Ketika ia tiba, Sharon memperhatikan tempat ini bahkan lebih dijaga ketat daripada yang lain.Ia tidak bisa mengerti. Bahkan jika Tuan Henry memiliki kasus insomnia yang serius, atau jika ia entah bagaimana cacat, tidak perlu menugaskan begitu banyak tentara bersenjata untuk menjaganya, bukan?Situasi ini tampak sedikit seperti ia mengunjungi seorang tahanan. Tidak mungkin Tuan Henry tinggal di rumah setiap hari dan tidak pernah keluar rumah, bukan?Setelah kepala pelayan membawanya ke sini, orang yang menyambutnya di pintu adalah Jesse.Selanjutnya, giliran Jesse untuk memimpin jalan untuknya. Kepala pelayan berbalik dan menyibukkan diri dengan hal-hal lain.Ini adalah daerah terpisah. Bagian dalamnya juga seperti istana mini.Berjalan melalui koridor panjang yang megah dengan banyak tikungan dan belokan, ia merasa warna emas ini membuat kepalanya berputar dan matanya kabur.“Nona Newton, suasana hati Tuan Henry selalu nggak stabil. Nona Tammy kami harus bujuk dia untuk waktu y
'Suara Tuan Henry ini... kenapa terdengar begitu familiar?'Bagian yang paling aneh adalah suara itu membuatnya ingin pergi untuk melihat wajahnya dengan lebih jelas tanpa sadar.Ia baru saja mengambil langkah pertamanya dan lengannya digenggam oleh Tammy dan ia berputar untuk menyesuaikan dengan tatapan penasaran Tammy dan tiba-tiba tersentak.'Ini mengerikan. Apa yang Sharon lakukan?''Aku kebetulan mendengar suaranya, kenapa aku mulai melakukan hal-hal yang nggak bisa aku kendalikan?'Itu karena ia mendengar dari Jesse Tuan Henry memiliki emosi yang tidak stabil. Jadi, pada saat itu, ia tidak berani berbicara begitu saja dan membiarkan Tammy mengaturnya.Setelah Tammy menghentikannya, hanya ia yang berjalan ke pria itu. Nada suaranya ketika berbicara dengannya jauh lebih lembut dibandingkan ketika ia berbicara dengan orang-orang di sekitarnya. "Kenapa kamu bangun? Apa karena kami ganggu kamu?""Nggak." Suara pria itu masih sangat dalam dan serak.Tammy datang ke depan dan se
Sharon telah kehilangan ketenangannya dua kali dan itu membuat Tammy menatapnya dengan tatapan bingung. Segera, Sharon menahan semua emosinya.Ia meringkuk bibirnya dan mengungkapkan senyum kepada Tuan Henry. "Senang bertemu dengan anda, aku Sienna Newton."Henry tidak berbicara sepatah kata pun dan hanya menatapnya dengan mata dinginnya, yang sangat menakutkan.Tammy tidak melihat perilaku aneh dari Henry dan ingin mengatakan sesuatu, "Henry, dia ...""Pergi!" Henry tiba-tiba menyela Tammy dengan nada agresif dan dingin. Namun, tatapannya tetap pada Sharon."Pergi! Pergi dari sini segera! Suruh dia pergi dari sini! Aku nggak mau dia muncul di depanku lagi!" Henry, yang masih sangat tenang sebelumnya, mulai mengamuk pada Sharon pada saat itu.Sharon bingung. Sharon belum memicu Henry namun Henry menunjukkan sikap galak padanya sekarang. Mereka yang tidak sadar akan berpikir Sharon telah menyinggung perasaannya.Sharon akhirnya mengerti apa yang Jesse coba katakan tentang Henry y
Sharon menenangkan emosinya dan berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, tapi... emosinya berubah terlalu drastis. Apa kalian nggak mempertimbangkan untuk bawa dia ke psikiater?"Jesse menggelengkan kepalanya tak berdaya. "Nggak ada gunanya. Nona Tammy sebelumnya udah pekerjakan banyak psikiater terkenal untuknya. Dia ikutin rencana perawatan tapi nggak efektif sama sekali. Seiring berjalannya waktu, dia juga mulai nolak perawatan psikologis."'Dia nggak terima perawatan psikologis dan cuma bergantung pada wewangian yang aku buat... Ini terlalu sulit untuk ditangani.'"Anda harus kembali dan istirahat. Saya rasa Nona Tammy akan coba dan bicara sama dia. Saya rasa dia akan setuju untuk ketemu Anda lagi."Sharon merasakan sensasi mati rasa di kulit kepalanya. Kali ini, ialah yang tidak mau bertemu dengannya. Namun, demi mendapatkan berita tentang Simon, ia tidak punya pilihan selain melanjutkan kasus sulit ini."Kenapa kamu nggak kasih tau aku apa yang dia alami dan kenapa dia j
Tammy memandang Sharon tetapi menolak untuk memberitahunya."Aku nggak bisa kasih tau kamu."Mata Sharon menjadi redup. "Kenapa nggak? Bukannya kita udah sepakat aku akan datang ke Chester Manor untuk bantu Henry buat wewangian dan kamu akan kasih tau aku keberadaan pemilik cincin kawin itu?""Iya, aku emang janji padamu tapi dengan syarat kamu udah membuat wewangian untuk Henry dan memperbaiki tidur dia. Tapi kamu nggak melakukan apa-apa. Jadi, aku nggak berkewajiban kasih tau kamu," kata Tammy sebagai sebenarnya."Kamu nggak rasional. Bukannya aku nolak bekerja untuk kamu. Kamu yang maksa aku untuk menghentikan pekerjaan aku." Sharon tidak bisa menahan diri untuk tidak marah. 'Dia nyalahin sekarang?''Sekarang aku yang dimainin sama mereka!'Tammy sudah frustasi dengan kondisi Henry. Ditambah dengan sifat buruknya karena diperlakukan seperti seorang putri sejak muda, sikapnya berubah menjadi buruk ketika ia ditanyai oleh Sharon.“Karena aku bisa mempekerjakanmu untuk datang ke
"Apa kamu yakin banget wewangian kamu akan efektif ke dia?" tanya Tammy.Sharon tahu Tammy mulai yakin dan segera berkata, "Karena botol wewangian dari sebelumnya, yang nggak dibuat khusus untuk dia, sudah efektif, aku percaya kalau aku buat satu khusus untuk dia, efeknya akan jauh lebih baik. "Tammy terdiam selama beberapa detik sambil menatap Sharon. Kemudian, ia tersenyum dingin. "Kamu benar-benar jago bicara. Tapi izinin aku ingatin kamu, hal-hal kayak gini nggak akan berhasil cuma dengan kata-kata kamu. Kalau hasil yang kami mau nggak tercapai, takutnya kamu nggak akan bisa hadapin konsekuensinya.”"Jadi maksudnya kamu akan kasih aku kesempatan?" Sharon tersenyum dan kemudian berkata, "kamu harus yakin kalau wewangian aku akan berguna." Sharon sangat percaya diri.Mungkin karena ia terpengaruh oleh kepercayaan diri Sharon, tapi Tammy berkata, "Bagus, kalau gitu aku akan kasih kamu kesempatan lagi. Sebaiknya kamu nggak kecewain aku. Atau, jangan datang ngeluh padaku karena ng
Pada akhirnya, Sharon masih bisa meyakinkan Tammy dan mengizinkan dia bertemu Henry lagi.Lagi pula, jika ia tidak bekerja sama dengan aromaterapi, itu akan sia-sia bahkan jika ia menciptakan wewangian yang paling cocok untuknya.Sharon memberi tahu Tammy jika ia gagal meyakinkannya, ia akan segera meninggalkan Chester Manor.Pada saat itu, Tammy secara pribadi membawanya ke tempat Henry menginap.Di pintu masuk ruangan, mereka berdua menghentikan langkah mereka."Nona Tammy, tolong tetap di sini. Biarin aku masuk sendiri." Sharon ingin menghadapi Henry sendirian dan membujuknya sendiri.Tammy masih belum yakin. "Kalau dia mulai ngamuk lagi dan nggak bisa berhenti, kamu harus langsung pergi!""Ngerti. Aku nggak akan buat dia marah lagi." Sharon cukup percaya diri."Aku akan tunggu kamu di sini. Hubungi aku segera kalau terjadi sesuatu." Tammy masih memasang ekspresi tegang.Sharon mengangguk. "Iya." Setelah mengatakan ini, ia berbalik dan mendorong pintu terbuka untuk masuk.
Semakin Henry ingin Sharon pergi, semakin Sharon ingin mendekatinya.Wajah Sharon tiba-tiba muncul di hadapannya. Aroma di tubuhnya tercium padanya dan seolah-olah Henry menjadi lebih gugup. Seluruh tubuhnya menjadi kaku. Dengan nafas berat, ia meraung, "Pergi! Pergi!"Sharon menggunakan kedua tangannya untuk menekan sandaran tangan di kedua sisi kursi rodanya seperti gangster yang mendominasi. Ia ingin mendekatinya dan melarangnya melarikan diri!Ia menatap matanya pada jarak yang begitu dekat. 'Sepasang mata gelap seperti elang ini terlihat mirip dengan mata Simon.'Ada saat singkat ketika ia linglung, tetapi segera, Sharon tersentak. Ia bisa melihat dari sorot matanya Henry benar-benar ingin ia segera pergi. Namun, itu bukan karena ia menyimpan dendam padanya. Henry hanya mencoba untuk menolaknya dan ingin ia pergi.“Tuan Henry, tolong tenang. Ayo kita bicara. Kalau kamu masih nggak mau terima terapiku setelah dengerin aku dan bersikeras untuk aku pergi, maka aku akan dengerin