya sekadar mendekati wanita yang memiliki paras hampir sempurna itu.Ketika sampai kediaman keluarga Sheren, semua orang telah terlelap. Hanya pembantu yang masih menunggunya pulang. “Mbak Sheren baru saja masuk kamar, Mas. Sebenarnya ingin menunggu Mas Arya lebih lama lagi. Tapi, ketiduran. Terus saya suruh beliau ke kamar saja, saya yang menunggu Mas Arya,” ucap wanita berumur tiga puluh lima tahun ya

DMCA.com Protection Status