Seiring perjalanannya di kota yang asing, Adrien terus mencari tahu dan akhirnya memperoleh kesimpulan bahwa ia sedang berada di dunia lain yang persis sama seperti dunianya. Meskipun kenyataan itu memicu ketertarikan dan rasa penasarannya, tapi kesadaran bahwa ia sudah terlalu lama meninggalkan Eislyn sendirian, membuat Adrien semakin tergesa untuk kembali.
Begitu Adrien mencapai beberapa rumah penduduk untuk bertanya tentang tempat yang membawanya ke sana dan caranya untuk kembali ke dunianya, ia tidak sengaja melihat sebuah berita yang tayang di televisi salah satu rumah. Berita tentang beberapa tokoh publik yang terkena penyakit mematikan tapi berhasil bertahan setelah obatnya ditemukan, salah satunya p
Adrien tidak bisa pulih dari rasa kehilangannya atas kepergian Eislyn yang tiba-tiba tanpa tahu kemana –karena Leane dan Derin tidak ingin mengatakan itu padanya.“Kita tidak bisa berbuat apapun, Adrien.. Tempat itu tidak bisa didatangi siapapun..” ujar Derin, berusaha menenangkan Adrien yang masih terus mendesak mereka untuk mengatakan semua yang mereka ketahui tentang portal dan keberadaan Eislyn.“MENGAPA TIDAK BISA???! MENGAPA?!” Adrien kembali berteriak, padahal suaranya sudah begitu serak setelah beberapa jam meraung, tidak merelakan hilangny
Keesokan hari..Ethan sudah kembali ke Kota Trevin setelah mencari Profesor Elan dan Leane seharian di Kota Baylee. Ia tidak bisa menemukan siapapun dan alasan mengapa mereka mendadak menghilang tanpa memberikan kabar. Dengan perasaan khawatir bahwa mereka mungkin dalam bahaya lagi, Ethan berusaha menemui Demios secara langsung karena ia pikir hanya Demios yang bisa menempatkan mereka dalam bahaya.Kayla dan Rovin yang sudah menunggu Ethan kembali dari Kota Baylee, segera mencecar Ethan dengan pertanyaan tentang Profesor Elan. Namun, raut wajah Ethan yang geram membuat mereka sadar bahwa ada sesuat
“Bukankah itu Aelin? Mengapa ia pergi begitu saja? Lalu, mobil siapa yang ia pakai?” tanya Kayla, berturut-turut.Ethan mendengus. “Apa kau tidak mengenal sahabatmu sendiri? Bagaimana bisa kau berpikir dia adalah Aelin?”Kayla mengedipkan matanya dan mendadak terbelalak. “Ah! Itu kembaran Aelin rupanya!”Ethan menggeleng-gelengkan kepala diikuti tawa kecil Kayla yang tampak malu dengan ketidaktahuannya. Sementar
Pesta di mulai dengan pidato Darren sebagai Walikota Trevin yang baru.“Terima kasih atas kehadiran semua tamu undangan pada peresmian obat untuk wabah halusinasi yang telah melanda kota kita tercinta ini. Di tengah kekhawatiran masyarakat dengan masalah wabah halusinasi yang terus memakan banyak korban ini, kami sebagai pengabdi masyarakat di pemerintah, berusaha menenangkan masyarakat dengan peresmian obat yang ditunggu semua pihak. Obat-obat ini sudah diuji secara klinis dengan hasil yang memuaskan, di mana lebih dari 90 persen pasien yang terjangkit wabah halusinasi, sudah sembuh berkat obat ini. Dengan begitu, diharapkan keberadaan obat ini bisa mencegah dan bahkan menghentikan wabah halusinasi ya
Ethan masih berkutat dengan pikirannya tentang apa yang sebenarnya hendak dilakukan Demios, dengan menyembunyikan secara apik tempat ia dan anak buahnya berada. Namun, saat ia masih belum mendapat jawaban, ia justru mendapat kejutan yang selama ini ia tunggu.“Profesor Elan!” Setelah berminggu-minggu Ethan tidak mengetahui kabar dari Profesor Elan, telepon portal yang selalu disimpan di ruang tengah gubuk tempat mereka sembunyi sebagai ancang-ancang jika Profesor Elan menghubungi, akhirnya menerima pesan masuk yang tidak asing. S.O.S.
Ethan dan Aelin tidak menyangka dengan ‘cerita’ karangan yang disebarkan berita tersebut. Bagaimana bisa Ethan tiba-tiba menjadi anak angkat Demios.. tidak.. Paman Rovin?Di berita tersebut, Ethan diceritakan sebagai anak hilang yang dipungut Paman Rovin saat kecil untuk menjadi saudara Darren, lalu saat dewasa Ethan berubah menjadi terobsesi pada Darren hingga melakukan prosedur operasi plastik agar wajahnya mirip dengan Darren. Paman Rovin diceritakan sudah terlanjur menyayangi Ethan sehingga tidak ingin mengungkapkan hal itu demi melindungi Ethan, meskipun akhirnya ia memutuskan untuk mengungkap semuanya karena Darren sebagai anak kandungnya sudah terlalu banyak terluka karena Ethan.
Eritrea sebagai negara kecil namun maju, untuk pertama kalinya mengalami krisis yang berasal dari teror wabah halusinasi yang menjangkit kota-kota besar di sana. Dengan jumlah penduduk berkisar 3 juta orang yang terbagi dalam 15 kota dan luas negara yang kurang dari 600 kilometer persegi, masyarakat semakin mudah bersatu untuk menggaungkan tuntutan terhadap pemerintah. Terutama karena baru 15 tahun Eritrea berganti sistem pemerintah dari monarki menjadi republik, sehingga partisipasi masyarakat masih sangat aktif termasuk di tengah krisis yang menimpa mereka saat ini.Di tengah keberhasilan Demios yang berpura-pura sebagai Rovin, lalu menipu masyarakat seolah wabah halusinasi itu berhasil teratasi olehnya, dorongan dari masyarakat untuk Demios agar menjadi presiden Eritrea berikutnya pun semakin kuat. Alhasil, Demios sebagai Rovin benar-benar mencalonkan dirinya sendiri sebagai presiden untuk negara kecil yang masih beradaptasi dengan sistem pemerintahan baru tersebut.Dalam waktu sat
“Apa kau baru saja mengumpat, Ethan?!” tanya Kayla tidak percaya mendengar umpatan dari mulut pria yang tak banyak bicara itu.Ethan tiba-tiba menjadi bingung. “Tidak.. tidak..”Saat Ethan masih menyusun kata-kata yang hendak ia lontarkan, Aelin menyela. “Skopolamin?”Kayla dan Rovin beralih memandang Aelin, diikuti Ethan yang mengangguk kecil.“Apa itu?” Kayla tidak mengerti.“Skopolamin..” Rovin bergumam. “Obat yang memiliki efek halusinogen..”“Halusinogen?” Kayla mulai teringat sesuatu. “Halusinogen lagi?”“Ya.. tapi jika Demios ingin mengendalikan seseorang, obat yang paling ampuh adalah skopolamin atau di dunia narkoba disebut nafas setan..” jelas Ethan akhirnya, sambil memperlihatkan hasil penelusurannya di internet.Rovin membaca dengan seksama artikel ilmiah yang berhasil ditemukan Ethan. Rovin yang 25 tahun lalu berkuliah di jurusan kimia –meskipun akhirnya bekerja di bidang lain, membenarkan informasi tersebut berdasarkan pengetahuannya.“Bagaimana bisa obat itu mengendalik
“Ethan.. kita belum memulai proyek kita untuk membuat orang-orang tidak penasaran dengan portal..” ucap Aelin, mengingatkan Ethan tentang rencananya beberapa bulan lalu.“Hmm.. Tapi bagaimana cara kita memulainya?” tanya Ethan bingung.“Kalau tentang ceritamu, sebenarnya aku sudah tahu, jadi aku tidak perlu bertanya lagi. Tapi.. mungkin akan lebih menarik kalau aku menuliskan cerita-cerita lain, seperti antologi cerpen. Bagaimana?”“Cerita apa?” Ethan mulai lebih tertarik.“Cerita yang aku dengar dari Aelin.. tidak.. maksudku, Helena..”Ethan mengernyit. Ia memang tahu bahwa selama 3 bulan Aelin tidak bertemu dengannya, selama itu juga ia terus berkomunikasi dengan Aelin yang pernah meminjam tubuhnya dan telah hidup sebagai Helena atau Nevaeh. Mungkin saat itulah Aelin mendengar cerita yang sekarang ingin ia tuliskan, sebagai cara meredam rasa penasaran masyarakat dunia tentang keberadaan portal yang dibongkar Demios tahun lalu.“Ada cerita tentang orang yang pergi ke dunia sebe
“Ethan..” lirih seorang wanita, dengan kedua mata tertutup di tempat tidur yang gelap, sebelum ia terbangun dengan teriakan, “TIDAK!”Wanita itu terdiam selama beberapa saat di atas tempat tidurnya. Ia bisa merasakan air yang membasahi wajahnya, tanpa ia tahu mengapa, karena ia sudah tidak mengingat apa yang membuatnya mengeluarkan air mata di atas tempat tidurnya pada pukul 3 pagi itu.Wanita itu mulai menatap kosong keluar jendela yang tirainya sedikit terbuka. Bulan pernama menyinari langit di luar rumahnya, menampilkan seseorang yang mematung sama seperti dirinya. Seorang pria di seberang rumahnya.Pria itu tersenyum dan seketika wanita itu sadar bahwa ia melihat pria itu dalam mimpinya, termasuk mimpinya yang tidak bisa ia ingat malam ini. Pria asing yang ia tidak kenal, tapi memberinya perasaan kehilangan yang besar, seolah ia adalah seseorang yang berarti untuknya, walau ia yakin ia tidak pernah bertemu dengan pria itu dalam hidupnya hingga saat ini.Jadi..“Siapa dia?
Ethan tercengang.Aelin yang tampaknya sudah memperkirakan reaksi Ethan, segera membawa Ethan untuk kembali duduk dan menjelaskan apa maksud dari semua itu.“Aku berencana mengatakan tentang ini nanti saat aku yakin kau tidak lagi tersakiti oleh Aelin yang meminjam tubuhku..”Ethan menelan ludah, berusaha menyiapkan diri untuk apa yang harus ia dengar sekarang.“Kalung ini memang dari Aelin dan ia memberikannya padaku melalui ibuku, karena ia ingin menjelaskan padaku apa yang ingin aku tahu..”“Apa maksudnya?” Ethan tidak mengerti.“Kalung ini bisa membuatku berkomunikasi dengan Aelin di Avesphere, tapi.. hanya aku yang bisa melakukannya, karena kalung ini berisi cermin diri yang dibuat dari sisa jiwa Aelin, jadi hanya aku yang merupakan dirinya di masa kini yang bisa berkomunikasi dengannya..”Ethan yang sempat senang, karena berpikir ia memiliki kesempatan untuk berbicara lagi dengan Aelin yang ia rindukan, harus kembali merasa kecewa.“Aelin menjelaskan semuanya padaku, ter
Setelah tiga bulan berada di Desa Jalen, Ethan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Kota Baylee. Hati Ethan sudah tidak seberat tiga bulan lalu, walau masih ada sisa-sisa ingatan tentang Aelin yang mengganggunya.“Bagaimana selama tinggal di sana? Apa menyenangkan?” tanya Ibu Ethan begitu anaknya selesai merapikan barang-barangnya kembali di kamar.“Ya.. cukup menyenangkan. Pemandangannya benar-benar indah dan menyegarkan, masih sama seperti dulu saat aku kecil sering bermain di sana, Ibu..” jawab Ethan dengan lembut sambil merangkul ibunya. Tiga bulan berpisah dari orang tuanya yang baru kembali setelah 15 tahun, tentu membuat Ethan tanpa sadar ingin menempel pada orang tuanya itu.“Oh ya, ibu dengar dari Leane kalau kau memutuskan membantu Aelin untuk beradaptasi. Apa kau tidak apa-apa dengan itu, Nak?” tanya Ibu Ethan, masih terdengar khawatir mengingat alasan anaknya pergi ke Desa Jalen selama 3 bulan adalah untuk melupakan Aelin yang meminjam tubuh wanita yang akan dibantu
“A-apa yang kau lakukan.. di sini?” tanya Ethan, masih terkejut dengan kedatangan Aelin ke perkebunan teh di Desa Jalen tempatnya bekerja. ‘Bagaimana caranya ia tahu aku ada di sini? Untuk apa juga ia ada di sini?’ Pikir Ethan di dalam hatinya.“Siapa itu Paman? Apa dia pacar Paman yang dari kota?” tanya Keisya pada Ethan, cucu kedua Paman Tyler yang paling cerewet.Kebetulan hari itu Keisya dan kedua saudaranya sedang bermain lagi di perkebunan teh keluarga mereka. Tentu saja ada Paman Tyler serta anak dan menantunya di rumah kecil tempat Ethan tinggal selama hampir 3 bulan ini.“Halo..?” Aelin menyapa Keisya dan kedua saudaranya dengan ramah sambil memberikan beberapa bingkisan makanan. Tak lupa ia juga menyapa Paman Tyler dan keluarganya, membuat Ethan semakin tidak mengerti maksud kedatangan wanita yang ia tahu bukan wanita pemilik hatinya.“Maaf menganggu kegiatan kalian.. Tapi, bisakah aku berbicara dengan Ethan sebentar?” tanya Aelin, setelah selesai memperkenalkan diri s
Ethan sedang berada di kamarnya, merenung. Hatinya sudah tak karuan sejak beberapa hari lalu, ketika Aelin yang dia cintai sudah pergi meninggalkannya ke Avesphere untuk mengakhiri tugasnya sendiri sebagai Nevaeh, sang pemimpin Aeris.‘Kenapa dia tidak bisa tetap tinggal di sini lebih lama lagi?’ Ethan tidak bisa menghentikan perasaannya yang sangat kehilangan itu.Selama beberapa bulan ia bertarung melawan Demios hingga mengakhirinya dua minggu lalu, ia pikir ia akan bisa mendapatkan kehidupannya lagi yang utuh tanpa ketakutan bahwa dunia akan hancur karena ulah seseorang. Namun, ia memang berhasil menyelamatkan dunia tempatnya tinggal, tapi ia tidak bisa bersama dengan orang-orang yang ia inginkan. Semua temannya, orang yang diam-diam selalu menjaganya dan orang yang ia cintai, semua tidak ada lagi di dunia Ethan sekarang. Padahal, Ethan sudah bertemu kembali dengan kedua orang tuanya yang selalu ia rindukan selama 15 tahun ini. Sayangnya, ia juga jadi kehilangan banyak hal ya
“Nyonya Helena, apa kau..?” Pertanyaan Ethan ketika ia berhasil membawa Aelin keluar dari Osiris ke jembatan portal.Helena saat itu berada di menara jam besar dan ia hanya berkata, “Sampai bertemu lagi, Ethan..”Tanpa menjelaskan apapun, Helena mengirim cahayanya kepada Ethan untuk membuatnya mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Ethan pun akhirnya tahu bahwa saat Aelin-nya terjatuh dari jembatan portal, cahaya Aeris miliki Ethan membawa jiwa Aelin ke Avesphere. Jiwa Aelin yang tak memiliki raga itu pun bertemu dengan Revan di sana.“Nona Aelin, bagaimana kau bisa..?” Revan terkejut dengan kehadiran jiwa Aelin, jiwa tanpa raga yang berasal dari Geae di Avesphere. “Tuan Revan, sudah lama tidak bertemu..” ucap Aelin, semakin mengejutkan Revan dan Rigel yang juga berada di sana.“Kau..”“Ya..” Aelin mengangguk. “Berkat cahaya Aeris dari Ethan, selain berhasil menyelamatkanku dari Osiris, cahaya itu juga membangkitkan energi Aeris dalam diriku dan ingatanku tentang masa laluku se
Avesphere, Tahun 1997 – 23 Tahun Lalu..“Apa kau sudah mendapat persetujuan dari Yesha untuk membiarkan Eislyn bereinkarnasi di tubuhnya?” tanya Revan pada Helena yang ia minta untuk berkomunikasi dengan Yesha di tahun 2023.Yesha di tahun 2023 sudah menjadi Aeris bersama Ethan dan Kayla. Mereka juga sudah menjalankan tugas untuk mengunci portal, meskipun tetap tidak bisa menghentikan Demios yang akhirnya kabur dari Nyxsphere ke tahun 2005 melalui portal waktu.Kini, di tahun 1997 saat Yesha akan lahir ke dunia, Revan atas perintah Evren harus mereinkarnasi Eislyn ke dalam tubuh Yesha di masa tempat Demios kabur, guna menghentikan Demios memasuki Osiris melalui Yesha yang seorang Aeris sekaligus orang yang memiliki jiwa wanita yang dicintai Demios.“Sudah, Tuan Revan dan Yesha mengizinkan hal itu selama bisa mencegah kejahatan Demios yang lebih besar lagi..” jelas Helena, membuat senyum merekah di wajah Revan.“Baiklah..” Revan kemudian melirik ke arah Rigel yang juga ada di sana
“Ya! Kami baik-baik saja di sini! Kalian bagaimana? Apa kalian ada di Gunung Zyn sekarang? Kita juga ada di sini!” jawab Kayla bersemangat, meskipun sedikit sedih karena jika portal masih terbuka, maka mereka bisa bertemu tatap muka sekarang.“Kami baik-baik juga dan kami ada di Gunung Zyn. Sayangnya, kita tidak bisa bertemu lagi ya Kayla..” Aelin yang menjawab.Aelin berjalan menuju salah satu pohon yang paling dekat dengan posisi tempat portal seharusnya ada, tanpa kehilangan sinyal Evren yang menjadi penghubung telepon portal mereka dengan dunia seberang. Ethan berjalan mengekori dan mereka berdua pun duduk di bawah pohon untuk berkomunikasi dengan lebih nyaman.“Benar!” Kayla sudah membalas dengan suara nyaringnya lagi.“Oh ya, bagaimana dengan Profesor Elan? Apa ia ada di sana? Karena aku tidak bisa menemukannya di sini?”Pertanyaan Ethan seketika membuat semua orang hening.Di seberang sana, Kayla dan keempat orang lainnya saling berpandangan, mengisyaratkan pertanyaan yan